Marjin Bunga Bersih Net Interest Margin

21 meningkatkan keuntungan karena disadari benar betapa pentingnya arti dari profit terhadap kelangsungan dan masa depan perusahaan. Profitabilitas dari bank tidak hanya penting bagi pemiliknya, tetapi bagi golongan-golongan lain di dalam masyarakat. Bila bank berhasil mengumpulkan cadangan dengan memperbesar modal, bank akan memproleh kesempatan meminjamkan uang dengan luas dan besar karena tingkat kepercayaan atau kredibilitasnya meningkat. Para deposan atau pemilik simpanan yang ada pada bank tersebut tidak perlu merasa takut terhadap resiko seandainya simpanannya tidak dapat dilunasi oleh bank jika profitabilitas dari bank tersebut baik. Demikian juga bagi pemerintah dan masyarakat, jika profitabilitas meningkat maka diharapkan pergerakan keuangan dapat terjamin. Dimana pengumpulan dan penyaluran dana dari dan kepada masyarakat secara timbal balik dapat berjalan dengan baik. Adapun jenis- jenis profitabilitas adalah net interest margin, return on asset ROA, return on equity ROE, basic earning power, earning per share EPS, contribution margin, dan rasio rentabilitas.

2.1.4 Marjin Bunga Bersih Net Interest Margin

Net Interest Margin NIM “marjin bunga bersih” merupakan sebuah rasio keuangan yang merupakan hasil dari perbandingan antara pendapatan dari bunga terhadap aktiva, yang juga merupakan selisih antara bunga simpanan dan bunga pinjaman. Bunga merupakan hal penting bagi suatu bank dalam penarikan tabungan dan penyaluran kredit. Faktor-faktor yang mempengaruhi suku bunga kredit menurut Kasmir 2002:134 adalah: Universitas Sumatera Utara 22 1. Keutuhan dana Jika bank kelebihan dana dalam bentuk simpanan, akan tetapi permohonan kredit sedikit, maka bank akan menurunkan bunga simpanan sehingga mengurangi minat nasabah untuk menyimpan. Atau dengan cara menurunkan juga bunga kredit sehingga permohonan kredit meningkat. 2. Persaingan Dalam memperebutkan dana simpanan maupun debitur, maka disamping faktor promosi, yang paling utama pihak perbankan harus memperhatikan pesaing. 3. Kebijaksanaan pemerintah Pemerintah dapat menentukan batas masksimal atau minimal suku bunga simpanan maupun bunga pinjaman, sehngga bank tidak boleh melebihi batas yang sudah ditetapkan oleh pemerintah. 4. Target laba yang diinginkan Jika laba yang diinginkan besar, maka bunga pinajaman ikut besar dan demikian sebaliknya. 5. Jangka waktu Semakin panjang waktu pinjaman, maka akan semakin tinggi bunganya, hal ini disebabkan besarnya kemungkinan resiko di masa mendatang. 6. Kualitas jaminan Semakin likuid jaminan yang diberikan, maka semakin rendah bunga kredit yang dibebankan dan sebaliknya. 7. Reputasi perusahaan Universitas Sumatera Utara 23 Bonafiditas suatu perusahaan yang akan memperoleh kredit juga sangat menentukan tingkat suku bunga yang akan dibebankan nantinya, karena biasanya perusahaan yang bonafit kemungkinan resiko kredit macet di masa mendatang relatif kecil dan sebaliknya. 8. Produk yang kompetitif Untuk produk yang kompetifi, bunga kredit yang diberikan relatif rendah jika dibandingkan dengan produk yang kurang kompetitif. 9. Hubungan baik Nasabah utama yang mempunyai hubungan yang baik dengan pihak bank, sehingga dalam penentuan suku bunganya berbeda dengan nasabah biasa. 10. Jaminan pihak ketiga Jika dalam pemberian kredit ada pihak yang memberikan jaminan kepada bank untuk menanggung segala risiko yang dibebankan kepada penerima kredit, bunga yang dibebankan juga akan berbeda, dan sebaliknya. Penarikan tabungan dan pemberian kredit selalu dihubungkan dengan tingka suku bunga . Semakin besar rasio NIM menunjukkan tingginya pendapatan bunga atas aktiva produktif dan menunjukkan efektivitas bank dalam mengelola aktiva perusahaan dalam bentuk kredit. Marjin bunga bersih mirip dengan konsep untuk menyebarkan bunga bersih, namun penyebaran bunga bersih adalah selisih rata-rata nominal antara pinjaman dan suku bunga pinjaman, tanpa kompensasi untuk kenyataan bahwa aktiva produktif dan dana yang dipinjam dapat menjadi alat yang berbeda dalam volume. Marjin bunga bersih dapat lebih tinggi atau kadang-kadang lebih rendah Universitas Sumatera Utara 24 daripada penyebaran bunga bersih. Hal-hal tersebut harus dapat diperhitungkan dengan lebih detail sehingga pihak bank tetap bisa mendapatkan keuntungan. Determinan marjin bunga bersih dapat diketahui melalui dua pendekatan yaitu pendekatan tradisional dan pendekatan modern. Pendekatan tradisional dilihat dari variabel yang mempengaruhi margin bunga bersih dan bisa dilakukan dengan memperhatikan neraca perusahaan. Sementara pendekatan modern dengan memperhatikan permintan dan penawaran tingkat bunga yang didekati dengan struktur mikro dari bank tersebut. Penelitian terhadap net interest margin merupakan salah satu tema yang banyak diteliti dalam industri perbankan. Studi Ho dan Saunder 1981 menjadi acuan dalam analisa net interest margin dengan membuat model perbankan sebagai lembaga intermediasi antara penerima dana dan penyalur danadealer’s model. Dalam model tersebut, bank berfungsi sebagai perantara yang bersikap risk averse antara pasar kredit dengan pasar dana pihak ketiga. Berdasarkan analisa tersebut, besaran dan penetapan net interest margin ditentukan oleh dua faktor utama yaitu derajat persaingan antar bank dalam memperoleh dan menempatkan dana serta faktor eksposure terhadap suku bunga pasar uang dimana bank tersebut berada. Bagi mereka yang sedang bergelut dibidang perbankan, pastinya hal tersebut menjadi hal yang sangat penting terutama bagi mereka yang menjadi bagian dari pengelola keuangan bank. NIM itu sendiri bertujuan untuk melakukan evaluasi bank dalam mengelola berbagai resiko yang mungkin terjadi pada suku bunga. Ini artinya ketika suku bunga berubah, maka pendapatan dan biaya bunga Universitas Sumatera Utara 25 juga akan berubah. NIM itu juga merupakan rasio yang sangat erat kaitannya dengan kemampuan bank dalam melakukan manajemen untuk melakukan aktiva produktif sehingga bisa menghasilkan bunga bersih. Melalui cara inilah yang bisa digunakan sebagai strategi dalam mewujudkan bank yang sehat dan terhindar dari berbagai masalah yang mungkin terjadi. Jadi ketika bank sudah mampu mengelola aktiva produktifnya hingga mampu menghasilkan bunga bersih ini artinya kemampuan manajemen bank dengan menerapkan NIM sudah berjalan dengan baik.

2.1.5 Pendapatan Non Bunga Net Interest Income