C. Berakhirnya Perjanjian
Dalam Pasal 1381 KUHPerdata disebutkan secara berturut-turut peristiwa-
peristiwa yang mengakibatkan hapusnya perjanjian. Berdasarkan Pasal 1381 KUHPerdata, perjanjian berakhir karena 10 peristiwa yaitu:
1. Pembayaran Pasal 1382-1403 KUHPerdata
Maksud pembayaran dalam Pasal 1381 KUHperdata adalah lebih luas daripada sekedar membayar sejumlah uang. Karena isi perjanjian bisa
dalam hal memberikan sesuatu, melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu, maka pembayaran dalam Pasal 1381 KUHPerdata harus diartikan
meliputi semua wujud “pemenuhan” atau “pelunasan” perikatan.
2. Penawaran pembayaran tunai diikuti dengan penyimpananpenitipan
konsinyasi Ini adalah suatu cara hapusnya perjanjian di mana debitur hendak membayar
hutangnya tetapi pembayaran ini ditolak oleh kreditur, maka debitur dapat menitipkan pembayaran melalui kepaniteraan Pengadilan Negeri setempat.
3. Pembaharuan hutang novasi
Perjanjian yang sudah ada antara debitur dengan kreditur dengan mana perikatannya dihapuskan dan kemudian dibuat suatu perikatan yang baru. Ada
beberapa macam cara untuk melakukan pembaharuan hutang yang diatur oleh
Pasal 1413 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, yaitu:
a. Debitur dan kreditur mengadakan perjanjian baru, yang mana perjanjian
lama dihapuskan novasi objektif;
Universitas Sumatera Utara
b. Apabila terjadi pergantian debitur dengan pergantian mana debitur lama
dibebaskan dari perikatannyanovasi subjektif yang pasif; c.
Apabila terjadi penggantian kreditur, maka kreditur lama dibebaskan dari perikatannya novasi subjektif yang aktif.
4. Perjumpaan hutangkompensasi Pasal 1425-1435 KUHPerdata
Perjumpaan hutang kompensasi adalah suatu penghapusan masing-masing hutang debitur dan kreditur dengan cara saling memperhitungkan hutang
yang sudah dapat ditagih secara timbal balik.
Syarat terjadinya kompensasi yaitu:
a. Keduanya berpokok sejumlah uang;
b. Berpokok sejumlah barang yang dapat dihabiskan dapat diganti;
c. Kedua-duanya dapat ditetapkan dan dapat ditagih seketika.
5. Percampuran hutangkonfisio Pasal 1436-1437 KUHPerdata
Percampuran hutang terjadi pada saat kedudukan orang yang berhutang dengan kedudukan sebagai kreditur menajdi satu.
6. Pembebasan hutang 1438-1443 KUHPerdata
Secara sederhana dapat dipahami bahwa pembebasan hutang merupakan tindakan atau pernyataan dari kreditur kepada debitur menegnai hapusnya
hutang-piutang di antara mereka. Akan tetapi, hal ini sebaiknya dibuat dalam bentuk tertulis dengan menyatakan secara tegas mengenai hapusnya
Universitas Sumatera Utara
hutang tersebut dan disertai dengan pengembalian tanda piutang yang asli kepada debitur
52
.
7. Musnahnya barang yang terutang Pasal 1444-1445 KUHPerdata
Perikatan menjadi hapus karena musnahnya atau hilangnya barang tertentu yang menjadi pokok prestasi yang diwajibkan kepada debitur untuk
menyerahkannya kepada kreditur.
8. Kebatalan dan pembatalan perjanjian Pasal 1446-1456 KUHPerdata
Suatu perjanjian dapat dibatalkan pembatalan apabila syarat kecakapan dan syarat kesepakatan tidak dipenuhi dalam perjanjian tersebut. Dengan
kata lain, suatu perjanjian dapat dibatalkan bila syarat subjektif tidak terpenuhi.Suatu perjanjian batal demi hukum kebatalan terjadi apabila
tidak terpenuhinya syarat objektif dari syarat sahnya suatu perjanjian.
Kebatalan dan pembatalan adalah salah satu syarat untuk menghapus perjanjian. Pembatalan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu:
a. Pembatalan secara aktif, artinya pihak yang merasa dirugikan menuntut
pembatalan perjanjian kepada hakim pengadilan; b.
Pembatalan secara pasif, artinya pihak yang dirugikan menunggu sampai ada pihak yang menggugat di muka hakim pengadilan untuk memenuhi
prestasi dan pada saat itu baru mengajukan tentang kekurangannya atau
52
Samuel M.P. Hutabarat, Penawaran dan Penerimaan dalam Hukum Perjanjian, Jakarta, Grasindo, 2008, hlm. 51.
Universitas Sumatera Utara
tidak sahnya perjanjian karena tidak memenuhi syarat sahnya perjanjian
53
. 9.
Berlakunya syarat batal Pasal 1265 KUHPerdata Berlakunya syarat batal tidak sama dengan syarat dalam syarat sahnya
perjanjian. Berlakunya syarat batal berarti bahwa suatu syarat yang bila dipenuhi akan menghapuskan perjanjian dan membawa segala sesuatu pada
keadaan semula yaitu seolah-olah tidak ada suatu perjanjian.
10. Lewatnya waktu daluwarsa
Daluwarsa adalah suatu alat untuk memperoleh sesuatu atau untuk dibebaskan dari suatu perikatan dengan lewatnya suatu waktu tertentu dan
atas syarat-syarat yang ditentukan oleh undang-undang. Daluwarsa terbagi dua, yaitu:
a. Daluwarsa acquisitif, yaitu daluwarsa atau lewatnya waktu yang
mengakibatkan seseorang memperoleh hak milik atas suatu barang atau benda;
b. Daluwarsa extinctif, yaitu daluwarsa atau lewatnya waktu yang
mengakibatkan seseorang dibebaskan dari suatu perjanjian. Menurut R. Setiawan, suatu perjanjian dapat hapus karena:
a. Para pihak menentukan berlakunya perjanjian untuk jangka waktu
tertentu;
53
Yunirman Rijan dan Ira Koesoemawati, Cara Mudah Membuat Suatu PerjanjianKontrak dan Surat Penting Lainnya, Jakarta, Raih Asa Sukses, 2009, hlm. 43.
Universitas Sumatera Utara
b. Undang-undang menentukan baats waktu berlakunya perjanjian Pasal
1066 ayat 3 KUHPerdata; c.
Salah satu pihak meninggal dunia; d.
Salah satu pihak bila salah satu pihak lalai melaksanakan prestasinya maka pihak yang lain dengan sangat terpaksa memutuskan perjanjian
secara sepihak atau kedua belah pihak menyatakan menghentikan perjanjian;
e. Karena putusan hakim;
f. Tujuan perjanjian telah tercapai;
g. Dengan persetujuan para pihak
54
.
54
Handri Raharjo, Op.Cit, hlm. 101.
Universitas Sumatera Utara
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang