Isolasi sosial adalah keadaan kesepian yang dialami oleh seseorang karena orang lain mengatakan sikap negatif atau mengancam.
Isolasi soaial merupakan proses pertahanan diri seseorang terhadap orang lain maupun lingkungan yang menyebabkan kecemasan pada diri sendiri dengan cara
menarik diri secara fisik maupun psikis. Isolasi sosial merupakan gangguan dalam berhubungan yang merupakan
mekanisme individu terhadap sesuatu yang mengancam dirinya dengan cara menghindari interaksi dengan orang lain dan lingkungan Dalami, 2002.
2.2.2. Perkembangan Hubungan Sosial
Kemampuan hubungan sosial berkembang sesuai dengan proses pertumbuhan dan perkembangan individu milai bayi sampai usia lanjut. Untuk mengembangkan
hubungan sosial yang positif, setiap tugas perkembangan diharapkan dapat dilalui. Tugas-tugas hubungan sosial menurut tahap perkembangan :
a. Bayi
Bayi sangat tergantung pada orang lain dalam memenuhi kebutuhannya. Bayi menggunakan komunikasi yang sederhana untuk memenuhi kebutuhannya
misalnya dengan menangis. Respon ibu atau pengasuh terhadap kebutuhan bayi, harus sesuai dengan harapannya agar bayi berkembang dengan rasa percaya diri
terhadap lingkungan dan orang lain. Haber, dkk, 1987 dikutip dari Riyadi 2009 kegagalan pemenuhan kebutuhan
bayi tergantung pada orang lain akan mengakibatkan rasa tidak percaya terhadap diri sendiri, orang lain, dan menarik diri.
Universitas Sumatera Utara
b. Pra Sekolah
Anak pra sekolah mulai memperluas hubungan sosialnya diluar lingkungan keluarga. Anak menggunakan kemampuan yang telah dimiliki untuk
berhubungan dengan lingkungan diluar rumah. Dalam hal ini anak membutuhkan dukungan dan bantuan dari keluarga khususnya pemberian pengakuan yang
positif terhadap perilaku anak yang adaptif. Hal ini merupakan dasar rasa otonomi anak yang berguna untuk mengembangkan kemampuan hubungan
interpersonal. Kegagalan anak dalam berhubungan dengan lingkungan disertai respon keluarga
yang negatif akan menyebabkan anak menjadi tidak mampu mengontrol diri, tidak mandiri, pesimis dan takut perilakunya salah.
c. Anak Usia Sekolah
Anak mulai mengenal hubungan yang lebih luas khususnya lingkungan sekolah. Pada usia ini anak mulai mengenal bekerjasama, kompetisi, dan kompromi.
Konflik sering terjadi dengan orang tua karena pembatasan dan dukungan yang tidak konsisten. Teman dengan orang dewasa di luar keluarga merupakan sumber
penting pada anak. Kegagalan dalam membina hubungan dengan teman sekolah, kurang dukungan
guru dan pembatasan dari orang tua mengakibatkan frustasi terhadap kemampuannya, putus asa, merasa tidak mampu dan menarik diri.
Universitas Sumatera Utara
d. Remaja
Pada usia ini anak mengembangkan hubungan intim dengan teman sebaya, lebih memperhatikan hubungan dengan lawan jenis. Hubungan dengan teman sangat
tergantung, sedangkan hubungan orang tua mulai independen. Kegagalan membina hubungan dengan teman dan kurangnya dukungan orang tua
akan mengakibatkan keraguan akan identitas, ketidakmampuan mengidentifikasi karir dan rasa percaya diri yang kurang.
e. Dewasa Muda
Pada usia ini individu mempertahankan hubungan interdependen dengan orang tua dan teman sebaya. Individu belajar mengambil keputusan dengan
memperhatikan saran dan pendapat orang lain, seperti : memilih pekerjaan, memilih karier, melangsungkan perkawinan.
Kegagalan individu dalam melanjutkan kuliah, pekerjaan, perkawinan akan mengakibatkan individu menghindari hubungan intim, menjauhi orang lain dan
merasa putus asa. f.
Dewasa Tengah Individu pada usia dewasa ini, mengalami penurunan ketergantungan pada orang
tua, telah pisah tempat tinggal dengan orang tua, khususnya individu yang telah menikah. Jika ia telah menikah maka peran menjadi orang tua dan mempunyai
hubungan antar orang dewasa merupakan situasi tempat menguji kemampuan hubungan interdependen.
Universitas Sumatera Utara
Kegagalan dalam tugas perkembangan ini akan menyebabkan produktifitas dan kreativitas berkurang, individu hanya perhatian terhadap diri sendiri dan kurang
perhatian terhadap orang lain. g.
Dewasa Lanjut Pada masa ini individu akan mengalami kehilangan fisik, kegiatan pekerjaan,
pasangan hidup, anggota keluarga. Individu memerlukan dukungan orang lain dalam menghadapi kehilangan.
2.2.3. Rentang Respons Sosial