Psikopatologi Manifestasi perilaku Isolasi Sosial 1. Pengertian Isolasi Sosial

b. Stress psikologis Ansietas berat yang berkepanjangan terjadi bersamaan dengan keterbatasan kemampuan untuk mengatasinya. Tuntutan untuk berpisah dengan orang terdekat atau kegagalan orang lain untuk memenuhi kebutuhan ketergantungan dapat menimbulkan ansietas tingkat tinggi.

2.2.5. Psikopatologi

Menurut Stuart and Sundeen 1998, salah satu gangguan berhubungan sosial diantaranya perilaku menarik diri atau isolasi sosial yang disebabkan oleh perasaan tidak berharga, yang bisa dialami klien dengan latar belakang yang penuh dengan permasalahan, ketegangan, kekecewaan dan kecemasan. Perasaan tidak berharga menyebabkan klien makin sulit dalam mengembangkan hubungan dengan ornag lain. Akibatnya klien menjadi regresi atau mundur, mengalami penurunan dalam aktivitas dan kurangnya perhatian terhadap penampilan dan kebersihan diri. Klien semakin tenggelam dalam perjalana dan tingkah laku primitif antara lain pembicaraan yang autistik dan tingkah laku yang tidak sesuai dengan kenyataan, sehingga berakibat lanjut menjadi halusinasi.

2.2.6. Manifestasi perilaku

Menurut Gail W. Stuart 2006 yang dikutip Dalami 2010, manifestasi perilaku, sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara a. Tanda dan gejala Observasi yang dilakukan pada klien dengan isolasi sosial akan ditemukan data objektif meliputi apatis, ekspresi wajah sedih, afek tumpul, menghindar dari orang lain, klien tampak memisahkan diri dari orang lain, komunikasi kurang, klien tampak tidak bercakap-cakap dengan klien lain atau perawat, tidak ada kontak mata atau kontak mata kurang, klien lebih sering menunduk, berdiam diri di kamar. Menolak berhubungan dengan orang lain, tidak melakukan kegiatan sehari-hari, sedangkan untuk data subjektif sukar didapat, jika klien menolak komunikasi, beberapa data subjektif adalah menjawab dengan singkat dengan kata-kata “tidak”, “ya” dan tidak tahu”. b. Mekanisme koping Individu yang mengalami respon sosial maladaptif menggunakan berbagai mekanisme dalam upaya untuk mengatasi ansietas. Mekanisme tersebut berkaitan dengan dua jenis masalah hubungan yang spesifik. Gangguan Koping yang berhubungan dengan kepribadian antisosial antara lain proyeksi, splitting dan merendahkan orang lain, koping yang berhubungan dengan gangguan kepribadian ambang splitting, formasi reaksi, proyeksi, isolasi, idealisasi orang lain, merendahkan orang lain dan identifikasi proyeksi. c. Sumber koping Sumber koping yang berhubungan dengan respon sosial mal-adaptif meliputi keterlibatan dalam hubungan keluarga yang luasan teman, hubungan dengan hewan Universitas Sumatera Utara peliharaan dan penggunaan kreatifitas untuk mengekspresikan stress interpersonal misalnya kesenian, musik atau tulisan. 2.3. Terapi Aktivitas Kelompok TAK 2.3.1. Pengertian kelompok Kelompok adalah kumpulan individu yang mempunyai hubungan antara satu dengan yang lainnya, saling ketergantungan antara satu dengan yang lainnya, saling ketergantungan serta mempunyai norma yang sama. Anggota kelompok mungkin datang dari berbagai latar belakang yang harus ditangani sesuai keadaannya seperti agresif, kebencian, kompetitif, kesamaan, ketidaksamaan, kesukaran dan menarik diri Dalami, 2010. Sedangkan kelompok terapeutik memberi kesempatan untuk saling bertukar sharing tujuan, umpamanya membantu individu yang berperilaku destruktif dalam berhubungan dengan orang lain, mengidentifikasi dan memberikan alternatif untuk membantu merubah perilaku destruktif menjadi konstruktif. Setiap kelompok mempunyai stuktur dan identitas tersendiri. Kekuatan kelompok memberikan kontribusi pada anggota dan memberikan penjelasan untuk mengatasi masalah anggota kelompok. Dengan demikian kelompok dapat dijadikan sebagai wadah untuk praktek dan area untuk uji coba kemampuan berhubungan dan berperilaku terhadap orang lain.

2.3.2. Komponen Kelompok

Struart Laraia, 2001 yang dikutip dari Dalami 2010 menyatakan bahwa kelompok terdiri dari delapan aspek, sebagi berikut: Universitas Sumatera Utara