ditimbulkan antara lain sebagai tempat perkembangbiakan vektor penyebar bibit penyakit, dari aspek estetika dapat menimbulkan bau yang tidak sedap dan
pandangan yang kurang menyenangkan baik bagi keluarga maupun masyarakat sekitarnya dan dapat menyebabkan kejadian penyakit seperti penyakit diare.
Sarana pembuangan sampah belum memenuhi syarat kesehatan. Sampah disimpan didalam rumah dengan menggunakan tong terbuka, setelah itu, sampah
cenderung langsung dibuang ke badan sungai, dan ada yang dibuang di depan rumah.
Pada badan sungai, juga terlihat sampah sampah terhanyut terbawa arus sungai, hal ini diduga bahwa masyarakat sekitar juga membuang sampah langsung
ke badan sungai.
5.3. Keluhan Kesehatan Diare Responden
Jika dilihat dari keluhan diare, responden yang menderita keluhan diare sebanyak 32 orang 54,2, dan yang tidak menderita sebanyak 27 orang 45,8.
Berdasarkan hasil wawancara didapatkan responden menemukan bahwa besar keluhan diare lebih dari 4 hari gejala diare yang didapatkan dan responden
mengalami gangguan perut yaitu mual dan muntah serta kurang gizi. Berdasarkan klasifikasi Depkes RI 2000, semua mengalami keluhan diare akut, dimana keluhan
berlangsung selama kurang dari 7 hari, namun keluhan tersebut dapat muncul lagi di kemudian hari. Keluhan yang dirasakan responden adalah lebih dari 3 kali
mengalami buang air besar dalam bentuk cair dalam 1 hari, selain itu, responden
Universitas Sumatera Utara
juga mengeluhkan muntah, dan demam. Berdasarkan hasil wawancara, responden cenderung memiliki anggota keluarga yang mengalami keluhan yang sama seperti
yang dikeluhkan oleh responden. 5.4. Hubungan Kondisi Sarana Air Bersih dengan Keluhan Kesehatan Diare
Hasil uji statistik Chi-square menunjukan nilai p = 0,024 p 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara kondisi sanitasi sarana air
bersih dengan keluhan kesehatan diare. Berdasarkan hasil wawancara, diketahui bahwa responden menggunakan air PAM untuk kebutuhan air minum dan masak,
tetapi untuk mencuci pakaian, mandi, dan mencuci peralatan makan, mereka masih menggunakan air sungai.
Menurut Simatupang 2003, sebagian besar diare disebabkan oleh bakteri yang ditularkan melalui cara oro-fekal. Salah satu media penyebaran penyakit diare
adalah air bersih yang digunakan oleh responden. Responden menggunakan air bersih yang berasal dari sumur gali, sumur bor, dan sungai untuk keperluan sehari-
hari tersebut, seperti mandi, mencuci, dan buang air besar. Hal ini berpotensi untuk menjadi media bagi penularan penyakit diare.
Berdasarkan hasil analisa laboratorium, ditemukan bahwa kadar e.coli dari bagian tengah dan bagian hilir yang telah melebihi baku mutu, yaitu melebihi
100100ml atau dengan kata lain dapat dikatakan bahwa air sungai Deli telah tercemar oleh kotoran manusia. Menurut Chandra 2006, air yang berasal dari
Universitas Sumatera Utara
sumber yang tidak memenuhi syarat kesehatan dapat menularkan penyakit dengan cara waterborne mechanism dan waterwashed mechanism. Salah satu penyakit yang
dapat ditularkan dengan cara ini adalah penyakit diare.
5.5. Hubungan Kondisi Sarana Jamban Keluarga dengan Keluhan Kesehatan Diare