66
tersebut menerima produk dan jasa perbankan yang meningkatkan pendapatan non bunga.
Dan dari hasil estimasi yang dilakukan menggunakan metode 2SLS diperoleh hasil bahwa pendapatan non bunga memiliki pengaruh positif tetapi
tidak signifikan terhadap marjin bunga bersih. Hasil ini konsisten dengan penelitian James Nguyen 2012 dengan hasil marjin bunga bersih memiliki
pengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan non bunga, pendapatan non bunga positif terhadap marjin bunga bersih tetapi tidak signifikan. Hasil ini
konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Davis 2002 yang mengungkapkan bahwa pendapatan non bunga berhubungan positif terhadap
profitabilitas yang diukur dengan marjin bunga bersih yang mampu menstabilkan keuangan dan penyaluran dana bagi masyarakat.
4.5.2 Pengaruh Predetermined Variable terhadap Marjin Bunga Bersih dan Pendapatan Non-Bunga
Pada penelitian ini digunakan empat variabel eksogen yaitu bank size, risiko kredit, ROA dan ROE. Variabel bank size atau ukuran bank memberikan
pengaruh positif terhadap kedua variabel endogen yaitu terhadap marjin bunga bersih dan terhadap pendapatan non bunga. Ukuran bank memiliki pengaruh
positif terhadap marjin bunga bersih. Hal ini konsisten dengan Tin et al. 2011 yaitu pertumbuhan ukuran bank berpengaruh positif pada marjin bunga bersih
yang diperoleh bank pada tingkat tertentu, selain itu diperkirakan pengaruhnya menjad negatif bagi bank menjadi besar, karena birokrasi atau alasan lain.
Sedangkan pengaruh ukuran bank terhadap pendapatan non bunga adalah positif
Universitas Sumatera Utara
67
signifikan,dimana ukuran bank menggambarkan besar kecilnya total aset yang dimiliki bank yang bersangkutan jika dibandingkan dengan total aset dari bank-
bank lain. Return on asset memiliki hubungan positif signifikan terhadap marjin
bunga bersih dan pendapatan non bunga. Semakin tinggi Net Interest Margin NIM menunjukkan semakin tinggi efektivitas bank dalam penempatan aktiva
produktif dalam bentuk kredit dan semakin efesien bank tersebut dalam mengeluarkan biaya-biaya sehubungan kegiatan operasinya. Dengan mengetahui
ROA memungkinkan investor untuk meihat apakah suatu bank berlebihan utang atau menggunakan leverage keuangan untuk mempengaruhi return karena ROA
mencakup kewajiban dan ekuitas pemgang saham. Dan semakin besar rasio Net Interest Margin NIM maka akan meningkatkan pendapatan bunga atas aktiva
produktif yang dikelola bank dengan baik sehingga dapat mengindikasikan keadaan suatu bank dalam kondisi bermasalah yang semakin kecil. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa semakin besar Net Interest Margin NIM suatu perusahaan, maka semakin besar pula Return On Asset ROA perusahaan
tersebut, yang menigindikasikan bahwa kinerja keuangan bank tersebut semakin membaik atau meningkat. Begitu juga dengan sebaliknya, jika Net Interest
Margin NIM semakin kecil, Return On Asset ROA juga akan semakin kecil, yang menigindikasikan bahwa kinerja keuangan bank tersebut semakin menurun.
Teori yang menyatakan hubungan antara Net Interest Margin NIM dan Return On Assets ROA, dinyatakan oleh Graddy dan Spencer 1990 dalam Pompong
B. Setiadi 2010 sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
68
“Sumber keuangan dapat dibedakan menjadi 2 yaitu: 1 Sumber pendapatan utama main sources revenue adalah selisih suku bunga antara suku bunga yang
diterima dari pinjaman yang diberikan dengan suku bunga yang dibayarkan kepada nasabah girowan, penabung, deposan yaitu dari rasio NIM.2 Sumber
pendapatan lain other sources revenue adalah non interest income atau disebut fee-based income. Pada asset total yang sama, semakin tinggi non interest income
akan menghasilkan ROA yang semakin tinggi.” ROA yang tinggi yang artinya voume penjualan baik dan aktiva dapat lebih cepat berputar dan meraih laba yang
akan menyebabkan NIM juga meningkat. Dan sejalan dengan penelitian Wisnu Mawardi 2005, yang menunjukkan bahwa Net Interest Margin NIM
berpengaruh signifikan positif dan merupakan variabel yang paling berpengaruh terhadap kinerja keuangan bank yang diproksikan dengan Return On Assets
ROA. Variabel eksogen selanjutnya adalah Non Performing Loan NPL
berhubungan negatif terhadap marjin bunga bersih dan pendapatan non bunga ini konsisten dengan penellitian Kasmir 2004 bahwa NPL yang tinggi akan
memperbesar biaya, sehingga berpotensi terhadap kerugian bank. Semakin tinggi rasio ini maka semakin buruk kualitas kredit bank yang menyebabkan jumlah
kredit bermasalah semakin besar dan oleh karena itu bank harus menanggung kerugian dalam kegiatan operasionalnya sehingga berpengaruh terhadap
penurunan profitabilitas yang diperoleh bank. Risiko kredit yang berhubungan negatif terhadap marjin bunga bersih dan pendapatan non bunga dimana hal ini
konsisten dengan pendapat Haryati 2011. Penjelasan Haryati 2011 yaitu
Universitas Sumatera Utara
69
penurunan pada marjin bunga bersih mendorong terjadinya peningkatan pada risiko kredit sehingga mengakibatkan perlambatan pertumbuhan kredit maupun
pembiayaan lainnya. Risiko ini semakin besar bila bank- bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tidak mampu meningkatkan atau memperbaiki kualitas
kredit yang disalurkan, karena pada dasarnya bank menanamkan sejumlah dananya dalam bentuk kredit dengan harapan bisa meningkatkan profit. Penyebab
kredit bermasalah ini sebenarnya ada yang bisa dikendalikan dan ada yang tidak bisa dikendaikan. Faktor salah analisis, ketidakjujuran dari debitur merupakan
penyebab kredit bermasalah yang bisa dikendalikan sehingga masih bisa diperbaiki dengan melakukan analisis yang lebih ketat terhadap debitur dan
peningkatan kinerja pihak perbankan dalam melakukan analisis. Penyebab lainnya mungkin disebabkan oleh bencana alam yang memang tidak dapat dihindari oleh
nasabah, misalnya kebanjiran atau gempa. Variabel eksogen yang terakhir adalah Return On Equity yaitu rasio yang
membagi laba setelah pajak dengan rata-rata modal pada sebuah perusahaan perbankan. Rasio ini digunakan untuk melihat tingkat efesiensi prusahaan dalam
mengelola equitynya untuk menghasilkan laba bersih perusahaan. ROE memiliki pengaruh positif terhadap pendapatan non bunga. Dimana ketika pendapatan non
bunga tinggi jika diukur ROE juga meningakat.
Universitas Sumatera Utara
70
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pengolahan data yang dilakukan pada bab IV dengan memperhatikan rumusan masalah penelitian yang diungkapkan pada bab I, maka
dapat diambil kesimpulan bahwa Marjin bunga bersih memiliki pengaruh positif signifikan terhadap pendapatan non bunga dan pendapatan non bunga memiliki
pengaruh positif tetapi tidak signifkan terhadap marjin bunga bersih.. Hasil ini konsisten dengan James Nguyen 2012 yang mengungkapkan bahwa marjin
bunga bersih memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan non bunga dan pendapatan non bunga berpengaruh positif tetapi tidak signifikan
terhadap marjin bunga bersih. Hal Ini berarti menunjukan bahwa bank yang ada di indonesia ketika profit meningkat yang bersumber dari marjin bunga bersih,
profit yang bersumber dari pendapatan non bunga juga meningkat. Begitu juga sebaliknya kenaikan pendapatan non bunga juga mengakibatkan kenaikan pada
marjin bunga bersih.
Saran
Berdasarkan penelitian yang dilakukan maka ada beberapa saran yang dapat diberikan :
1. Bagi perbankan
Perbankan hendaknya meningkatkan profiabilitasnya melalui pendapatan bunga dengan meningkatkan kualitas penyaluran kredit tetapi harus tetap
Universitas Sumatera Utara