Gambaran Klinis TINJAUAN PUSTAKA

NIS 1 akan berkembang menjadi NIS 3, dan pada akhirnya sebagiannya lagi menjadi kanker invasif. HPV risiko rendah tidak berkembang menjadi NIS 3 atau kanker invasif, tetapi bisa menjadi NIS 1 dan beberapa menjadi NIS 2. Terdapat hubungan yang kuat antara derajat NIS dengan infeksi HPV.Pada NIS I atau LSIL infeksi yang dijumpai umumnya infeksi HPV tipe 6 atau 11.Kedua HPV ini tidak menyebabkan progresifitas ke derajat yang lebih tinggi.Pada HSIL terdapat hubungan yang kuat dengan infeksi HPV 16 dan 18, kedua tipe ini merupakan tipe yang mempunyai onkoprotein. Infeksi ini menyebabkan perubahan lesi pada NIS II tanpa melalui NIS I. Dengan demikian terdapat dua alur perjalanan penyakit pada lesi prakanker. 13 Sejak diperkenalkannya tes Papanicolaou Pap pada tahun 1950, skrining sitologi serviks telah dihubungkan dengan penurunan signifikan insidensi dan mortalitas kanker serviks skuamosa invasif Saslow, 2002.Setiap tahun, sekitar 7 wanita di Amerika Serikat yang menajlani skrining ini memiliki hasil sitologi abnormal yang memerlukan respon klinik Jones, 2000. Dengan demikian, bagian ginekologi sering melibatkan diagnosa dan penatalaksanaan penyakit preinvasif lower genital tract LGT. 15 22

2.3. Gambaran Klinis

Adapun stadium kanker serviks berdasarkan FIGO tahun 2008 sebagaiberikut: Universitas Sumatera Utara Kanker noninvasive, kanker dini ini kecil dan hanya terbatas pada permukaan serviks. Stadium 0 Kanker hanya terbatas pada serviks Stadium I Ia : Karsinoma serviks preklinis, hanya dapat didiagnosis secara mikroskopik, lesi tidak lebih dari 3 mm, atau secara mikroskopik kedalamannya 3 – 5 mm dari epitel basah dan memanjang tidak lebih dari 7 mm. Ia1 : kedalaman lesi ≤3 mm, luas ≤7 mm Ib : Lesi invasif 5 mm, bagian atas lesi 4 cm dan 4 cm. Ia2 : kedalaman lesi 3-5 mm, luas ≤7 mm Ib1 : dimensi terbesar lesi ≤4 cm Ib2 : dimensi terbesar lesi 4 cm Kanker pada stadium ini termasuk serviks dan uterus, namun belum menyebar ke dinding pelvis atau bagian bawah vagina. Stadium II IIa : Penyebaran hanya ke 23 proksimal vagina, parametrium masih bebas dari infiltrat tumor IIa1 : dimensi terbesar lesi ≤4 cm IIb : Penyebaran hanya ke parametrium, uni atau bilateral, tetapi belum sampai dinding IIa2 : dimensi terbesar lesi 4 cm panggul Universitas Sumatera Utara Kanker pada stadium ini telah menyebar dari serviks dan uterus ke dinding pelvis atau bagian bawah vagina. Stadium III IIIa : Penyebaran sampai 13 distal vagina atau ke parametrium sampai dinding panggul IIIb : Penyebaran sampai dinding panggul, tidak ditemukan daerah bebas infiltrasi antara tumor dengan dinding panggul atau proses pada tingkat I atau II, tetapi sudah ada gangguan faal ginjal hidronefrosis. Pada stadium ini kanker telah menyebar ke organ terdekat , seperti kandung kemih atau rectum, atau telah menyebar ke daerah lain di dalam tubuh, seperti paru-paru, hati atau tulang. Stadium IV IVa : Telah bermetastasis ke organ sekitar IVb : Telah bermetastasis jauh. 14,15 Walaupun telah terjadi invasi tumor ke dalam stroma, kanker serviks masih mungkin tidak menimbulkan gejala.Keputihan merupakan gejala yang paling sering ditemukan. Getah yang keluar dari vagina ini makin lama akan berbau busuk akibat infeksi dan nekrosis jaringan. Dalam hal demikian, pertumbuhan tumor menjadi ulseratif. Perdarahan yang dialami sehabis Universitas Sumatera Utara senggama disebut sebagai perdarahan kontak merupakan gejala karsinoma serviks 75-80. Tanda yang lebih klasik adalah perdarahan bercak yang berulang, atau perdarahan bercak setelah bersetubuh atau membersihkan vagina. Dengan makin tumbuhnya penyakit, tanda menjadi semakin jelas. Perdarahan menjadi semakin banyak, lebih sering, dan berlangsung lebih lama. Namun, terkadang keadaan ini diartikan penderita sebagai perdarahan yang sering dan banyak. Juga dapat dijumpai sekret vagina yang berbau terutama dengan massa nekrosis lanjut. Nekrosis terjadi karena pertumbuhan tumor yang cepat tidak diimbangi dengan pertumbuhan pembuluh darah 15,20 angiogenesis agar mendapat aliran darah yang cukup. Nekrosis ini menimbulkan bau yang tidak sedap dan reaksi peradangan non spesifik. Perdarahan yang timbul akibat terbukanya pembuluh darah makin lama akan lebih sering terjadi, juga di luar sanggama perdarahan spontan. Perdarahan spontan umumnya terjadi pada tingkat klinik yang lebih lanjut II atau III, terutama pada tumor yang bersifat eksofitik.pada wanita usia lanjut yang sudah tidak melayani suami secara seksual, atau janda yang sudah mati haid menopause bilamana mengidap kanker serviks sering terlambat datang meminta pertolongan. Perdarahan spontan saat berdefekasi terjadi akibat tergesernya tumor eksofitik dari serviks oleh skibala, memaksa mereka datang ke dokter. 15 Adanya perdarahan spontan pervaginam saat berdefekasi, perlu dicurigai adanya karsinoma serviks tingkat lanjut. Adanya bau busuk yang 15,22 Universitas Sumatera Utara khas memperkuat dugaan adanya karsinoma. Anemia akan menyertai sebagai akibat dari perdarahan pervaginam yang berulang. Rasa nyeri akibat infiltrasi sel tumor ke serabut saraf, memerlukan pembiusan umum untuk dapat melakukan pemeriksaan dalam yang cermat, khususnya pada lumen vagina yang sempit dan dinding sklerotik yang meradang. Gejala lain yang dapat timbul adalah gejala-gejala yang disebabkan oleh metastasis jauh. Sebelum tingkat akhir terminal stage, penderita meninggal akibat perdarahan yang eksesif, kegagalan faal ginjal CRF= Chronic Renal Failure akibat infiltrasi tumor ke ureter sebelum memasuki kandung kemih, yang menyebabkan obstruksi total. 15,22

2.4. Penatalaksanaan Kanker Serviks