2.3.7. Macam terapi aktivitas kelompok 1. Terapi aktivitas kelompok stimulasi kognitif persepsi
Klien dilatih mempersepsikan stimulasi yang disediakan atau stimulasi yang pernah dialami. Terapi aktivitas kelompok stimulasi kognitif persepsi adalah terapi
yang bertujuan untuk membantu klien yang mengalami kemunduran orientasi, menstimuli persepsi dalam upaya memotivasi proses berpikir dan afektif serta
mengurangi perilaku mal-adaptif. Tujuan :
a. Meningkatkan kemampuan orientasi realita
b. Meningkatkan kemampuan memusatkan perhatian
c. Meningkatkan kemampuan intelektual
d. Mengemukakan pendapat dan menerima pendapat orang lain
e. Mengemukakan perasaan
Karakteristik : a.
Penderita dengan gangguan persepsi yang berhubungan dengan nilai-nilai b.
Menarik diri dari realitas c.
Inisiasi atau ide-ide negative Kondisi fisik yang sehat, dapat berkomunikasi verbal, kooperatif dan mau
mengikuti kegiatan
2. Terapi aktivitas kelompok stimulasi sensorik
Aktivitas digunakan untuk memberikan stimulasi pada sensasi klien, kemudian diobservasi reaksi sensori klien berupa ekspresi emosi atau perasaan
Universitas Sumatera Utara
melalui gerakan tubuh, ekspresi muka, ucapan, terapi aktifitas kelompok untuk menstimulasi sensori pada penderita yang mengalami kemunduran fungsi sensoris.
Teknik yang digunakan meliputi fasilitasi penggunaan panca indera dan kemampuan mengekspresikan stimulus baik dari internal maupun eksternal.
Tujuan : a.
Meningkatkan kemampuan sensori b.
Meningkatkan upaya memusatkan perhatian c.
Meningkatkan kesegaran jasmani d.
Mengekspresikan perasaan
3. Terapi aktivitas kelompok orientasi realitas
Klien berorientasikan pada kenyataan yang ada disekitar klien yaitu diri sendiri, orang lain yang ada disekeliling klien atau orang yang dekat dengan klien,
lingkungan yang pernah mempunyai hubungan dengan klien dan waktu saat ini dan yang lalu.
Terapi aktifitas kelompok orientasi realita adalah pendekatan untuk mengorientasikan klien terhadap situasi nyata realitas. Umunya dilaksanakan pada
kelompok yang mengalami gangguan orientasi terhadap orang, waktu dan tempat, teknik yang digunakan meliputi inspirasi represif, interaksi bebas maupun secara
didaktik. Tujuan :
a. Penderita mampu mengidentifikasi stimulasi internal pikiran, perasaan, sensasi
somatik dan stimulasi eksternal iklim, bunyi, situasi alam sekitar
Universitas Sumatera Utara
b. Penderita dapat membedakan antara lamunan dan kenyataan
c. Pembicaraan penderita sesuai realitas
d. Penderita mampu mengendalikan diri sendiri
Karakteristik : a.
Penderita dengan gangguan orientasi realita GOR; halusinasi, ilusi, waham, dan depresonalisasi yang sudah dapat berinteraksi dengan orang lain.
b. Penderita dengan GOR terhadap orang lain, waktu dan tempat yang sudah dapat
berinteraksi dengan orang lain c.
Dapat berkomunikasi verbal dengan baik d.
Kondisi fisik dalam keadaan sehat
4. Terapi aktivitas kelompok sosialisasi