Hubungan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Dengan Produktivitas Kerja Karyawan (Studi Kasus : Bagian Pengolahan Ptpn VIII Gunung Mas, Bogor)

(1)

HUBUNGAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

(K3) DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN

(Studi Kasus : Bagian Pengolahan PTPN VIII Gunung Mas, Bogor)

Oleh

TRISNA LESTARI

H24103083

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR


(2)

ABSTRAK

Trisna Lestari. H24103083. Hubungan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dengan Produktivitas Kerja Karyawan (Studi kasus : Bagian Pengolahan PTPN VIII Gunung Mas, Bogor). Di bawah bimbingan Erlin Trisyulianti.

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) seharusnya menjadi prioritas utama suatu perusahaan, namun sayangnya tidak semua perusahaan memahami arti pentingnya K3 dan mengetahui bagaimana mengimplementasikannya dengan baik dalam lingkungan perusahaan. Potensi kerugian perusahaan akibat lemahnya implementasi K3 sangat besar yaitu terganggunya proses produksi dan perbaikan alat produksi yang rusak karena kecelakaan kerja serta perusahaan kehilangan kesempatan mendapatkan keuntungan karena rendahnya produktivitas kerja karyawan.

PTPN VIII Gunung Mas menerapkan program K3 karena perusahaan menyadari bahwa setiap karyawan berhak untuk mendapatkan jaminan keselamatan dan kesehatan sewaktu bekerja. Perlindungan tenaga kerja dari bahaya dan penyakit akibat kerja atau akibat dari lingkungan kerja sangat dibutuhkan oleh karyawan agar karyawan merasa aman dan nyaman dalam menyelesaikan pekerjaannya. Tenaga kerja yang sehat akan bekerja produktif sehingga diharapkan produktivitas kerja karyawan meningkat yang dapat mendukung keberhasilan bisnis perusahaan dalam membangun dan membesarkan usahanya.

Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Mengkaji penerapan program K3, (2) Mengkaji produktivitas kerja karyawan, dan (3) Menganalisis hubungan antara program K3 dengan produktivitas kerja karyawan. Faktor-faktor K3 yang dianalisis adalah pelatihan keselamatan, publikasi keselamatan kerja, kontrol lingkungan kerja, pengawasan dan disiplin, serta peningkatan kesadaran K3. Penelitian dilakukan di bagian pengolahan PTPN VIII Gunung Mas selama tiga bulan, yaitu dari bulan Januari-Maret 2007. Pengumpulan data dilakukan melalui kuisioner, wawancara dan pengamatan. Analisis data menggunakan analisis deskriptif dan analisis hubungan. Analisis hubungan antara penerapan K3 dengan produktivitas kerja karyawan dilakukan dengan metode uji korelasi Rank Spearman dengan menggunakan softwareSPSS 13.0 for windows.

Berdasarkan persepsi responden rataan skor untuk penerapan K3 sebesar 0,366 sedangkan rataan skor untuk produktivitas kerja karyawan sebesar 0,372. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua faktor K3 yang diuji memiliki hubungan yang positif, sangat nyata dan berkorelasi kuat dengan produktivitas kerja karyawan dengan nilai korelasi sebesar 0,743.


(3)

HUBUNGAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

(K3) DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN

(Studi Kasus : Bagian Pengolahan PTPN VIII Gunung Mas, Bogor)

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA EKONOMI

pada Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh

TRISNA LESTARI

H24103083

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR


(4)

INSTITUT PERTANIAN BOGOR FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

DEPARTEMEN MANAJEMEN

HUBUNGAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN (Studi Kasus : Bagian Pengolahan PTPN VIII Gunung Mas, Bogor)

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA EKONOMI

pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh TRISNA LESTARI

H24103083

Menyetujui, Mei 2007

Erlin Trisyulianti, S.TP, M.Si Dosen Pembimbing

Mengetahui,

Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc Ketua Departemen


(5)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Cianjur pada tanggal 29 Juli 1985. Penulis merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara pasangan H. Maman Suparman dan Hj. Elly Nurlela.

Penulis menyelesaikan pendidikan di TK Melati pada tahun 1991, kemudian melanjutkan ke SD Negeri Pasir Hayam tahun 1991-1997. Sejak tahun 1997-2000 penulis menyelesaikan pendidikan di SLTP Negeri 2 Cianjur, kemudian pada tahun 2000-2003 melanjutkan pendidikan di SMU Negeri 2 Cianjur dan masuk program IPA. Pada tahun 2003 penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) di Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen.

Selama masa studi penulis aktif sebagai staf Direktorat Administrasi, Keuangan dan Kesekretariatan (AK2) Centre of Management (COM@) periode 2004/2005, panitia di beberapa kegiatan kampus, peserta seminar dan pelatihan.

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, penulis menyusun skripsi yang berjudul “Hubungan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dengan Produktivitas Kerja Karyawan (Studi Kasus : Bagian Pengolahan PTPN VIII Gunung Mas, Bogor) di bawah bimbingan Erlin Trisyulianti S.TP., M.Si.


(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur hendaknya kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas limpahan rahmatNya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Hubungan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dengan Produktivitas Kerja Karyawan (Studi kasus : Bagian Pengolahan PTPN VIII Gunung Mas, Bogor). Skripsi ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor.

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) seharusnya menjadi prioritas utama dalam suatu perusahaan, namun sayangnya tidak semua perusahaan memahami akan arti pentingnya K3 dan mengetahui bagaimana cara mengimplementasikannya dengan baik dalam lingkungan perusahaan. Potensi kerugian perusahaan akibat lemahnya implementasi K3 sangat besar diantaranya yaitu terganggunya proses produksi dan perbaikan alat produksi yang rusak karena kecelakaan kerja serta perusahaan kehilangan kesempatan mendapatkan keuntungan karena rendahnya produktivitas kerja karyawan. Memperhatikan hal tersebut, maka penerapan K3 dalam suatu perusahaan perlu dikaji karena penerapan K3 dapat meningkatkan produktivitas kerja karyawan sehingga produktivitas perusahaan juga akan meningkat.

Pada kesempatan kali ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada orang-orang dan lembaga yang secara langsung maupun tidak langsung telah memberikan bantuan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini, yaitu :

1. Erlin Trisyulianti, S.TP, M.Si selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis.

2. Ir. Anggraini Sukmawati, MM dan Eko Rudy Cahyadi, S.Hut, MM atas kesediaannya untuk menjadi dosen penguji.


(7)

3. Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc selaku Ketua Departemen Manajemen, seluruh staf dosen pengajar dan karyawan/wati Departemen Manajemen, FEM IPB.

4. Ir. Dedi Kusramdani selaku Sinder pabrik PTPN VIII Gunung Mas, pak Dudi, ibu Henny, pak Dadan, mas Wawan dan staf-staf lainnya yang selalu memberikan pengarahan kepada penulis selama penelitian berlangsung.

5. Kedua orang tuaku H. Maman Suparman dan Hj. Elly Nurlela yang telah membesarkan dan mendidik dengan penuh kasih sayang. Terima kasih telah menjadi orang tua yang terbaik untukku.

6. Kakak-kakakku (Kang Indra, Teh Indri, Kak Ayep dan Teh Iis) dan keponakanku yang lucu-lucu (Zahra dan Razan) atas doa, kasih sayang yang selalu mengiringi serta semangat yang tiada henti.

7. Keluarga Agus Sukarman S.Ip atas doa, kasih sayang dan dukungannya. 8. Rama Ramdani Wijaya atas kasih sayang, doa, pengertian dan dukungannya.

9. Teman-teman satu bimbingan (Riri, Tata, Yudi dan Kak Aldi) dan teman-teman seperjuangan (Irma, ipeh dan Indras) atas segala semangat, dukungan, doa, serta tawa canda yang mewarnai perjuangan kita.

10.Sahabat-sahabatku yang selalu menemani (Nunu, Meza, Vebby dan Nadya) dan teman-teman manajemen 40 untuk kebersamaan selama empat tahun ini. 11.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah ikut

membantu selama penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Oleh karena itu kritik dan saran dari pembaca sangat diharapkan oleh penulis untuk menyempurnakan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkannya.

Bogor, Mei 2007


(8)

DAFTAR ISI

Halaman ABSTRAK

RIWAYAT HIDUP ...iii

KATA PENGANTAR ...iv

DAFTAR ISI ...vi

DAFTAR TABEL ...viii

DAFTAR GAMBAR ...ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 3

1.3. Tujuan Penelitian ... 3

1.4. Manfaat Penelitian ... 3

1.5. Ruang Lingkup Penelitian ... 4

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kecelakaan ... 5

2.1.1. Pengertian ... 5

2.1.2. Faktor-faktor Kecelakaan ... 5

2.2. Keselamatan dan Kesehatan Kerja ... 8

2.2.1. Pengertian ... 8

2.2.2. Tujuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja ... 10

2.2.3. Sistem Manajemen K3 ... 11

2.2.4. Program K3 ... 12

2.2.5. Landasan Hukum K3 ... 15

2.3. Produktivitas ... 16

2.4. Penelitian Terdahulu ... 18

III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran ... 19

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 22

3.3. Pengumpulan Data ... 22

3.4. Pengolahan dan Analisis Data ... 22

3.4.1. Uji Validitas ... 22

3.4.2. Uji Reliabilitas ... 23

3.4.3. Skala Likert ... 24

3.4.4. Analisis Data ... 25

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan... 29

4.1.1. Sejarah Perusahaan ... 29


(9)

4.1.3. Struktur Organisasi Perusahaan ... 30

4.1.4. Sumberdaya Manusia ... 31

4.1.5. Kegiatan Pengolahan Teh Hitam ... 31

4.2. Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja ... 35

4.3. Evaluasi K3 ... 39

4.4. Analisis Data Uji Validitas dan Uji Reliabilitas Kuisioner ... 40

4.4.1. Hasil Uji Validitas Kuisioner ... 40

4.4.2. Hasil Uji Reliabilitas Kuisioner ... 41

4.5. Karakteristik Responden ... 41

4.5.1. Jenis Kelamin ... 41

4.5.2. Usia ... 42

4.5.3. Tingkat Pendidikan ... 42

4.5.4. Masa Kerja ... 43

4.6. Analisis Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) ... 44

4.6.1. Pelatihan Keselamatan ... 44

4.6.2. Publikasi Keselamatan ... 47

4.6.3. Kontrol Lingkungan Kerja ... 49

4.6.4. Pengawasan dan Disiplin ... 51

4.6.5. Peningkatan Kesadaran K3 ... 54

4.6.6. Gambaran Umum K3 ... 56

4.7. Analisis Produktivitas Kerja ... 57

4.7.1. Kemauan Kerja ... 57

4.7.2. Kemampuan Kerja ... 58

4.7.3. Lingkungan Kerja ... 59

4.7.4. Kompensasi ... 59

4.7.5. Jaminan Sosial... 60

4.7.6. Hubungan Kerja ... 61

4.7.7. Gambaran Umum Produktivitas Kerja Karyawan ... 61

4.8. Analisis Hubungan K3 dengan Produktivitas Kerja ... 62

KESIMPULAN DAN SARAN... 66

1. Kesimpulan ... 66

2. Saran ... 67

DAFTAR PUSTAKA... 68


(10)

DAFTAR TABEL

1. Bobot nilai jawaban responden ... 24

2. Nilai skor rataan ... 25

3. Kriteria erat dan tidaknya hubungan antara variabel dan rentang nilai korelasi ... 28

4. Jumlah karyawan bagian pengolahan PTPN VIII Gunung Mas ... 31

5. Tingkat reliabilitas metode Alpha Cronbach ... 41

6. Hasil jawaban responden mengenai pelatihan keselamatan ... 45

7. Hasil jawaban responden mengenai publikasi keselamatan ... 47

8. Hasil jawaban responden mengenai kontrol lingkungan kerja ... 50

9. Hasil jawaban responden mengenai pengawasan dan disiplin ... 52

10. Hasil jawaban responden mengenai peningkatan kesadaran K3 ... 55

11. Faktor-faktor K3 bagian pengolahan PTPN VIII Gunung Mas ... 57

12. Hasil jawaban responden mengenai kemauan kerja ... 58

13. Hasil jawaban responden mengenai kemampuan kerja ... 58

14. Hasil jawaban responden mengenai lingkungan kerja ... 59

15. Hasil jawaban responden mengenai kompensasi ... 60

16. Hasil jawaban responden mengenai jaminan sosial ... 60

17. Hasil jawaban responden mengenai hubungan kerja ... 61

18. Produktivitas kerja karyawan bagian pengolahan PTPN VIII Gunung Mas ... 62

19. Hubungan faktor-faktor K3 dengan produktivitas kerja ... 63


(11)

HUBUNGAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

(K3) DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN

(Studi Kasus : Bagian Pengolahan PTPN VIII Gunung Mas, Bogor)

Oleh

TRISNA LESTARI

H24103083

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR


(12)

ABSTRAK

Trisna Lestari. H24103083. Hubungan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dengan Produktivitas Kerja Karyawan (Studi kasus : Bagian Pengolahan PTPN VIII Gunung Mas, Bogor). Di bawah bimbingan Erlin Trisyulianti.

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) seharusnya menjadi prioritas utama suatu perusahaan, namun sayangnya tidak semua perusahaan memahami arti pentingnya K3 dan mengetahui bagaimana mengimplementasikannya dengan baik dalam lingkungan perusahaan. Potensi kerugian perusahaan akibat lemahnya implementasi K3 sangat besar yaitu terganggunya proses produksi dan perbaikan alat produksi yang rusak karena kecelakaan kerja serta perusahaan kehilangan kesempatan mendapatkan keuntungan karena rendahnya produktivitas kerja karyawan.

PTPN VIII Gunung Mas menerapkan program K3 karena perusahaan menyadari bahwa setiap karyawan berhak untuk mendapatkan jaminan keselamatan dan kesehatan sewaktu bekerja. Perlindungan tenaga kerja dari bahaya dan penyakit akibat kerja atau akibat dari lingkungan kerja sangat dibutuhkan oleh karyawan agar karyawan merasa aman dan nyaman dalam menyelesaikan pekerjaannya. Tenaga kerja yang sehat akan bekerja produktif sehingga diharapkan produktivitas kerja karyawan meningkat yang dapat mendukung keberhasilan bisnis perusahaan dalam membangun dan membesarkan usahanya.

Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Mengkaji penerapan program K3, (2) Mengkaji produktivitas kerja karyawan, dan (3) Menganalisis hubungan antara program K3 dengan produktivitas kerja karyawan. Faktor-faktor K3 yang dianalisis adalah pelatihan keselamatan, publikasi keselamatan kerja, kontrol lingkungan kerja, pengawasan dan disiplin, serta peningkatan kesadaran K3. Penelitian dilakukan di bagian pengolahan PTPN VIII Gunung Mas selama tiga bulan, yaitu dari bulan Januari-Maret 2007. Pengumpulan data dilakukan melalui kuisioner, wawancara dan pengamatan. Analisis data menggunakan analisis deskriptif dan analisis hubungan. Analisis hubungan antara penerapan K3 dengan produktivitas kerja karyawan dilakukan dengan metode uji korelasi Rank Spearman dengan menggunakan softwareSPSS 13.0 for windows.

Berdasarkan persepsi responden rataan skor untuk penerapan K3 sebesar 0,366 sedangkan rataan skor untuk produktivitas kerja karyawan sebesar 0,372. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua faktor K3 yang diuji memiliki hubungan yang positif, sangat nyata dan berkorelasi kuat dengan produktivitas kerja karyawan dengan nilai korelasi sebesar 0,743.


(13)

HUBUNGAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

(K3) DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN

(Studi Kasus : Bagian Pengolahan PTPN VIII Gunung Mas, Bogor)

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA EKONOMI

pada Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh

TRISNA LESTARI

H24103083

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR


(14)

INSTITUT PERTANIAN BOGOR FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

DEPARTEMEN MANAJEMEN

HUBUNGAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN (Studi Kasus : Bagian Pengolahan PTPN VIII Gunung Mas, Bogor)

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA EKONOMI

pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh TRISNA LESTARI

H24103083

Menyetujui, Mei 2007

Erlin Trisyulianti, S.TP, M.Si Dosen Pembimbing

Mengetahui,

Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc Ketua Departemen


(15)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Cianjur pada tanggal 29 Juli 1985. Penulis merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara pasangan H. Maman Suparman dan Hj. Elly Nurlela.

Penulis menyelesaikan pendidikan di TK Melati pada tahun 1991, kemudian melanjutkan ke SD Negeri Pasir Hayam tahun 1991-1997. Sejak tahun 1997-2000 penulis menyelesaikan pendidikan di SLTP Negeri 2 Cianjur, kemudian pada tahun 2000-2003 melanjutkan pendidikan di SMU Negeri 2 Cianjur dan masuk program IPA. Pada tahun 2003 penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) di Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen.

Selama masa studi penulis aktif sebagai staf Direktorat Administrasi, Keuangan dan Kesekretariatan (AK2) Centre of Management (COM@) periode 2004/2005, panitia di beberapa kegiatan kampus, peserta seminar dan pelatihan.

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, penulis menyusun skripsi yang berjudul “Hubungan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dengan Produktivitas Kerja Karyawan (Studi Kasus : Bagian Pengolahan PTPN VIII Gunung Mas, Bogor) di bawah bimbingan Erlin Trisyulianti S.TP., M.Si.


(16)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur hendaknya kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas limpahan rahmatNya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Hubungan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dengan Produktivitas Kerja Karyawan (Studi kasus : Bagian Pengolahan PTPN VIII Gunung Mas, Bogor). Skripsi ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor.

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) seharusnya menjadi prioritas utama dalam suatu perusahaan, namun sayangnya tidak semua perusahaan memahami akan arti pentingnya K3 dan mengetahui bagaimana cara mengimplementasikannya dengan baik dalam lingkungan perusahaan. Potensi kerugian perusahaan akibat lemahnya implementasi K3 sangat besar diantaranya yaitu terganggunya proses produksi dan perbaikan alat produksi yang rusak karena kecelakaan kerja serta perusahaan kehilangan kesempatan mendapatkan keuntungan karena rendahnya produktivitas kerja karyawan. Memperhatikan hal tersebut, maka penerapan K3 dalam suatu perusahaan perlu dikaji karena penerapan K3 dapat meningkatkan produktivitas kerja karyawan sehingga produktivitas perusahaan juga akan meningkat.

Pada kesempatan kali ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada orang-orang dan lembaga yang secara langsung maupun tidak langsung telah memberikan bantuan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini, yaitu :

1. Erlin Trisyulianti, S.TP, M.Si selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis.

2. Ir. Anggraini Sukmawati, MM dan Eko Rudy Cahyadi, S.Hut, MM atas kesediaannya untuk menjadi dosen penguji.


(17)

3. Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc selaku Ketua Departemen Manajemen, seluruh staf dosen pengajar dan karyawan/wati Departemen Manajemen, FEM IPB.

4. Ir. Dedi Kusramdani selaku Sinder pabrik PTPN VIII Gunung Mas, pak Dudi, ibu Henny, pak Dadan, mas Wawan dan staf-staf lainnya yang selalu memberikan pengarahan kepada penulis selama penelitian berlangsung.

5. Kedua orang tuaku H. Maman Suparman dan Hj. Elly Nurlela yang telah membesarkan dan mendidik dengan penuh kasih sayang. Terima kasih telah menjadi orang tua yang terbaik untukku.

6. Kakak-kakakku (Kang Indra, Teh Indri, Kak Ayep dan Teh Iis) dan keponakanku yang lucu-lucu (Zahra dan Razan) atas doa, kasih sayang yang selalu mengiringi serta semangat yang tiada henti.

7. Keluarga Agus Sukarman S.Ip atas doa, kasih sayang dan dukungannya. 8. Rama Ramdani Wijaya atas kasih sayang, doa, pengertian dan dukungannya.

9. Teman-teman satu bimbingan (Riri, Tata, Yudi dan Kak Aldi) dan teman-teman seperjuangan (Irma, ipeh dan Indras) atas segala semangat, dukungan, doa, serta tawa canda yang mewarnai perjuangan kita.

10.Sahabat-sahabatku yang selalu menemani (Nunu, Meza, Vebby dan Nadya) dan teman-teman manajemen 40 untuk kebersamaan selama empat tahun ini. 11.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah ikut

membantu selama penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Oleh karena itu kritik dan saran dari pembaca sangat diharapkan oleh penulis untuk menyempurnakan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkannya.

Bogor, Mei 2007


(18)

DAFTAR ISI

Halaman ABSTRAK

RIWAYAT HIDUP ...iii

KATA PENGANTAR ...iv

DAFTAR ISI ...vi

DAFTAR TABEL ...viii

DAFTAR GAMBAR ...ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 3

1.3. Tujuan Penelitian ... 3

1.4. Manfaat Penelitian ... 3

1.5. Ruang Lingkup Penelitian ... 4

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kecelakaan ... 5

2.1.1. Pengertian ... 5

2.1.2. Faktor-faktor Kecelakaan ... 5

2.2. Keselamatan dan Kesehatan Kerja ... 8

2.2.1. Pengertian ... 8

2.2.2. Tujuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja ... 10

2.2.3. Sistem Manajemen K3 ... 11

2.2.4. Program K3 ... 12

2.2.5. Landasan Hukum K3 ... 15

2.3. Produktivitas ... 16

2.4. Penelitian Terdahulu ... 18

III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran ... 19

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 22

3.3. Pengumpulan Data ... 22

3.4. Pengolahan dan Analisis Data ... 22

3.4.1. Uji Validitas ... 22

3.4.2. Uji Reliabilitas ... 23

3.4.3. Skala Likert ... 24

3.4.4. Analisis Data ... 25

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan... 29

4.1.1. Sejarah Perusahaan ... 29


(19)

4.1.3. Struktur Organisasi Perusahaan ... 30

4.1.4. Sumberdaya Manusia ... 31

4.1.5. Kegiatan Pengolahan Teh Hitam ... 31

4.2. Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja ... 35

4.3. Evaluasi K3 ... 39

4.4. Analisis Data Uji Validitas dan Uji Reliabilitas Kuisioner ... 40

4.4.1. Hasil Uji Validitas Kuisioner ... 40

4.4.2. Hasil Uji Reliabilitas Kuisioner ... 41

4.5. Karakteristik Responden ... 41

4.5.1. Jenis Kelamin ... 41

4.5.2. Usia ... 42

4.5.3. Tingkat Pendidikan ... 42

4.5.4. Masa Kerja ... 43

4.6. Analisis Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) ... 44

4.6.1. Pelatihan Keselamatan ... 44

4.6.2. Publikasi Keselamatan ... 47

4.6.3. Kontrol Lingkungan Kerja ... 49

4.6.4. Pengawasan dan Disiplin ... 51

4.6.5. Peningkatan Kesadaran K3 ... 54

4.6.6. Gambaran Umum K3 ... 56

4.7. Analisis Produktivitas Kerja ... 57

4.7.1. Kemauan Kerja ... 57

4.7.2. Kemampuan Kerja ... 58

4.7.3. Lingkungan Kerja ... 59

4.7.4. Kompensasi ... 59

4.7.5. Jaminan Sosial... 60

4.7.6. Hubungan Kerja ... 61

4.7.7. Gambaran Umum Produktivitas Kerja Karyawan ... 61

4.8. Analisis Hubungan K3 dengan Produktivitas Kerja ... 62

KESIMPULAN DAN SARAN... 66

1. Kesimpulan ... 66

2. Saran ... 67

DAFTAR PUSTAKA... 68


(20)

DAFTAR TABEL

1. Bobot nilai jawaban responden ... 24

2. Nilai skor rataan ... 25

3. Kriteria erat dan tidaknya hubungan antara variabel dan rentang nilai korelasi ... 28

4. Jumlah karyawan bagian pengolahan PTPN VIII Gunung Mas ... 31

5. Tingkat reliabilitas metode Alpha Cronbach ... 41

6. Hasil jawaban responden mengenai pelatihan keselamatan ... 45

7. Hasil jawaban responden mengenai publikasi keselamatan ... 47

8. Hasil jawaban responden mengenai kontrol lingkungan kerja ... 50

9. Hasil jawaban responden mengenai pengawasan dan disiplin ... 52

10. Hasil jawaban responden mengenai peningkatan kesadaran K3 ... 55

11. Faktor-faktor K3 bagian pengolahan PTPN VIII Gunung Mas ... 57

12. Hasil jawaban responden mengenai kemauan kerja ... 58

13. Hasil jawaban responden mengenai kemampuan kerja ... 58

14. Hasil jawaban responden mengenai lingkungan kerja ... 59

15. Hasil jawaban responden mengenai kompensasi ... 60

16. Hasil jawaban responden mengenai jaminan sosial ... 60

17. Hasil jawaban responden mengenai hubungan kerja ... 61

18. Produktivitas kerja karyawan bagian pengolahan PTPN VIII Gunung Mas ... 62

19. Hubungan faktor-faktor K3 dengan produktivitas kerja ... 63


(21)

DAFTAR GAMBAR

1. Biaya perusahaan akibat kecelakaan kerja ... 6

2. Sistem model manajemen K3 ... 12

3. Kerangka pemikiran penelitian ... 20

4. Tahapan penelitian ... 21

5. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin ... 42

6. Karakteristik responden berdasarkan usia ... 42

7. Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan ... 43

8. Karakteristik responden berdasarkan masa kerja ... 43


(22)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Kuisioner penelitian ... 70 2. Struktur organisasi PTPN VIII Gunung Mas ... 74 3. Diagram proses pengolahan teh hitam CTC ... 76 4. Penerapan K3 di PTPN VIII Gunung Mas ... 77 5. Uji validitas kuisioner ... 79 6. Uji reliabilitas kuisioner ... 81 7. Hasil uji korelasi Rank Spearman ... 83


(23)

I.

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Persaingan industri yang semakin ketat menuntut perusahaan untuk mengoptimalkan seluruh sumberdaya yang dimiliki dalam menghasilkan produk berkualitas tinggi agar mampu bertahan dalam persaingan dengan perusahaan lain. Kualitas produk yang dihasilkan tidak terlepas dari peranan sumberdaya manusia yang dimiliki perusahaan. Faktor-faktor produksi dalam perusahaan seperti modal, mesin dan material dapat bermanfaat apabila telah diolah oleh sumberdaya manusia. Sumberdaya manusia sebagai tenaga kerja tidak terlepas dari masalah-masalah yang berkaitan dengan keselamatan dan kesehatannya sewaktu bekerja. Hal ini berkaitan dengan perlindungan tenaga kerja dari bahaya dan penyakit akibat kerja maupun lingkungan kerja. Riset yang dilakukan badan dunia ILO menghasilkan kesimpulan, setiap hari rata-rata 6000 orang meninggal, setara dengan satu orang setiap 15 detik atau 2,2 juta orang per tahun akibat sakit atau kecelakaan yang berkaitan dengan pekerjaan mereka. Jumlah pria yang meninggal dua kali lebih banyak dibandingkan wanita, karena mereka lebih mungkin melakukan pekerjaan berbahaya. Secara keseluruhan kecelakaan di tempat kerja telah menewaskan 350.000 orang. Sisanya meninggal karena sakit yang diderita dalam pekerjaan seperti membongkar zat kimia beracun (ILO, 2003 dalam Suardi, 2005).

Masalah keselamatan dan kesehatan kerja bukan semata-mata tanggung jawab pemerintah tetapi merupakan tanggung jawab semua pihak terutama pengusaha, tenaga kerja dan masyarakat. Berdasarkan PEMNAKER 05/MEN/1996, perusahaan yang memperkerjakan tenaga kerja sebanyak 100 orang atau lebih dan mempunyai potensi bahaya yang ditimbulkan oleh karakteristik proses bahan produksi yang dapat mengakibatkan kecelakaan kerja seperti peledakan, kebakaran, pencemaran dan penyakit akibat kerja, wajib menerapkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah suatu program


(24)

yang dibuat pekerja maupun pengusaha sebagai upaya mencegah timbulnya kecelakaan dan penyakit akibat kerja dengan cara mengenali hal-hal yang berpotensi menimbulkan kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta tindakan antisipatif apabila terjadi kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Tujuan dari dibuatnya program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah untuk mengurangi biaya perusahaan apabila timbul kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) seharusnya menjadi prioritas utama dalam suatu perusahaan, namun sayangnya tidak semua perusahaan memahami akan arti pentingnya K3 dan mengetahui bagaimana cara mengimplementasikannya dengan baik dalam lingkungan perusahaan. Potensi kerugian perusahaan akibat lemahnya implementasi K3 sangat besar diantaranya yaitu terganggunya proses produksi dan perbaikan alat produksi yang rusak karena kecelakaan kerja serta perusahaan kehilangan kesempatan mendapatkan keuntungan karena rendahnya produktivitas kerja karyawan.

Perusahaan yang baik adalah perusahaan yang benar-benar menjaga keselamatan dan kesehatan karyawannya dengan membuat aturan tentang keselamatan dan kesehatan kerja yang dilaksanakan oleh seluruh karyawan dan pimpinan perusahaan. Perkebunan teh Gunung Mas merupakan unit produsen teh hitam CTC (Crushing, Tearing, Curling) yang telah memperoleh sertifikat ISO 9001:2000 dan HCCP (Hazard Critical Control Point). PTPN VIII Gunung Mas menerapkan K3 karena perusahaan menyadari bahwa setiap karyawan berhak untuk mendapatkan jaminan keselamatan dan kesehatan sewaktu bekerja. Perlindungan tenaga kerja dari bahaya dan penyakit akibat kerja atau akibat dari lingkungan kerja sangat dibutuhkan oleh karyawan agar karyawan merasa aman dan nyaman dalam menyelesaikan pekerjaannya. Tenaga kerja yang sehat akan bekerja produktif, sehingga diharapkan produktivitas kerja karyawan meningkat yang dapat mendukung keberhasilan bisnis perusahaan dalam membangun dan membesarkan usahanya. Memperhatikan hal tersebut, maka penerapan K3 dalam suatu perusahaan perlu dikaji karena penerapan K3 dapat meningkatkan produktivitas kerja karyawan sehingga produktivitas perusahaan juga akan meningkat.


(25)

1. 2. Perumusan Masalah

Penerapan K3 yang baik disamping memberikan perlindungan terhadap kecelakaan kerja dan mencegah kerugian yang besar bagi perusahaan, juga akan meningkatkan motivasi karyawan dalam bekerja. Karyawan akan merasa diperhatikan oleh perusahaan, sehingga sebagai imbalannya merekapun akan bekerja dengan lebih baik. Atas dasar tersebut rumusan masalah yang berkaitan dengan penelitian ini adalah :

1. Bagaimana penerapan program K3 di bagian pengolahan PTPN VIII Gunung Mas, Bogor?

2. Bagaimana gambaran produktivitas kerja karyawan bagian pengolahan PTPN VIII Gunung Mas, Bogor?

3. Bagaimana hubungan antara program K3 dengan produktivitas kerja karyawan bagian pengolahan PTPN VIII Gunung Mas, Bogor?

1. 3. Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Mengkaji penerapan program K3 di bagian pengolahan PTPN VIII Gunung Mas, Bogor.

2. Mengkaji produktivitas kerja karyawan bagian pengolahan PTPN VIII Gunung Mas, Bogor.

3. Menganalisis hubungan antara program K3 dengan produktivitas kerja karyawan bagian pengolahan PTPN VIII Gunung Mas.

1. 4. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah :

1. Sebagai bahan masukan bagi perusahaan dalam menerapkan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang baik, sehingga dapat meningkatkan produktivitas kerja karyawan.

2. Menambah wawasan dan sebagai bahan rujukan bagi peneliti selanjutnya yang mengambil tema tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).


(26)

1. 5. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup masalah dalam penelitian ini dibatasi, agar lebih terarah dan mudah dipahami, mencakup masalah :

1. Penelitian ini dilakukan di PTPN VIII Gunung Mas, Bogor yang difokuskan pada bagian pengolahan.

2. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang dianalisis meliputi lima faktor yaitu : pelatihan keselamatan, publikasi keselamatan kerja, kontrol lingkungan kerja, pengawasan dan disiplin serta peningkatan kesadaran K3.

3. Produktivitas kerja karyawan yang dikaji adalah produktivitas kerja karyawan bagian pengolahan PTPN VIII Gunung Mas, Bogor yang meliputi faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja karyawan.


(27)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2. 1. Kecelakaan 2. 1. 1. Pengertian

Kecelakaan adalah suatu kejadian tak diduga dan tidak dikehendaki yang mengacaukan proses suatu aktivitas yang telah diatur (Sulaksmono dalam Santoso, 2004).

Menurut Sugeng (2005), kecelakaan kerja adalah suatu kejadian atau peristiwa yang tidak diinginkan yang merugikan terhadap manusia, merusak harta benda atau kerugian terhadap proses. Secara umum kecelakaan kerja dibagi menjadi dua golongan, yaitu : 1) Kecelakaan industri (industrial accident) yaitu kecelakaan yang

terjadi di tempat kerja karena adanya sumber bahaya atau bahaya kerja.

2) Kecelakaan dalam perjalanan (community accident) yaitu kecelakaan yang terjadi diluar tempat kerja yang berkaitan dengan adanya hubungan kerja.

Keadaan hampir celaka (near-accident) adalah suatu kejadian atau peristiwa yang tidak diinginkan dimana dengan keadaan yang sedikit berbeda akan mengakibatkan bahaya terhadap manusia, merusak harta benda atau kerugian terhadap proses (Sugeng, 2005).

Kecelakaan terjadi tanpa diduga dan tidak diharapkan tetapi kecelakaan kerja pada prinsipnya dapat dicegah dan pencegahan ini menurut Bennett NBS dalam Santoso (2004) merupakan tanggung jawab para manajer lini, penyelia, mandor, kepala dan juga kepala urusan.

2. 1. 2. Faktor-faktor Kecelakaan

Teori Domino Heinrich (1931) dalam Suardi (2005) menyebutkan bahwa pada setiap kecelakaan yang menimbulkan cedera terdapat lima faktor yang secara berurutan digambarkan sebagai lima


(28)

domino yang berdiri sejajar, yaitu : kebiasaan, kesalahan seseorang, perbuatan dan kondisi tak aman (hazard), kecelakaan serta cedera. Heinrinch mengemukakan untuk mencegah terjadinya kecelakaan, kuncinya adalah dengan memutuskan rangkaian sebab-akibat. Misalnya, dengan membuang hazard satu domino diantaranya.

Frank E. Bird Peterson (1967) dalam Suardi (2005) memodifikasi teori Domino Heinrich dengan mengemukakan teori manajemen yang berisikan lima faktor dalam urutan suatu kecelakaan yaitu : manajemen, sumber penyebab dasar, gejala, kontak dan kerugian. Birds mengemukakan bahwa usaha pencegahan kecelakaan kerja hanya dapat berhasil dengan mulai memperbaiki manajemen keselamatan dan kesehatan kerja. Setiap satu kecelakaan berat disertai oleh 10 kejadian kecelakaan ringan, 30 kejadian kecelakaan yang menimbulkan kerusakan harta benda dan 600 kejadian-kejadian hampir celaka. Biaya yang dikeluarkan perusahaan akibat kecelakaan kerja dengan membandingkan biaya langsung dan biaya tak langsung adalah 1 : 5 – 50, dan digambarkan sebagai gunung es dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Biaya Perusahaan Akibat Kecelakaan Kerja (Bird, 1967)

Menurut Bennett dalam Santoso (2004) terdapat empat faktor bergerak dalam satu kesatuan berantai yang dapat menyebabkan kecelakaan, yaitu : lingkungan, peralatan, bahaya dan manusia.


(29)

Ada beberapa sebab yang memungkinkan terjadinya kecelakaan dan gangguan kesehatan pegawai (Mangkunegara, 2001) diantaranya yaitu :

1. Keadaan Tempat Lingkungan Kerja

a) Penyusunan dan penyimpanan barang-barang yang berbahaya yang kurang diperhitungkan keamanannya.

b) Ruang kerja yang terlalu padat dan sesak.

c) Pembuangan kotoran dan limbah yang tidak pada tempatnya. 2. Pengaturan Udara

a) Pergantian udara di ruang kerja yang tidak baik. b) Suhu udara yang tidak dikondisikan pengaturannya. 3. Pengaturan Penerangan

a) Pengaturan dan penggunaan sumber cahaya yang tidak tepat. b) Ruang kerja yang kurang cahaya.

4. Pemakaian Peralatan Kerja

a) Pengaman peralatan kerja yang sudah usang atau rusak.

b) Penggunaan mesin dan alat elektronik tanpa pengaman yang baik.

5. Kondisi Fisik dan Mental Pegawai

a) Kerusakan alat indera dan stamina pegawai yang tidak stabil. b) Emosi pegawai yang tidak stabil, kepribadian pegawai yang

rapuh, cara berpikir dan kemampuan persepsi yang lemah, motivasi kerja rendah, sikap pegawai yang ceroboh dan kurang pengetahuan dalam penggunaan fasilitas kerja terutama fasilitas kerja yang membawa resiko bahaya.

Menurut Dessler (1997), ada tiga alasan dasar kecelakaan di tempat kerja yaitu :

1. Kejadian yang bersifat kebetulan. 2. Kondisi tidak aman :

a. Peralatan pelindung yang tidak memadai. b. Peralatan rusak.


(30)

c. Prosedur yang berbahaya dalam, pada, atau disekitar mesin atau peralatan.

d. Gudang yang tidak aman, sumpek dan terlalu penuh. e. Penerangan yang tidak memadai.

f. Ventilasi tidak memadai.

3. Tindakan-tindakan yang tidak aman yang dilakukan karyawan : a. Membuang bahan-bahan

b. Beroperasi atau bekerja dengan kecepatan yang tidak aman. c. Membuat peralatan keamanan tidak beroperasi dengan baik. d. Menggunakan peralatan yang tidak aman.

e. Menggunakan prosedur yang tidak aman. f. Mengambil posisi tidak aman.

g. Mengangkat secara tidak tepat.

h. Pikiran kacau, gangguan, penyalahgunaan, kaget, berselisih, dan permainan kasar.

2. 2. Keselamatan dan Kesehatan Kerja

2. 2. 1. Pengertian

Berdasarkan pendapat Leon C. Megginson (1981:364) dalam

Mangkunegara (2001) istilah keselamatan mencakup kedua istilah resiko keselamatan dan resiko kesehatan. Keselamatan kerja menunjukkan kondisi yang aman atau selamat dari penderitaan, kerusakan atau kerugian di tempat kerja. Resiko keselamatan merupakan aspek-aspek dari lingkungan kerja yang dapat menyebabkan kebakaran, ketakutan aliran listrik, terpotong, luka memar, keseleo, patah tulang, kerugian alat tubuh, penglihatan dan pendengaran. Semua itu sering dihubungkan dengan perlengkapan perusahaan atau lingkungan fisik dan mencakup tugas-tugas kerja yang membutuhkan pemeliharaan dan latihan. Sedangkan kesehatan kerja menunjukkan pada kondisi yang bebas dari gangguan fisik, mental, emosi atau rasa sakit yang disebabkan oleh lingkungan kerja. Resiko kesehatan merupakan faktor-faktor dalam lingkungan kerja yang


(31)

bekerja melebihi periode waktu yang ditentukan, lingkungan yang dapat membuat stress emosi atau gangguan fisik.

Keselamatan dan kesehatan kerja menunjukkan kondisi-kondisi fisiologis-fisikal dan psikologis tenaga kerja yang diakibatkan oleh lingkungan kerja yang disediakan oleh perusahaan. Kondisi fisiologis-fisikal meliputi penyakit-penyakit dan kecelakaan kerja seperti cedera, kehilangan nyawa atau anggota badan. Kondisi-kondisi psikologis diakibatkan oleh stres pekerjaan dan kehidupan kerja yang berkualitas rendah. Hal ini meliputi ketidakpuasan, sikap menarik diri, kurang perhatian, mudah marah, selalu menunda pekerjaan dan kecenderungan untuk mudah putus asa terhadap hal-hal yang remeh. (Rivai, 2006)

Kesehatan kerja menurut Darmanto (1999) merupakan spesialisasi ilmu kesehatan/kedokteran beserta prakteknya yang bertujuan agar pekerja/masyarakat pekerja memperoleh derajat kesehatan setinggi-tingginya baik fisik, mental maupun sosial dengan usaha preventif atau kuratif terhadap penyakit/gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh faktor pekerjaan dan lingkungan kerja serta terhadap penyakit umum. Status sehat seseorang menurut Blum (1981)

dalam Sugeng (2005) ditentukan oleh empat faktor yaitu :

1) Lingkungan, berupa lingkungan fisik, kimia, biologi dan sosial budaya.

2) Perilaku yang meliputi sikap, kebiasaan dan tingkah laku

3) Pelayanan kesehatan, meliputi : promotif, preventif, perawatan, pengobatan, pencegahan kecacatan dan rehabilitasi

4) Genetik yang merupakan faktor bawaan setiap manusia.

Keselamatan kerja menurut American Society of Safety Engineers (ASSE) dalam Sugeng (2005) diartikan sebagai bidang kegiatan yang ditujukan untuk mencegah semua jenis kecelakaan yang ada kaitannya dengan lingkungan dan situasi kerja.


(32)

2. 2. 2. Tujuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Menurut Mangkunegara (2001), tujuan keselamatan dan kesehatan kerja adalah sebagai berikut :

1. Setiap pegawai mendapat jaminan keselamatan dan kesehatan kerja baik secara fisik, sosial dan psikologis.

2. Setiap perlengkapan dan peralatan kerja digunakan sebaik-baiknya dan seefektif mungkin.

3. Semua hasil produksi dipelihara keamanannya.

4. Adanya jaminan atas pemeliharaan dan peningkatan kesehatan gizi pegawai.

5. Meningkatkan kegairahan, keserasian kerja dan partisipasi kerja. 6. Terhindar dari gangguan kesehatan yang disebabkan oleh

lingkungan atau kondisi kerja.

7. Setiap pegawai merasa aman dan terlindungi dalam bekerja. Menurut Rivai (2006), tujuan dan pentingnya keselamatan kerja meliputi :

1. Meningkatnya produktivitas karena menurunnya jumlah hari kerja yang hilang.

2. Meningkatnya efisiensi dan kualitas pekerja yang lebih berkomitmen.

3. Menurunnya biaya-biaya kesehatan dan asuransi.

4. Tingkat kompensasi pekerja dan pembayaran langsung yang lebih rendah karena menurunnya pengajuan klaim.

5. Fleksibilitas dan adaptabilitas yang lebih besar sebagai akibat dari meningkatnya partisipasi dan rasa kepemilikan.

6. Rasio seleksi tenaga kerja yang lebih baik karena meningkatnya citra perusahaan.

Perusahaan yang dapat menurunkan tingkat dan beratnya kecelakaan-kecelakaan kerja, penyakit dan hal-hal yang berkaitan dengan stres serta mampu meningkatkan kualitas kehidupan kerja para pekerjanya, maka perusahaan tersebut akan semakin efektif (Rivai, 2006).


(33)

Usaha-usaha yang diperlukan dalam meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja menurut Mangkunegara (2001) adalah sebagai berikut :

1. Mencegah dan mengurangi kecelakaan kebakaran dan peledakan. 2. Memberikan peralatan perlindungan diri untuk pegawai yang

bekerja pada lingkungan yang berbahaya.

3. Mengatur suhu, kelembaban, kebersihan udara, penerangan yang cukup dan menyejukkan serta mencegah kebisingan.

4. Mencegah dan memberikan perawatan terhadap timbulnya penyakit.

5. Memelihara kebersihan, ketertiban dan keserasian lingkungan kerja.

6. Menciptakan suasana kerja yang menggairahkan semangat kerja pegawai.

2. 2. 3. Sistem Manajemen K3

Pendekatan sistem pada manajemen K3 dimulai dengan mempertimbangkan tujuan keselamatan kerja, teknik dan peralatan yang digunakan, proses produk dan perencanaan tempat kerja (Mangkunegara, 2001). Sistem manajemen K3 adalah bagian dari sistem manajemen secara keseluruhan yang meliputi struktur organisasi, kegiatan perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur, proses dan sumberdaya yang dibutuhkan bagi pengembangan, pengkajian dan pemeliharaan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dalam rangka pengendalian resiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna tercapainya lingkungan kerja yang aman, efisien dan produktif ( Santoso, 2004).

Tujuan sistem manajemen K3 adalah menciptakan suatu sistem keselamatan dan kesehatan kerja dengan melibatkan unsur manajemen, tenaga kerja, kondisi dan lingkungan kerja, yang terintegrasi dalam mencegah dan mengurangi kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta terciptanya tenaga kerja yang sehat, aman, efisien dan produktif (Sugeng, 2005).


(34)

Gambar 2. Sistem model manajemen K3 (Pemnaker 05/MEN/1996) 2. 2. 4. Program K3

Menurut Suardi (2005), program manajemen tentang keselamatan dan kesehatan kerja meliputi :

a. Kepemimpinan dan administrasinya.

b. Manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang terpadu. c. Pengawasan.

d. Analisis pekerjaan dan procedural. e. Penelitian dan analisis pekerjaan. f. Latihan bagi tenaga kerja. g. Pelayanan kesehatan kerja. h. Penyediaan alat pelindung diri.

i. Peningkatan kesadaran terhadap keselamatan dan kesehatan kerja.

j. Sistem pemeriksaan. k. Laporan dan pendataan.

Berikut ini adalah program K3 dari International Loss Control Institute (ILCI) atau Det Norske Veritas (DNV), yaitu :

1. Kepemimpinan dan administrasi (Leadership and administration).

2. Pelatihan kepemimpinan (Leadership training). Perbaikan

berlanjut

Komitmen dan kebijaksanaan

Perencanaan

Penerapan Pengukuran dan

evaluasi Peninjauan ulang

dan peningkatan oleh manajemen


(35)

3. Inspeksi dan perawatan terencana (Planned inspections and maintenance).

4. Prosedur dan analisa tugas krisis (Critical task analysis and procedures).

5. Penyelidikan kecelakaan atau insiden (Accident/incident investigation).

6. Observasi atau pemantauan tugas (Task observation).

7. Kesiagaan menghadapi keadaan darurat (Emergency Preparedness).

8. Peraturan dan izin kerja (Rules and work permits). 9. Analisa kecelakaan/insiden (Accident/incedent analysis).

10.Pelatihan pengetahuan dan keterampilan (Knowledge and skill training).

11.Alat pelindung keselamatan diri (Personal protective equipment). 12.Pengontrolan kesehatan dan kebersihan (Health and hygiene

control).

13.Evaluasi sistem (System evaluation).

14.Pengelolaan rekayasa dan perubahan (Engineering and change management).

15.Komunikasi perorangan (Personal communications). 16.Komunikasi kelompok (Group communications). 17.Promosi umum (General promotion).

18.Penerimaan dan penempatan pegawai (Hiring and placement). 19.Pengelolaan barang dan jasa (Material and services

management).

20.Keselamatan diluar jam kerja (Off the job safety).

Semua program K3 ini harus dikontrol implementasinya secara periodik, baik secara intern maupun secara ekstern (Sugeng, 2005). Ada dua aspek yang digunakan untuk mengatasi masalah K3, yaitu

Safety Psychology dan Industrial Clinical Psychology (Miner dalam

Ilham, 2002). Safety Psychology menitikberatkan pada usaha mencegah kecelakaan itu terjadi, dengan meneliti kenapa dan


(36)

bagaimana kecelakaan terjadi. Industrial Clinical Psychology

menitikberatkan pada kinerja karyawan yang menurun, sebab-sebab penurunan dan bagaimana mengatasinya.

Faktor-faktor dari kedua aspek tersebut adalah sebagai berikut : a. Safety Psychology terdiri dari enam faktor, yaitu :

1) Laporan dan Statistik Kecelakaan

Laporan dan statistik mengenai jumlah kecelakaan yang terjadi ditempat kerja. Dengan adanya laporan dan statistik kecelakaan kerja, perusahaan akan memiliki gambaran mengenai potensi terjadinya kecelakaan kerja dan cara mengantisipasinya.

2) Pelatihan Keselamatan

Pelatihan yang diadakan perusahaan untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja.

3) Publikasi dan Kontes Keselamatan

Publikasi keselamatan kerja bertujuan untuk mengingatkan memotivasi karyawan agar menyadari akan pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja. Kontes keselamatan kerja bertujuan untuk memotivasi karyawan agara selalu menerapkan K3 sewaktu bekerja.

4) Kontrol terhadap Lingkungan Kerja

Kontrol lingkungan kerja bertujuan untuk melindungi karyawan dari bahaya kecelakaan kerja yang mungkin terjadi dan menciptakan kondisi atau lingkungan kerja yang aman dan nyaman.

5) Inspeksi dan Disiplin

Inspeksi dan disiplin adalah pengawasan terhadap lingkungan kerja dan perilaku kerja karyawan.

6) Peningkatan Kesadaran K3

Peningkatan kesadaran K3 merupakan usaha perusahaan dalam mensukseskan program K3. Adanya komitmen yang kuat dan perhatian yang besar dari manajemen perusahaan dapat


(37)

memotivasi karyawan untuk mengutamakan keselamatan dan kesehatannya sewaktu bekerja.

b. Industrial Clinical Psychology terdiri dari dua faktor, yaitu : 1) Konseling

Pembimbingan yang dilakukan perusahaan untuk meningkatkan kembali motivasi kerja karyawan setelah diketahui adanya penurunan produktivitas dari karyawan tersebut.

2) Employee Assistance Program

Pembimbingan secara intensif yang dilakukan untuk menangani berbagai macam masalah yang dihadapi karyawan terutama yang berhubungan dengan perilaku karyawan.

2. 2. 5. Landasan Hukum K3

Dasar-dasar hukum Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di Indonesia telah banyak diterbitkan baik dalam bentuk undang-undang, Peraturan Pemerintah, Keputusan Presiden, Keputusan Menteri dan Surat Edaran (Sugeng, 2005), sebagai berikut :

1. Undang-undang Ketenagakerjaan No.13/2003 2. UUD 1945 pasal 27 ayat 1 dan 2

3. Undang-undang Keselamatan Kerja No.1/1970

4. Undang-undang tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja No. 3/1992 5. Peraturan Pemerintah tentang Penyelenggaraan Jaminan Sosial

Tenaga Kerja No.14/1993

6. Keputusan Presiden tentang Penyakit yang timbul Karena Hubungan Kerja No.22/1993

7. Peraturan Menteri Perburuhan tentang Syarat Kesehatan, Kebersihan serta Penerangan dalam Tempat Kerja No.7/1964

8. Peraturan Menteri Tenaga Kerja tentang Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja dalam Penyelenggaraan Keselamatan Kerja No.2/1980

9. Peraturan Menteri Tenaga Kerja tentang Kewajiban melaporkan Penyakit Akibat Kerja No.1/1981


(38)

10.Peraturan Menteri Tenaga Kerja tentang Pelayanan Kesehatan Kerja No.3/1982

11.Keputusan Menteri Tenaga Kerja tentang NAB faktor fisika di tempat kerja No.51/1999

12.Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja tentang NAB faktor kimia di udara lingkungan kerja No.1/1997.

2. 3. Produktivitas

Produktivitas mempunyai beberapa pengertian, secara filosofis produktivitas mempunyai pengertian sebagai sikap mental yang selalu berpandangan bahwa mutu kehidupan hari ini harus lebih baik dari hari kemarin dan hari esok lebih baik dari hari ini (Umar, 2003). Secara umum produktivitas mengandung arti sebagai perbandingan antara hasil yang dicapai (output) dengan keseluruhan sumberdaya yang digunakan (input).

Produktivitas kerja merupakan hal yang sangat menarik karena mengukur hasil kerja manusia dengan segala masalahnya. Pengukuran produktivitas kerja menurut sistem pemasukan fisik perorangan atau per orang per jam kerja diterima secara luas, namun dari sudut pandang atau pengawasan harian, pengukuran tersebut pada umumnya tidaklah memuaskan, karena adanya variasi dalam jumlah yang diperlukan untuk memproduksi satu unit produk yang berbeda. Oleh karena itu digunakan metode pengukuran waktu tenaga kerja (jam, hari atau tahun), pengeluaran diubah ke dalam unit-unit pekerja yang biasanya diartikan sebagai jumlah kerja yang dapat dilakukan dalam satu jam oleh pekerja yang terpercaya yang bekerja menurut pelaksanaan standar. Produktivitas kerja dipengaruhi oleh beberapa faktor dan dapat dilihat dari kemauan kerja yang tinggi, kemampuan kerja yang sesuai dengan isi kerja, lingkungan kerja yang nyaman, penghasilan yang dapat memenuhi kebutuhan hidup minimum, jaminan sosial yang memadai, dan hubungan kerja yang harmonis (Sinungan, 2005).


(39)

Menurut Simanjuntak dalam Umar (2003) faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja digolongkan pada tiga kelompok, yaitu : 1. Kualitas dan kemampuan fisik pekerja yang dipengaruhi oleh tingkat

pendidikan, latihan, motivasi kerja, etos kerja, mental dan kemampuan fisik pekerja yang bersangkutan.

2. Sarana pendukung kerja mencakup lingkungan kerja dan kesejahteraan tenaga kerja. Lingkungan kerja termasuk teknologi dan cara produksi, sarana dan peralatan produksi yang digunakan, tingkat keselamatan dan kesehatan kerja serta suasana dalam lingkungan itu sendiri, sedangkan kesejahteraan tenaga kerja tercermin dalam sistem pengupahan dan jaminan sosial serta jaminan kelangsungan kerja.

3. Supra sarana, meliputi kebutuhan pemerintah, hubungan industrial dan kemampuan dalam mencapai sistem kerja yang optimal.

Menurut Balai Pengembangan Produktivitas Daerah dalam Umar (2003) ada enam faktor utama yang menentukan produktivitas tenaga kerja, yaitu :

a. Sikap kerja.

b. Tingkat keterampilan.

c. Hubungan antara tenaga kerja dan pimpinan. d. Manajemen produktivitas.

e. Efisiensi tenaga kerja. f. Kewiraswastaan.

Menurut Dewan Produktivitas Nasional, faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas pada tingkat mikro dibagi menjadi dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi : produk, pabrik dan perlengkapannya, teknologi, sumberdaya manusia, manajemen, sistem organisasi, metode kerja, bahan dan energi. Sedangkan faktor eksternal meliputi : kebijaksanaan pemerintah, kondisi politik, sosial, ekonomi dan hankam serta tersedianya sumberdaya alam.


(40)

2. 4. Penelitian Terdahulu

Ilham (2002) melakukan penelitian tentang Hubungan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) dengan Motivasi Kerja Karyawan di PT. Good Year Indonesia. Dalam penelitiannya Ilham menggunakan uji korelasi Rank Spearman. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa nilai korelasi yang didapat semuanya bernilai positif, nyata dan berkorelasi kuat. Hal ini menunjukkan bahwa setiap faktor K3 yang diteliti mempunyai pengaruh yang nyata terhadap peningkatan motivasi kerja karyawan sehingga perubahan-perubahan yang nyata akan menyebabkan perubahan pada tingkat motivasi karyawan.

Mahardika (2005) melakukan penelitian tentang Pengaruh Keselamatan dan Kesehatan Kerja terhadap Kinerja Karyawan di PT. PLN (Persero) Unit Bisnis Strategis Penyaluran dan Pusat pengatur Beban (UBS P3B) region Jawa Timur dan Bali. Analisis data dengan menggunakan analisis regresi berganda dan hasil penelitiannya menunjukkan bahwa program K3 mempunyai pengaruh postitif terhadap kinerja karyawan sehingga penerapan program K3 yang baik akan meningkatkan kinerja karyawan.

Hasil penelitian Saputra (2004) mengenai Analisis Pengaruh Sistem Kompensasi terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Departemen Produksi PT. Unitex Tbk. Bogor dengan menggunakan analisis korelasi Rank Spearman menunjukkan bahwa semua variabel sistem kompensasi finansial dan non finansial berhubungan positif dengan variabel produktivitas kerja karyawan. Komponen-komponen kompensasi yang dikaji adalah gaji, upah lembur, tunjangan, bonus, seragam kerja, fasilitas, kondisi fisik, lingkungan kerja, cuti/izin khusus, Jamsostek dan program K3.


(41)

III. METODE PENELITIAN

3.1. Kerangka Pemikiran

PTPN VIII Gunung Mas adalah salah satu perusahaan yang telah menerapkan program keselamatan dan kesehatan kerja, hal ini menunjukkan bahwa PTPN VIII Gunung Mas sangat memperhatikan keselamatan dan kesehatan kerja karyawannya. Setelah melakukan kesepakatan dengan pihak manajemen PTPN VIII Gunung Mas, ditetapkan hanya lima faktor keselamatan kerja yang dapat dianalisis yaitu : pelatihan keselamatan, publikasi keselamatan kerja, kontrol lingkungan kerja, pengawasan dan disiplin, serta peningkatan kesadaran K3. Sedangkan produktivitas kerja dapat dilihat dari faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja karyawan yang terdiri dari kemauan kerja, kemampuan kerja, lingkungan kerja, kompensasi, jaminan sosial dan hubungan kerja. Penelitian diawali dengan mengetahui bagaimana penerapan program K3 di PTPN VIII Gunung Mas melalui wawancara langsung, pengamatan dan beberapa dokumen perusahaan. Penelitian dilakukan pada divisi yang berkaitan dengan penerapan K3 yaitu bagian pengolahan. Karyawan dibagian pengolahan dituntut memiliki produktivitas kerja yang tinggi karena di bagian ini kualitas produk ditentukan.

Data yang diperoleh dari hasil penelitian diolah dengan menggunakan uji korelasi Rank Spearman. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara program K3 dengan produktivitas kerja karyawan. Dengan adanya program K3 karyawan merasa aman dan nyaman dalam menyelesaikan pekerjaannya sehingga diharapkan produktivitas kerja karyawan meningkat. Berdasarkan uraian tersebut, maka kerangka pemikiran penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3 dan tahapan penelitian dapat dilihat pada Gambar 4.


(42)

Gambar 3. Kerangka Pemikiran Penelitian

Penerapan Program K3

Faktor-faktor K3 :

1. Pelatihan Keselamatan 2. Publikasi Keselamatan

Kerja

3. Kontrol Lingkungan Kerja 4. Pengawasan dan Disiplin 5. Peningkatan Kesadaran K3

Faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja :

1. Kemauan Kerja 2. Kemampuan Kerja 3. Lingkungan Kerja 4. Kompensasi 5. Jaminan Sosial 6. Hubungan Kerja

Adanya rasa aman dalam bekerja sehingga produktivitas kerja karyawan

meningkat

Hubungan antara program K3 dengan produktivitas kerja

Produktivitas Kerja Karyawan Bagian Pengolahan


(43)

TIDAK

YA

Gambar 4. Tahapan Penelitian

Penentuan Tujuan Penelitian Perumusan Masalah Penentuan Obyek Penelitian

Penentuan Topik Penelitian Pra Penelitian

Teknik pengambilan sampel dan pengumpulan data :

•Metode sensus •Wawancara •Studi Pustaka

Metode dan Analisis Data •Analisis deskriptif •Metode Uji Korelasi

Rank Spearman

Penyusunan Kuisioner

Uji Coba Kuisioner

Pengumpulan Data

Pengolahan Data

Hasil dan Pembahasan

Kesimpulan dan Saran


(44)

3. 2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di PTPN VIII Gunung Mas atas dasar pertimbangan bahwa PTPN VIII Gunung Mas telah menerapkan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan kesediaan dari perusahaan untuk dijadikan tempat penelitian. Pelaksanaan penelitian selama tiga bulan dari bulan Januari sampai Maret 2007.

3. 3. Pengumpulan Data

Sumber data dalam penelitian ini ada dua jenis yaitu, data primer dan data sekunder.

1. Data Primer

Data primer diperoleh dari pengamatan langsung di lapangan, penyebaran kuisioner dan wawancara langsung kepada para karyawan divisi pengolahan.

2. Data Sekunder

Data sekunder diperoleh dari studi literatur, baik dari tulisan, referensi yang relevan, data dari perusahaan maupun sumber-sumber lain yang menunjang penelitian. Data sekunder meliputi sejarah perusahaan, struktur organisasi, manajemen sumber daya manusia, faktor-faktor K3 dan produktivitas karyawan.

Responden yang dipilih adalah para karyawan pada bagian pengolahan. Teknik pengambilan contoh yang digunakan adalah total sampling, yaitu mengambil sampel dari seluruh populasi karyawan pada bagian pengolahan yang berjumlah 75 orang karyawan.

3. 4. Pengolahan dan Analisis Data

3. 4.1. Uji Validitas

Uji validitas menunjukkan sejauh mana alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur (Singarimbun dan Effendi 1989). Langkah-langkah dalam menguji validitas kuesioner adalah sebagai berikut (Umar, 2002) :

a. Mendefinisikan secara operasional konsep yang akan diukur, yaitu dengan cara :


(45)

1. Mencari definisi dan rumusan konsep serta literatur

2. Jika dalam literatur tidak diperoleh definisi atau rumusan konsep yang akan diukur, peneliti harus mendiskusikan dengan para ahli lain. Pendapat para ahli lain ini kemudian disarikan kedalam bentuk rumusan yang operasional.

3. Menanyakan langsung kepada calon responden penelitian mengenai aspek-aspek konsep yang akan diukur. Dari jawaban yang diperoleh peneliti membuat kerangka konsep dan membuat pertanyaan operasional.

4. Menanyakan langsung kepada calon responden penelitian mengenai aspek-aspek konsep yang menyusun pertanyaan yang operasional.

b. Melakukan uji coba skala pengukuran pada sejumlah responden. c. Mempersiapkan tabel tabulasi jawaban.

d. Menghitung korelasi antara masing-masing pertanyaan atau pernyataan dengan skor total dengan menggunakan rumus

Product Moment, yaitu :

(

) (

)

( )

{

}

∑ ∑

{

( )

}

− =

2 2

2 2

Y Y

N X X

N

Y X XY N

r ………...…(1)

Keterangan :

N = Jumlah responden

X = Skor masing-masing pernyataan Y = Skor total

e. Tahap selanjutnya membandingkan angka korelasi yang diperoleh dengan angka kritik tabel korelasi nilai r. Bila nilai r > r tabel, maka pernyataan tersebut valid atau signifikan dalam penelitian ini, angka kritik tabel korelasi untuk nilai r adalah r (N-2; α). 3. 4. 2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas bertujuan untuk mengetahui kekonsistenan, keterandalan dan kestabilan alat ukur didalam mengukur gejala yang sama (Umar, 2002). Pengukuran dilakukan dengan uji reliabilitas


(46)

teknik Alpha Cronbach, yaitu teknik pengukuran dengan mencari reliabilitas instrumen yang skornya bukan 0-1, tetapi merupakan rentangan antara beberapa nilai, misalnya 0-10 atau 10-100 atau bentuk skala 1-3, 1-5 atau 1-7 dan seterusnya dapat dilakukan dengan dengan menggunakan koefisien alpha (α) dari Cronbach. Rumus ini dapat ditulis sebagai berikut :

⎥ ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎢ ⎣ ⎡ − ⎥⎦ ⎤ ⎢⎣ ⎡ −

=

2

2 11 1 1 t b K K r σ σ ... (2) Dimana :

r11 = reliabilitas instrumen

k = banyak butir pertanyaan σ2

t = varian total

Σσ2

b = jumlah varian butir

Rumus varian yang digunakan :

(

)

n n X X

= 2 2 2

σ ... (3)

Dimana :

n = jumlah responden

X = nilai skor yang dipilih (total nilai dari nomor-nomor butir pertanyaan)

3. 4. 3. Skala Likert

Skala pengukuran yang digunakan pada setiap jawaban responden adalah dengan Skala Likert. Cara penilaian terhadap hasil jawaban kuesioner dengan Skala Likert dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Bobot Nilai Jawaban Responden

Jawaban responden Bobot nilai Sangat setuju/Sangat mengetahui/Sangat baik 5

Setuju/Mengetahui/Baik 4 Cukup setuju/Cukup mengetahui/Cukup baik 3

Tidak setuju/Tidak mengetahui/Kurang 2 Sangat tidak setuju/Sangat tidak mengetahui/Sangat

kurang


(47)

3. 4. 4. Analisis Data

Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif yang diarahkan untuk menjelaskan data secara umum dengan menggunakan persentase dan rataan yang disajikan dalam bentuk tabel dan kemudian diinterpretasikan. Faktor-faktor K3 dan produktivitas kerja karyawan dibagi menjadi lima kategori. Masing-masing kategori ditentukan berdasarkan rumus rentang kriteria (Umar, 2003) yaitu : Rs=

m m 1) ( −

...(4) dimana : m = jumlah alternatif jawaban tiap item

(5 – 1)

5 Rs = 0,8

Nilai skor rataan dihasilkan dari perkalian antara bobot nilai jawaban berdasarkan skala dengan jumlah jawaban responden, kemudian dibagi dengan jumlah responden. Berdasarkan nilai skor rataan tersebut, maka posisi keputusan penilaian memiliki rentang skala yang dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel. 2 Nilai Skor Rataan

Skor Rataan Keterangan

1,00 – 1,80 Sangat buruk

1,90 – 2,60 Buruk

2,70 – 3,40 Cukup baik

3,50 – 4,20 Baik

4,30 – 5,00 Sangat Baik

Menurut Pratisto (2004) korelasi Rank Spearman digunakan untuk mengukur tingkat keeratan hubungan antara variabel satu dengan variabel yang lain berdasarkan rankingnya, termasuk dalam statistik non-parametik. Metode uji korelasi Rank Spearman

digunakan untuk pengukuran korelasi pada statistik non-parametrik khususnya untuk data ordinal yaitu data yang mempunyai skala pengukuran berjenjang.


(48)

)

1

(

6

1

2 2

=

n

n

d

r

s i

2 2 2 2 2 .

2

∑ ∑ ∑

+ − = y x d y x

rs i

Tahapan kerja pengolahan data kuesioner menggunakan korelasi

Rank Spearman adalah sebagai berikut (Umar, 2003) :

1. Memberi skor pada masing-masing jawaban responden berdasarkan bobot tertentu pada setiap jawaban dengan skala Likert.

2. Memindahkan jawaban dari lembar kuesioner ke lembar tabulasi dan menghitung nilai total dari masing-masing variabel dengan program komputer Microsoft Excel.

3. Memindahkan data ke lembar kerja untuk diolah dan dianalisis dengan menggunakan program komputer SPSS 13 for windows, menggunakan model uji korelasi pada statistik non parametrik khusus data ordinal, yaitu data yang mempunyai skala pengukuran berjenjang dan merupakan pengamatan dari variabel X dan variabel Y. Rumus koefisien korelasi Rank Spearman

yang digunakan adalah sebagai berikut :

...(5)

Keterangan :

s

r = Koefisien korelasi Rank Spearman

2

i

d = Selisih antara peringkat X dan Y n = Jumlah sampel

Bila banyak terdapat angka bernilai sama, maka rumus yang digunakan adalah:

...(6)

dimana :

= − − Tx

n n x 12 3 2

y = nnTy

12 3 2


(49)

12 3

x x x

t t T = −

12 3

y y y

t t

T = −

Keterangan : T = Faktor koreksi.

tx= Banyaknya observasi untuk X tertentu yang sama.

y

t = Banyaknya observasi untuk Y tertentu yang sama. Besarnya nilai r terletak antara -1 < r < 1, artinya :

r = +1 Hubungan X dan Y sempurna positif ( mendekati 1, hubungan sangat kuat dan positif ).

r = -1 Hubungan X dan Y sempurna negatif ( mendekati -1, hubungan sangat kuat dan negatif ).

r = 0 Hubungan X dan Y lemah sekali atau tidak ada hubungan.

Pengujian signifikansi koefisien korelasi Rank Spearman pada taraf nyata tertentu adalah membandingkan nilai – p (probability-value) dengan taraf nyata atau α yang digunakan. Kriteria keputusan adalah sebagai berikut :

1. Jika nilai – p < 0,05 , maka korelasi nyata pada α = 0,05

2. Jika nilai – p < 0,01 , maka korelasi nyata pada α = 0,01 (sangat nyata)

Koefisien korelasi Rank Spearman (rs) menunjukkan kuat

tidaknya hubungan antara variabel X dan variabel Y. Skala hubungan kedua peubah berdasarkan batasan champion yang digunakan untuk mengkategorikan nilai rs yaitu sebagai berikut :

1. 0,00 sampai 0,25 atau 0,00 sampai -0,25 disebut no association, yaitu kondisi yang menunjukkan tidak adanya hubungan antara variabel X dan variabel Y.


(50)

2. 0,26 sampai 0,50 atau -0,26 sampai -0,50 disebut moderately low association, yaitu kondisi yang menunjukkan hubungan yang lemah antara variabel X dan variabel Y.

3. 0,51 sampai 0,75 atau -0,51 sampai -0,75 disebut moderately high association, yaitu kondisi yang menunjukkan adanya hubungan yang agak kuat antara variable X dan varibel Y.

4. 0,76 sampai 1,00 atau -0,76 sampai -1,00 disebut sebagai high association yaitu kondisi yang menunjukkan hubungan yang kuat antara variabel X dan variabel Y.

Tabel 3. Kriteria erat dan tidaknya hubungan antara variabel dan rentang nilai korelasi

Nilai Korelasi Tingkat Hubungan 0,00 - <0,20 Sangat rendah

0,20 - <0,40 Rendah

0,40 - <0,60 Sedang

0,60 - <0,80 Kuat

0,80 – 1,00 Sangat kuat

Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

H0 : Program K3 tidak berhubungan dengan produktivitas kerja

karyawan

H1 : Program K3 berhubungan dengan produktivitas kerja karyawan

Tingkat signifikansi yang dipilih adalah 0,01 (1%). Angka ini dipilih karena dinilai cukup ketat untuk mewakili hubungan antara dua variabel dan cukup banyak digunakan dalam penelitian tentang ilmu-ilmu sosial. Hasil perbandingan nilai r hitung tersebut dikonsultasikan dengan tabel r yang digunakan dalam memutuskan apakah pendapat diterima atau ditolak. Kriteria pengujian hubungan observasi ( H0 ) adalah sebagai berikut :

Tolak H0 jika r hitung > r tabel


(51)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1. Sejarah Perusahaan

PTPN VIII Gunung Mas didirikan pada tahun 1910 oleh sebuah maskapai Perancis dengan nama “Goenoeng Mas Prancoise Nederlandise De Culture Et De Commerce”. Pada tahun 1954 pengelolaannya dialihkan kepada perusahaan Belanda, yaitu “NV. Tiedemen K Van Kerchem (TVK)” yang mempunyai kantor pusat di Bandung. Pada tahun 1958 perkebunan Gunung Mas diambil alih oleh Pemerintah Republik Indonesia dan dimasukkan dalam PPN Baru Kesatuan Jabar II. Pada tahun 1963 diadakan reorganisasi dan perkebunan Gunung Mas dimasukkan dalam PPN Antan VII. Mulai tanggal 1 Agustus 1971 status PNP XII berubah nama yaitu PT Perkebunan XII (Persero). Selanjutnya terhitung mulai tanggal 11 Maret 1996, PT Perkebunan XII berubah nama menjadi PT Perkebunan Nusantara VIII (penggabungan dari PTP XI, PTP XII dan PTP XIII).

PTPN VIII Gunung Mas merupakan salah satu unit usaha PTPN VIII yang berlokasi di Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Lokasi Perkebunan Gunung Mas terdiri dari tiga daerah pertanaman (Afdeling), yaitu Gunung Mas I (Afdeling I), Gunung Mas II (Afdeling II) dan Cikopo Selatan I (Afdeling III). Kantor induk dan pabrik pengolahan berada di Gunung Mas I, sedangkan kantor pusat berada di jalan Sindangsirna no 4 Bandung.

Bidang usaha dari PTPN VIII Gunung Mas adalah membudidayakan dan mengolah komoditi hasil perkebunan berupa teh dan kina. Pabrik pengolahan teh terdiri dari : unit pengolahan teh hitam Crushing Tearing Curling (CTC) dan unit pengepakan teh

celup. Selain itu PTPN VIII Gunung Mas juga mengelola Wisata Agro.


(52)

4.1.2. Visi dan Misi Perusahaan

Visi PTPN VIII Gunung Mas yaitu menjadi BUMN yang tangguh dalam bidang agribisnis dan agroindustri untuk memuaskan

stakeholder (pelanggan, pemilik saham dan karyawan) serta peduli dan berwawasan lingkungan.

Misi PTPN VIII Gunung Mas adalah sebagai berikut : 1. Sebagai BUMN mempunyai Misi :

a. Menghasilkan Devisa maupun Rupiah bagi Negara dengan cara seefisien-efisiennya.

b. Memenuhi fungsi sosial, yang diantaranya berupa pemeliharaan/penambahan lapangan pekerjaan bagi Warga Negara Indonesia (WNI).

c. Memelihara kekayaan alam berupa pemeliharaan dan peningkatan kesuburan tanah, sumber dan tata air serta tanamannya.

2. Agent of Development (Wahana Pembangunan)

3. Pengabdian Kepada Masyarakat (pembinaan ekonomi lemah dan koperasi)

Dalam hal ini perusahaan telah melaksanakan peningkatan kesejahteraan tidak hanya terbatas bagi karyawan, akan tetapi masyarakat di sekitarnya, antara lain pengolahan Wisata Agro, bantuan kepada ekonomi lemah dan koperasi.

4.1.3. Struktur Organisasi Perusahaan

Perkebunan Gunung Mas dipimpin oleh seorang administratur yang bertanggung jawab kepada direksi PTPN VIII. Administratur dalam menjalankan tugasnya menggunakan sistem organisasi garis yang membagi kekuasaan di dalam setiap tingkat. Kekuasaan didelegasikan menjadi suatu tanggungjawab bagi pemegangnya, sekaligus memberikan wewenang untuk menentukan kebijakan tugas yang dibebankan.

Pelaksanaan tugas Administratur sehari-hari dibantu oleh seorang Sinder Kepala, seorang Sinder Tata Usaha Kantor (TUK),


(53)

seorang Sinder Pabrik/Pengolahan, seorang Sinder Teknik, seorang Sinder Wisata Agro dan tiga orang Sinder Afdeling. Struktur organisasi PTPN VIII Gunung Mas untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Lampiran 2.

4.1.4. Sumber Daya Manusia

Sumberdaya manusia adalah faktor yang paling berperan dalam proses produksi atau pengolahan. Oleh karena itu, dibutuhkan tenaga kerja yang berkualitas dengan memiliki keahlian, keterampilan dan disiplin kerja yang tinggi disetiap unit kerja perusahaan. Tenaga kerja yang berkualitas akan berdampak pada produktivitas kerja yang meningkat yang pada akhirnya mempengaruhi produktivitas perusahaan. Tenaga kerja yang ada di PTPN VIII Gunung Mas pada umumnya berasal dari sekitar perkebunan, yang memiliki kriteria kerja dari pekerja kasar sampai pekerja untuk proses produksi, kecuali beberapa orang staf yang direkrut dari kantor pusat PTPN VIII di Bandung. Karyawan yang dimiliki PTPN VIII Gunung Mas terdiri dari karyawan tetap dan karyawan borongan. Jumlah karyawan PTPN VIII Gunung Mas dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Jumlah karyawan PTPN VIII Gunung Mas bulan Februari tahun 2007

Bagian Karyawan Tetap (orang) Karyawan Borongan (orang) Kantor Induk Wisata Agro Pengolahan Teknik Gunung Mas I Gunung Mas II Cikopo Selatan Staf/Pimpinan 49 63 57 46 196 151 184 11 7 25 18 11 105 77 85 -

Jumlah 757 328

Sumber : Bagian TUK PTPN VIII Gunung Mas, Februari 2007. 4.1.5. Kegiatan Pengolahan Teh Hitam

Di Indonesia terdapat dua proses pengolahan teh hitam yaitu, sistem ortodok dan sistem CTC. PTPN VIII Gunung Mas menerapkan sistem Crushing Tearing Curling (CTC) dalam


(54)

pengolahan teh hitamnya. Proses produksi teh hitam Crushing Tearing Curling (CTC) dapat dilihat pada Lampiran 3. Pengolahan pucuk teh untuk menjadi produk jadi yang berupa teh hitam dimulai dari penerimaan pucuk segar, pembeberan, analisa petik dan pucuk, pelayuan, penggilingan dan fermentasi, pengeringan, sortasi dan pengepakan. Proses pengolahan teh hitam tersebut diuraikan sebagai berikut :

1. Penerimaan Pucuk Segar

Pucuk teh yang akan diolah didatangkan dari tiap-tiap afdeling menggunakan truk, penerimaan pucuk teh ini membutuhkan waktu selama 1 - 2 jam dalam sehari. Tujuannya adalah untuk mengetahui kuantitas dan kualitas pucuk yang akan diolah, serta menjamin dan memastikan bahwa pucuk teh bisa dilayukan sehingga siap untuk digiling.

2. Pembeberan

Pembeberan merupakan proses awal dari pelayuan. Pucuk teh dibeberkan di atas Withering Trough (WT). pada tahap pembeberan, dialirkan angin yang berasal dari fan (kipas angin). Isi setiap mesin WT 20–30 kg/m² dengan tebal hamparan pucuk daun teh segar dalam WT ± 30 cm. Pembeberan bertujuan untuk memecahkan gumpalan pucuk teh untuk memudahkan sirkulasi udara.

3. Pelayuan

Pelayuan merupakan tahap awal dimana pucuk dipersiapkan untuk diolah lebih lanjut. Pelayuan bertujuan untuk menurunkan kadar air pucuk daun teh menjadi 68% - 74%. Pelayuan akan menyebabkan perubahan senyawa-senyawa kimia yang terkandung di dalam daun. Pelayuan berlangsung selama 10 – 24 jam. Proses pelayuan dihentikan apabila kerataan tingkat kelayuan telah mencapai 90% ditandai dengan lemasnya daun dan jika digenggam tidak menimbulkan patah pada tangkai maupun daun.


(55)

4. Analisa Petik dan Analisa Pucuk

Analisa petik dan pucuk bertujuan untuk mengetahui berapa analisa pucuk yang memenuhi syarat dan untuk menentukan berapa upah yang diterima oleh pemetik. Analisa petik dilakukan dengan cara mengambil pucuk yang telah dibeberkan pada

Withering Trough masing-masing bagian satu titik lalu aduk rata kemudian ditimbang ±100 gram dan berlangsung selama satu jam.

5. Penggilingan dan Oksidasi Enzimetis

Penggilingan dan fermentasi bertujuan untuk menghancurkan pucuk teh layu menjadi partikel kecil, sehingga mempunyai cita rasa yang diinginkan dalam kondisi yang terkendali, sesuai standar dan bebas kontaminasi. Pucuk layu dimasukkan kedalam

Green Leaf Sifter (GLS) yang berfungsi untuk memisahkan pucuk dari benda asing dengan cara diayak. Setelah pucuk bebas dari benda asing, lalu pucuk dihancurkan dan dipotong oleh mesin Barbara Leaf Conditioner (BLC) dengan ukuran masih kasar. Hasil gilingan dari BLC diteruskan ke mesin Crushing Tearing Curling (CTC) yang berfungsi untuk memotong, menyobek dan menggulung daun. CTC terdiri atas tiga mesin CTC I, CTC II, CTC III.

Proses oksidasi enzimatis membuat teh yang telah digiling dari mesin CTC mengalami perubahan warna dari hijau tua menjadi coklet tua. Setelah itu bubuk teh dihamparkan pada mesin

Fermenting Unit (FU) dengan tebal hamparan 6 – 10 cm. Lama proses oksidasi enzimatis ditentukan oleh Green Dhool Test yaitu suatu pengujian untuk menilai rasa, aroma dan warna air seduhan sebagai penentu lama proses yang optimal. Proses oksidasi enzimatis berlangsung selama 60 – 100 menit dengan hasil akhir menunjukkan perubahan pada warna bubuk teh dari hijau berangsur menjadi coklat kehitaman.


(56)

6. Pengeringan

Pengeringan bertujuan untuk menghentikan proses oksidasi enzimatis, membunuh mikroorganisme, dan menurunkan kadar air sampai 2,5%-3%. Proses pengeringan dilakukan selama 15 – 18 menit menggunakan mesin Fluidized Bed Dryer (FBD), udara panas dialirkan masuk ke dalam dengan suhu antara 100 - 120º C sedangkan suhu yang keluar dari FBD (outlet) berkisar antara 80 - 105º C. Mesin lain yang digunakan pada proses pengeringan adalah Heat Exchanger (HE) yang berfungsi menghasilkan udara panas bersih yang bercampur dengan udara segar dari ruangan. Bubuk teh hasil pengeringan berwarna hitam mengkilat, kering dan tidak menggumpal serta memiliki aroma yang khas.

7. Sortasi

Sortasi bertujuan memisahkan bubuk teh berdasarkan berat dan ukuran pertikel sehingga diperoleh jenis teh yang memiliki ukuran dan bentuk yang seragam sesuai dengan standar yang diinginkan oleh konsumen. Lama waktu yang dibutuhkan antara 1 – 2 jam. Ruangan sortasi bersuhu 20 – 25º C dan RH 50% - 60% agar tidak terjadi penurunan mutu bubuk teh kering karena sifatnya yang Hidrocopis mudah meyerap air. Proses sortasi teh hitam CTC dibagi menjadi dua jalur, yaitu jalur A (Halus) dan jalur B (kasar). Tujuannya untuk memproses ulang teh yang tidak memenuhi syarat mutu pada jalur A dan diulang pada jalur B. Bubuk teh dari pengeringan masuk ke mesin Midle Tone untuk memisahkan teh kasar dan halus.

Bagian yang kasar masuk ke mesin Mini Crusher (B) dan bagian halus masuk ke mesin Vibro Blank (A). Vibro Blank berfungsi untuk memisahkan daun dan serat, bagian yang berwarna hitam dari daun, sedangkan coklat dari batang. Bagian yang lolos masuk ke mesin Vibro Mesh yang berfungsi untuk memisahkan daun dan serta jenisnya. Setelah itu masing-masing jenis teh


(1)

No. r

hitung

r

tabel

(

α

= 5%; n=30)

Keterangan

1. 0,737

0,361

Valid

2. 0,732

0,361

Valid

3. 0,780

0,361

Valid

4. 0,819

0,361

Valid

5. 0,795

0,361

Valid

6. 0,777

0,361

Valid

7. 0,808

0,361

Valid

8 0,809

0,361

Valid

9. 0,820

0,361

Valid

10. 0,715

0,361

Valid

11. 0,747

0,361

Valid

12. 0,608

0,361

Valid

13. 0,717

0,361

Valid

14. 0,786

0,361

Valid

15. 0,792

0,361

Valid

16. 0,416

0,361

Valid

17. 0,716

0,361

Valid

18. 0,713

0,361

Valid

19. 0,622

0,361

Valid

20. 0,756

0,361

Valid

21. 0,676

0,361

Valid

22. 0,692

0,361

Valid

23. 0,726

0,361

Valid

24. 0,839

0,361

Valid

25. 0,691

0,361

Valid

26. 0,689

0,361

Valid


(2)

Lanjutan Lampiran 5.

PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN

No. r

hitung

r

tabel

(

α

= 5%; n=30)

Keterangan

1. 0,454

0,361

Valid

2. 0,433

0,361

Valid

3. 0,394

0,361

Valid

4. 0,447

0,361

Valid

5. 0,418

0,361

Valid

6. 0,416

0,361

Valid

7. 0,433

0,361

Valid

8 0,395

0,361

Valid

9. 0,397

0,361

Valid

10. 0,418

0,361

Valid

11. 0,694

0,361

Valid

12. 0,535

0,361

Valid


(3)

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based

on Standardized

Items N of Items

.960 .962 27

Item Statistics Mean Std. Deviation N

K3_1 3.83 .913 30

K3_2 3.83 .874 30

K3_3 4.33 .758 30

K3_4 4.30 .702 30

K3_5 4.27 .868 30

K3_6 3.83 .874 30

K3_7 4.33 .758 30

K3_8 4.30 .702 30

K3_9 4.27 .868 30

K3_10 4.17 .747 30

K3_11 3.83 .913 30

K3_12 3.90 .803 30

K3_13 4.33 .758 30

K3_14 4.30 .702 30

K3_15 4.27 .868 30

K3_16 4.27 .868 30

K3_17 4.20 .887 30

K3_18 3.73 .944 30

K3_19 3.67 .711 30

K3_20 4.00 .947 30

K3_21 4.20 .610 30

K3_22 4.33 .758 30

K3_23 4.30 .702 30

K3_24 4.27 .868 30

K3_25 4.13 .900 30

K3_26 3.73 .944 30

K3_27 3.73 .785 30

Scale Statistics Mean Variance Std. Deviation N of Items

110.67 242.506 15.573 27

Alpha = 0,960


(4)

Lanjutan Lampiran 6.

PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based

on Standardized

Items N of Items

.880 .882 13

Item Statistics Mean Std. Deviation N

P1 4.17 .747 30

P2 3.83 .913 30

P3 3.90 .803 30

P4 4.33 .758 30

P5 4.30 .702 30

P6 4.27 .868 30

P7 4.20 .887 30

P8 3.73 .944 30

P9 3.67 .711 30

P10 4.00 .947 30

P11 4.20 .610 30

P12 4.17 .592 30

P13 3.47 .681 30

Scale Statistics Mean Variance Std. Deviation N of Items

52.23 43.357 6.585 13

Alpha = 0,880


(5)

Correlations 1.000 .743** . .000 75 75 .743** 1.000 .000 . 75 75 Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N K3 PRODUKTIVITAS Spearman's rho K3 PRODUK TIVITAS

Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). **.

Hubungan Pelatihan Keselamatan dengan Produktivitas Kerja

Correlations 1.000 .668** . .000 75 75 .668** 1.000 .000 . 75 75 Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N PELATIHAN PRODUKTIVITAS Spearman's rho PELATIHAN PRODUK TIVITAS

Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). **.

Hubungan Publikasi Keselamatan Kerja dengan Produktivitas Kerja

Correlations 1.000 .639** . .000 75 75 .639** 1.000 .000 . 75 75 Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N PKK PRODUKTIVITAS Spearman's rho PKK PRODUK TIVITAS

Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). **.


(6)

Lanjutan Lampiran 7.

Hubungan Kontrol Lingkungan Kerja dengan Produktivitas Kerja

Correlations 1.000 .732** . .000 75 75 .732** 1.000 .000 . 75 75 Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N KLK PRODUKTIVITAS Spearman's rho KLK PRODUK TIVITAS

Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). **.

Hubungan Pengawasan dan Disiplin dengan Produktivitas Kerja

Correlations 1.000 .775** . .000 75 75 .775** 1.000 .000 . 75 75 Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N PD PRODUKTIVITAS Spearman's rho PD PRODUK TIVITAS

Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). **.

Hubungan Peningkatan Kesadaran K3 dengan Produktivitas Kerja

Correlations 1.000 .744** . .000 75 75 .744** 1.000 .000 . 75 75 Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N PKK3 PRODUKTIVITAS Spearman's rho PKK3 PRODUK TIVITAS

Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). **.


Dokumen yang terkait

Hubungan Promosi Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Dengan Perilaku Aman (Safe Behavior) Pada Karyawan Bagian Produksi Pengolahan Minyak Sawit Di PTPN IV Kebun Dolok Ilir

81 412 124

Pengaruh Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)Terhadap Motivasi Karyawan pada Bagian pengolahan PTPN II PKS Rambutan Tebing Tinggi

26 275 105

Pengaruh Motivasi Dan Pengalaman Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan PTPN IV Bandar Pasir Mandoge Kabupaten Asahan

16 173 128

Media Internal Public Relations dan Produktivitas Kerja (Studi Korelasional antara Media Intranet sebagai Media Internal Public Relations dengan Produktivitas Kerja Karyawan di Kantor PT. Telkom Divre I Sumatra)

0 37 159

Hubungan Persepsi terhadap Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) dengan Produktivitas.

14 71 130

Pengaruh Penerapan Program Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Terhadap Keamanan Kerja Dan Produktivitas Kerja Karyawan Bagian Produksi PT. Sinar Oleochemichal Internasional (SOCI) Mas Medan

11 143 212

Mempelajari Faktor-Faktor Dominan yang Mempengaruhi Motivasi Kerja Karyawan (Studi Kasus pada Divisi Pengolahan PTPN VIII Gunung Mas, Bogor)

0 11 115

Hubungan Keselamatan dan Kesehatan (K3) dengan Produktivitas Kerja Karyawan (Studi Kasus: Bagian Pengolahan PTPN VIII Gunung Mas, Bogor)

1 11 7

Pengaruh Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Ptpn Viii Gunung Mas Bogor

2 7 105

Pengaruh Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan Disiplin Kerja Karyawan Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan (Studi Kasus Pada PT Wika Realty Proyek Pembangunan Tamansari Hive Office Park)

20 124 133