Lesi Prakanker Serviks TINJAUAN PUSTAKA

displasia ringan. Sedangkan tipe risiko tinggi seperti tipe 16, 18, 31, 33, dan 35 dihubungkan dengan displasia ringan dan karsinoma insitu. Tipe HPV yang benar-benar karsinogenik untuk manusia dan berkaitan erat dengan timbulnya kanker serviks adalah tipe 16 dan 18. Hasil pemeriksaan sitologi eksploratif dari ekto dan endo-serviks yang positif tidak boleh dianggap diagnosis pasti. Diagnosis harus dapat dipastikan dengan pemeriksaan histopatologik dari jaringan yang diperoleh dengan melakukan biopsi. 15 13,15

2.2. Lesi Prakanker Serviks

Istilah lesi prakanker leher rahim displasia serviks telah dikenal luas di seluruh dunia.Lesi prakanker disebut juga neoplasia intraepitelial serviks cervical intraepithelial neoplasia.Keadaan ini merupakan awal dari perubahan menuju karsinoma leher rahim.Infeksi Human Papilloma Virus persisten dapat berkembang menjadi neoplasia intraepitel serviks NIS. Seorang wanita dengan seksual aktif dapat terinfeksi oleh HPV resiko-tinggi dan 80 akan menjadi transien dan tidak akan berkembang menjadi NIS dan HPV akan hilang dalam waktu 6-8 bulan. Dalam hal ini respons antibody terhadap HPV risiko-tinggi yang berperan.Dua puluh persen sisanya berkembang menjadi NIS dan sebagian besar yaitu 80 virus menghilang kemudian lesi juga menghilang.Maka, yang berperan adalah cytotoxic T-cell.Sebanyak 20 dari yang terinfeksi virus tidak menghilang dan terjadi infeksi yang persisten. NIS akan bertahan atau 13 Universitas Sumatera Utara NIS 1 akan berkembang menjadi NIS 3, dan pada akhirnya sebagiannya lagi menjadi kanker invasif. HPV risiko rendah tidak berkembang menjadi NIS 3 atau kanker invasif, tetapi bisa menjadi NIS 1 dan beberapa menjadi NIS 2. Terdapat hubungan yang kuat antara derajat NIS dengan infeksi HPV.Pada NIS I atau LSIL infeksi yang dijumpai umumnya infeksi HPV tipe 6 atau 11.Kedua HPV ini tidak menyebabkan progresifitas ke derajat yang lebih tinggi.Pada HSIL terdapat hubungan yang kuat dengan infeksi HPV 16 dan 18, kedua tipe ini merupakan tipe yang mempunyai onkoprotein. Infeksi ini menyebabkan perubahan lesi pada NIS II tanpa melalui NIS I. Dengan demikian terdapat dua alur perjalanan penyakit pada lesi prakanker. 13 Sejak diperkenalkannya tes Papanicolaou Pap pada tahun 1950, skrining sitologi serviks telah dihubungkan dengan penurunan signifikan insidensi dan mortalitas kanker serviks skuamosa invasif Saslow, 2002.Setiap tahun, sekitar 7 wanita di Amerika Serikat yang menajlani skrining ini memiliki hasil sitologi abnormal yang memerlukan respon klinik Jones, 2000. Dengan demikian, bagian ginekologi sering melibatkan diagnosa dan penatalaksanaan penyakit preinvasif lower genital tract LGT. 15 22

2.3. Gambaran Klinis