Dasar Hukum Permasalahan Buku Panduan Pelaporan Pelaksanaan Anggaran 2014

25 Sistem Pelaporan Satuan Kerja Perangkat Daerah Adapun tujuan peraturan pemerintah tersebut adalah sebagai berikut. a. Melakukan pemantauan pelaksanaan rencana pembangunan secara triwulanan. b. Melakukan pengukuran pencapaian kinerja ProgramKegiatan pelaksanaan rencana pembangunan secara tahunan. c. Melakukan pemantuan terhadap pecapaian target Prioritas Nasional. d. Menfasilitasi KementerianLembaga KL untuk dapat saling berinteraksi dalam menyampaikan permasalahan pelaksanaan ProgramKegiatan. e. Mendukung pelaksanaan evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan nasional. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tersebut mengamanatkan kepada Pimpinan KementerianLembaga KL untuk melakukan pemantauan pelaksanaan Renja-KL, kepada Gubernur untuk melakukan pemantauan terhadap pelaksanaan dekonsentrasi dan tugas pembantuan, serta kepada Bupati Wali Kota melakukan pemantauan terhadap pelaksanaan tugas pembantuan. Untuk memperlancar proses pelaporanpemantauan tersebut, telah dikembangkan aplikasi berbasis online yang disebut dengan e-Monev. Pelaksanaan pelaporan terhadap perkembangan realisasi penyerapan dana dan realisasi pencapaian target yang telah berjalan dengan aplikasi e-Monev tingkat KL tersebut telah mulai digunakan sejak akhir 2012. Berdasarkan hasil monitoring, penggunaan aplikasi e-Monev dalam pelaporan PP 392006 telah mampu meningkatkan jumlah KL yang melapor secara tepat waktu. Hal ini merupakan respons positif dari KL sebagai pengguna sehingga e-Monev dianggap perlu untuk terus dikembangkan dan disempurnakan. 26 Buku Panduan Pelaporan Pelaksanaan Anggaran

1. Pelaksanaan Pemantauan PP 39 Melalui Aplikasi Online

Pada tahap awal, aplikasi e-Monev bersifat offline baru dapat diakses oleh KementerianLembaga KL Pusat. Namun, sekarang sudah online dan mulai dapat diakses oleh Bappeda dan SKPD tingkat Provinsi, Kabupaten, dan Kota terkait dengan pelaksanaan kegiatan dan program dengan Dana Dekonsentrasi DekonTugas Perbantuan TP. Untuk sementara, input data dari Daerah belum link dengan data KL Pusat, masih bersifat tampilan yang dapat diakses oleh KL sesuai Program. Berikut ini tabel perbandingan aplikasi e-Monev secacara offline dan online. No. Aplikasi PP-392006 Offline Aplikasi e-Monev 1 Formulir: Formulir A: Penanggungjawab Kegiatan. Formulir B: Penanggungjawab Program. Formulir C: Biro Perencanaan. Formulir: 3 tiga formulir A,B dan C terintegrasi dlm 1 satu form. Input data dikoordinasikan oleh Penanggung jawab Program UKE I dan divalidasi oleh Sekretariat Jenderal c.q. Biro Perencanaan KL. 2 Basis data: DIPA Fungsi, Sub Fungsi, Program, Indikator hasil, Kegiatan. Basis data: Mengintegrasikan Data Antara Renja KL program, outcome dan indikator, kegiatan, ouput, dan sasaran dan RKA KL anggaran. 3 Input Data kumulatif triwulanan dilakukan secara offline. Input Data kumulatif triwulanan dilakukan secara online. 27 Sistem Pelaporan Satuan Kerja Perangkat Daerah No. Aplikasi PP-392006 Offline Aplikasi e-Monev 4 MasalahKendala Pelaksanaan dijelaskan dan dijabarkan tanpa dikelompokkan MasalahKendala Pelaksanaan mulai dikategorikan ke dalam kelompok permasalahan untuk mempermudah analisis dalam mengambil langkah tindak lanjut. 5 Mekanisme Pelaporan berjenjang dan dilakukan konsolidasi secara offline. Mekanisme Pelaporan dilakukan berjenjang oleh penanggung jawab program dan terkonsilidasi secara otomatis oleh sistem. Selanjutnya Sekretariat Jenderal c.q. Biro Perencanaan melakukan validasi data yang masuk untuk dilaporkan kepada Kementerian PPNBappenas melaui sistem e-Monev. 6 Analisis Status Pencapaian Pelaksanaan Program Kegiatan tidak dilakukan lebih jauh. Analisis Status Pencapaian Pelaksanaan KegiatanProgram menggunakan notifikasi warna hijau, kuning, merah untuk menunjukkan tingkat capaian kinerja dan tingkat capaian anggaran pada pelaksanaan programkegiatan. 28 Buku Panduan Pelaporan Pelaksanaan Anggaran Berikut ini contoh pemantuan secara online. 29 Sistem Pelaporan Satuan Kerja Perangkat Daerah 30 Buku Panduan Pelaporan Pelaksanaan Anggaran

C. Pengukuran dan Evaluasi Kinerja Atas Pelaksanaan RKA- KL

Tentang Pengukuran dan Evaluasi Kinerja Atas Pelaksanaan RKA- KL terdapat dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 249 PMK.022011. Tujuan pengukuran dan evaluasi kinerja atas pelaksanaan RKA- KL adalah dalam rangka pelaksanaan fungsi akuntabilitas dan fungsi peningkatan kualitas kegiatan, meliputi:

1. Aspek implementasi: menyajikan informasi kinerja

mengenai pelaksanaan kegiatan dan pencapaian keluaran: penyerapan anggaran, konsistensi antara perencanaan dan implementasi, pencapaian keluaran output , dan efisiensi. 31 Sistem Pelaporan Satuan Kerja Perangkat Daerah

2. Aspek Manfaat: menghasilkan informasi perubahan yang

terjadi dalam masyarakat atas keluaran yang dicapai;

3. Aspek Konteks: menghasilkan informasi mengenai relevansi

masukan, kegiatan, keluaran dan hasil dengan dinamika keadaaan maupun kebijakan pemerintah.

1. Prinsip-Prinsip Pengisian Aplikasi

Berikut ini prinsip-prinsip pengisian aplikasi: 1. Basis Data adalah RKA-KL; 2. Data di-input oleh setiap Satker vol. Realisasi output kegiatan; 3. Pengisian Data setiap bulan; 4. Realisasi keuangan diisi otomatis dari KPPN; 5. Unit Eselon I memvalidasi data dari Satker terkait; 6. Sekjen Biro Perencanaan memvalidasi data unit Eselon I untuk laporan Kementerian.

2. Monitoring dan Evaluasi Kinerja Penganggaran Kementerian Ketenagakerjaan

Aplikasi Monev Kinerja Penganggaran terdiri atas 3 layer, yaitu: 1. Layer satker, diperuntukkan bagi user di tingkat satker; 2. Layer eselon I, diperuntukkan bagi user di tingkat eselon I atau penanggung jawab program; 3. Layer KL, diperuntukkan bagi user di tingkat KL. Banyak fitur yang bisa diakses dalam aplikasi monev ini sebagai alat bantu untuk melakukan analisis dan evaluasi pelaksanaan RKA-KL, namun panduan ini akan difokuskan pada menu “Entri Data” yang berfungsi untuk memasukkan data dan informasi yang dibutuhkan dalam evaluasi RKA-KL. Berikut ini tata cara monitoring dan evaluasi kinerja penganggaran Kementerian Ketenagakerjaan berdasarkan PMK 249 Tahun 2011. 32 Buku Panduan Pelaporan Pelaksanaan Anggaran 1. Buka browser dan masukkan alamat: monev.anggaran.depkeu.go.id, maka akan muncul tampilan sebagai berikut. 2. Pilih tahun anggaran, kemudian muncul tampilan: 33 Sistem Pelaporan Satuan Kerja Perangkat Daerah 3. Masukkan username dan password. Setelah berhasil login, menu yang ada dalam aplikasi, meliputi Dashboard, Entri Data, Monitoring, Laporan, Logic Model, Business Intelligence BI, Roadmap EKP, Informasi, dan Ubah Password. Khusus menu Logic Model dan Business Intelligence BI hanya terdapat pada layer Eselon I dan KL. Tampilan awal aplikasi adalah sebagai berikut: Mekanisme Pengisian Data pada Layer Satker Berikut ini mekanisme pengisian data pada layer Satker. Pengisian data di layer satker adalah pengisian realisasi capaian output. Langkah 1: Klik menu Entri Data Entri Realisasi Output, selanjutnya akan muncul Program dan Kegiatan yang terdapat pada satker berkenaan seperti tampilan berikut: 34 Buku Panduan Pelaporan Pelaksanaan Anggaran Langkah 2: Pilih kegiatan yang akan diisi capaian output-nya dengan mengeklik nama Kegiatan berkenaan, yang selanjutnya akan muncul tampilan sebagai berikut: Langkah 3: Isi volume realisasi output yang telah dicapai. 35 Sistem Pelaporan Satuan Kerja Perangkat Daerah a. Apabila suatu output telah selesai seluruhnya, isikan di kolom “Realisasi Volume”. Misalnya: target 5 dan telah selesai 4, maka isikan pada kolom dimaksud angka 4. b. Apabila suatu output belum selesai, namun realisasi anggaran sudah ada, maka isikan capaian progresnya di kolom “Progres . Misalnya: Apabila target output 5 dan yang telah selesai 4, sementara sisanya sudah mencapai 50, maka isikan pada kolom progres: [4x100+1x50]5=90. c. Isikan keterangan atau penjelasan apabila diperlukan di kolom “Keterangan”. Penjelasan yang diisi bisa berupa penjelasan terkait capaian output dimaksud ataupun bisa pula berisi hambatankendala dan permasalahan lain yang ditemui terkait pencapaian output dimaksud. Langkah 4: Klik tombol “Simpan”. Lakukan proses yang sama untuk mengisi capaian output yang lain. Pengisian data tersebut dapat dilakukan setiap saat sepanjang ada realisasi capaian output. Jadi, periode pengisiannya tidak perlu menunggu semesteran atau triwulanan. Setiap kali ada perkembangan realisasi capaian output, lakukan langkah yang sama seperti di atas dan replace timpa data sebelumnya dengan data baru. Khusus pada setiap akhir Februari, akan aktif tombol “Proses”. Menu ini untuk mengonfirmasi bahwa seluruh realisasi pencapaian output selama satu tahun telah dilaksanakan. Dengan mengeklik tombol “Proses” tersebut, maka satker tidak dapat lagi melakukan editing terhadap isian realisasi output, kecuali eselon I tidak mengesahkan isian tersebut. Tombol “Proses” terletak pada bagian kanan bawah di samping tombol “Simpan” seperti terlihat pada tampilan berikut: 36 Buku Panduan Pelaporan Pelaksanaan Anggaran Mekanisme Pengisian Data pada Layer Unit Eselon I Proses yang perlu dilakukan di layer Eselon I adalah pengesahan atas capaian output yang diisi oleh setiap satker dan pengisian informasi analisis rekomendasi. Proses Pengesahan Atas Capaian Output : Proses ini dilakukan sekali setiap tahun; biasanya dilakukan pada setiap akhir Februari. Sebelum waktu tersebut, menu pengesahan tidak diaktifkan. Pengesahan ini berfungsi sebagai alat konsolidasi akhir atas capaian output tahun sebelumnya. Capaian output yang telah disahkan mengandung pengertian bahwa isian realisasi capaian output yang dilakukan oleh setiap satker dianggap sudah final. Dengan demikian, satker tidak bisa lagi mengubah data realisasi capaian output-nya. Untuk mengesahkan realisasi capaian output tersebut, langkahnya adalah: Langkah 1: Pastikan login pada layer eselon I, selanjutnya klik menu Entri Data Entri Realisasi Output, selanjutnya akan muncul Program dan Kegiatan yang terdapat pada eselon I berkenaan seperti tampilan berikut: 37 Sistem Pelaporan Satuan Kerja Perangkat Daerah Langkah 2: Pilih opsi “Disahkan” atau “Tidak Disahkan”. Apabila dipilih opsi “Disahkan”, maka satker tidak bisa lagi mengubah data realisasi output-nya, sementara apabila dipilih opsi “Tidak Disahkan”, maka satker bisa melakukan editing atas capaian output-nya. Langkah 3: Klik Proses, maka proses pengesahan selesai. Proses Pengisian Analisis Rekomendasi : Menu ini disediakan untuk menyampaikan berbagai informasi atas evaluasi yang telah dilakukan, khususnya informasi mengenai hambatan, faktor pendukung, dan rekomendasi. Untuk mengisi analisis rekomendasi ini langkah yang dilakukan sebagai berikut: Langkah 1: Pastikan login pada layer eselon I, selanjutnya klik menu Entri Data Analisis Rekomendasi. Langkah 2: Pilih program yang sesuai sampai muncul 5 lima pertanyaan sebagai berikut: A. Pencapaian Kinerja analisis terhadap pencapaian kinerja 1. Apakah terdapat hambatankesulitan dalam pencapaian kinerja? Beri Penjelasan 2. Apa saja faktor pendukung dalam pencapaian kinerja? 3. Apa rekomendasi anda untuk peningkatan pencapaian kinerja? 38 Buku Panduan Pelaporan Pelaksanaan Anggaran B. Proses Evaluasi hambatanmasukan terhadap pelaksanaan evaluasinya 1. Apakah terdapat hambatankesulitan dalam proses evaluasi? Beri Penjelasan 2. Apa saranmasukan Anda untuk perbaikan sistem evaluasi kinerja termasuk aplikasi ini? Tampilan pertanyaan tersebut seperti berikut: Langkah 3: Isilah informasi atas pertanyaan-pertanyaan tersebut secara singkat, padat, dan jelas. Langkah 4: Klik “Kirim”. Dengan melakukan, pengisian pada menu “Analisis Rekomendasi” di atas, maka eselon I sudah dianggap menyampaikan laporan sebagaimana dimaksud dalam PMK No. 249PMK.022011 sehingga tidak diperlukan lagi penyampaian laporan berbentuk fisik ke Ditjen Anggaran, Kementerian Keuangan. Mekanisme Pengisian Data pada Layer KementerianLembaga Proses yang perlu dilakukan di layer Eselon I adalah pengesahan atas capaian output. Periode waktu dan langkah pengoperasiannya sama dengan pengoperasian pada layer Eselon I. 39 Sistem Pelaporan Satuan Kerja Perangkat Daerah D. Sistem Pelaporan SKPD Instansi ProvinsiKabupatenKota Bidang Nakertrans Berdasarkan Permenakertrans Nomor 18 Tahun 2011 Tujuan penerbitan Permenakertrans Nomor 18 Tahun 2011 adalah dalam rangka pemantauan pelaksanaan kegiatan dan capaian kinerja kegiatan pada alokasi dana dekonsentrasi dan tugas pembantuan TP di Satuan Kerja Perangkat Daerah Provinsi KabupatenKota, bersifat bulanan dan tahunan. Yang dimaksud sistem pelaporan adalah ketentuan yang mengatur jenis, materi, sistematika, penyusunan dan penyampaian, koordinator serta penanggung jawab laporan yang menjadi kewajiban unit kerja daerah. Pelaporan sendiri adalah jenis naskah dinas yang disampaikan sebagai pertanggungjawaban atas pelaksanaan program dan kegiatan pada periode waktu tertentu atau sewaktu-waktu. Satuan Kerja Perangkat Daerah, yang selanjutnya disingkat SKPD adalah organisasilembaga pada pemerintah daerah yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan dekonsentrasitugas pembantuan di daerah provinsi, kabupatenkota. Sementara itu, unit kerja eselon I di lingkungan Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi terdiri dari: 1. Sekretariat Jenderal; 2. Direktorat Jenderal Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas; 3. Direktorat Jenderal Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja; 4. Direktorat Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan SosialTenaga Kerja; 5. Direktorat Jenderal Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan; 6. Direktorat Jenderal Pembinaan Pembangunan Kawasan Transmigrasi; 40 Buku Panduan Pelaporan Pelaksanaan Anggaran 7. Direktorat Jenderal Pembinaan Pengembangan Masyarakat dan Kawasan Transmigrasi; 8. Inspektorat Jenderal; dan 9. Badan Penelitian, Pengembangan dan Informasi.

1. Jenis dan Materi Pelaporan

Jenis pelaporan adalah laporan pelaksanaan tugas, yaitu jenis naskah dinas yang dibuat oleh pimpinan SKPDInstansi provinsi dan SKPDInstansi kabupatenkota yang melaksanakan fungsi ketenagakerjaan dan ketransmigrasian yang berisi uraian informasi sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan tugas umum pemerintahan di bidang ketenagakerjaan dan ketransmigrasian. Yang dimaksud SKPDInstansi Provinsi adalah SKPDinstansi yang lingkup tugas dan tanggung jawabnya di bidang ketenagakerjaan dan ketransmigrasian di provinsi yang bersangkutan. Sementara itu, SKPDInstansi KabupatenKota adalah SKPD instansi yang lingkup tugas dan tanggung jawabnya di bidang ketenagakerjaan dan ketransmigrasian di kabupatenkota yang bersangkutan. Adapun materi laporannya berupa data dan informasi pelaksanaan tugas dan fungsi di bidang ketenagakerjaan dan ketransmigrasian yang mencakup, antara lain: a. pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan serta pelaksanaan daftar isian pelaksanaan anggaran DIPA yang dananya bersumber dari APBN dan APBD; b. permasalahan dan upaya tindak lanjut c. data-data lainnya. d. lampiran yang terdiri atas tiga format isian, yaitu bidang ketenagakerjaan, bidang ketransmigrasian, dan realisasi fisik keuangan dan permasalahan. 41 Sistem Pelaporan Satuan Kerja Perangkat Daerah Data dan informasi yang dilaporkan tersebut merupakan data dan informasi yang sifatnya pokok sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan Menteri Nomor Per.18MENXII2011. Sementara itu, data dan informasi yang sifatnya lebih rinci diatur tersendiri oleh unit kerja eselon I di lingkungan Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi sesuai dengan kebutuhan unit kerja yang bersangkutan.

2. Sistematika Pelaporan

Sistematika laporan pelaksanaan tugas sekurang-kurangnya memuat hal-hal berikut. Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Lampiran Daftar Tabel Daftar Gambar, Graik BAB I : PENDAHULUAN a. Latar Belakang. b. Maksud dan Tujuan. c. Sasaran. d. Landasan Operasional. BAB II : TUGAS DAN FUNGSI SISTEM PELAPORAN SKPDINSTANSI PROVINSIKABUPATENKOTA BIDANG KETENAGAKERJAAN DAN KETRANSMIGRASIAN BAB III : RENCANA PROGRAMKEGIATAN DAN ANGGARAN a. Rencana ProgramKegiatan. b. Pagu Anggaran. BAB IV : PELAKSANAAN PROGRAMKEGIATAN DAN ANGGARAN a. Pelaksanaan ProgramKegiatan dan Hasilnya. b. Realisasi Penyerapan Anggaran. BAB V : PERMASALAHAN DAN UPAYA TINDAK LANJUT BAB VI : HAL-HAL KHUSUS BAB VII : PENUTUP LAMPIRAN-LAMPIRAN 42 Buku Panduan Pelaporan Pelaksanaan Anggaran

3. Tata Cara dan Waktu Penyampaian Laporan

Mengenai tata cara dan waktu penyampaian laporan pelaksanaan tugas bidang ketenagakerjaan dan ketransmigrasian telah diringkas dalam tabel matriks mekanisme ketenagakerjaan dan ketransmigrasian sebagaimana tercantum dalam Lampiran I Peraturan Menteri Nomor Per.18MENXII2011. Berikut ini perinciannya.

a. Tata Cara Penyampaian Laporan

1 Laporan SKPDInstansi Provinsi SKPDInstansi Provinsi menyampaikan laporan pelaksanaan tugas secara berkala setiap bulan dan setiap tahun kepada Gubernur dan kepada Menteri, dengan tembusan Inspektur Jenderal, Kepala Balitfo dan Direktur Jenderal terkait di lingkungan Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi. 2 Laporan SKPD Instansi KabupatenKota SKPDInstansi KabupatenKota menyampaikan laporan pelaksanaan tugas kepada BupatiWalikota dan Kepala SKPD Instansi Provinsi yang bersangkutan setiap bulantahun.

b. Waktu Penyampaian Laporan

1 Laporan SKPDInstansi Provinsi Laporan bulanan pelaksanaan tugas SKPPDInstansi Provinsi disampaikan selambat-lambatnya setiap tanggal 10 pada bulan berikutnya, sedangkan laporan tahunan disampaikan pada minggu keempat bulan Januari pada tahun berikutnya. 2 Laporan SKPDInstansi KabupatenKota Laporan bulanan pelaksanaan tugas SKPPDInstansi Kabupaten Kota disampaikan selambat-lambatnya setiap tanggal 5 pada bulan berikutnya, sedangkan laporan tahunan disampaikan pada minggu ke-2 bulan Januari pada tahun berikutnya. 43 Sistem Pelaporan Satuan Kerja Perangkat Daerah

4. Koordinator dan Penyusun Laporan

Koordinator penyusun laporan adalah pejabat yang karena tugas dan fungsinya berkewajiban dan bertanggung jawab melakukan koordinasi, integrasi dan sinkronisasi dengan sub-unit kerja di lingkungan unit kerjanya atau unit kerja terkait. Koordinator dan penyusun laporan pelaksanaan tugas diatur sebagai berikut: a. Koordinator laporan tingkat KementerianMenteri, adalah Sekretaris Jenderal yang penyusunannya dilaksanakan oleh Biro Perencanaan; b. Koordinator laporan instansi SKPPDprovinsi, adalah Sekretaris SKPDInstansi Provinsi atau pejabat lain yang ditunjuk yang penyusunannya dilaksanakan oleh pejabat eselon IV yang melaksanakan tugas dan fungsi di bidang pelaporan; c. Koordinator laporan instansi SKPPDkabupatenkota adalah Sekretaris SKPDInstansi KabupatenKota yang bersangkutan atau pejabat lain yang ditunjuk yang penyusunannya dilaksanakan oleh pejabat eselon IV yang melaksanakan tugas dan fungsi di bidang pelaporan.

5. Penanggung Jawab Laporan

Penanggung jawab laporan adalah pejabat tertinggi pada unit kerja, SKPDInstansi provinsi dan SKPDinstansi kabupatenkota yang berkewajiban untuk melaporkan hasil pelaksananaan tugas di lingkungan unit kerjanya. Penanggung jawab dan penandatangan laporan SKPDInstansi Provinsi yaitu Kepala SKPDInstansi Provinsi yang melaksanakan tugas dan fungsi di bidang ketenagakerjaan dan ketransmigrasian; Penanggung jawab dan penandatangan Laporan SKPDInstansi KabupatenKota yaitu Kepala SKPDInstansi KabupatenKota yang melaksanakan tugas dan fungsi di bidang ketenagakerjaan dan ketransmigrasian; 44 Buku Panduan Pelaporan Pelaksanaan Anggaran Laporan pelaksanaan tugas dijadikan bahan evaluasi dalam melakukan penilaian terhadap SKPDinstansi provinsi dan kabupatenkota oleh Sekretaris Jenderal dan hasilnya disampaikan kepada Menteri, Gubernur untuk laporan SKPDinstansi provinsi, dan BupatiWalikota untuk laporan SKPDintansi kabupatenkota yang bersangkutan. Penilaian sebagaimana dimaksud di atas, meliputi substansi laporan serta tingkat ketaatankedisiplinan dalam penyampaian laporan, dan merupakan salah satu pertimbangan dalam penentuan program dan besarnya anggaran tahun berikutnya. Berikut ini mekanisme laporan pelaksanaan tugas sebagaimana tercantum dalam Lampiran II Peraturan Menteri Nomor Per.18 MENXII2011. KEPALA INSTANSI PROVINSI KEPALA INSTANSI KABUPATEN BUPATIWALI KOTA GUBERNUR DIRJEN, KEPALA BADAN, IRJEN MENAKERTRANS Keterangan: Langsung Tembusan Gambar Mekanisme laporan tugas Sistem pelaporan satuan kerja perangkat daerahinstansi provinsi, kabupatenkota bidang ketenagakerjaan dan ketransmigrasian dipergunakan sebagai pedoman dalam rangka penyusunan laporan oleh SKPDinstansi Provinsi dan SKPDInstansi kabupatenkota yang melaksanakan fungsi ketenagakerjaan dan ketransmigrasian. 45 Sistem Pelaporan Satuan Kerja Perangkat Daerah Pelaporan sebagaimana dimaksud pada ayat 1, harus dilengkapi dengan data dan informasi perkembangan pelaksanaan program kegiatan dan data penting lainnya.

E. Penghargaan dan Sanksi

1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2013 tentang APBN Tahun Anggaran 2014 Pasal 16

Dalam rangka efisiensi dan efektivitas pelaksanaan anggaran belanja KementerianLembaga Pemerintah perlu menerapkan sistem reward dan punishment atas pelaksanaan pelaksanan Anggaran Belanja KementerianLembaga tahun 2013, yang penerapannya dilakukan pada Tahun Anggaran 2015.

2. Aspek Pengenaan Sanksi Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 Pasal 75

Satuan Ker ja Perangkat Daerah SKPD yang secara sengaja danatau lalai dalam menyampaikan laporan DekonTP dapat dikenakan sanksi berupa: a. penundaan pencairan dana untuk triwulan berikutnya; b. penghentian alokasi dana untuk tahun anggaran berikutnya. Pengenaan sanksi tidak membebaskan SKPD dari kewajiban menyampaikan laporan.

3. Penghargaan dan Sanksi dalam Permenakertrans Nomor 18 Tahun 2011 Bab III Pasal 11

a. Laporan pelaksanaan tugas dijadikan bahan evaluasi dalam melakukan penilaian terhadap SKPDInstansi Provinsi dan KabupatenKota oleh Sekretaris Jenderal dan hasilnya disampaikan kepada Menteri, Gubernur untuk laporan SKPD 46 Buku Panduan Pelaporan Pelaksanaan Anggaran Instansi Provinsi, dan BupatiWali Kota untuk laporan SKPD Intansi KabupatenKota yang bersangkutan; b. Penilaian tersebut meliputi substansi laporan serta tingkat ketaatankedisiplinan dalam penyampaian laporan, dan merupakan salah satu pertimbangan dalam penentuan program dan besarnya anggaran tahun berikutnya. Dalam rangka meningkatkan penyelengaraan pelaporan di lingkungan Kementerian Ketenagakerjaan, khususnya Satker Provinsi, maka setiap tahun Biro Perencanaan melaksanakan evaluasi dan penilaian laporan daerah Permen 182011 dengan memberikan penghargaan dan sertifikat kepada Satker daerah yang menyelenggarakan pelaporan bidang Nakertrans secara baik. Sebagai contoh, peringkat tiga terbaik dalam Pelaporan tahun 2013 diraih oleh Disnakertrans Provinsi Kalimantan Tengah, Disnakertrans Provinsi Jawa Barat, dan Disnakertrans Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta .

F. Permasalahan

Berikut ini beberapa permasalahan dalam penyampaian laporan Satuan Kerja Perangkat Daerah. 1. Penyampaian laporan dari SKPDInstansi provinsi Peraturan Menteri Nomor 18MENXII2011 kepada Menakertrans, masih sering terlambat tidak tepat waktu; 2. Laporan bulanan baik dari SKPDInstansi KabKota ke Satker Provinsi masih belum kontinu; 3. Sering terjadinya pergantian petugas pelaporan; 4. Data dalam format masih ada yang kosong atau keliru target, terutama form C; 5. Terbatasnya dukungan dana pelaporan. 47 Klasiikasi dan Karakteristik Data Jenis Informasi Ketenagakerjaan B AB 3 K LASIFIKASI DAN K ARAKTERISTIK D ATA J ENIS I NFORMASI K ETENAGAKERJAAN K eputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor KEP.250MENXII2008 tentang Klasifikasi dan Karakteristik Data dari Jenis Informasi Ketenagakerjaan memerlukan penyesuaian dengan Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia. Dengan demikian, terbitlah Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor KEP.250MENXII2008 tentang Klasifikasi dan Karakteristik Data dari Jenis Informasi Ketenagakerjaan.

A. Dasar Hukum

Berikut ini kebijakan yang mendasari terbitnya Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2014. 1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 37, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4273; 2. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2007 tentang Tata Cara Memperoleh Informasi Ketenagakerjaan dan Penyusunan serta Pelaksanaan Perencanaan Tenaga Kerja Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 34, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4701; 3. Keputusan Presiden Nomor 84P Tahun 2009; 48 Buku Panduan Pelaporan Pelaksanaan Anggaran 4. Peraturan Kepala Badan Pusat Statistik Nomor 57 Tahun 2009 tentang Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia; 5. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor PER.12 MENVIII2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 2 Tahun 2013 Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 378.

B. Beberapa Pengertian

Berikut ini beberapa pengertian istilah yang tercantum Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2014 sebagai pengganti dari pengertian istilah dan ketentuan ketentuan dalam Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor KEP.250MENXII2008. 1. Data adalah informasi yang berupa angka tentang karakteristik atau ciri-ciri khusus suatu populasi. 2. Informasi Ketenagakerjaan adalah gabungan, rangkaian dan analisis data yang berbentuk angka yang telah diolah, naskah dan dokumen yang mempunyai arti, nilai dan makna tertentu mengenai ketenagakerjaan. 3. Klasifikasi Data Ketenagakerjaan adalah pengelompokan data secara sistematis ke dalam golongan pokok, golongan, sub golongan dan kelompok berdasarkan substansi ketenagakerjaan sehingga terdefinisikan dengan jelas. 4. Golongan pokok adalah tingkat pengelompokan yang paling luas dari sistem klasifikasi dari jenis data dan informasi ketenagakerjaan. 5. Golongan adalah uraian lebih lanjut dari golongan pokok data dan informasi ketenagakerjaan.