Kekuatan Agroindustri Salak Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman Pengembangan Agroindustri Salak.

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman Pengembangan Agroindustri Salak.

5.1.1 Kekuatan Agroindustri Salak

Adapun kekuatan agroindustri salak di daerah penelitian : 1. Ketersediaan bahan baku salak yang melimpah Bahan baku sangat penting bagi agroindustri yang mengolah suatu produk, karena bahan baku merupakan salah satu sumber daya fisik yang penting dalam mengembangkan agroindustri salak. Berdasarkan hasil penelitian, buah salak dapat dipanen pada 4 musim dimana panen raya pada bulan Nopember, Desember dan Januari, panen sedang pada bulan Mei, Juni dan Juli, panen kecil pada bulan-bulan Februari, Maret dan April, panen kosongistirahat pada bulan- bulan Agustus, September dan Oktober. Pada musim panen raya dapat dipanen dalam waktu 10 hari dengan produksi salak lebih dari 15 karungha, pada panen sedang salak dapat dipanen 2 minggu dengan produksi sekitar 10-15 karungha, pada musim panen kecil dipanen 2 minggu juga dengan produksi salak sekitar 10 karungha, sedangkan panen kosongistrahat petani juga panen salak akan tetapi produksi salak dibawah 10 karungha dimana 1 karung sekitar 25 kg. Berdasarkan tabel 18 dapat diketahui produksi salak di Desa Parsalakan tahun 2012. Universitas Sumatera Utara Tabel 18. Data Produksi Tanaman Salak Desa Parsalakan Tahun 2012 Produksi Desa Parsalakan TonHari 36,17 Tonminggu 253,2 Tonbulan 1012,8 Tontahunan 12153,6 Sumber : Data diolah dari Balai Pertanian Kecamatan Angkola Barat Kelancaran proses produksi dalam mengembangkan suatu usaha di bidang agroindustri diperlukan ketersediaan bahan baku banyak. Ketersediaan bahan baku salak di desa parsalakan yang mencapai 36,17 tonhari sedangkan bahan baku salak yang digunakan industri dalam mengolah salak sebanyak ± 500 kghari dimana diperoleh dari kelompok tani salak Agrina. Hal ini akan memberikan kekuatan bagi industri dikarenakan tersedianya bahan baku salak sangat banyak dengan bahan baku yang digunakan di industri masih sedikit. 2. Ketersediaan tenaga kerja yang banyak Ketersediaan tenaga kerja merupakan salah satu input dalam proses produksi maupun pada proses pascapanen dalam bentuk yang lain. Tenaga kerja atau sumber daya manusia yang bisa diartikan sebagai karyawan ini merupakan salah satu sumber daya internal yang penting bagi perusahaan untuk meraih serta mempertahankan keunggulan kompetitif. Di daerah penelitian jumlah angkatan kerja yang produktif berumur antara 15-64 tahun sangat besar sebanyak 1975 jiwa dan hampir 67 dari penduduk seluruhnya 2659 jiwa. Di industri memiliki 8 tenaga kerja dan memiliki daya tampung untuk tenaga kerja industri sebanyak 20 orang. Angkatan kerja di industri tidak membutuhkan pendidikan formal akan tetapi memerlukan keterampilan dan ketekunan. Hal ini merupakan kekuatan bagi industri dalam mengembangkan agroindustri salak karena tidak mengalami kesulitan dalam mencari tenaga kerja. Universitas Sumatera Utara 3. Banyaknya variasi produk olahan salak Produk yang dihasilkan dari diversifikasi buah salak di industri pengolahan salak agrina terdiri dari berbagai produk seperti dodol salak, keripik salak, kurma salak, madu salak, sirup salak, nagogo drink dan agar-agar salak. Dengan adanya variasi produk olahan salak yang banyak tersebut dapat menjadi kekuatan bagi industri dikarenakan sudah menghasilkan produk beranekaragam dalam bentuk kemasan yang menarik sehingga memberikan daya tarik kepada konsumen. 4. Memiliki sertifikat produk Produk olahan salak telah memiliki memiliki izin PIRT Produk Industri Rumah Tangga dari Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara dan telah mencamtumkan label “Halal” pada produk olahan salak. Produk olahan seperti dodol salak, keripik salak, kurma salak, madu salak, sirup salak, nagogo drink dan agar-agar salak sudah memiliki sertifikat halal dari Majelis Ulama Indonesia Provinsi Sumatera Utara pada awal tahun 2013. Kemasan produk olahan salak saat ini sudah sesuai dengan peraturan pemerintah Nomor 15 tahun 1992 tentang standar nasional Indonesia SNI dan sudah tercantum tanggal kadaluarsa expire date. Hal ini memberikan kekuatan bagi industri karena dengan adanya sertifikat tersebut konsumen tidak akan ragu untuk membeli produk olahan salak dikarenakan sudah memenuhi persyaratan dari instansi yang telah ditetapkan. Universitas Sumatera Utara 5. Jumlah Produksi Bertambah Industri pengolahan salak di daerah penelitian sudah tergolong industri usuha kecil dan menengah dan industri ini sudah menghasilkan produk olahan salak yang sangat beranekaragam. Dari hasil penelitian, industri ini berproduksi setiap 6 hari dalam seminggu dimana mengggunakan bahan baku 500 kg salak per hari. Data produksi olahan salak dalam 3 tahun terakhir menunjukkan peningkatan setiap tahunnya, tabel 19 akan menjelaskan produksi salak mulai tahun 2010-2012. Tabel 19. Produksi Produk Olahan Salak Tahun 2010-2012 No Jenis Produk Produksi 2010 2011 2012 1 Dodol Salak besar 12207 13286 14793 Kotak 2 Dodol Salak kecil 14352 16949 18343 Kotak 3 Dodol salak batang 2234 2396 2824 Kotak 4 Keripik Salak 10752 12275 13649 Kotak 5 Kurma Salak 14100 14950 16534 Kotak 6 Agar-agar salak 4140 5697 6325 Kotak 7 Madu Salak 2017 2316 3000 Botol 8 Sirup Salak 2394 2487 3042 Botol 9 Nagogo Drink 2500 14490 15804 Botol Sumber : Sentra Industri Pengolahan Salak Agrina, 2013 Hal ini memberikan kekuatan bagi industri dengan peningkatan produksi olahan salak akan memberikan keuntungan yang baik bagi industri. 6. Produk sudah mulai dikenal masyarakat Industri telah banyak melakukan promosi baik melalui brosur, maupun pameran didaerah baik di pulau Sumatera maupun di pulau Jawa. Bahkan industri sudah pernah mengikuti pameran produk UKM di Hongkong. Pada tahun 2013 industri juga sudah mengikuti pameran Pekan Flori dan Flora Nasional PF2N di Yogyakarta. Sedangkan, untuk pemasaran produk di sekitar wilayah industri sudah melakukan pemasaran ke swalayan, dan sentra penjualan yang berada di Universitas Sumatera Utara daerah Kota Padangsidimpuan. Hal ini memberikan kekuatan bagi industri karena dengan promosi yang luas akan menyebabkan produk akan dikenal oleh masyarakat banyak.

6.1.2 Kelemahan Agroindustri Salak