Kinerja Berbasis Profit Tinjauan Teoritis

14 yang tidak hanya di dalam satu negara saja, tapi juga dalam satu kawasan atau regional tertentu. Secara umum, analisis fundamental ini melibatkan banyak sekali data variabel yang harus dianalisis, dimana beberapa di antara variabel tersebut yang cukup penting untuk diperhatikan yaitu : 1. Pertumbuhan pendapatan revenue growth 2. Rasio laba terhadap saham yang beredar earning per share-EPS 3. Rasio pertumbuhan EPS 4. Rasio harga saham terhadap laba perlembar saham price earning ratio 5. Rasio harga saham terhadap pertumbuhan laba perseroan price earning growth ratio 6. Rasio harga saham terhadap penjualan pricesales ratio 7. Rasio harga saham terhadap nilai buku price book value 8. Rasio hutang perseroan debt ratio 9. Marjin keuntungan bersih net profit margin

2.1.2 Kinerja Berbasis Profit

Mengenai kinerja bank Hunger Wheelen, 2003 menyatakan bahwa pengukuran-pengukuran yang digunakan untuk menilai kinerja tergantung pada bagaimana unit organisasi akan dinilai dan bagaimana sasaran akan dicapai. Sasaran yang ditetapkan pada tahap perumusan strategi dalam sebuah proses manajemen strategis dengan memperhatikan profitabilitas, pangsa pasar, dan Universitas Sumatera Utara 15 pengurangan biaya, dan berbagai ukuran lainnya harus betul-betul digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan selama masa implementasi strategi. Kinerja keuangan pada dasarnya merupakan hasil yang dicapai suatu perusahaan dengan mengelola sumber daya yang ada dalam perusahaan tersebut dengan efektif dan efesien guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh manajemen Farid dan Siswanto, 1998. Demikian juga halnya dengan kinerja perbankan dapat diartikan sebagai hasil yang dicapai suatu bank dengan mengelola sumber daya yang ada dalam bank seefektif dan seefisien mungkin guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan manajemen Basran Desfian, 2005. Penilaian kinerja perbankan menjadi sangat penting dilakukan karena operasi perbankan sangat peka terhadap maju mundurnya perekonomian suatu negara Astuti Yuli Setyani, 2002. Kinerja perbankan dapat dinilai dengan pendekatan analisis rasio keuangan. Tingkat kesehatan bank diatur oleh Bank Indonesia dalam Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 623DPNP 31 Mei 2004 kepada semua bank umum yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional perihal sistem penilaian tingkat kesehatan bank umum dan Peraturan Bank Indonesia Nomor 610PBI2004 tanggal 12 April 2004 tentang sistem penilaian tingkat kesehatan bank umum, bank wajib melakukan penilaian tingkat kesehatan bank secara triwulan untuk posisi bulan Maret, Juni, September, dan Desember. Bank Indonesia akan meminta hasil penilaian tingkat kesehatan bank tersebut secara berkala dan sewaktu-waktu untuk posisi penilaian tersebut terutama untuk menguji ketepatan dan kecukupan hasil analisis bank. Penilaian tingkat kesehatan bank dimaksud diselesaikan selambat-lambatnya 1 satu bulan Universitas Sumatera Utara 16 setelah posisi penilaian atau dalam jangka waktu yang ditetapkan oleh pengawas bank terkait. Penilaian tingkat kesehatan bank mencakup penilaian terhadap faktor-faktor permodalan, kualitas asset, manajemen, rentabilitas, likuiditas, sensitivitas terhadap resiko pasar. Profitabilitas bank dapat mempengaruhi kebijakan nasabah atas investasi yang dilakukan. Kemampuan bank untuk menghasilkan laba yang baik atau kemampuan profitabilitas yang tinggi menunjukkan kemampuan bank melalui manajemen secara efektif dalam menggunakan sumber daya yang ada untuk mencapai atau melebihi target laba. Hal tersebut dapat menumbuhkan kepercayaan nasabah untuk melakukan investasi. Apabila tingkat profitabilitas bank rendah berarti manajemen tidak berhasil mendayagunakan sumber daya yang ada untuk mencapai target laba. Hal tersebut akan menyebabkan ketidakpercayaan untuk melakukan investasi bahkan dapat mengakibatkan nasabah melakukan penarikan atas dana investasinya. Sementara bagi bank itu sendiri, profitabilitas dapat digunakan sebagai evaluasi kinerja manajemen atas efektifitas pengelolaan bank. Profitabilitas merupakan dasar pengukuran kondisi dan kinerja yang dihubungkan dengan volume penjualan, total aktiva dan modal sendiri. Ketiga pengukuran tersebut membantu untuk dapat mengevaluasi tingkat earning dalam hubungannya dengan volume penjualan, jumlah aktiva tetap dan investasi. Karena itu, dibutuhkan suatu alat analisis untuk bisa mengukurnya. Alat analisis tersebut adalah rasio-rasio keuangan profitabilitas. Terdapat beberapa jenis rasio profitabilitas yang dapat digunakan, masing-masing jenis rasio profitabilitas Universitas Sumatera Utara 17 digunakan untuk menilai dan mengukur posisi keuangan perusahaan dalam suatu periode tertentu atau untuk beberapa periode dimana penggunaan seluruh atau sebagian rasio profitabilitas tergantung dari kebijakan manajemen.

2.1.3 Analisis Keuangan