32
besar. Sedangkan untuk ukuran bank kecil, diversifikasi pendapatan dapat meningkatkan profitabilitas bank.
2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1 Rangkuman Penelitian Terdahulu
N o
Peneliti Judul
Variabel Hasil
Penelitian
Independen Dependen
1 E Philip
Davis dan Klaus
Tuori 2002
The changing structure if
banks’ income-an
empirical investigation
Ekuitas, deposito,
kemajuan teknologi,
pendapatan non bunga
Pola perubahan
pendapatan bank
Pendapatan nonbunga
berhubungan positif dengan
profitablilitas bank
2 Kevin J
Stiroh 2004
Diversificatio n in bank: is
not interest income the
answer? Operasional
bank, volatisitas,
risiko Korelasi
pertumbuhan pendapatan
bunga bersih dan
pertumbuhan pendapatan
setiap bank Pendapatan
nonbunga mampu
menstabilkan profitabilitas
dan lebih stabil dari pada
pendapatan bunga bersih
3 Santiago
Carbo´ Valverde
dan Francisco
Rodrıguez Fernandez
2007 The
determinants of bank
margins in European
banking Risiko kredit,
risiko likuiditas,
risiko suku bunga, rasio
total asset, deposito dan
modal
Penentu marjin bank
Bank dengan tingkat
spesialiasi yang tinggi
dalam kegiatan perkreditan
menunjukkan marjin yang
rendah
4 Laetitia
Lepetit, emmanuel
le Nys, Philippe
Rous, Bank income
structure and risk: An
empirical analysis
of European Aktivitas
OBS, dan pendapatan
non bunga, dan ekuitas
Risiko perbankan
dan diversifikasi
produk Kegiatan bank
yang menghasilkan
pendapatan non bunga
memiliki
Universitas Sumatera Utara
33
Armine Tarazi
2008 banks
tinngkat risiko yang lebih
tinggi
5 James
Nguyen 2012
The Relationship
between Net interest
Margin and Noninterest
Income using a system
estimation approach
Struktur pasar, biaya
operasional, tingkat
penghindaran resiko, resiko
suku bunga, resiko kredit,
struktur deposito,
fungsi ukuran bank,
pendapatan non bunga,
risiko likuiditas.
Marjin bunga
bersih dan pendapatan
non bunga Asosiasi
umumnya secara statistik
positif tidak sigifikan antara
marjin bunga bersih dan
pendapatan non bunga, dan
hasil terakhir hubungan
marjin bunga bersih dan
pendapatan non bunga
adalah bias
2.3 Kerangka Konseptual
Berdasarkan tujuan penelitian, tinjauan pustaka dan hasil penelitian sebelumnya yang telah menguji hubungan antara marjin bunga bersih dan
pendapatan non bunga, maka dibuat model penelitian sebagai berikut :
Gambar 2.1 Kerangka konseptual
Variabel control: 1. Size
2.NPL NIM
NII ROA
ROE
Universitas Sumatera Utara
34
Kerangka konseptual diatas menggambarkan bagaimana hubungan simultan antara marjin bunga bersih dan pendapatan non bunga dalam menaikkan
profitabilitas pada perbankan. Semakin besar rasio NIM menunjukkan tingginya pendapatan bunga atas aktiva produktif dan menunjukkan efektivitas bank dalam
mengelola aktiva perusahaan dalam bentuk kredit. Pendapatan non bunga dan marjin bunga bersih mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja perbankan
dikarenakan pendapatan - pendapatan ini mampu meningkatkan keuntungan bank. Semakin tinggi marjin bunga bersih dan pendapatan non bunga, maka keuntungan
yang diterima bank akan semakin besar yang artinya kinerja bank semakin baik. Alasan bank mengembangkan pendapatan non bunga karena pendapatan non
bunga mampu menjaga stabilitas pendapatan finansial serta mampu menghindari risiko kredit macet yang kemungkinan terjadi. Kredit macet dapat terjadi karena
pendapatan dari bunga kredit sering berubah karena besarnya ketetapan suku bunga kredit dari Bank Indonesia, maupun kemampuan bank dalam menyalurkan
kredit kepada masyarakat. Peningkatan pendapatan non bunga juga meningkat karena bank menyediakan teknologi konsultasi dan layanan kepada pelanggan
saat melakukan peminjaman sekuritas yang menghasilkan pendapatan non bunga Size merupakan besarnya kekayaan yang dimiliki oleh suatu perusahaan.
Sehingga size bank memiliki hubungan dan berpengaruh terhadap profitabiitas bank. Credit risk merupakan suatu risiko akibat kegagalan atau ketidakmampuan
nasabah dalam mengembalikan jumlah pinjaman yang diterima beserta bunganya, sesuai jangka waktu yang telah ditentukan. Penelitian tentang risiko kredit
dilakukan oleh Wisnu M 2004 yang menyatakan bahwa kondisi Non Performing
Universitas Sumatera Utara
35
Loan NPL yang tinggi akan memperbesar biaya baik biaya pencadangan aktiva produktif maupun biaya yang lain, sehingga berpotensi untuk menimbulkan
kerugian pada bank, atau dengan kata lain Non Performing Loan NPL menurunkan profitabilitas bank. Hal ini menunjukkan bahwa Non Performing
Loan NPL berpengaruh negatif terhadap profitabilitas. Penelitian ini bertentangan dengan hasil penelitian yang diperoleh Sulistiyono 2005 yang
menunjukkan bahwa Non Performing Loan NPL berpengaruh positif terhadap profitabilitas bank.
Risiko ini semakin besar bila bank umum tidak mampu meningkatkan atau memperbaiki kualitas kredit yang disalurkan, karena pada dasarnya bank
menanamkan sejumlah dananya dalam bentuk kredit dengan harapan bisa meningkatkan profit. Non Performing Loan NPL merupakan rasio yang
digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam menangani resiko kegagalan pengembalian kredit oleh debitur. NPL yang tinggi akan memperbesar biaya,
sehingga berpotensi terhadap kerugian bank. Semakin tinggi rasio ini maka akan semakin
buruk
kualitas kredit bank yang menyebabkan jumlah kredit bermasalah semakin besar dan oleh karena itu bank harus menanggung kerugian dalam
kegiatan operasionlanya sehingga berpengaruh terhadap penurunan
Net Interest Margin .
Return on Asset ROA digunakan untuk mengukur efisiensi dan efektifitas perbankan didalam menghasilkan laba dari aktiva yang dimilikinya.
Apabila kinerja perusahaan yang diukur dimensi profitabiitas dalam kondisi baik, maka akan memberikan dampak yang positif terhadap keputusan investor dipasar
Universitas Sumatera Utara
36
modal untuk menanamkan modalnya dalam bentuk penyertaan modal. Umumnya laba yang dihasilkan perusahaan perbankan berasal dari penjualan kredit dan
investasi yang dilakukan oleh perusahaan perbankan. Jika penjualan asset berkurang otomatis jumlah ROA yang diterima oleh perbankan akan mengalami
penurunan juga. Return on Equity ROE adalah rasio profitabilitas yang membandingkan antar laba bersih perusahaan perbankan dengan asset bersihnya.
Rasio ini mengukur berapa banyak keuntungan yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut dibandingkan dengan modal yang disetor oleh pemegang saham.
Sebagian bank belum mampu meningkatan pendapatan non bunga untuk mengimbangi penurunan pendapatan bunga bersih. Dalam penelitian yang
dilakukan Lepetit, et al 2008, menyimpulkan bahwa bank- bank yang telah memperluas kegiatannya yang menghasilkan pendapatan non bunga memiliki
tingkat risiko yang lebih tinggi. Tetapi bank-bank meningkatkan keterlibatannya lebih kepada aktifitas OBS off balance sheet untuk mengimbangi penurunan
marjin bunga bersih. Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan OBS menghasilkan marjin bunga bersih yang lebih tinggi melalui bunga dan pendapatan fee yang
dikenakan bank melalui biaya kepada nasabah, misalnya untuk menyediakan jalur kredit atau opsi termasuk kontrak OBS.
2.4 Hipotesis Penelitian