tidak terdapat hubungan antara kondisi sarana saluran pembuangan air limbah dengan keluhan kesehatan diare pada masyarakat di sekitar sungai Deli.
4.4. Kualitas Air Sungai Deli
Objek penelitian diambil pada tanggal 31 Oktober 2012 pada pukl 09.00 WIB. Objek penelitian diambil pada tiga daerah sungai, yaitu pada hulu, tengah, dan hilir.
Hasil pemeriksaan laboratorium yang telah diperoleh, kemudian dibandingkan dengan baku mutu berdasarkan PP nomor 82 tahun 2001 tentang pengelolaan kualitas
air dan pengendalian pencemaran air, hasil tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 4.8. Hasil Pemeriksaan Kualitas Air Sungai Deli berdasarkan Parameter PP Nomor 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
Pengendalian Pencemaran Air Tahun 2011
Parameter Baku Mutu
PP RI No. 82 Tahun
2001 Satuan
Bagian Hulu Bagian Tengah
Bagian Hilir Kiri
Kanan Kiri
Kanan Kiri
Kanan Fisik
Suhu deviasi 3
ÂșC 26,1
26,2 26,0
26,2 26,1
26,1
Kimia
Nitrat 10
mgl 0,7
0,5 0,4
0,6 0,7
0,5 Selenium
0,01 mgl
0,00038 0,00041
0,00039 0,00042
0,00041 0,00043
Mikrobiol ogi
E. coli 100
jml100 ml
79 33
130 110
140 130
Catatan : = parameter melebihi baku mutu yang diizinkan Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa dari parameter yang dianalisis,ditemukan
parameter yang melebihi nilai baku mutu menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 Republik Indonesia tentang Pengelolaan Kualitas
Air dan Pengendalian Pencemaran Air, yaitu kadar E. Coli batas baku mutu =
Universitas Sumatera Utara
100100ml pada bagian tengah kiri 130100ml, tengah kanan 110100ml, hilir kiri 140100ml, dan hilir kanan 130100ml.
Universitas Sumatera Utara
BAB V PEMBAHASAN
5.1. Karakteristik Responden
Semua responden bekerja sebagai ibu rumah tangga. Sebagian besar responden memiliki tingkat pendidikan tamat SLTP. Bila dilihat dari tingkat
pendidikan, pengetahuan responden tergolong cukup rendah. Padahal, di dalam mengurus rumah tangga, ibu merupakan faktor dominan dalam menjaga
kebersihan dan kesehatan keluarga. Sehingga tingkat pendidikan yang rendah dapat memengaruhi kondisi kebersihan dan kesehatan keluarga.
Menurut Notoatmodjo 2003, tingkat pendidikan seseorang dapat meningkatkan pengetahuannya tentang kesehatan. Salah satu faktor yang
mempengaruhi pengetahuan seseorang adalah tingkat pendidikan. Pendidikan akan memberikan pengetahuan sehingga terjadi perubahan perilaku positif yang
meningkat. Menurut Widyastuti 2005, orang yang memiliki tingkat pendidikan lebih tinggi lebih berorientasi pada tindakan preventif, mengetahui lebih banyak
tentang masalah kesehatan dan memiliki status kesehatan yang lebih baik. Menurut hasil penelitian Amzal 2003, ibu dengan pendidikan rendah
memiliki proporsi yang lebih tinggi dari pada ibu dengan pendidikan tinggi berdasarkan tingkat kejadian diare di dalam keluarga. Hal ini sesuai dengan hasil
Universitas Sumatera Utara