Kemoterapi Adjuvan Kemoradiasi Penatalaksanaan Kanker Serviks

sudah keluar rongga panggul, maka radioterapi hanya bersifat paliatif yang diberikan secara selektif pada stadium IV A. Radioterapi umumnya dilakukan apabila secara lokal-regional pembedahan tidak menjamin penyembuhan atau bilamana pembedahan radikal akan mengganggu struktur serta fungsi dari organ yang bersangkutan. Berhasil tidaknya radiasi yang akan diberikan tergantung dari banyak faktor antara lain sensitivitas tumor terhadap radiasi, efek samping yang timbul, pengalaman dari radioterapist serta penderita yang kooperatif. Seperti halnya pembedahan, radiasipun bisa bersifat kuratif ataupun paliatif misalnya pada penderita-penderita metastase tulang atau sindroma vena cava superior. 23 23

2.4.3. Kemoterapi

Kemoterapi adalah penatalaksanaan kanker dengan pemberian obat melalui infus, tablet, atau intramuskuler.Obat kemoterapi digunakan utamanya untuk membunuh sel kanker dan menghambat perkembangannya. Tujuan pengobatan kemoterapi tegantung pada jenis kanker dan fasenya saat didiag nosis. Beberapa kanker mempunyai penyembuhan yang dapat diperkirakan atau dapat sembuh dengan pengobatan kemoterapi. Dalam hal lain, pengobatan mungkin hanya diberikan untuk mencegah kanker yang kambuh, ini disebut pengobatan adjuvant. Dalam beberapa kasus, kemoterapi diberikan untuk mengontrol penyakit dalam periode waktu yang lama walaupun tidak mungkin sembuh. Jika kanker menyebar luas dan dalam fase Universitas Sumatera Utara akhir, kemoterapi digunakan sebagai paliatif untuk memberikan kualitas hidup yang lebih baik. Kemoterapi kombinasi telah digunakan untuk penyakit metastase karena terapi dengan agen-agen dosis tunggal belum memberikan keuntungan yang memuaskan. 23

2.4.4. Adjuvan Kemoradiasi

Terapi utama kanker serviks meliputi operasi dan radiasi karena kanker serviks merupakan kankerginekologik yang kurang sensitif terhadap kemoterapi. Pada kanker serviks stadium IIB-IVA, FIGO merekomendasikan terapi baku yaitu radiasi eksterna dan brachyterapy, konkomitan dengan kemoterapi yang dikenal dengan sebutan kemoradiasi.Interaksi antara kemoterapi dan radiasi mempunyai banyak postulat, aktivitas tersebut akan berpengaruh terhadap populasi sel tumor yang berbeda-beda. Penurunan populasi sel tumor setelah radiasi disebabkan karena efek kemoterapi, kelompok sel tumor yang berpindah dari fase G pada siklus sel menuju fase yang respons terhadap terapi akan meningkat, oksigenasi tumor yang meningkat selama radiasi akan meningkatkan aktivitas sitostatika dan radiasi sendiri akan mengecilkan massa tumor. Kemoradiasi akan berefek langsung pada sitotok-sisitas sel tumor, sinkronisasi sel tumor, serta menghambat perbaikan sel tumor pada keadaan sublethal karena radiasi. Tujuan kemoterapi sesudah kemora-diasi adalah untuk mematikan mikrometastase sel tumor yang lolos dari radiasi. 20,23 Universitas Sumatera Utara Secara teori mekanisme biologi dari kemoradiasi merupakan gabungan antara aktivitas sitostatika dan radiasi, yang bekerja pada fase siklus sel yang berbeda serta sub populasi sel tumor yang berbeda pula. Fraksinasi radiasi akan menurunkan repopu-lasi sel tumor, meningkatkan pengumpulan kembali sel tumor dari fase G0 ke fase siklus sel yang respons terhadap terapi, serta menghambat perbaikan sel yang sublethal karena kerusakan radiasi. Cisplatin bersama hydoxyurea dan fluorouracil merupakan kemoterapi yang bersifat meningkatkan radiosensitivitas. Pada beberapa penelitian dikatakan bahwa keadaan anemia akan memberikan respons terapi yang kurang optimal dan akan mengurangi survival pada wanita yang menjalani radioterapi atau kemoradiasi. Selain itu, perlu dipertimbangkan bahwa cisplatin bersifat nefrotoksik dan mempunyai mekanisme aktivitas radiosensitisasi dengan menghambat perbaikan sel tumor yang subletal, kemampuan mematikan sel tumor yang rusak karena radiasi serta sensitisasi sel yang hipoksia. 20 Setelah menjalani terapi primer kanker serviks baik operasi maupun radiasi ternyata 40 penderita masih memiliki residual tumor, metastasis jauh, dan atau relaps. Inilah salah satu hal yang mendorong para ahli untuk mencari modalitas terapi lain yaitu pemberian kemoterapi pada kanker serviks dan karena kanker serviks kurang sensitif terhadap kemoterapi maka mereka para ahli berusaha menemukan rejimen yang efektif. 20 20 Universitas Sumatera Utara

2.5. Evaluasi Respon Terapi