hidremia cardiac output meningkat. Kerja jantung menjadi lebih ringan apabila viskositas darah rendah. Resistensi perifer berkurang pula, sehingga tekanan darah
tidak naik. Kedua, ketika perdarahan pada saat persalinan, banyaknya unsur besi yang hilang lebih sedikit dibandingkan dengan apabila darah itu tetap kental Wiknjosastro,
2007. Stadium awal anemia kehamilan umumnya tanpa gejala. Walaupun demikian,
dengan menurunnya konsentrasi hemoglobin, pasokan oksigen ke organ-organ vital menurun, dan ibu hamil mulai mengeluh tentang keluhan umum, mudah lelah, pusing
dan nyeri kepala. Kulit dan selaput lendir pucat, demikian juga pada dasar kuku dan lidah serta akan menjadi jelas jika konsentrasi hemoglobin turun menjadi 7g. Efek
kekurangan oksigen terhadap otot jantung, yaitu kemungkinan mengalami kegagalan total jika terjadi anemia berat. Kematian akibat anemia merupakan akibat kegagalan
jantung, shock, atau infeksi sebagai akibat menurunnya daya tahan tubuh Saifuddin, 2000.
2.2.3. Dampak Anemia pada Ibu Hamil
Anemia dalam kehamilan memberi pengaruh kurang baik bagi ibu, baik dalam kehamilan, persalinan, maupun dalam nifas dan masa selanjutnya. Pelbagai penyulit
dapat timbul akibat anemia seperti: abortus, partus prematurus, partus lama karena inertia uteri, perdarahan postpartum karena atonia uteri, syok, infeksi intrapartum dan
postpartum. Pada anemia yang sangat berat dengan Hb kurang dari 4 g100 ml dapat menyebabkan dekompensasi kordis. Juga terhadap hasil konsepsi anemia dalam
kehamilan memberi pengaruh kurang baik seperti: kematian mudigah, kematian
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
perinatal, prematuritas, dan cacat bawaan. Anemia dalam kehamilan merupakan sebab potensial morbiditas dan mortalitas ibu dan anak Wiknjosastro, 2007.
2.2.4. Faktor yang Memengaruhi Timbulnya Anemia
Secara umum, ada tiga penyebab anemia yaitu kehilangan darah secara kronis, ketidakcukupan asupan makanan dan penyerapan tidak adekuat, dan peningkatan
kebutuhan akan zat besi untuk pembentukan sel darah merah yang berlangsung pada masa pertumbuhan, masa pubertas, masa kehamilan, dan menyusui Arisman, 2009.
Penyebab tidak langsung dari anemia adalah status perempuan yang masih rendah di dalam keluarga. Di banyak masyarakat dunia sudah lazim bagi perempuan
dan anak perempuan makan setelah laki-laki dan anak laki-laki, sekalipun wanita tersebut sedang hamil atau menyusui. Mereka cenderung kekurangan makan yang
menjurus kepada anemia dan kekurangan gizi. Keguguran disebabkan oleh kekurangan makan, kerja keras dan kehamilan yang berulang-ulang dilihat sebagai
bagian normal dari keperempuanan Mosse, 1996. Sebab mendasar terjadinya anemia adalah pendidikan yang rendah, sehingga
pengetahuan dalam memilih bahan makanan yang bergizi juga rendah. Kelompok penduduk ekonomi rendah kurang mampu membeli makanan sumber zat besi karena
harganya relatif mahal. Adanya kepercayaan yang merugikan, seperti pantangan makanan tertentu, mengurangi makan setelah kehamilan trimester 3 agar bayinya
kecil sehingga mudah melahirkan Depkes RI, 1996.
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
2.2.5. Upaya Pencegahan dan Penanggulangan Anemia