Agroindustri Salak Tinjauan Pustaka .1 Tanaman Salak

Tabel 2. Kandungan Gizi Salak dalam 100 g NO Kandungan Gizi Jumlah 1 Energi 77,00 Kal 2 Protein 0,4 g 3 Karbohidrat 20,90 g 4 Kalsium 28,00 mg 5 Fosfor 18,00 mg 6 Besi 4,20 mg 7 Vitamin B1 0,04 mg 8 Vitamin C 2,00 mg Sumber : Ditjen PPHP, 2012

2.1.2 Agroindustri Salak

Menurut Soekartawi 2005 mendefinisikan bahwa agroindustri adalah sebagai pengolahan sumber bahan baku yang bersumber dari tanaman ataupun hewan. Dengan demikian bahwa kegiatan atau proses agroindustri merupakan upaya untuk meningkatkan nilai tambah produk, menghasilkan produk yang dapat dipasarkan, dapat digunakan atau dapat dimakan, meningkatkan daya simpan, menambah pendapatan dan keuntungan bagi produsen petani. Sektor pertanian sebetulnya mempunyai kaitan erat dengan sektor industri. Karena sektor pertanian menghasilkan bahan mentah yang pada gilirannya harus diolah oleh industri menjadi barang setengah jadi atau barang jadi dan sebaliknya sektor industri diharapkan mampu menghasilkan sendiri berbagai macam sarana produksi yang sangat diperlukan oleh industri pengolah pertanian, meliputi usaha yang mengolah bahan baku menjadi komoditi yang secara ekonomi menambah tinggi nilainya Karmadi, 2003. Menurut Muzhar 1994, industri pengolahan hasil pertanian juga dapat memberikan kesempatan kerja dan meningkatkan pendapatan petani. Industri Universitas Sumatera Utara pengolahan hasil pertanian memiliki daya saing yang kuat, karena memiliki keunggulan komparatif sumber daya alam yang dapat diperbaharui, tenaga kerja yang banyak dan murah, serta berdaya tahan lama dan kompetitif segmen pasar dan diferensiasi produk. Pengolahan hasil menjadi salah satu bentuk kegiatan agroindustri yang utama. Usaha pengolahan hasil akan memberikan beberapa keuntungan antara lain : 1. Mengurangi kerugian ekonomi akibat kerusakan hasil pertanian. 2. Meningkatkan nilai ekonomi hasil pertanian. 3. Memperpanjang masa ketersediaan hasil pertanian baik dalam bentuk segar maupun dalam bentuk olahan. 4. Meningkatkan keanekaragaman produk pertanian. 5. Mempermudah penyimpanan dan pengangkutan. Disamping salak, produksi buah pisang di Tapanuli Selatan termasuk besar dan selama ini hanya dikonsumsi dalam segar. Kalaupun diolah, prosesnya masih sederhana. Oleh sebab itu pembangunan industri pengolahan pisang menjadi produk yang dapat dipasarkan ke lain daerah, atau bahkan di ekspor dirasakan sangat perlu. Jika tersedia industri, maka petani akan terangsang untuk membudidayakan pisang dengan baik. Salah satu industri pengolahan pisang yang potensial adalah industri tepung pisang Pemprovsu, 2012. Peningkatan sarana dan teknologi pengolahan sangat diperlukan untuk meningkatkan hasil panen, menurunkan kehilangansusut hasil, meningkatkan daya saing dan nilai tambah produk. Pada komoditas hortikultura yang terdiri dari buah-buahan khususnya buah tropika jeruk, pisang, manggis, salak, mangga. Dimana pisang selain dapat dimakan dalam bentuk segar, buah pisang juga dapat Universitas Sumatera Utara diolah menjadi : tepung, keripik, gaplek, sale, pisang kalengan, selai, sari buah, dan lain-lain Ditjen PPHP, 2012. Pengembangan suatu usaha sangat bergantung pada tersedianya sumberdaya, tetapi sumberdaya ini sangat terbatas jumlahnya sehingga produksi atau keuntungan yang dihasilkan juga terbatas. Sumberdaya yang merupakan faktor yang penting dalam suatu usaha adalah lahan, modal, tenaga kerja dan sarana produksi Andri, 2004. Menurut Siregar 2009, strategi pengembangan industri pengolahan dodol salak dimasa yang akan datang dapat dilakukan dangan staregi agresif yaitu dengan meningkatkan pertumbuhan penjualan untuk memperbesar keuntungan dengan cara meningkatkan akses pasar yang lebih luas.

2.2 Landasan Teori