Hubungan Persepsi terhadap Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) dengan Produktivitas.

(1)

HUBUNGAN PERSEPSI TERHADAP KESEHATAN DAN

KESELAMATAN KERJA (K3) DENGAN PRODUKTIVITAS

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi persyaratan Ujian Sarjana Psikologi

Oleh

MONICA SARINA

071301078


(2)

LEMBAR PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini, menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul:

Hubungan Persepsi Terhadap Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (K3) dengan Produktivitas

adalah hasil karya sendiri dan belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi manapun.

Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan skripsi ini saya kutip dari hasil karya orang lain yang telah dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.

Apabila di kemudian hari ditemukan adanya kecurangan di dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi dari Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, September 2011

Monica Sarina NIM 071301078


(3)

Hubungan Persepsi terhadap Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) dengan Produktivitas

Monica Sarina dan Siti Zahreni

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan positif antara persepsi terhadap kesehatan dan keselamatan kerja (K3) dengan produktivitas. Produktivitas didefinisikan sebagai suatu usaha manusia untuk meningkatkan mutu kehidupan dan penghidupannya dengan selalu mencari perbaikan dan peningkatan kearah yang lebih baik. Sedangkan persepsi terhadap kesehatan dan keselamatan kerja (K3) merupakan cara individu mengenali, merasakan, mengekspresikan, dan memaknai keselamatan dan kesehatan kerja (K3) yang diterapkan oleh perusahaan berdasarkan informasi yang diterima oleh panca indera, pengalaman, ataupun nilai-nilai yang ada di dalam dirinya.

Penelitian ini dilakukan dengan melibatkan 60 orang karyawan PT. Ecogreen Oleochemicals Medan Plant. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah non random sampling yaitu dengan teknik purposive. Data yang diperoleh diolah dengan menggunakan analisa koefisien pearson product moment dan untuk mengetahui reliabilitas alat ukur menggunakan teknik koefisien Alpha Cronbach. Alat ukur yang digunakan adalah skala persepsi terhadap kesehatan dan keselamatan kerja (K3) (r=0.928) yang disusun berdasarkan aspek persepsi Mc Dowwell & Newel (1996) yang dikaitkan dengan program kesehatan dan keselamatan kerja (k3) yang ada di PT Ecogreen Oleochemicals Medan Plant, dan skala produktivitas (r=0.961) yang digunakan disusun berdasarkan ciri-ciri individu produktif yang dikemukakan oleh Nasution (2001).

Berdasarkan hasil analisa data diperoleh nilai rxy = 0,691 (p<0.05), yang berarti ada hubungan positif antara kedua variabel sebesar 69.1 %.


(4)

KATA PENGANTAR

Ucapan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus, atas kasih dan karunia-Nya yang senantiasa melimpah dalam hidup penulis. Penyertaan-Nya selalu penulis rasakan selama pengerjaan skripsi ini. Ia mengizinkan banyak hal terjadi, baik suka maupun duka, untuk membentuk penulis menjadi pribadi yang lebih baik lagi.

Skripsi ini merupakan suatu karya ilmiah yang disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan di Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara. Penelitian ini berjudul “Hubungan Persepsi Terhadap Kesehatan Dan Keselamatan kerja (K3) Dengan Produktivitas”. Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis mendapat banyak bantuan, bimbingand an dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu Prof. Dr. Irmawati, psikolog sebagai Dekan Fakultas psikologi Universitas Sumatera Utara

2. Buat mama dan adik saya, Margareth, yang telah memberikan dukungan materil maupun dukungan moril, dan senantiasa memberikan semangat kepada saya dalam menyelesaikan skripsi ini.

3. Kak Siti Zahreni, M.Si, psikolog selaku dosen pembimbing skripsi. Terima kasih atas kesabaran kakak dalam membantu saya menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih juga buat masukan-masukannya untuk penelitian ini. Makasih buat semuanya ya kak.


(5)

4. Kak Ade Rahmawati, M.Psi, psikolog selaku dosen pembimbing akademik. Terima kasih buat nasehat dan tuntunan yang Kakak berikan selama saya kuliah di Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara ini.

5. Buat Ibu Rosa, Pak Kasmi, serta para karyawan PT. Ecogreen Oleochemicals Medan Plant, yang telah membant saya dalam pengambilan data skripsi ini dan yang telah bersedia menjadi subjek penelitian saya.

6. Pak Iskandar, pak Aswan, Kak Devi, Kak Ari, dan para volunteer psikolib, yang telah membantu saya dalam pengurusan administrasi yang diperlukan untuk menyelesaikan skripsi ini, terima kasih buat bantuan Bapak dan Kakak sekalian.

7. Buat Bang Bima yang telah sabar mendengarkan keluh kesah saya dalam pengerjaan skripsi ini. Terima kasih buat semua masukan, nasehat, dan semangat yang diberikan dalam menyelesaikan skripsi ini.

8. Buat sencong comm (Dis, Nani, Megi, Rosy, n Pipin). Terima kasih sudah menjadi teman yang membantu saya menjadi pribadi yang lebih baik. Terima kasih buat dukungan kalian selama pengerjaan skripsi ini.

9. Buat Gosyen (K’ Yen, Rosy, Nani, n Megi). Terima kasih karena kalian membuat saya menjadi lebih optimis dalam mengerjakan skripsi ini.


(6)

11. Buat Bang Budi, Irene, Nela, dan teman-teman lainnya, terima kasih untuk semua masukan, bantuan, dan semangat selama pengerjaan skripsi ini.

12. Terima kasih saya ucapkan kepada semua pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu atas sumbangsihnya dalam penyelessaian skripsi ini.

Sebagai manusia yang masih belajar, penulis menyadari bahwa daklam penyajian skripsi ini ada kekurangan. Oleh karena itu penulis menerima kritikan dan saran yang bersifat membangun agar penelitian ini lebih baik lagi. Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca sekalian.

Medan, September 2011


(7)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………... i

DAFTAR ISI………. iv

DAFTAR TABEL………. viii

DAFTAR LAMPIRAN……… x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah……… 1

B. Rumusan Masalah………. 7

C. Tujuan Penelitian……… 7

D. Manfaat Penelitian……….… 8

E. Sistematika Penulisan………... 9

BAB II LANDASAN TEORI A. Produktivitas……….. 11


(8)

B. Persepsi terhadap Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)…….. 16

1. Persepsi terhadap Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)….. 16

a. Pengertian Persepsi………... 16

b. Pengertian Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)…….... 18

c. Persepsi terhadap Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3).. 20

2. Aspek-aspek Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)……….. 21

3. Tujuan Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3).. 27

4. Alasan Pentingnya Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)… 29 C. Hubungan Persepsi terhadap Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) dengan Produktivitas………. 30

D. Hipotesa Penelitian……….. 33

BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian……… 35

B. Definisi Operasional Variabel Penelitian………. 36

1. Produktivitas………... 36

2. Persepsi terhadap Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)…… 37

C. Populasi, Sampel, dan Metode Pengambilan Sampel………. 38

1. Populasi………... 38

2. Sampel………. 38

3. Metode Pengambilan Sampel……….. 40

D. Metode dan Alat Pengumpulan Data………... 40


(9)

2. Skala……… 41

a. Skala Persepsi terhadap Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)……….. 41

b. Skala Produktivitas………. 44

E. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur………... 47

1. Uji Validitas……… 47

2. Uji Daya Beda Aitem……….. 48

3. Uji Reliabilitas……… 49

F. Hasil Uji Coba Alat Ukur……… 50

1. Hasil Uji Coba Skala Persepsi terhadap Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)………. 50

2. Hasil Uji Coba Skala Produktivitas………. 53

G. Prosedur Penelitian……….. 56

1. Persiapan Penelitian………. 56

2. Uji Coba Alat Ukur Penelitian………. 56

3. Revisi Alat Ukur……….. 57

4. Pelaksanaan Penelitian………. 57


(10)

1. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin……… 59

2. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Usia………... 60

3. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Tingkat Pendidikan... 61

B. Hasil Penelitian………. 62

1. Hasil Uji Asumsi………... 62

a. Uji Normalitas……….. 62

b. Uji Linieritas……… 63

2. Hasil Utama Penelitian………... 64

3. Kategorisasi Hasil Penelitian……… 65

a. Kategorisasi Skor Skala Persepsi terhadap Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)………... 66

b. Kategorisasi Skor Skala Produktivitas………. 67

C. Pembahasan……….. 71

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan………... 74

B. Saran………. 74

1. Saran Metodologis……… 75

2. Saran Praktis………. 75

DAFTAR PUSTAKA……….…………... 76 LAMPIRAN


(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Blue Print Uji Coba Skala Persepsi terhadap Kesehatan

dan Keselamatan Kerja (K3)………. 43 Tabel 2. Blue Print Uji Coba Skala Produktivitas……… 46 Tabel 3. Distribusi Aitem-aitem Skala Persepsi terhadap Kesehatan

dan Keselamatan Kerja (K3) Sebelum Uji Coba……… 51 Tabel 4. Pemilihan Aitem Skala Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3.... 52 Tabel 5. Distribusi Aitem-aitem Skala Produktivitas Sebelum Uji Coba…. 54 Tabel 6. Pemilihan Aitem Skala Produktivitas Untuk Penelitian…………. 55 Tabel 7. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin……….. 59 Tabel 8. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Usia………. 60 Tabel 9. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Tingkat Pendidikan…. 61 Tabel 10. Rangkuman Hasil Uji Normalitas dengan One Sample

Kolmogorov-Smirnov………. 63

Tabel 11. Rangkuman Hasil Uji Linieritas Hubungan Variabel Persepsi terhadap Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) dengan


(12)

Tabel 14. Kategorisasi Persepsi terhadap Kesehatan dan Keselamatan

Kerja (K3) Mean Hipotetik……… 67 Tabel 15. Nilai Empirik dan Hipotetik Produktivitas………. 68 Tabel 16. Kategorisasi Produktivitas Mean Hipotetik……… 69 Tabel 17. Matriks Hubungan Persepsi terhadap Kesehatan dan


(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Gambaran Subjek Penelitian Lampiran 2 : Reliabilitas Aitem Skala Penelitian Lampiran 3 : Skala Penelitian

Lampiran 4 : Data Mentah Penelitian Lampiran 5 : Hasil Uji Asumsi

Lampiran 6 : Hasil Analisa Data Penelitian Lampiran 7 : Surat Izin Penelitian


(14)

Hubungan Persepsi terhadap Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) dengan Produktivitas

Monica Sarina dan Siti Zahreni

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan positif antara persepsi terhadap kesehatan dan keselamatan kerja (K3) dengan produktivitas. Produktivitas didefinisikan sebagai suatu usaha manusia untuk meningkatkan mutu kehidupan dan penghidupannya dengan selalu mencari perbaikan dan peningkatan kearah yang lebih baik. Sedangkan persepsi terhadap kesehatan dan keselamatan kerja (K3) merupakan cara individu mengenali, merasakan, mengekspresikan, dan memaknai keselamatan dan kesehatan kerja (K3) yang diterapkan oleh perusahaan berdasarkan informasi yang diterima oleh panca indera, pengalaman, ataupun nilai-nilai yang ada di dalam dirinya.

Penelitian ini dilakukan dengan melibatkan 60 orang karyawan PT. Ecogreen Oleochemicals Medan Plant. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah non random sampling yaitu dengan teknik purposive. Data yang diperoleh diolah dengan menggunakan analisa koefisien pearson product moment dan untuk mengetahui reliabilitas alat ukur menggunakan teknik koefisien Alpha Cronbach. Alat ukur yang digunakan adalah skala persepsi terhadap kesehatan dan keselamatan kerja (K3) (r=0.928) yang disusun berdasarkan aspek persepsi Mc Dowwell & Newel (1996) yang dikaitkan dengan program kesehatan dan keselamatan kerja (k3) yang ada di PT Ecogreen Oleochemicals Medan Plant, dan skala produktivitas (r=0.961) yang digunakan disusun berdasarkan ciri-ciri individu produktif yang dikemukakan oleh Nasution (2001).

Berdasarkan hasil analisa data diperoleh nilai rxy = 0,691 (p<0.05), yang berarti ada hubungan positif antara kedua variabel sebesar 69.1 %.

Kata kunci: produktivitas, persepsi terhadap kesehatan dan keselamatan kerja (K3)


(15)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perusahaan adalah suatu sistem yang terdiri dari komponen manusia, bahan-bahan mentah dan mesin-mesin. Semakin ketatnya persaingan di bidang industri menuntut perusahaan harus mampu bertahan dan berkompetisi. Salah satu hal yang dapat ditempuh perusahaan agar mampu bertahan dalam persaingan yang ketat yaitu dengan meningkatnya produktivitas (Multahada, 2008)

Produktivitas merupakan faktor kesuksesan yang penting untuk semua organisasi. Perbaikan dalam produktivitas diketahui mempunyai pengaruh utama terhadap ekonomi dan fenomena sosial, misal pertumbuhan ekonomi dan standard hidup yang lebih baik. Selain itu, peningkatan produktivitas suatu industri ataupun perusahaan menunjukkan industri ataupun perusahaan tersebut bertahan dengan baik (dalam Pritchard, 1998). Oleh karena itu, suatu perusahaan juga harus secara berkesinambungan memperbaiki produktivitas agar tetap memperoleh keuntungan


(16)

diinginkan. Keberhasilan perusahaan sangatlah bergantung pada efektivitas pemanfaatan sumber daya yang dimilikinya, yaitu manusia, modal (uang), bahan baku, mesin dan metode yang akhir-akhir ini lebih mengarah kepada perkembangan teknologi. Dari antara sumber-sumber daya tersebut, manusia merupakan penggerak utama organisasi, yang mampu melaksanakan pengorganisasian sumber daya yang lain, baik yang bersifat strategis maupun yang bersifat operasional dan taktis. Manusia yang memegang kendali dalam organisasi (Hidayat, 2007).

Akan tetapi, manusia bukanlah barang mati seperti halnya mesin atau fasilitas produksi lainnya. Manusia bukanlah mesin yang dapat kita atur dan programkan demikian saja. Dalam diri manusia akan dapat dijumpai variabel - baik yang nyata kelihatan atau tidak - yang mempengaruhi segala gerak kerja dan aktivitasnya. Manusia adalah ‘mesin’ yang dapat dengan mudah berubah-ubah kemauannya tanpa memberitahukannya terlebih dahulu. Untuk itu dalam mengelola sumber daya manusia yang ada dan dimiliki, maka pendekatan yang lebih bersifat manusia perlu diperhatikan benar-benar agar lebih bisa diharapkan adanya tingkat produktivitas yang lebih tinggi lagi (Wignjosoebroto, 2008).

Produktivitas dapat diukur secara objektif maupun subjektif. Produktivitas objektif diperoleh melalui perbandingan output/keluaran dan input/masukan. Sementara itu, produktivitas subjektif diperoleh melalui penilaian subjektif pribadi. Data produktivitas subjektif dikumpulkan melalui survei kuesioner. Data produktivitas subjektif dikumpulkan melalui karyawan, supervisor/pengawas, klien,


(17)

pelanggan ataupun supplier/leveransir. Penilaian produktivitas subjektif dapat dilakukan secara langsung maupun tidak langsung. Pengukuran secara langsung dilakukan dengan memberikan survei kuesioner berkaitan dengan produktivitas karyawan itu sendiri. Sementara itu, pengukuran secara tidak langsung dilakukan dengan memperhatikan faktor-faktor pengganti seperti kebiasaan kerja ataupun kepuasan kerja (dalam Kemppilä & Lönnqvist, 2010).

Salah satu faktor yang mempengaruhi produktivitas adalah kesehatan kerja. Perusahaan perlu memelihara kesehatan para karyawan, dimana kesehatan disini menyangkut kesehatan fisik maupun mental. Program kesehatan kerja dapat dilakukan dengan penciptaan lingkungan kerja yang sehat yang menunjuk pada kondisi yang bebas dari gangguan fisik, mental atau emosi atau rasa sakit yang disebabkan oleh lingkungan kerja. Penciptaan lingkungan kerja yang sehat secara tidak langsung akan mempertahankan atau bahkan meningkatkan produksi (Tulus, 1992).

Program kesehatan kerja tidak terlepas dari program keselamatan kerja, karena dua program tersebut tercakup dalam pemeliharaan terhadap karyawan. Keselamatan dan kesehatan kerja mengandung nilai perlindungan tenaga kerja dari kecelakaan atau penyakit akibat kerja. Dalam abad modern ini, tanpa disadari


(18)

proses produksi telah menjadi sumber bahaya yang dapat mencelakakan. Karena itulah aspek keselamatan telah menjadi tuntutan dan kebutuhan umum (Ramli, 2010).

Keselamatan kerja erat bersangkutan dengan peningkatan produksi dan produktivitas. Tingkat keselamatan yang tinggi sejalan dengan pemeliharaan dan penggunaan peralatan kerja dan mesin yang produktif dan efisien dan bertalian dengan tingkat produksi dan produktivitas yang tinggi (Suma’mur, 1989). Tenaga kerja merupakan aset organisasi yang sangat berharga dan merupakan unsur penting dalam proses produksi di samping unsur lainnya seperti material, mesin, dan lingkungan kerja. Karena itu tenaga kerja harus dijaga, dibina, dan dikembangkan untuk meningkatkan produktivitasnya (Ramli, 2010).

Program kesehatan dan keselamatan kerja (K3) merupakan bagian dari suatu sistem suatu sistem program manajemen yang dibuat bagi pekerja maupun pengusaha sebagai upaya pencegahan (preventif) timbulnya kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja dalam lingkungan kerja dengan cara mengenali hal-hal yang berpotensi menimbulkan kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja, dan tindakan antisipatif bila terjadi hal demikian (Yusra, 2005).

Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) merupakan hak asasi setiap tenaga kerja. Di era globalisasi dan pasar bebas Asean Free Trade Ageement (AFTA) dan World Trade Organization (WTO) serta Asia Pacific Ecomoic Community (APEC) yang akan berlaku tahun 2020, dan untuk memenangkan persaingan bebas ternyata


(19)

kesehatan dan keselamatan kerja juga menjadi salah satu persyaratan yang harus dipenuhi oleh industri di Indonesia. Tujuan kesehatan dan keselamatan kerja (K3) yaitu menciptakan kesehatan dan keselamatan kerja sehingga mampu meningkatkan produktivitas tenaga kerja (Sutjana, 2006). Oleh karena itu, sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja harus dilakukan secara konsisten dalam rangka menjalankan usaha yang aman (Rukhviyanti, 2008).

Oleh karena itu, pemerintah kemudian mengeluarkan undang-undang Kesehatan dan Keselamatan Kerja No. 1 Tahun 1970. Undang-undang ini memberikan perlindungan hukum kepada tenaga kerja yang bekerja agar tempat dan peralatan produksi senantiasa berada dalam keadaan selamat dan aman bagi mereka (Silalahi & Silalahi, 1985).

Akan tetapi dalam kenyataannya angka kecelakaan kerja yang terjadi masih cukup tinggi. International Labor Organitation (ILO) memperkirakan setiap tahunnya lebih dari 2 juta orang meninggal akibat kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Sekitar 160 juta orang menderita penyakit akibat kerja dan sekitar 270 juta kasus kecelakaan kerja per tahun di seluruh dunia (dalam harian Sindo, 2010). Jumlah kecelakaan kerja yang terjadi di Sumatera Utara hingga Juni 2010 atau pada semester I tahun 2010 tercatat sebanyak 4.475 kasus. Kecelakaan kerja ini mengalami


(20)

Kecelakaan kerja tidak jarang mengakibatkan luka-luka, terjadinya kelainan tubuh, cacat, dan bahkan kematian. Oleh karena itu, tenaga kerja harus memperoleh perlindungan dari berbagai hal yang dapat menimpa dan mengganggu dirinya ketika bekerja (Suma’mur, 1989). Hal ini disebabkan keberhasilan organisasi perusahaan dalam mencapai tujuan tidak terlepas dari peran karyawan. Karyawan bukan semata obyek dalam pencapaian tujuan organisasi, tetapi juga menjadi subyek atau pelaku. Mereka dapat menjadi perencana, dan pelaksana yang berperan aktif dalam mewujudkan tujuan organisasi perusahaan serta mempunyai pikiran, perasaan dan keinginan yang dapat mempengaruhi sikapnya terhadap pekerjaan (Fathoni, 2006).

Sejalan dengan itu, karyawan sebagai manusia juga mempunyai persepsi yang berbeda-beda terhadap sesuatu. Hal ini dikarenakan manusia memiliki kesiapan internal diri individu yaitu pengetahuan, kepribadian, emosi, kebutuhan/motif, harapan dan kepercayaan serta pengaruh eksternal (di luar diri) individu dalam berinteraksi dengan lingkungannya (Azwar, 2002).

Salah satu perusahaan yang menerapkan kesehatan dan keselamatan kerja (K3) adalah PT Ecogreen Oleochemicals. PT. Ecogreen Oleochemicals merupakan salah satu industri oleokimia yang mengolah bahan baku minyak inti kelapa sawit/CPKO (Crude Palm Kernel Oil) menjadi produk-produk seperti asam lemak (fatty acid), lemak alcohol (fatty alcohol), dan gliserin (glycerine).


(21)

Sebagai perusahaan yang banyak berhubungan dengan bahan-bahan berbahaya bagi pekerjanya misalnya bahan bakar NG (Natural Gas) dan H2 sebagai bahan pendukung. Bahan-bahan tersebut berpotensi terbakar apabila tidak dikelola dengan hati-hati. Oleh karena itu, perusahaan menerapkan beberapa program keselamatan dan kesehatan kerja (K3) untuk melindungi karyawan dalam melakukan pekerjaannya. Program-program tersebut antara lain : safety lecture, alat perlindungan diri (APD), tim tanggap darurat, pemantauan (monitoring), pelatihan penggunaan alat pemadaman api ringan (APAR), pembuatan simbol-simbol K3 di areal perusahaan, dan program kesehatan.

Sesuai dengan pembahasan diatas, maka peneliti hendak mengetahui apakah terdapat hubungan positif antara persepsi terhadap kesehatan dan keselamatan kerja (K3) dengan produktivitas.

B. Rumusan Masalah

Untuk memudahkan penelitian, maka perlu dirumuskan masalah apa yang menjadi fokus penelitian. Dalam hal ini peneliti mencoba merumuskan masalah dalam penelitian dalam bentuk pertanyaan penelitian yaitu apakah benar bahwa ada


(22)

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk melihat seberapa besar hubungan persepsi terhadap kesehatan dan keselamatan kerja (K3) dengan produktivitas.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengembangan ilmu pengetahuan di bidang psikologi, khususnya dalam Psikologi Industri dan Organisasi dalam aplikasinya terutama mengenai hubungan persepsi terhadap kesehatan dan keselamatan kerja (K3) dengan produktivitas karyawan PT Ecogreen Oleochemicals Medan Plant. Sehingga dapat dijadikan sumber informasi untuk penelitian-penelitian berikutnya yang sama atau berhubungan dengan hubungan persepsi terhadap kesehatan dan keselamatan kerja (K3) dan produktivitas.

2. Manfaat Praktis

a. Dapat memberikan informasi tentang seberapa besar persepsi karyawan terhadap kesehatan dan keselamatan kerja (K3) yang telah diberikan oleh PT Ecogreen Oleochemicals Medan Plant. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan masukan kepada perusahaan mengenai persepsi karyawan


(23)

kesehatan dan keselamatan kerja yang telah diberikan, apakah memang sesuai dengan kebutuhan karyawan atau perlu dikembangkan lagi.

b. Dapat memberikan informasi tentang seberapa besar tingkat produktivitas karyawan

c. Dapat memberikan informasi tentang seberapa besar hubungan persepsi terhadap keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dengan produktivitas karyawan PT Ecogreen Oleochemicals Medan Plant.

E.Sistematika Penulisan

Penelitian ini disusun atas 5 (lima) bab, dengan tujuan agar mempunyai suatu susunan yang sistematis, dapat memudahkan untuk mengetahui dan memahami hubungan antara bab yang satu dengan bab yang lain sebagai suatu rangkaian yang konsisten, yaitu:

BAB I : Pendahuluan

Berisikan uraian singkat mengenai latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan. BAB II : Landasan Teori


(24)

Bab ini menjelasakan dinamika hubungan antara persepsi terhadap kesehatan dan keselamatan kerja (K3) dan produktivitas disertai hipotesis penelitian.

BAB III: Metode Penelitian

Berisi uraian mengenai metode penelitian yang digunakan, meliputi identifikasi variabel penelitian, definisi operasional dari persepsi terhadap kesehatan dan keselamatan kerja (K3) dan produktivitas, populasi dan metode pengambilan sampel, metode pengambilan data, metode analisa data, uji validitas, uji daya beda aitem, dan reliabilitas alat ukur.

BAB IV: Analisa Data dan Pembahasan

Pada bab ini dijelaskan mengenai laporan hasil penelitian yang meliputi uji asumsi yaitu uji normalitas dan linearitas, hasil utama penelitian, dan pembahasan data-data penelitian ditinjau dari teori-teori yang relevan. Bab V : Kesimpulan, dan Saran

Bab ini memuat kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dijelaskan sebelumnya. Selain itu, bab ini juga memuat saran yang ditujukan kepada perusahaan mengenai langkah-langkah yang diambil dalam meningkatkan


(25)

persepsi terhadap kesehatan dan keselamatan kerja (K3) dan produktivitas karyawan.


(26)

BAB II

LANDASAN TEORI

Pada bab ini akan dibahas tentang produktivitas, kesehatan dan keselamatan kerja (K3), persepsi terhadap kesehatan dan keselamatan kerja, hubungan antara persepsi terhadap kesehatan dan keselamatan kerja dengan produktivitas.

Terdapat beberapa defenisi, pengertian dan pemahaman mengenai produktivitas, kesehatan dan keselamatan kerja (K3), persepsi terhadap kesehatan dan keselamatan kerja, hubungan antara persepsi terhadap kesehatan dan keselamatan kerja dengan produktivitas yang dikemukakan oleh beberapa tokoh yang akan kita bahas berikut ini.

A. Produktivitas

1. Pengertian Produktivitas

Produktivitas merupakan suatu konsep sistem yang dapat digunakan dari berbagai rentang dari mulai individu, perusahaan, industri, ataupun ekonomi nasional (Pritchard, 1998). Produktivitas merupakan perbandingan antara hasil / output yang dicapai dengan sumber daya yang digunakan / input (Sinungan, 2000). Semakin kecil


(27)

pengorbanan yang diperlukan untuk mencapai suatu target penghasilan (output) dikatakan sebagai produktif. Sebaliknya, semakin tinggi pengorbanan (input) yang diperlukan untuk mencapai hasil (output) tertentu dikatakan kurang produktif (dalam Suprihanto, 2002).

Produktivitas merupakan keinginan dan usaha dari setiap manusia untuk selalu meningkatkan mutu kehidupan dan penghidupannya. Kehidupan hari ini harus lebih baik dari hari kemarin dan kehidupan hari esok tentunya harus lebih baik dari kehidupan hari ini (dalam Mulyono, 1993).

Pengertian diatas sejalan dengan produktivitas yang dikemukakan oleh Sinungan (2000) yakni suatu sikap yang selalu mempunyai pandangan bahwa kehidupan hari ini harus lebih baik dari hari kemarin dan hari esok harus lebih baik dari hari ini. Hal ini akan membuat orang menjadi optimis. Optimisme membuat seseorang selalu mencari perbaikan-perbaikan dan peningkatan. Sikap optimisme akan mendorong orang untuk menjadi dinamis, kreatif, inovatif, terbuka tapi kritis terhadap ide-ide baru dan perubahan-perubahan (dalam Suprihanto, 2002).

Jadi, produktivitas merupakan suatu usaha manusia untuk meningkatkan mutu kehidupan dan penghidupannya dengan selalu mencari perbaikan dan peningkatan.


(28)

2. Ciri-ciri Individu Produktif

Nasution (2001) mengemukakan bahwa peningkatan produktivitas perusahaan harus dimulai dari tingkat individu. Setiap individu yang produktif memiliki karakteristik sebagai berikut:

1. Secara konsisten selalu mencari gagasan yang lebih baik dan cara penyelesaian  tugas yang lebih baik. 

2. Selalu memberi saran‐saran untuk perbaikan secara sukarela.  3. Menggunakan waktu secara efektif dan efisien. 

4. Selalu melakukan perencanaan dan menyertakan jadwal waktu.  5. Bersikap positif terhadap pekerjaanya. 

6. Dapat berlaku sebagai anggota kelompok. 

7. Dapat memotivasi dirinya sendiri melalui dorongan dari dalam.  8. Memahami pekerjaan orang lain yang lebih baik. 

9. Mau mendengarkan ide‐ide orang lain yang lebih baik. 

10. Hubungan  antar  pribadi  pada  semua  tingkatan  dalam  organisasi  berlangsung  dengan baik. 

11. Sangat menyadari dan memperhatikan masalah pemborosan dan biaya‐biaya.  12. Mempunyai tingkat kehadiran yang baik (tidak banyak absen dalam pekerjaanya).  13. Sering melampaui standar yang telah ditetapkan. 

14. Selalu mempelajari sesuatu yang baru dengan cepat. 

15. Bukan merupakan tipe orang yang selalu mengeluh dalam bekerja 


(29)

3. Pengukuran Produktivitas

Pritchard (1998) mengemukakan ada 2 bentuk pengukuran produktivitas, yakni :

1. Pengukuran Objektif

Ross (1981) mengklasifikasikan pengukuran produktivitas menjadi 2 (dua) yakni : 1. Produktivitas Faktor Total

Produktivitas faktor total yaitu keseluruhan keluruhan/output dibagi dengan keseluruhan masukan/input (tenaga kerja, material, energi, dan modal). Produktivitas faktor total ini tidak hanya memperhatikan berapa banyak unit yang dihasilkan tapi juga memperhatikan semua aspek barang dan jasa yang dihasilkan. Dalam hal ini, pengukuran ini memperhatikan efisiensi keseluruhan perusahaan.

2. Produktivitas Parsial

Pengukuran produktivitas parsial ditentukan dengan mengembangkan rasio dari keseluruhan keluaran/output dengan satu atau lebih dari kategori masukan/input.


(30)

2. Pengukuran Subjektif

Pengukuran subjektif didasarkan pada penilaian. Data ini dikumpulkan berdasarkan penilaian subjektif pribadi. Pengukuran ini merupakan pendekatan lama tetapi jarang digunakan (dalam Kemppilä & Lönnqvist, 2010).

Dalam penelitian ini, pengukuran produktivitas akan dilakukan dengan menggunakan pengukuran subjektif.

4. Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas

Menurut Simanjuntak dalam Umar (2003) faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja digolongkan pada tiga kelompok, yaitu :

1. Kualitas dan Kemampuan Fisik Pekerja

Hal ini dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, latihan, motivasi kerja, etos kerja, sikap, mental, umur, dan kemampuan fisik pekerja yang bersangkutan (Sedarmayanti, 2001; Sinungan, 2000; Sirait, 2006).

2. Sarana Pendukung Kerja

Hal ini mencakup lingkungan kerja dan kesejahteraan tenaga kerja. Lingkungan kerja termasuk teknologi dan cara produksi, sarana dan peralatan produksi yang digunakan, tingkat keselamatan dan kesehatan kerja serta suasana dalam lingkungan itu sendiri, sedangkan kesejahteraan tenaga kerja


(31)

tercermin dalam sistem pengupahan dan jaminan sosial serta jaminan kelangsungan kerja (Sinungan, 2000).

3. Supra Sarana

Hal ini meliputi kebutuhan pemerintah, hubungan industrial dan kemampuan dalam mencapai sistem kerja yang optimal (Sedarmayanti, 2001; Sinungan, 2000).

Diatas terlihat bahwa sarana pendukung kerja mempenaruhi produktivitas kerja seseoang. Salah satu yang termasuk dalam sarana pendukung kerja tersebut adalah keselamatan dan kesehatan kerja (K3). Program ini bisa dipandang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan. Selanjutnya akan dibahas mengenai persepsi terhadap keselamatan dan kesehatan kerja (K3).

B. Persepsi terhadap Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)

1. Persepsi terhadap Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)

a. Pengertian Persepsi


(32)

merupakan suatu proses yang didahului penginderaan, yaitu proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat reseptornya. Individu kemudian melakukan pengorganisasian dan interpretasi terhadap stimulus yang diindera tersebut, sehingga dapat disadari dan dimengerti.

Pendapat yang sama juga diungkapkan oleh Gibson (1988) bahwa persepsi mencakup kognisi (pengetahuan). Persepsi mencakup penerimaan stimulus, pengorganisasian stimulus, dan penerjemahan atau penafsiran stimulus yang telah diorganisasi dengan cara yang dapat mempengaruhi perilaku dan sikap. Menurut Robbins (1998) persepsi dapat didefinisikan sebagai suatu proses mengorganisasikan dan menafsirkan kesan indera agar memberi makna pada lingkungan. Lebih lanjut Robbins (2002) menyatakan bahwa persepsi adalah cara individu atau kelompok dalam memandang sesuatu.

Aspek-aspek persepsi menurut Mc Dowwell & Newel (1996) adalah :

a. Kognisi : cara berpikir, mengenali, memaknai dan memberi arti suatu rangsang yaitu pandangan individu berdasarkan informasi yang diterima oleh panca indera, pengalaman atau yang pernah dilihat dalam kehidupan sehari-hari.

b. Afeksi : cara individu dalam merasakan, mengekspresikan emosi terhadap rangsang berdasarkan nilai-nilai dalam dirinya yang kemudian mempengaruh persepsinya.


(33)

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa persepsi adalah proses mengorganisasikan, menafsirkan dan memandang kesan indera agar memberi makna pada lingkungan dan kemudian dapat mempengaruhi perilaku yang muncul.

b. Pengertian Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) 

Pasal 9 Undang-undang No. 14 Tahun 1969 tentang Pokok-Pokok Mengenai Tenaga Kerja menyatakan bahwa “Setiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan atas keselamatan, kesehatan, pemeliharaan moril kerja serta perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia dan moral agama”. Untuk mewujudkan perlindungan tenaga kerja tersebut maka pemerintah melakukan upaya pembinaan norma di bidang ketenagakerjaan. Dalam pengertian pembinaan norma ini sudah mencakup pengertian pembentukan, penerapan, dan pengawasan norma itu sendiri. Hal ini secara tegas dinyatakan pada pasal 10 Undang-Undang No. 14 tahun 1969.

Atas dasar itu maka dikeluarkanlah Undang-Undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja, sebagai pengganti peraturan perundangan di bidang keselamatan kerja yang telah ada sebelumnya yaitu Veilegheids Reglement Stbl. No. 406 tahun 1910, yang dinilai sudah tidak sesuai lagi dengan kemajuan dan perkembangan masalah ketenagakerjaan. Walaupun namanya Undang-Undang tentang keselamatan kerja, namun cakupan materinya termasuk pula masalah kesehatan kerja, karena


(34)

Menurut Suma’mur (1989) keselamatan kerja adalah suatu keadaan yang menunjukkan pada suatu kondisi yang aman, selamat dari bahaya, kerusakan dan kerugian di tempat kerja. Keselamatan kerja adalah keselamatan yang berkaitan dengan mesin, alat kerja, bahan kerja, lingkungan tempat bekerja, serta proses atau cara melakukan pekerjaan. Menurut Budiono (2003) keselamatan kerja adalah ilmu pengetahuan dan penerapannya yang mempelajari tentang tata cara penanggulangan kecelakaan di tempat kerja, yang tertuju pada kesejahteraan manusia pada umumnya dan tenaga kerja pada khususnya.

Husni (2001) menyatakan kesehatan kerja merupakan bagian dari ilmu kesehatan yang bertujuan agar tenaga kerja memperoleh keadaan kesehatan yang sempurna baik fisik, mental, maupun sosial sehingga memungkinkan dapat bekerja secara optimal. Menurut UU Kesehatan Tahun 1992 Pasal 23 Kesehatan Kerja adalah suatu upaya penyesuaian antara kapasitas kerja dan lingkungan kerja,agar setiap pekerja dapat bekerja secara sehat tanpa membahayakan dirinya sendiri maupun masyarakat sekelilingnya sehingga diperoleh produktivitas kerja yang optimal.

Husni (2001) menyatakan keselamatan dan kesehatan kerja sebagai ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja di tempat kerja. Keselamatan dan kesehatan kerja harus diterapkan dan dilaksanakan di setiap tempat kerja (perusahaan).

Tempat kerja adalah setiap tempat yang di dalamnya terdapat 3 (tiga) unsur, yaitu :


(35)

1. Adanya suatu usaha, baik itu usaha yang bersifat ekonomis maupun usaha sosial

2. Adanya sumber bahaya

3. Adanya tenaga kerja yang bekerja di dalamnya, baik secara terus menerus maupun hanya sewaktu-waktu

Kesehatan dan Keselamatan Kerja atau K3 adalah suatu sistem yang dibuat bagi pekerja maupun pengusaha sebagai upaya pencegahan (preventif) timbulnya kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja dalam lingkungan kerja dengan cara mengenali hal-hal yang berpotensi menimbulkan kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja, dan tindakan antisipatif bila terjadi hal demikian (Yusra, 2005).

Dari Uraian diatas maka dapat ditarik pengertian, bahwa Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah bagian dari suatu sistem manajemen yang penerapannya berguna untuk mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan dan lingkungan fisik.

c. Persepsi terhadap Keselamatan dan Kesehatan kerja (K3)


(36)

melihat, merasa, meraba, dan mencium, yang dapat terjadi terpisah-pisah atau serentak.

Persepsi terhadap Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah pandangan karyawan terhadap apa yang diberikan perusahaan yang bertujuan supaya karyawan terjaga dan terjamin keselamatan dan kesehatan kerjanya. Persepsi disini tidak lepas dari respon kognitif yang mana suatu bentuk usaha untuk memahami pertama apa yang dipikirkan orang sewaktu mereka dihadapkan pada stimulus persuasif, dan kedua bagaimana pikiran serta proses kognitif yang berkaitan menentukan apakah mereka mengalami perubahan sikap dan sejauh mana perubahan itu terjadi. (Greenwald, 1968; Petty, Ostrom & Brock, 1981; Baron & Byne) dalam (Azwar, 2002).

2. Aspek‐aspek Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) 

Miner (1992) mengemukakan beberapa aspek keselamatan kerja, yaitu : 1. Pelatihan Keselamatan Kerja

Program pelatihan untuk karyawan baru dan tidak terbiasa melakukan hal-hal yang termasuk dalam isi program keselamatan yang dipertimbangkan. Teknik yang digunakan untuk pelatihan keselamatan misalnya ceramah, peragaan, film dan simulasi kecelakaan.


(37)

2. Kontes dan Publisitas Keselamatan

Publisitas keselamatan dapat dilakukan dalam berbagai bentuk, yakni poster, buklet, nota khusus, dan artikel terbitan perusahaan. Selain itu, juga dapat dilakukan kontes untuk membantu perkembangan keselamatan. Misalnya dengan melakukan pertandingan antar departemen yang memiliki potensi kecelakaan yang sama.

3. Pengontrolan Lingkungan Kerja

Perancangan tempat kerja dan peralatan yang digunakan merupakan pendekatan utama untuk mencegah kecelakaan dan yang paling efektif.

Peralatan/perlengkapan perlindungan diri atau Personal Protective Equipment (PPE) yang wajib disediakan oleh perusahaan kontraktor untuk semua karyawan : pakaian kerja, sepatu kerja, kacamata kerja, penutup telinga, sarung tangan, helm, masker, jas hujan, sabuk pengaman, tangga, dan P3K. Selain itu, hal lainyang perlu diperhatikan dalam pekerjaan konstruksi, yaitu lokasi pekerjaan dan merokok saat bekerja. Kebersihan tempat bekerja di kantor maupun di lokasi pekerjaan ikut menentukan hasil kerja bagi pekerja konstruksi. Perilaku merokok di lokasi pekerjaan beresiko mengakibatkan terjadinya kebakaran dan juga merugikan kesehatan (Ervianto, 2005).


(38)

4. Pemeriksaan dan Disiplin

Beberapa bentuk pemeriksaan misalnya dengan menyediakan peringatan awal terhadap kecelakaan dan menyediakan surat panggilan OSHA (Occupational Safety and Health Administration). Pemeriksaan dilakukan oleh pengawas, anggota komite keselamatan, atau diwakilkan oleh pihak asuransi yang menangani kebijakan kompensasi pegawai perusahaan.

Sementara kesehatan dan keselamatan kerja (K3) yang ada di PT Ecogreen Oleochemicals adalah :

1. Safety lecture 

Merupakan suatu bentk ceramah yang diberikan pada karyawan baru. Ceramah ini  berisi   mengenai keselamatan dan kesehatan kerja (K3) di PT Ecogreen, misalnya  titik‐titik lokasi yang berbahaya (dari yang cukup berbahaya hingga daerah kritis),  hal‐hal yang tidak boleh dilakukan bila berada di daerah berbahaya, barang‐barang  yang tidak boleh dibawa bila ada di daerah yang berbahaya, petunjuk penggunaan  APD (Alat Perlindungan Diri) dan petunjuk bila terjadi kebakaran/kecelakaan.  2. Alat Perlindungan Diri (APD) 

Perusahaan menyediakan alat pelindung diri untuk semua bagian tubuh untuk mencegah bahaya yang mungkin terjadi. Karyawan maupun pengunjung serta orang-orang yang berada di dalam lingkungan pabrik wajib menggunakan alat pelindung diri. Alat pelindung diri untuk memasuki zona pabrik terdiri dari :


(39)

a. Pelindung Kepala / Topi Pelindung

Seluruh karyawan, kontraktor, tamu, dan supplier harus memakai topi pelindung di daerah merah / berbahaya (restricted area).

b. Pakaian Kerja dan Sarung Tangan

1. Seluruh karyawan / karyawati selama bertugas harus mengenakan pakaian kerja yang telah disediakan oleh perusahaan yang sesuai dengan pekerjaan mereka.

2. Karyawan tidak dibenarkan memakai pakaian longgar di sekitar mesin-mesin yang berputar.

3. Pakaian khusus wajib dipakai bila mengerjakan pekerjaan di mana panas, percikan logam panas, tenaga-tenaga benturan, radiasi infra merah dan ultra violet dapat membahayakan tubuh.

4. Pakaian atau apron PVC (poly vynil chloride) lengkap dengan sarung tangan harus dipakai bila melakukan setiap pekerjaan dengan bahan-bahan kimia yang dapat mengganggu atau merusak kulit.

5. Menggunakan sarung tangan bila memegang benda-benda atau zat-zat yang dapat melukai atau membakar tangan.


(40)

c. Sabuk Pengaman

1. Secara umum, para karyawan harus memakai sabuk pengaman untuk memberikan perlindungan bagi mereka yang sedang bekerja di tempat-tempat tinggi.

2. Memakai sabuk pengaman bila sedang bekerja dengan menggunakan masker gas atau masker saluran udara yang bekerja dalam ruanga-ruiangan tertutup.

d. Pelindung Mata (SafetyGoggle)

1. Karyawan harus memakai pelindung mata (goggle) bila sedang melakukan tugas-tugas pemeriksaan, pemeliharaan, atau operasi.

2. Karyawan yang bekerja di lokasi yang dapat membahayakan mata karena benda-benda halus yang mungkin berterbangan, zat-zat yang berahaya harus menggunakan alat pelindung mata dan tabir pelindung. e. Pelindung Telinga

Karyawan harus menggunakan ear muff bila bekerja di sekitar mesin atau alat yang tingkat kebisingannya 25dB - 30dB Sementara itu, karyawan harus menggunakan ear plug bila bekerja di sekitar mesin atau alat yang tingkat kebisingannya 30dB – 40dB.

f. Pelindung kaki (Safety Shoes)

1. Digunakan oleh karyawan yang berada pada tempat dimana mungkin terjadi cedera oleh zat-zat panas, korosif atau beracun atau


(41)

benda-benada jatuh yang dapat mengakibatkan kecelakaan atau berada di lokasi yang senantiasa basah harus

2. Semua karyawan yang bekerja di lapangan, pabrik, bengkel-bengkel. g. Pelindung Pernapasan

Jenis alat pelindung pernapasan :

1. Masker pernapasan untuk debu harus dipakai di daerah yang berdebu 2. Pelindung pernapasan untuk uap atau gas beracun harus digunakan

apabila sedang mengecat atau menyemprotkan cairan pelarut atau menangani bahan kimia yang berbahaya.

3. Alat pernapasan tabung/breathing apparatus atau saluran udara harus digunakan apabila memasuki ruangan-ruangan tertutup. Bejana-bejana, tangki-tangki yang belum dites, dan ruangan yang penuh dengan asap di mana adanya kekurangan oksigen.

4. Kerudung kepala yang dilengkapi dengan alat pernapasan saluran udara.

3. Tim Tanggap Darurat 

Tim ini merupakan tim yang khusus dibentuk untuk menangani kebakaran yang  terjadi di areal lokasi perusahaan yang diakibatkan bersenyawanya H2 (hidrogen


(42)

Pemantauan dilakukan per triwulan. Pemantauan ini dilakukan terhadap safety  alarmgas detector, dan noising

5. Pelatihan penggunaan APAR (Alat pemadaman Api Ringan) dan bantuan pertama  (first aid

Ini dilakukan agar karyawan dapat mengguanakan alat pemadam api yang sudah  disediakan bila terjadi kebakaran ringan. Selain itu bantuan pertama (first aid)  diberikan agar karyawan mengetahui tindakan awal yang harus dilakukan bila  terjadi kecelakaan. 

6. Pembuatan simbol‐simbol K3 di areal perusahaan  7. Program kesehatan 

Program kesehatan yang ada di PT Ecogreen misalnya disediakannya klinik P3K  untuk karyawan yang mendadak sakit ketika sedang bekerja ataupun karyawan yang  mengalami  kecelakaan  langsung  dibawa  ke  klinik  ini  untuk  mendapatkan  pertolongan awal. 

3. Tujuan Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)

Menurut Suma’mur (1989) tujuan kesehatan dan keselamatan kerja adalah sebagai berikut :

1. Melindungi karyawan atas hak keselamatannya dalam melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi serta produktivitas nasional.


(43)

3. Pemeliharaan sumber produksi dan mempergunakannya secara aman dan efisien.

Dalam Pasal 3 ayat (1) Undang-Undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja disebutkan tujuan keselamatan kerja, yakni :

a. Mencegah dan mengurangi kecelakaan

b. Mencegah, mengurangi, dan memadamkan kebakaran c. Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan

d. Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran atau kejadian-kejadian lain yang berbahaya

e. Memberi pertolongan pada kecelakaan

f. Memberi alat-alat perlindungan diri pada pekerja

g. Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebarluaskan suhu, kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembuan angin, cuaca, sinar radiasi, suara dan getaran

h. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik fisik maupun psikis, peracunan, infeksi dan penularan

i. Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai


(44)

m. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan proses kerjanya

n. Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang, binatang, tanaman atau barang

o. Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan

p. Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat, perlakuan dan penyimpanan barang

q. Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya

r. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang bahaya kecelakaannya menjadi bertambah tinggi (Husni, 2001)

Menurut Husni (2001) tujuan Kesehatan Kerja adalah :

1. Meningkatkan dan memelihara derajat kesehatan tenaga kerja yang setinggi-tingginya baik fisik, mental maupun sosial

2. Mencegah dan melindungi tenaga kerja dari gangguan kesehatan yang disebabkan oleh kondisi lingkungan kerja

3. Menyesuaikan tenaga kerja dengan pekerjaan atau pekerjaan dengan tenaga kerja


(45)

4. Alasan Pentingnya Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)

Ada beberapa alasan pentingnya memperhatikan masalah kesehatan dan keselamatan karyawan dalam bekerja, yaitu :

1). Kemanusiaan

Karena dengan membiarkan terjadinya kecelakaan kerja, tanpa berusaha melakukan sesuatu untuk memperbaiki keadaan merupakan suatu tindakan yang tidak manusiawi. Hal ini dikarenakan kecelakaan kerja yang terjadi tidak hanya menimbulkan penderitaan bagi korbannya, misalnya kematian, luka/cedera berat maupun ringan, tetapi juga mengakibatkan penderitaan bagi keluarga korban jika korban meninggal atau cacat. Oleh karena itu, perusahaan mempunyai kewajiban untuk melindungi pekerjanya dengan cara menyediakan lapangan kerja yang aman,serta jaminan kesehatan bagi karyawannya (Ridley, 2008).

2). Ekonomi

Setiap kecelakaan kerja yang terjadi akan menimbulkan kerugian ekonomi seperti kerusakan mesin, peralatan, bahan dan bangunan, biaya pengobatan, biaya santunan kecelakaan dan sebagainya. Oleh karena itu, dengan melakukan langkah-langkah pencegahan kecelakaan kerja, maka selain dapat mencegah terjadinya cedera


(46)

3). UU dan Peraturan

Dengan adanya Undang Undang tentang pencegahan Kecelakaan Kerja, yaitu Undang-Undang No 1 tahun 1970, perusahaan diharapkan dapat menaati peraturan yang telah diberlakukan oleh pemerintah, dan menerapkan program Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3), sehingga dapat meminimalisir kecelakaan kerja yang terjadi.

4). Nama Baik Perusahaan

Suatu perusahaan yang mempunyai reputasi yang baik, dapat mempengaruhi kemampuannya dalam bersaing dengan perusahaan lain. Menurut Barrie & Paulson (1984) menyatakan bahwa perusahaan yang mempunyai reputasi atau nama baik, akan dapat memberikan keuntungan baik langsung,maupun tidak langsung bagi perusahaan tersebut.

C. Hubungan Persepsi Terhadap Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) Dengan Produktivitas

Menurut Robbins (1998) persepsi dapat didefinisikan sebagai suatu proses mengorganisasikan dan menafsirkan kesan indera agar memberi makna pada lingkungan. Siagian (1995) menyatakan persepsi merupakan suatu proses mengorganisasikan dan menginterpretasikan kesan-kesan sensori dalam usaha memberikan sesuatu makna tertentu kepada lingkungan. Dalam persepsi, apa yang ingin dilihat oleh seseorang belum tentu sama dengan fakta yang sebenarnya.


(47)

Keinginan seseorang itulah yang menyebabkan mengapa dua orang yang melihat atau mengalami hal yang sama memberikan interpretasi yang berbeda tentang apa yang dilihat atau dialaminya. Interpretasi seseorang tentang kesan sensorinya mengenai lingkungannya akan sangat berpengaruh pada perilaku (dalam Siagian, 1995).

Nitisemito (1982) menyatakan lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada di sekitar para pekerja dan yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan. Ramli (2010) menyatakan bahwa salah satu kondisi kerja adalah keamanan dalam bekerja. Penggunaan mesin, alat kerja, material, dan proses produksi telah menjadi sumber bahaya yang dapat mencelakakan. Karena itu, di abad modern ini, aspek keselamatan telah menjadi tuntutan dan kebutuhan.

Pekerja yang menyadari dan merasakan bahwa lingkungan kerjanya cukup aman dan menyenangkan mengembangkan sikap positif terhadap berbagai komponen pekerjaan yang kemudian menghasilkan kepuasan kerja yang lebih tinggi (Srivastava, 2008). Persepsi pekerja terhadap lingkungan kesehatan kerja dibentuk oleh kondisi kerja yang sebenarnya yang kemudian akan mempengaruhi kepuasan kerja, dimana pekerja yang merasa bahwa lingkungan kerjanya lebih sehat mempunyai kepuasan kerja yang lebih tinggi pula (Lowe, dkk, 2003). Hal yang sama juga dikemukakan oleh Lee (2006) yaitu rasa puas terhadap lingkungan kerja berhubungan dengan


(48)

Persepsi terhadap keamanan kerja juga mempengaruhi kepuasan kerja yang akhirnya mempengaruhi kinerja, dimana pekerja yang mempunyai persepsi positif terhadap keamanan kerja menujukkan kepuasan kerja yang lebih tinggi yang kemudian meningkatkan kinerjanya (Ngo & Mathies, 2010). Hal yang sama juga dikemukakan oleh Parker, dkk (2003) bahwa persepsi terhadap lingkungan kerja mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap sikap kerja (kepuasan kerja), motivasi, dan kinerja. Dalam hal ini sikap kerja (kepuasan kerja dan komitmen) menghubungkan persepsi terhadap lingkungan kerja dan kinerja seseorang.

Miner (1992) menyatakan bahwa pegawai yang memiliki kepuasan kerja adalah pegawai yang produktif. Dimana ciri-ciri orang yang produktif menurut Nasution (2001) adalah :

1. Secara konsisten selalu mencari gagasan yang lebih baik dan cara penyelesaian  tugas yang lebih baik. 

2. Selalu memberi saran‐saran untuk perbaikan secara sukarela.  3. Menggunakan waktu secara efektif dan efisien. 

4. Selalu melakukan perencanaan dan menyertakan jadwal waktu.  5. Bersikap positif terhadap pekerjaanya. 

6. Dapat berlaku sebagai anggota kelompok. 

7. Dapat memotivasi dirinya sendiri melalui dorongan dari dalam.  8. Memahami pekerjaan orang lain yang lebih baik. 


(49)

10. Hubungan  antar  pribadi  pada  semua  tingkatan  dalam  organisasi  berlangsung  dengan baik. 

11. Sangat menyadari dan memperhatikan masalah pemborosan dan biaya‐biaya.  12. Mempunyai tingkat kehadiran yang baik (tidak banyak absen dalam pekerjaanya).  13. Sering melampaui standar yang telah ditetapkan. 

14. Selalu mempelajari sesuatu yang baru dengan cepat. 

15. Bukan merupakan tipe orang yang selalu mengeluh dalam bekerja 

Dari uraian-uraian di atas dapat dilihat hubungan yang positif antara persepsi terhadap kesehatan dan keselamatan kerja (K3) dengan produktivitas. Ketika persepsi terhadap kesehatan dan keselamatan kerja (K3) tinggi maka akan meningkatkan kepuasan kerjanya yang kemudian akan meningkatkan produktivitas.

D. Hipotesis Penelitian

Dalam penelitian ini diajukan sebuah hipotesa sebagai jawaban sementara. Adapun hipotesa dalam penelitian ini yaitu : ada hubungan positif antara persepsi terhadap kesehatan dan keselamatan kerja (K3) dengan produktivitas, yaitu bila karyawan memiliki persepsi positif terhadap kesehatan dan keselamatan kerja (K3) maka produktivitasnya juga akan tinggi, demikian sebaliknya, bila karyawan memiliki persepsi negatif terhadap kesehatan dan keselamatan kerja (K3) maka


(50)

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian merupakan salah satu elemen penting dalam suatu penelitian, sebab metode penelitian menyangkut cara yang benar dalam pengumpulan data,analisis data dan pengambilan keputusan hasil penelitian (Hadi, 2000). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional kuantitatif, dimana penelitian korelasional menurut Azwar (2009) bertujuan untuk menguji hubungan antara dua variabel. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara Persepsi terhadap Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) dengan produktivitas pada karyawan PT Ecogreen Oleochemicals Medan Plant.

A. Identifikasi Variabel Penelitian

Variabel yang hendak diukur dalam penelitian ini adalah : 1. Variabel tergantung

Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah “Produktivitas”. 2. Variabel bebas


(51)

Adapun variabel bebas dalam penelitian ini adalah “Persepsi terhadap Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)”.

B. Definisi Operasional Variabel Penelitian

Definisi operasional dari kedua variabel dalam penelitian ini adalah : 1. Produktivitas

Mulyono (1993) mengatakan bahwa produktivitas adalah keinginan dan usaha dari setiap manusia untuk selalu meningkatkan mutu kehidupan dan penghidupannya. Jadi, produktivitas merupakan suatu usaha manusia untuk meningkatkan mutu kehidupan dan penghidupannya dengan selalu mencari perbaikan dan peningkatan kearah yang lebih baik.

Produktivitas sebagai variabel tergantung dari penelitian ini, akan diukur dengan menggunakan ciri-ciri individu produktif yang dikemukakan oleh Nasution (2001), yakni : Secara konsisten selalu mencari gagasan yang lebih baik dan cara penyelesaian tugas yang lebih baik, selalu memberi saran-saran untuk perbaikan secara sukarela, menggunakan waktu secara efektif dan efisien, selalu melakukan perencanaan dan menyertakan jadwal waktu, bersikap positif terhadap pekerjaanya,


(52)

tingkatan dalam organisasi berlangsung dengan baik, sangat menyadari dan memperhatikan masalah pemborosan dan biaya-biaya, mempunyai tingkat kehadiran yang baik (tidak banyak absen dalam pekerjaannya), sering melampaui standar yang telah ditetapkan, selalu mempelajari sesuatu yang baru dengan cepat, bukan merupakan tipe orang yang selalu mengeluh dalam bekerja.

Pengukuran variabel produktivitas akan dilakukan dengan menggunakan skala produktivitas. Dalam hal ini semakin tinggi skor yang diperoleh karyawan maka semakin tinggi pula tingkat produktivitas karyawan.

2. Persepsi terhadap Kesehatan dan KeselamatanKerja (K3)

Persepsi terhadap kesehatan dan keselamatan kerja (K3) adalah cara individu mengenali, merasakan, mengekspresikan dan memaknai kesehatan dan keselamatan kerja (K3) yang diterapkan oleh perusahaan berdasarkan informasi yang diterima oleh panca indera, pengalaman ataupun nilai-nilai yang ada didalam dirinya. Adapun aspek persepsi yang akan digunakan mengetahui persepsi individu (Mc Dowwell & Newel 1996) adalah : kognisi dan afeksi.

Sementara itu, program yang termasuk dalam kesehatan dan keselamatan kerja (K3) di PT Ecogreen Oleochemicals Medan Plant, yakni : safety lecture, alat perlindungan diri (APD), tim tanggap darurat, pemantauan (monitoring), pelatihan penggunaan alat pemadaman api ringan (APAR), pembuatan simbol-simbol K3 di areal perusahaan, dan program kesehatan.


(53)

Pengukuran variabel persepsi terhadap kesehatan dan keselamatan kerja (K3) akan dilakukan dengan menggunakan skala persepsi terhadap kesehatan dan keselamatan kerja (K3). Dalam hal ini semakin tinggi skor skala yang diperoleh karyawan maka semakin positif persepsi karyawan terhadap program kesehatan dan keselamatan kerja (K3).

C. Populasi, Sampel, dan Metode Pengambilan Sampel

1. Populasi

Masalah populasi dan sampel yang dipakai dalam suatu penelitian merupakan hal yang penting yang harus diperhatikan. Menurut Hadi (2000), populasi adalah keseluruhan dari karakteristik atau unit hasil pengukuran objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian. Pada penelitian ini populasinya adalah karyawan PT. Ecogreen Oleochemicals Medan Plant di departemen produksi dan maintenance.

2. Sampel


(54)

untuk menentukan sifat-sifat serta cirri-ciri yang dikendalikan populasi. Sampel dalam penelitian ini adalah karyawan PT. Ecogreen Oleochemicals Medan Plant di departemen produksi dan maintenance.

Karakteristik sample penelitian diperlukan untuk menjamin homogenitas dari sample penelitian. Adapun karakteristik sampel penelitian adalah sebagai berikut :

1. Karyawan PT. Ecogreen Oleochemicals Medan Plant yang bekerja di departemen  produksi dan maintenance 

2. Karyawan tetap  yang bekerja minimal 1 tahun 

Masa kerja diatas 1 (satu) tahun diasumsikan telah cukup memiliki pemahaman  tentang nilai‐nilai, tujuan, dan aturan perusahaannya (McShane & Glinow, 2000).  3. Tingkat pendidikan yang dimiliki minimal SMU sederajat 

Alasan  dipihnya  karyawan  dengan  tingkat pendidikan  minimal  SMU,  karena  anggapan bahwa tingkat pendidikan formal akan mempengaruhi perkembangan  kognitif yang lebih kompleks dan tinggi, sehingga hal ini memungkinkan individu  mempunyai keyakinan diri, pemikiran rasional, penyesuaian diri yang lebih efektif  pada lingkungan yang selalu berubah ( Billings & Mores, dalam Rahayu, 1997). 

Menurut Azwar (2009), secara tradisional statistika menganggap bahwa jumlah sampel yang lebih dari 60 subjek sudah cukup banyak. Tidak ada batasan mengenai jumlah sampel ideal yang harus digunakan dalam suatu penelitian. Hadi (2000) menyatakan bahwa menetapkan jumlah sampel yang lebih banyak lebih baik


(55)

daripada menetapkan jumlah sampel yang sedikit. Dalam penelitian jumlah sampel yang digunakan adalah 60 orang.

3. Metode Pengambilan Sampel

Penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel dengan cara non random sampling, yaitu bahwa tidak semua individu dalam populasi diberi peluang yang sama untuk ditugaskan menjadi anggota sampel (Hadi, 2000).

Adapun jenis pengambilan sampel adalah purposive sampling. Purposive sampling ini dilakukan dengan pengambilan sampel secara non random, dimana sekelompok subjek dipilih berdasarkan atas cirri-ciri atau sifat-sifat tertentu ysng dipandang mempunyai sangkut paut yang erat dengan ciri-ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya (Hadi, 2000).

D. Metode dan Alat Pengumpulan Data

Metode penelitian hendaknya disesuaikan dengan tujuan penelitian dan bentuk data yang akan diambil dan diukur (Hadi, 2000). Data penelitian ini diperoleh


(56)

1. Kolom Isian Data Pribadi

Digunakan untuk memperoleh data mengenai nama, usia, dan tingkat tingkat pendidikan terakhir. Dalam hal ini subjek diminta untuk menuliskannya dalam kolom yang tersedia.

2. Skala

Metode skala digunakan karena data yang ingin diukur berupa konstruk atau konsep psikologis yang dapat diungkap secara tidak langsung melalui indikator-indikator perilaku yang diterjemahkan dalam bentuk aitem-aitem pernyataan (Azwar, 2000).

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan dua skala, yaitu skala persepsi terhadap kesehatan dan keselamatan kerja (K3) dan skala produktivitas.

a. Skala Persepsi terhadap Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

Skala Persepsi terhadap Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) berdasarkan dimensi yang dimensi persepsi oleh Mc Dowwell & Newel (1996), yaitu kognisi dan afeksi.

Model Skala Persepsi terhadap Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) dibuat berdasarkan model skala Likert. Setiap aitem terdiri dari pernyataan dengan lima pilihan jawaban, yaitu sangat sesuai (SS), sesuai (S), netral (N), tidak sesuai (TS), sangat tidak sesuai (STS). Skala yang disajikan dalam bentuk pernyataan yang


(57)

mendukung (favorable) dan tidak mendukung (unfavorabel). Nilai setiap pilihan bergerak dari 1 – 5. Bobot penilaian untuk pernyataan favorable yaitu: SS=5, S=4, N=3, TS=2, STS=1. Sedangkan bobot penilaian untuk pernyataan unfavorable yaitu: SS=1, S=2, N=3, TS=4, STS=5.

Skala persepsi terhadap kesehatan dan keselamatan kerja (K3) disusun berdasarkan aspek-aspek persepsi yang meliputi aspek kognisi dan afeksi yang dikaitkan dengan program-program kesehatan dan keselamatan kerja (K3) yang meliputi : safety lecture, alat perlindungan diri (APD), tim tanggap darurat, pemantauan (monitoring), pelatihan penggunaan alat pemadaman api ringan (APAR), pembuatan simbol-simbol K3 di areal perusahaan, dan program kesehatan. Variabel yang digunakan dapat dilihat pada tabel 1 berikut ini:


(58)

Tabel 1

Blue Print Uji Coba Skala Persepsi terhadap Kesehatan dan KeselamatanKerja

(K3)

Aspek Indikator Favorable Unfavorable Total Bobot (%) Safety Lecture Pemberian safety

lecture

1,19 7,16 4 10

Tim Tanggap darurat

Pengoperasian tim tanggap darurat

2,17 15 3 7.5

Pelatihan Pelatihan penggunaan APAR

10,25 3 3 7.5

Pelatihan first aid 4,13 9 3 7.5 Publisitas simbol

K3

Pembuatan simbol K3

24,40 28 3 7.5 Monitoring Pelaksanaan

monitoring

5,6 8,20 4 10

Program Kesehatan

Penyuluhan 35 30 2 5

Klinik P3K 22 37 2 5

APD Pelindung kepala / topi pelindung

31,38 39 3 7.5 Pakaian kerja dan

sarung tangan

11,33,36 26,34 5 12.5

Pelindung mata 32 18 2 5

Pelindung telinga 27 14 2 5

Pelindung kaki 21 12 2 5

Pelindung pernapasan

29 23 2 5


(59)

Dari setiap karakteristik akan diturunkan sejumlah aitem dimana setiap aitem akan diperoleh skor total yang menunjukkan semakin tinggi skor persepsi terhadap kesehatan dan keselamatan kerja (K3) karyawan maka akan diikuti semakin positif karyawan menilai kesehatan dan keselamatan kerja (K3) di perusahaan.

Skor total persepsi terhadap kesehatan dan keselamatan kerja (K3) tersebut akan dibagi ke dalam bentuk kategorisasi dan dibagi menjadi 2 jenjang (kategorisasi), yaitu positif dan negatif.

b. Skala Produktivitas

Skala Produktivitas disusun berdasarkan ciri-ciri individu produktif yang dikemukakan oleh Nasution (2001) yaitu : 

1. Secara konsisten selalu mencari gagasan yang lebih baik dan cara penyelesaian  tugas yang lebih baik. 

2. Selalu memberi saran‐saran untuk perbaikan secara sukarela.  3. Menggunakan waktu secara efektif dan efisien. 

4. Selalu melakukan perencanaan dan menyertakan jadwal waktu.  5. Bersikap positif terhadap pekerjaanya. 

6. Dapat berlaku sebagai anggota kelompok. 


(60)

10. Hubungan  antar  pribadi  pada  semua  tingkatan  dalam  organisasi  berlangsung  dengan baik. 

11. Sangat menyadari dan memperhatikan masalah pemborosan dan biaya‐biaya.  12. Mempunyai tingkat kehadiran yang baik (tidak banyak absen dalam pekerjaanya).  13. Sering melampaui standar yang telah ditetapkan. 

14. Selalu mempelajari sesuatu yang baru dengan cepat. 

15. Bukan merupakan tipe orang yang selalu mengeluh dalam bekerja 

  Model Skala Produktivitas   dibuat berdasarkan model skala Likert. Setiap aitem  terdiri dari pernyataan dengan lima pilihan jawaban, yaitu sangat sesuai (SS), sesuai (S),  netral (N), tidak sesuai (TS), sangat tidak sesuai (STS). Skala yang disajikan dalam bentuk  pernyataan yang mendukung (favorable) dan tidak mendukung (unfavorabel). Nilai setiap  pilihan bergerak dari 1 – 5. Bobot penilaian untuk pernyataan favorable yaitu: SS=5, S=4,  N=3, TS=2, STS=1. Sedangkan bobot penilaian untuk pernyataan unfavorable yaitu: SS=1,  S=2, N=3, TS=4, STS=5. Variabel yang digunakan dapat dilihat pada tabel 2 berikut ini: 

     

 

       


(61)

Tabel 2 

Blue Print Uji Coba Skala Produktivitas  No

.

Aspek Fav Unfav Total Bobot

(%) 1. Secara konsisten selalu mencari

gagasan-gagasan yang lebih baik dan cara penyelesaian tugas yang lebih baik lagi

1,16 31,20 3 6.6

2. Selalu memberi saran-saran untuk perbaikan secara sukarela

2 17,32 3 6.6 3. Menggunakan waktu secara efektif dan

efisien

3,33 18 3 6.6

4. Selalu melakukan perencanaan dan menyertakan jadwal waktu

4 19,34 3 6.6 5. Bersikap positif terhadap pekerjaannya 5,35 30 3 6.6 6. Dapat berlaku sebagai anggota kelompok

yang baik sebagaimana menjadi seorang pemimpin yang baik

21 6,36 3 6.6

7. Dapat memotivasi dirinya sendiri melalui dorongan dari dalam

7 22 3 6.6 8. Memahami pekerjaan orang lain yang lebih

baik

8 23,38 3 6.6 9. Mau mendengar ide-ide orang lain yang

lebih baik

9 24,39 3 6.6 10. Hubungan antarpribadi dengan semua

tingkatan dalam organisasi berlangsung dengan baik

25,40 10 3 6.6

11. Sangat menyadari dan memperhatikan masalah pemborosan dan biaya-biaya

11,41 26 3 6.6

12. Mempunyai tingkat kehadiran yang baik (tidak banyak absen dalam pekerjaannya)

27,42 12 3 6.6


(62)

  Dari setiap karakteristik akan diturunkan sejumlah aitem dimana dari setiap aitem akan diperoleh skor total yang menunjukkan semakin tinggi skor

produktivitas maka akan diikuti oleh semakin tinggi produktivitas karyawan. Skor total produktivitas tersebut akan dibuat ke dalam bentuk kategorisasi dan akan dibagi menjadi 3 jenjang (kategorisasi), yaitu rendah, sedang, dan tinggi. Menurut Azwar (2009) bahwa kategorisasi ini didasarkan pada asumsi bahwa skor subjek penelitian terdistribusi normal.

E. Validitas dan Reliabilitas

Validitas dan reliabilitas alat ukur yang digunakan dalam sebuah penelitian sangat menentukan keakuratan dan keobjektifan hasil penelitian yang dilakukan. Suatu alat ukur yang tidak valid dan tidak reliabel akan memberikan informasi yang tidak akurat mengenai keadaan subjek atau individu yang dikenai tes ini (Azwar, 2009). Oleh karena itu, peneliti melakukan uji coba terhadap alat ukur.

1. Uji Validitas

Uji validitas dilakukan dengan tujuan untuk menguji coba alat ukur dalam menjalankan fungsinya. Pendekatan terhadap validitas alat ukur dilakukan dengan menyusun terlebih dahulu operasional aspek-aspek pengukuran yang tepat dalam blue-print. Penelitian ini menggunakan face validity dan content validity. Face validity adalah tipe validitas yang paling rendah signifikansinya karena hanya


(63)

didasarkan pada penilaian terhadap format penampilan (appearance) tes. Apabila penampilan tes telah meyakinkan dan memberikan kesan mampu mengungkap apa yang hendak diukur, maka dapat dikatakan bahwa face validity telah terpenuhi. Content validity berkaitan dengan aitem-aitem alat ukur sesuai dengan apa yang akan di ukur. Content validity diperoleh melalui pendapat dari profesionaljudgment yakni dosen pembimbing.

2. Uji Daya Beda Aitem

Uji daya beda aitem bertujuan untuk melihat sejauh mana aitem mampu membedakan antara individu atau kelompok individu yang memiliki dan tidak memiliki atribut yang diukur. Pengujian daya beda aitem ini dilakukan dengan komputasi koefisien korelasi antara distribusi skor pada setiap aitem dengan skor total aitem itu sendiri, yaitu dengan menggunakan koefisien Pearson Product Moment. Prosedur pengujian ini akan menghasilkan koefisen-koefisien aitem total yang dikenal dengan indeks daya beda aitem (Azwar, 2009).

Indeks daya diskriminasi aitem merupakan indikator keselarasan atau konsistensi antara fungsi aitem dengan fungsi skala secara keseluruhan yang disebut dengan konsistensi aitem total. Besarnya koefisien korelasi aitem total berada pada rentang 0-1 dengan tanda (+) atau (-). Semakin baik daya diskriminasi aitem, maka


(64)

Tetapi apabila jumlah aitem yang lolos dalam masih tidak mencukupi, dapat mempertimbangkan untuk menurunkan batas kriteria menjadi 0.25 (Azwar, 2009).

Uji daya beda aitem ini akan dilakukan pada alat ukur dalam penelitian ini skala persepsi terhadap kesehatan dan keselamatan kerja (K3) dan skala produktivitas dengan menggunakan bantuan program komputer SPSS versi 16.0 for windows. Prosedur pengujian ini menggunakan taraf signifikansi 5% (ρ<0.05).

3. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan untuk melihat reliabilitas alat ukur yang menunjukkan derajat keajegan atau konsistensi alat ukur yang bersangkutan bila diterapkan beberapa kali pada kesempatan yang berbeda (Hadi, 2000). Reliabilitas alat ukur yang dapat dilihat dari koefisien reliabilitas merupakan indikator konsistensi aitem-aitem tes dalam menjalankan fungsi ukurnya bersama-sama. Reliabilitas alat ukur ini sebenarnya mengacu pada konsistensi atau kepercayaan hasil ukur yang mengandung makna kecermatan pengukuran (Azwar, 2009).

Uji reliabilitas alat ukur dalam penelitian ini menggunakan pendekatan reliabilitas konsistensi internal yaitu single trial administration dimana skala hanya diberikan satu kali saja pada sekelompok individu sebagai subjek (Azwar, 2000). Pengujian reliabilitas dilakukan dengan menggunakan koefisien Alpha Cronbach. Pada umumnya, reliabilitas telah dianggap memuaskan bila koefisiennya mencapai α = 0.90 (Azwar, 2009).


(1)

subjek/item item11 Item12 Item13 Item14 Item15 Item16 Item17 Item18 Item19 Item20

s31 4 4 4 2 3 2 4 4 3 3

s32 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4

s33 2 4 4 4 4 4 4 3 4 4

s34 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4

s35 4 4 3 3 3 3 4 3 4 4

s36 5 5 3 2 2 2 4 2 4 3

s37 4 3 4 4 4 4 3 4 4 5

s38 4 5 4 4 4 4 4 3 4 4

s39 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5

s40 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

s41 4 4 4 3 2 4 4 4 4 5

s42 4 5 4 4 3 3 4 4 5 5

s43 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

s44 2 4 4 4 4 4 2 4 4 4

s45 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

s46 4 4 3 4 3 4 4 3 4 3

s47 5 5 3 5 5 5 5 3 5 5

s48 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4

s49 3 4 4 4 4 5 4 4 4 4

s50 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

s51 5 4 3 2 3 2 3 3 3 3

s52 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4

s53 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

s54 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4

s55 4 5 3 2 2 4 4 2 4 4

s56 4 4 3 3 4 3 4 2 4 4

s57 3 4 3 4 4 4 4 2 4 4

s58 4 4 4 3 4 4 4 2 4 4

s59 4 5 4 4 4 4 4 2 4 4


(2)

subjek/item Item21 Item22 Item23 Item24 Item25 Item26 Item27 Item28 Item29 item30

s1 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4

s2 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4

s3 5 1 1 1 2 2 2 4 2 4

s4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4

s5 4 2 5 5 5 5 5 4 5 5

s6 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4

s7 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4

s8 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4

s9 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4

s10 4 5 3 4 4 4 3 5 4 4

s11 4 4 2 4 4 4 2 4 2 4

s12 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4

s13 4 2 5 5 5 5 5 4 5 5

s14 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4

s15 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4

s16 4 2 3 4 4 4 4 4 4 4

s17 4 4 4 4 3 3 2 4 4 4

s18 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4

s19 5 5 4 5 1 5 5 5 5 5

s20 4 4 2 4 4 4 2 5 5 5

s21 5 5 4 5 1 5 5 5 5 5

s22 4 5 2 4 4 4 4 4 4 4

s23 5 5 1 5 3 5 5 5 5 5

s24 4 5 4 4 3 4 4 5 2 5

s25 4 5 4 4 3 4 4 5 2 5

s26 4 5 4 4 3 4 4 5 2 5

s27 4 5 4 4 3 4 4 5 2 5

s28 4 5 4 4 3 4 4 5 2 5

s29 4 5 4 4 3 4 4 5 2 5


(3)

subjek/item Item21 Item22 Item23 Item24 Item25 Item26 Item27 Item28 Item29 item30

s31 4 4 3 4 4 3 3 4 3 4

s32 3 4 3 4 3 3 3 4 3 4

s33 4 4 4 5 2 5 5 2 4 4

s34 4 4 3 4 2 3 3 4 4 4

s35 4 4 3 2 4 3 3 4 3 4

s36 4 4 3 3 2 3 4 4 3 4

s37 3 5 4 5 4 5 5 4 3 4

s38 4 4 3 4 2 4 4 5 4 4

s39 5 2 2 4 4 4 4 5 5 5

s40 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

s41 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4

s42 4 5 4 5 2 5 5 4 4 5

s43 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4

s44 4 4 4 4 2 4 4 4 3 4

s45 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

s46 4 4 2 4 2 5 3 5 4 5

s47 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5

s48 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4

s49 4 5 2 4 4 4 4 4 4 4

s50 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4

s51 3 3 2 3 3 3 2 5 2 4

s52 2 4 4 4 3 3 3 4 2 4

s53 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

s54 4 4 3 4 2 4 4 4 4 4

s55 4 4 4 4 2 4 4 4 3 4

s56 4 4 4 4 2 3 3 4 4 4

s57 3 5 4 4 3 4 1 4 4 4

s58 4 4 3 4 2 4 4 4 4 5

s59 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4


(4)

subjek/item Item31 Item32 Item33 Item34 Item35 Item36 Item37 Item38 Item39

s1 3 4 4 4 3 3 3 4 4

s2 4 4 4 4 5 1 2 4 4

s3 4 2 2 4 4 4 4 4 4

s4 4 4 4 4 4 4 3 4 4

s5 5 5 5 4 5 5 4 4 5

s6 4 4 4 4 4 4 3 4 4

s7 4 4 4 4 4 2 3 4 4

s8 4 4 3 5 4 4 4 5 4

s9 4 4 2 4 5 4 3 5 4

s10 4 5 4 4 4 3 3 5 4

s11 4 4 4 4 4 3 3 4 4

s12 4 4 4 4 5 2 4 4 4

s13 5 5 5 4 5 5 4 4 5

s14 4 4 3 5 4 4 4 5 4

s15 4 4 4 4 5 1 2 4 4

s16 4 4 4 4 4 4 3 4 4

s17 4 4 4 4 4 4 4 4 4

s18 4 4 4 4 4 4 3 4 4

s19 5 5 5 5 5 2 4 4 2

s20 4 4 5 5 4 5 5 5 5

s21 5 5 4 5 5 4 5 5 2

s22 4 4 4 4 4 4 4 4 4

s23 5 5 5 5 5 2 3 5 3

s24 5 5 4 5 5 5 3 5 3

s25 5 5 4 5 5 5 3 5 2

s26 5 5 4 5 5 5 3 5 2

s27 5 5 4 5 5 5 3 5 2

s28 5 5 4 5 5 5 3 5 2


(5)

subjek/item Item31 Item32 Item33 Item34 Item35 Item36 Item37 Item38 Item39

s31 4 3 3 4 4 4 3 4 4

s32 4 3 3 4 4 3 3 4 3

s33 2 4 4 4 4 2 4 4 2

s34 4 4 3 4 4 3 4 4 3

s35 4 3 3 4 4 3 3 4 4

s36 4 2 2 4 4 3 4 4 4

s37 4 3 4 4 4 2 3 5 4

s38 4 4 4 4 4 3 3 5 3

s39 5 5 5 5 5 4 5 5 4

s40 4 4 4 4 4 5 4 5 5

s41 4 4 4 4 4 3 3 4 4

s42 4 5 4 4 4 2 3 5 3

s43 4 4 4 4 4 2 2 4 4

s44 4 4 4 4 4 2 3 4 2

s45 4 4 4 4 4 2 2 4 4

s46 4 4 3 4 4 2 4 4 2

s47 5 5 5 5 5 5 5 5 5

s48 4 3 4 4 4 2 2 4 4

s49 4 4 4 4 4 2 2 4 4

s50 4 4 4 4 4 3 3 4 3

s51 5 2 3 4 5 4 4 5 4

s52 4 3 3 3 4 3 3 4 4

s53 4 4 4 4 4 4 3 4 4

s54 3 4 3 4 4 3 3 2 3

s55 5 4 4 5 4 3 4 4 5

s56 3 4 3 3 3 3 3 4 4

s57 3 4 4 4 4 3 5 3 3

s58 3 4 3 4 4 3 3 4 3

s59 4 4 4 5 5 4 2 5 4


(6)

Correlations Persepsi Terhadap Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (K3) Dengan Produktivitas

Correlations

K3 Produktivitas K3 Pearson Correlation

1 .691**

Sig. (1-tailed) .000

N 60 60

Produktivitas Pearson Correlation

.691** 1

Sig. (1-tailed) .000

N 60 60

**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).


Dokumen yang terkait

Pengaruh promosi jabatan dan lingkungan kerja terhadap semangat kerja PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IV (PERSERO) MEDAN (Divisi Sumber Daya Manusia)

13 109 127

Analisis Pengaruh Kemampuan Individu dan Lingkungan Kerja terhadap Kepuasan Kerja dengan Motivasi Sebagai Variabel Intervening Pada Pegawai kependidikan Politeknik Negeri Lhokseumawe

2 101 146

Hubungan antara Persepsi terhadap Program Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) dengan Employee Engagement

8 53 85

Pengaruh Motivasi Dan Pengalaman Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan PTPN IV Bandar Pasir Mandoge Kabupaten Asahan

16 173 128

Pelaksanaan Keselamatan, Kesehatan Kerja (K3) Dan Sistem Manajemen K3 (Smk3) Dalam Memberikan Perlindungan Dan Meningkatkan Produktivitas Pekerja (Studi Pada Pt.Telkom Divre I Sumatra Dan Pt.Coca-Cola Bottling Indonesia)

18 134 183

Pengaruh Reward dan Budaya Kerja Terhadap Produktivitas Karyawan Divisi Call Center pada PT Indosat Tbk Medan

2 94 119

Analisis Tingkat Penerapan Program Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan Pengendalian Hazards dengan Pendekatan Risk Assessment pada PKS Torgamba PT. Perkebunan Nusantara III

5 84 153

Pengaruh Tingkat Pendidikan Dan Spesialisasi Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Pada PT. Langkat Nusantara Kepong (Lnk)

36 477 117

EVALUASI PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) TERHADAP EVALUASI PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) TERHADAP PRODUKTIVITAS PEKERJA.

0 6 13

Hubungan antara Persepsi terhadap Program Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) dengan Employee Engagement

1 1 7