dasar pertimbangan pengguna jasa dalam memilih biro perjalanan Haji dan Umrah sebagai penyelenggara Haji dan Umrah.
B. Ketentuan-Ketentuan dalam Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah
1. Ketentuan-Ketentuan Penyelenggaraan Ibadah Haji antara Biro Penyelenggara Haji dengan Jemaah Haji
Dalam rangka penyelenggaraan Ibadah Haji bagi masyarakat yang membutuhkan pelayanan khusus, dapat diselenggarakan Ibadah Haji Khusus yang
pengelolaan dan pembiayaannya bersifat khusus. Penyelenggaraan Ibadah Haji Khusus dilaksanakan oleh Penyelenggara Ibadah Haji Khusus PIHK yang telah
mendapat izin Menteri.
Pembentuk undang-undang melalui Pasal 38 UU No. 13 tahun 2008 menginstruksikan kepada Menteri Agama untuk membentuk Peraturan Menteri
terkait penyelenggaraan Ibadah Haji Khusus. Atas dasar itu, Menteri Agama Republik Indonesia mengeluarkan Peraturan Menteri Agama Nomor 15 tahun
2012 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji Khusus.
Penyelenggaraan Ibadah Haji Khusus adalah penyelenggaraan Ibadah Haji yang dilaksanakan oleh PIHK dengan pengelolaan, pembiayaan dan pelayanannya
bersifat khusus
73
. Dalam menyelenggarakan Ibadah Haji Khusus, diperlukan adanya suatu standar pelayanan minimal yang menjadi tolok ukur pelayanan
73
Pasal 1 angka 3 Peraturan Menteri Agama Nomor 15 tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji Khusus.
Universitas Sumatera Utara
minimal yang wajib diberikan PIHK kepada jemaah Haji Khusus dengan tujuan untuk memberikan kepastian pelayanan minimal oleh PIHK kepada jemaah.
Dalam Pasal 3 Peraturan Menteri Agama Nomor 22 tahun 2011 tentang Standar Pelayanan Minimal Penyelenggaraan Ibadah Haji Khusus, disebutkan
bahwa ada 7 tujuh pelayanan yang wajib diberikan oleh PIHK kepada jemaah yaitu mulai dari layanan pendaftaran, bimbingan ibadah jemaah Haji Khusus,
transportasi jemaah Haji Khusus, akomodasi dan konsumsi di Arab Saudi, kesehatan jemaah Haji Khusus, perlindungan jemaah Haji Khusus dan petugas
Haji Khusus serta administrasi dan dokumen Haji. Peraturan Pemerintah No. 79 tahun 2012 juga mengatur hal yang sama seperti yang disebutkan di dalam pasal 3
tersebut.
Kewajiban untuk memberikan pelayanan tersebut di luar pendaftaran, dituangkan dalam bentuk perjanjian yang disepakati oleh Penyelenggara Ibadah
Haji Khusus PIHK dengan jemaah Haji khusus
74
. Dengan demikian, dapat dipahami bahwa segala hal yang berkaitan dengan pelayanan yang akan diberikan
oleh PIHK pada saat diselenggarakannya Ibadah Haji terlebih dahulu dilakukan atas kesepakatan kedua pihak.
a. Pendaftaran
Pendaftaran Haji Khusus dibuka sepanjang tahun setiap hari kerja. Pendaftaran ini dilakukan oleh jemaah Haji yang bersangkutan. Namun, apabila
74
Pasal 36 ayat 2 Peraturan Pemerintah No. 79 tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang- Undang Nomor 13 tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji.
Universitas Sumatera Utara
jemaah Haji tidak dapat melakukan pendaftaran sendiri maka dapat diwakilkan oleh PIHK. Pendaftaran dilakukan di Kantor Wilayah Kementerian Agama
Provinsi atau di Direktorat Jenderal, dengan catatan pendaftaran dilakukan di Direktorat Jenderal bila pendaftaran Haji Khusus tersebut belumtidak dapat
dilakukan di Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi
75
.
Pendaftaran Haji khusus dilakukan dengan prinsip pelayanan berdasarkan nomor urut pendaftaran yang digunakan sebagai dasar dalam pelayanan
pemberangkatan jemaah Haji
76
.
Jemaah Haji yang telah mendaftar akan memperoleh nomor porsi dari SISKOHAT Kementerian Agama sesuai dengan urutan pendaftaran. Dalam hal
jemaah Haji Khusus mempunyai hak untuk berangkat pada tahun tertentu, akan tetapi PIHK pilihan jemaah Haji telah melebihi batas maksimal alokasi, maka
jemaah Haji Khusus dapat dialihkan ke PIHK lain atas pilihan jemaah Haji Khusus. PIHK pilihan jemaah Haji Khusus semula wajibharus memfasilitasi
jemaah Haji Khusus dalam memilih PIHK lain. Namun apabila jemaah Haji Khusus tidak memilih PIHK lain, maka ia akan berangkat di tahun berikutnya
sesuai dengan PIHK pilihannya tersebut dengaan sistem dafar tunggu waiting list.
Berkaitan dengan hal ini, terkait kuota Haji Khusus untuk setiap musim Haji ditentukan oleh Menteri. PIHK wajib memberangkatkan jemaah Haji Khusus
75
Pasal 10 dan Pasal 11 Peraturan Menteri Agama Nomor 15 tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji Khusus.
76
Pasal 38 ayat 2 dan 3 Peraturan Pemerintah No. 79 tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 13 tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji.
Universitas Sumatera Utara
paling sedikit 45 empat puluh lima jemaah dan paling banyak 225 dua ratus dua puluh lima jemaah. Bila PIHK mendapat kurang dari 45 empat puluh lima
jemaah maka PIHK wajib menggabungkan jemaahnya pada pihak lain. Dalam hal PIHK memperoleh lebih dari 225 dua ratus dua puluh lima jemaah, PIHK wajib
melimpahkan kelebihannya kepada PIHK lain. Baik itu penggabungan atau pelimpahan dilakukan atas persetujuan jemaah yang dibuktikan dengan surat
persetujuan dan dilaporkan ke Direktur Jenderal. Jika jemaah tidak menyetujui, maka jemaah Haji Khusus akan menjadi daftar tunggu tahun berikutnya
77
.
b. Pelayanan Bimbingan Jemaah
Dalam hal pelayanan bimbingan jemaah, Penyelenggara Ibadah Haji Khusus PIHK wajib memberikan bimbingan manasik dan perjalanan Haji
kepada jemaah Haji Khusus pada saat sebelum keberangkatan, selama dalam perjalanan dan selama di Arab Saudi. Bimbingan tersebut berpedoman pada buku
bimbingan manasik dan perjalanan Haji yang diterbitkan oleh Kementerian Agama yang wajib diserahkan PIHK kepada jemaah Haji Khusus
78
. Bimbingan manasik dan perjalanan Haji sebelum keberangkatan diberikan paling sedikit 5
lima kali pertemuan
79
.
77
Pasal 21 Peraturan Menteri Agama Nomor 15 tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji Khusus.
78
Pasal 34 dan Pasal 35 Peraturan Menteri Agama Nomor 15 tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji Khusus.
79
Pasal 8 ayat 2 Peraturan Menteri Agama Nomor 22 tahun 2011 tentang Standar Pelayanan Minimal Penyelenggaraan Ibadah Haji Khusus.
Universitas Sumatera Utara
Bimbingan jemaah Haji Khusus dilakukan oleh petugas yang diangkat oleh PIHK. Terkait dengan petugas ini, PIHK wajib menyediakan petugas pembimbing
ibadah, 1 Satu orang petugas kesehatan dan petugas pengelola perjalanan. Petugas pembimbing ibadah paling sedikit 1 satu orang.
Untuk petugas pengelola perjalanan paling sedikit 1 satu orang untuk 45 empat puluh lima sampai 135 seratus tiga puluh lima jemaah Haji Khusus atau
2 dua orang untuk 136 seratus tiga puluh enam sampai 225 dua ratus dua puluh lima jemaah Haji Khusus.
c. Pelayanan Transporasi
Pelayanan transportasi oleh Penyelenggara Ibadah Haji Khusus PIHK meliputi transportasi udara ke dan dari Arab Saudi serta transportasi darat selama
di Arab Saudi
80
. Transportasi udara menggunakan penerbangan langsung atau paling banyak 1 satu kali transit dengan maskapai penerbangan yang sama dan
transportasi darat menggunakan bus perusahaan berAC yang diisi paling banyak 45 empat puluh lima jemaah untuk setiap bus
81
.
Transportasi harus memperhatikan aspek kenyamanan, efisiensi rute perjalanan, keselamatan dan keamanan sesuai standar yang telah ditetapkan oleh
Menteri.
80
Pasal 42 ayat 2 Peraturan Menteri Agama Nomor 15 tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji Khusus.
81
Pasal 11 ayat 3 dan 4 Peraturan Menteri Agama Nomor 22 tahun 2011 tentang Standar Pelayanan Minimal Penyelenggaraan Ibadah Haji Khusus.
Universitas Sumatera Utara
Sebagai jaminan kepastian keberangkatan dan kepulangan jemaah Haji khusus, PIHK wajib menyerahkan bukti tiket dan konfirmasi penerbangan kepada
Menteri
82
.
d. Pelayanan Akomodasi dan Konsumsi
PIHK wajib memberikan layanan akomodasi dan konsumsi kepada jemaah Haji Khusus selama di Jeddah, Makkah, Madinah dan Arafah Mina. Penyediaan
akomodasi di Jeddah, Makkah dan Madinah paling rendah berupa hotel berbintang empat. Akomodasi di Makkah dan Madinah berjarak paling jauh 500
meter dari Masjidil Haram di Makkah dan Asjid Nabawi di Madinah. Dalam setiap kamar diisi oleh 4 empat orang.
Menjelang dan sesudah wukuf di Arafah, PIHK dapat memberikan akomodasi berupa apartemen transit di Makkah yang digunakan paling lama 5
lima hari antara tanggal 3 sampai 15 Dzulhijjah. Setiap kamar paling banyak diisi oleh 4 empat orang. Kualitas akomodasi transit harus memiliki akses
transportasi yang mudah ke Masjidil Haram dengan paling rendah setara dengan hotel berbintang 4 empat
83
.
Untuk akomodasi di Arafah Mina menggunakan perkemahan yang berAC yang penggunaannya mempertimbangkan aspek kelayakan, keamanan,
kenyamanan dan sesuai dengan ketentuan Pemerintah Arab Saudi.
82
Pasal 40 ayat 3 Peraturan Pemerintah No. 79 tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang- Undang Nomor 13 tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji.
83
Pasal 13 dan 14 Peraturan Menteri Agama Nomor 22 tahun 2011 tentang Standar Pelayanan Minimal Penyelenggaraan Ibadah Haji Khusus.
Universitas Sumatera Utara
Pelayanan konsumsi oleh PIHK waib dilakukan sesuai standar menu, higienitas dan kesehatan yang telah ditetapkan Menteri. Dalam Peraturan Menteri
Agama Nomor 22 tahun 2011 tentang Standar Pelayanan Minimal Penyelenggaraan Ibadah Haji Khusus, diatur tentang ketentuan pelayanan
konsumsi yang dapat diberikan oleh PIHK kepada jemaah Haji Khusus yaitu sebagai berikut:
1 konsumsi di Jeddah, Makkah dan Madinah menggunakan pelayanan
dengan standar hotel dan sistem penyajian secara prasmanan dan menu makanan adalah menu Indonesia;
2 konsumsi di Arafah Mina kawasan Masyair menggunakan pelayanan
dengan sistem penyajian secara prasmanan, menu Indonesia dan pelayanan Coffe Shop;
3 konsumsi di perjalanan atau di airport dapat diberikan dalam bentuk
kemasan box
84
. e. Pelayanan Kesehatan Jemaah Haji
Pelayanan kesehatan dilakukan oleh petugas yang diangkat oleh PIHK dengan memberikan layanan kesehatan bagi jemaah Haji Khusus sejak sebelum
keberangkatan sampai kembalinya jemaah ke Tanah Air. Pelayanan kesehatan sebelum keberangkatan dilakukan dengan memberikan bimbingan kesehatan dan
vaksinasi yang diwajibkan oleh Pemerintah Kerajaan Arab Saudi seperti vaksin meningitis.
Dalam rangka memberikan pelayanan kesehatan, PIHK menyediakan 1 satu orang tenaga dokter untuk paling banyak 90 sembilan puluh jemaah. Bagi
jemaah yang membutuhkan pelayanan rawat jalan maupun rawat inap di BPHI ataupun di Arab Saudi serta dalam hal jemaah ada yang meninggal dunia, maka
PIHK wajib memfasilitasi dan mengurus jemaah tersebut. Tanggung jawab PIHK
84
Pasal 16 Peraturan Menteri Agama Nomor 22 tahun 2011 tentang Standar Pelayanan Minimal Penyelenggaraan Ibadah Haji Khusus.
Universitas Sumatera Utara
dalam memulangkan jemaah Haji yang dirawat inap di Arab Saudi melewati jadwal kepulangan jemaah Haji
85
. Selain hal tersebut, apabila jemaah Haji sakit maka PIHK wajib melayani
dalam bentuk safari wukuf bagi jemaah Haji Khusus yang masih dapat diberangkatkan ke Arafah dan badal Haji bagi jemaah Haji yang tidak dapat
diberangkatkan ke Arafah
86
. f. Perlindungan Jemaah Haji
Dalam rangka memberikan perlindungan kepada jemaah Haji Khusus Penyelenggara Ibadah Haji Khusus PIHK wajib memberikan asuransi jiwa,
kecelakaan dan kesehatan. Mengenai besarnya pertanggungan asuransi jiwa paling sedikit sebesar minimal BPIH Khusus. Masa pertanggungan asuransi jiwa,
kecelakaan dan kesehatan tersebut diberikan sejak keberangkataan ke Arab Saudi sampai kembali ke Indonesia
87
. g. Pelayanan Dokumen dan Administrasi Haji
Setiap jemaah Haji Khusus yang akan diberangkatkan ke Arab Saudi harus memiliki paspor yang telah memperoleh visa Haji, DAPIH, stiker barcode, gelang
identitas dan kartu tanda pengenal
88
. DAPIH dan gelang identitas dikeluarkan oleh Kementerian Agama serta harus digunakan oleh jemaah Haji Khusus sejak
keberangkatan, selama di Arab Saudi sampai dengan kembali ke Indonesia. Paspor, DAPIH dan gelang identitas akan diserahkan kepada PIHK setelah
85
Pasal 17 ayat 3 dan Pasal 18 Peraturan Menteri Agama Nomor 22 tahun 2011 tentang Standar Pelayanan Minimal Penyelenggaraan Ibadah Haji Khusus.
86
Pasal 19 Peraturan Menteri Agama Nomor 22 tahun 2011 tentang Standar Pelayanan Minimal Penyelenggaraan Ibadah Haji Khusus.
87
Pasal 45 Peraturan Menteri Agama Nomor 15 tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji Khusus.
88
Pasal 36 Peraturan Menteri Agama Nomor 15 tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji Khusus.
Universitas Sumatera Utara
memenuhi persyaratan yaitu menyerahkan surat perjanjian antara PIHK dengan jemaah Haji khusus dan rekomendasi dari asosiasi PIHK.
Pelayanan administrasi dan dokumen Haji wajib dilakukan oleh PIHK dalam bentuk:
1 menyerahkan paspor jemaah Haji Khusus kepada Menteri atau Direktur Jenderal untuk pengurusan visa, dalam hal mana pengurusan penerbitan
paspor dilakukan oleh jemaah Haji Khusus; 2 menyerahkan barcode PIHK yang dikeluarkan oleh Pemerintah Kerajaan
Arab Saudi sesuai batas waktu yang ditetapkan oleh Menteri. Pengurusan stiker barcode ini dilakukan oleh PIHK setelah mendapat rekomendasi
dari Direktur Jenderal. Stiker barcode diserahkan kepada Direktur Jenderal paling lambat 10 sepuluh hari kerja sebelum keberangkatan
jemaah Haji Khusus ke Arab Saudi utnuk dilekatkan pada paspor. Rekomendasi Direktur Jenderal diberikan kepada PIHK setelah
menyerahkan: a
Fotokopi kontrak awal hotel, transportasi dan katering di Makkah, Madinah, Jeddah dan Arafah Mina;
b Surat jaminan komfirmasi letter of intent keberangkatan dan
kepulangan dari maskapai penerbangan yang ditandatangani oleh pihak penerbangan;
c Daftar nama jemaah Haji Khusus;
d Surat penunjukan petugas pengurus stiker barcode dari PIHK.
Universitas Sumatera Utara
Dalam pengurusan stiker barcode di Arab Saudi, PIHK wajib melapor kepada Kantor Misi Haji Indonesia di Arab Saudi
89
. 3 melaporkan keberangkatan jemaah Haji Khusus kepada Menteri;
4 melaporkan kedatangan dan kepulangan kemaah Haji Khusus dari dan ke Arab Saudi kepada Kepala Kantor Misi Haji Indonesia di Arab Saudi;
dan 5 melaporkan pelaksanaan penyelenggaraan Ibadah Haji Khusus kepada
Menteri atau Direktur Jenderal
90
. h. Lain-Lain Pelayanan
Dalam Peraturan Menteri Agama Nomor 22 tahun 2011 tentang Standar Pelayanan Minimal Penyelenggaraan Ibadah Haji Khusus, disebutkan mengenai
lain-lain pelayanan yang dapat diberikan oleh PIHK kepada jemaah Haji Khusus, seperti PIHK wajib memberikan air zam-zam paling sedikit 5 lima liter bagi
setiap jemaah pada saat tiba di Tanah Air, PIHK wajib memberikan perlengkapan jemaah berupa tas besar, tas kecil, tas paspor dan perlengkapan lainnya sesuai
perjanjian, PIHK wajib menyediakan layanan pengangkutan barang bagasi jemaah Haji.
2. Ketentuan-Ketentuan Penyelenggaraan Ibadah Umrah antara Biro Penyelenggara Umrah dengan Jemaah Umrah
Penyelenggaraan Ibadah Umrah adalah rangkaian kegiatan perjalanan Ibadah Umrah yang meliputi pembinaan, pelayanan dan perlindungan jemaah
89
Pasal 39 ayat 2 dan 3 Peraturan Menteri Agama Nomor 15 tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji Khusus.
90
Pasal 44 Peraturan Pemerintah No. 79 tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 13 tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji.
Universitas Sumatera Utara
Umrah yang dilaksanakan oleh Pemerintah danatau penyelenggara perjalanan Ibadah Umrah. Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah PPIU adalah biro
perjalanan wisata yang telah mendapat izin dari Menteri untuk menyelenggarakan perjalanan Ibadah Umrah. Dengan demikian dapat kita pahami bahwa PT Siar
Haramain International Wisata juga merupakan PPIU yang telah mendapat izin Menteri sehingga bisa menyelenggarakan Ibadah Umrah.
Untuk melaksanakan ketentuan Pasal 45 ayat 2 Undang-Undang Nomor 13 tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Pasal 71 Peraturan
Pemerintah Nomor 79 tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 13 tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji, Menteri Agama perlu
menetapkan Peraturan Menteri Agama Nomor 18 tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Perjalanan Ibadah Umrah.
Penyelenggaraan Ibadah Umrah dilaksanakan berdasarkan asas keadilan, profesionalitas, transparansi dan akuntabilitas dengan tujuan untuk memberikan
pembinaan, pelayanan dan perlindungan yang sebaik-baiknya kepada jemaah, sehingga jemaah dapat menunaikan ibadahnya sesuai ketentuan syariat Islam.
Untuk mencapai tujuan tersebut, maka PPIU wajib memberikan pelayanan berupa bimbingan Ibadah Umrah, transportasi jemaah Umrah, akomodasi dan konsumsi,
kesehatan jemaah Umrah, perlindungan jemaah Umrah dan petugas Umrah serta administrasi dan dokumen Umrah. Disamping memberikan pelayanan yang telah
disebutkan, PPIU juga harus melayani jemaah Umrah saat pendaftaran dilakukan. Berikut akan diuraikan tentang detil-detil penyelenggaraan Ibadah Umrah.
Universitas Sumatera Utara
a. Pendaftaran
Sebelum melaksanakan perjalanan Umrah, calon jemaah terlebih dahulu harus melakukan pendaftaran. Jemaah yang akan melakukan peerjalanan Ibadah
Umrah wajib mendaftarkan diri kepada PPIU. Kemudian PPIU akan menerima pendaftaran calon jemaah tersebut sesuai dengan paket layanan yang ditawarkan
dan diterima calon jemaah, utnuk selanjutnya dilaporkan PPIU kepada Direktur Jenderal.
b. Pelayanan Bimbingan Ibadah Umrah
Pelayanan bimbingan jemaah Umrah diberikan oleh pembimbing ibadah yang diangkat oleh pimpinan PPIU dengan standar kompetensi yang wajib
dimiliki meliputi pengetahuan di bidang manasik HajiUmrah dan telah melaksanakan Ibadah HajiUmrah. Bimbingan diberikan kepada jemaah Umrah
sebelum keberangkatan, dalam perjalaanan dan selama di Arab Saudi.
Pelayanan bimbingan Ibadah Umrah yag diberikan berupa materi bimbingan manasik dan perjalanan Umrah yang berpedoman pada bimbingan manasik dan
perjalanan Haji dan Umrah yang diterbitkan oleh Kementerian Agama.
c. Pelayanan Transportasi Jemaah Umrah
Perjalanan Umrah tidak hanya memperhatikan aspek bimbingan semata, tetapi aspek transportasi juga menentukan kualitas pelayanan Penyelenggara Perjalanan
Ibadah Umrah PPIU.
Universitas Sumatera Utara
Pasal 12 Peraturan Menteri Agama Nomor 18 tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Perjalanan Ibadah Umrah memberikan pengaturan mengenai
pelayanan transportasi bagi jemaah Umrah. Pelayanan transportasi bagi jemaah Umrah diberikan oleh PPIU meliputi pelayanan pemberangkatan ke Arab Saudi,
selama di Arab Saudi dan dari Arab Saudi. Ada 3 tiga kriteria bentuk pelayanan yang diberikan oleh PPIU kepada jemaah yaitu sebagai berikut:
1 transportasi udara jemaah Umrah paling banyak hanya 1 satu kali transit
dengan maskapai penerbangan yang sama dan mempunyai izin mendarat di Indonesia dan Arab Saudi;
2 transportasi darat selama jemaah di Arab Saudi harus memiliki tasreh
atau izin untuk pelayanan Umrah, sehingga pilihan transportasinya adalah transportasi yang legal;
3 transportasi wajib memperhatikan aspek kenyamanan, keselamatan dan
keamanan
91
. d. Pelayanan Akomodasi dan Konsumsi
Penting bagi PPIU untuk memperhatikan penginapan dan konsumsi bagi jemaah Umrah pada saat di Arab Saudi. PPIU wajib menempatkan jemaah Umrah
di penginapan yang layak dengan ketentuan minimal di hotel bebintang 3 tiga. Penempatan jemaah Umrah ini sesuai dengan perjanjian dan pemilihan paket yang
telah disepakati oleh jemaah dan penyelenggara. Sebagaimana diketahui, semakin mahal biaya yang dikeluarkan tentu pelayanan yang diberikan semakin sebanding
91
Pasal 12 Peraturan Menteri Agama Nomor 18 tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Perjalanan Ibadah Umrah.
Universitas Sumatera Utara
dengan uang yang dikeluarkan. Diaturnya tentang akomodasi ini oleh Peraturan Menteri Agama agar walaupun jemaah memilih paket termurah, tetap akan
memperoleh pelayanan yang baik dan tidak diperlakukan semena-mena oleh PPIU.
Pelayanan konsumsi diberikan oleh PPIU kepada jemaah pada saat sebelum berangkat, dalam perjalanan dan selama di Arab Saudi. Konsumsi yang diberikan
haruslah memenuhi 3 tiga syarat yaitu:
1 konsumsi yang diberikan harus memenuhi standar menu;
2 konsumsi harus memenuhi standar higienis;
3 konsumsi harus memenuhi standar kesehatan
92
. e. Pelayanan Kesehatan
Pelayanan kesehatan perlu diberikan oleh PPIU untuk meningkatkan kondisi kesehatan jemaah Umrah serta terbebasnya jemaah dari transmisi penyakit
menular yang mungkin terbawa keluarmasuk oleh jemaah Umrah. Sebagimana diketahui, baik Ibadah Haji maupun Umrah dalam pelaksanaannya biro
penyelenggara harus memberikan pelayanan kesehatan kepada jemaah mengingat banyaknya tantangan dalam pelaksanaan ibadah itu sendiri seperti kondisi
kesehatan jemaah yang kurang baik, kondisi lingkungan Arab Saudi yang berbeda dengan kondisi di Tanah Air perbedaan musim, kelembapan udara yang rendah,
perbedaan lingkungan sosial budaya dan sebagainya.
92
Pasal 13 ayat 4 Peraturan Menteri Agama Nomor 18 tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Perjalanan Ibadah Umrah.
Universitas Sumatera Utara
Pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh Panitia Penyelenggara Ibadah Umrah PPIU meliputi penyediaan petugas kesehatan, penyediaan obat-obatan,
dan pelayanan bagi jemaah Umrah yang sakit selama diperjalanan dan di Arab Saudi.
Setiap jemaah wajib melakukan vaksinasi meningitis. Vaksinasi meningitis tersebut menjadi tanggung jawab jemaah secara individu. Meskipun demikian,
PPIU dapat memfasilitasi vaksinasi meningitis jemaah dengan mengacu pada ketentuan peraturan perundang-undangan
93
.
Di dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 58 tahun 2013 tentang Pemberian Sertifikat Vaksinasi Internasional disebutkan bahwa dalam rangka
memberikan perlindungan kesehatan bagi pelaku perjalanan internasional perlu diberikan vaksinasi yang dibuktikan dengan pemberian Sertifikat Vaksinasi
Internasional.
Sertifikat Vaksinasi Internasional adalah surat keterangan yang menyatakan bahwa seseorang telah mendapatkan vaksinasi danatau profilaksis yang
diperlukan untuk sertifikat vaksinasi iternasional perjalanan internasional tertentu. Pemberian Vaksinasi Meningitis untuk jemaah Umrah selain dilakukan di Kantor
Kesehatan Pelabuhan KKP dapat dilakukan di rumah sakit yang ditunjuk oleh Menteri. Dengan demikian, jemaah yang akan melaksanakan Haji maupun Umrah
93
Pasal 14 dan Pasal 15 Peraturan Menteri Agama Nomor 18 tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Perjalanan Ibadah Umrah.
Universitas Sumatera Utara
yang telah di beri vaksin akan mendapatkan Sertifikat Vaksinasi Internasional sebagai bukti telah dilakukannya vaksinasi.
f. Pelayanan Perlindungan Jemaah Umrah dan Petugas Umrah
Untuk menjamin terlindunginya jemaah Umrah pada saat melaksanakan ibadah di Arab Saudi, Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah PPIU
bertanggung jawab untuk memberikan perlindungan dengan memberikan asuransi jiwa, kesehatan, dan kecelakaan kepada jemaah Umrah.
Tidak hanya itu, Peraturan Menteri Agama Nomor 18 tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Perjalanan Ibadah Umrah melalui Pasal 16 mengatur secara
lebih rinci tentang apa yang menjadi tanggung jawab PPIU dalam lingkup pemberian perlindungan. Perlindungan bukan hanya diberikan kepada jemaah
tetapi juga kepada petugas dalam rangka melaksanakan tugas operasionalnya. Adapun pelayanan perlindungan tersebut meliputi:
1 asuransi jiwa, kesehatan dan kecelakaan dengan besaran pertanggungan
disesuaikan dengan ketentuan dalam asuransi perjalanan; 2
pengurusan dokumen jemaah yang hilang selama perjalanan ibadah; dan 3
pengurusan jemaah yang meninggal sebelum tiba kembali ditempat domisili.
g. Pelayanan Administrasi dan Dokumen Umrah
Pelayanan terhadap administrasi dan dokumen Umrah dilakukan oleh PPIU meliputi:
Universitas Sumatera Utara
1 Pengurusan dokumen perjalanan Umrah dan visa bagi jemaah;
Pengurusan visa dilakukan oleh PPIU yang memiliki kontrak kerja sama dengan perusahaan pelayanan Umrah dan telah mendapatkan pengesahan
dari Kementerian Agama. Untuk mendapat pengesahan terlebih dahulu PPIU harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a memiliki izin operasional yang masih berlaku;
b memiliki kontrak kerja sama yang telah ditandatangani oleh pimpinan
perusahaan pelayanan Umrah di Arab Saudi dan PPIU yang telah disahkan oleh notaris;
c memiliki sertifikat International Air Transport Association IATA;
d memiliki rekomendasi dari Asosiasi Penyelenggara Umrah;
e memiliki kemampuan finansial yang dibuktikan dengan laporan
keuangan yang telah diaudit oleh akuntan publik; dan f
memiliki komitmen mentaati peraturan perundang-undangan yang dibuktikan dengan surat pernyataanpakta integritas
94
. PPIU yang memiliki kontrak kerja sama dengan perusahaan pelayanan
Umrah di Arab Saudi tersebut dapat menjadi provider visa yang wajib mentaati seluruh peraturan yang dilekuarkan Pemerintah Iindonesia dan
Pemerintah Arab Saudi, menjamin pelayanan administrasi akomodasi, konsumsi dan tranportasi di Arab Saudi, menjamin pengurusan visa
jemaah hanya kepada PPIU yang memiliki izin operasional yang masih berlaku, menjamin pengurusan jemaah Umrah yang mengalami sakit, dan
dirawat di rumah sakit Arab Saudi sampai kembali ke Tanah Air serta menjamin tiket jemaah Umrah ke dan dari Arab Saudi.
2 Pengurusan dokumen jemaah sakit, meninggal, dan ghaibhilang;
94
Pasal 18 ayat 3 Peraturan Menteri Agama Nomor 18 tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Perjalanan Ibadah Umrah.
Universitas Sumatera Utara
3 PPIU wajib membuat laporan penyelenggaraan Ibadah Umrah yang meliputi
bimbingan Ibadah Umrah, data keberangkatan dan kepulangan jemaah, penerimaan dan pengeluaran visa jemaah serta permasalahaan dan solusi
jemaah. Laporan disampaikan kepada Direktur Jenderal paling lambat 15 lima belas hari setelah jemaah tiba di Tanah Air.
Direktur Jenderal dan Kepala Kanwil melakukan pembinaan dalam penyelenggaraan perjalanan Ibadah Umrah. Pembinaan penyelenggaraan
perjalanan Ibadah Umrah oleh Direktur Jenderal dilakukan dengan sosialisasi kebijakan penyelenggaraan Umrah dan akreditasi. Sedangkan
pembinaan oleh Kepala Kanwil dilakukan melalui penyuluhan dan bimbingan teknis operasional PPIU
95
.
C. Jemaah Haji dan Umrah sebagai Pengguna Jasa pada PT Siar Haramain International Wisata selaku Penyelenggara Ibadah Haji
dan Umrah
Ibadah Haji merupakan rukun Islam yang kelima yang wajib dilaksanakan oleh setiap orang Islam sekali seumur hidup yang memenuhi syarat istitaah baik
secara finansial maupun mental. Disamping menunaikan Ibadah Haji, setiap warga negara Indonesia yang beragama Islam dianjurkan menunaikan Ibadah
Umrah dalam rangka meningkatkan kualitas keimanannya. Sehubungan dengan hal tersebut, baik itu Ibadah Haji maupun Umrah, dalam pelaksanaan
95
Pasal 23 Peraturan Menteri Agama Nomor 18 tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Perjalanan Ibadah Umrah.
Universitas Sumatera Utara
penyelenggaraannya harus bersandarkan pada prinsip keadilan untuk memperoleh kesempatan yang sama tanpa adanya sikap diskriminasi.
Undang-Undang Nomor 13 tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji, salah satu pasalnya menyebutkan bahwa setiap warga negara yang beragama
Islam berhak untuk menunaikan Ibadah Haji dengan syarat:
1. berusia paling rendah 18 delapan belas tahun atau sudah menikah; dan
2. mampu membayar Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji BPIH
96
.
Frasa “setiap warga negara yang beragama Islam” menunjukkan bahwa pasal ini berkarakteristik umum nondiskriminatif. Oleh karenanya penyelenggara
Ibadah Haji khususnya Biro Perjalanan Haji dan Umrah harus beriktikad baik untuk melayani seluruh jemaahnya tanpa memandang suku, ras, warna kulit, strata
sosial, ekonomi sehingga akan terwujud persamaan harkat dan martabat setiap jemaah yang akan menjalani ibadah tanpa adanya perbedaan dengan jemaah
lainnya.
Penyelenggaraan Ibadah Haji Khususplus yang diselenggarakan oleh suatu Biro Perjalanan Haji dan Umrah harus melaksanakan kewajibannya secara
profesional dan harus mengedepankan kepentingan jemaahnya.
Salah satu bentuk tindakan mengedepankan jemaah ialah dalam hal pelayanan seperti memberikan fasilitas-fasilitas yang baik misalnya
96
Pasal 4 ayat 1 Undang-Undang Nomor 13 tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji.
Universitas Sumatera Utara
penginapanhotel berbintang yang ditempati jarak tempuh paling jauh 1500 meter dari Masjidil Haram di Makkah, makanan catering harus mengandung gizi yang
baik untuk dikonsumsi, mengadakan tour atau rangkaian kegiatan ke berbagai objek-objek wisata, konsumsi yang memadai serta fasilitas-fasilitas lainnya
97
.
Pelaksanaaan kewajiban PIHK dan PPIU sebagai Biro Penyelenggara Haji dan Umrah merupakan tugas tersurat yang disebutkan oleh peraturan perundang-
undang. Sebenarnya dalam pelaksanaan kewajiban tersebut, secara tersirat PIHK dan PPIU harus memperhatikan hak-hak jemaah sebagai pengguna jasa perjalanan
Haji dan Umrah. Undang-Undang Nomor 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen menyebutkan ada 9 sembilan hak-hak konsumen yaitu sebagai
berikut:
1. hak atas kenyamanan dan keselamatan dalam mengonsumsi barang danatau jasa;
2. hak untuk memilih barang danatau jasa serta mendapat barang danatau jasa tersebut sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta jaminan yang
dijanjikan;
3. hak atas informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan jaminan yang dijanjikan;
4. hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang danatau jasa yang digunakan;
5. hak untuk mendapatkan advokasi perlindungan dan upaya penyelesaian sengketa perlindungan konsumen secara patut;
6. hak untuk mendapat pembinaan dan pendidikan konsumen;
97
Suyadi, Kajian Yuridis Terhadap Jemaah Haji sebagai Konsumen Jasa Pelayanan Penyelenggaraan Ibadah Umrah dan Haji Plus Berdasarkan UU Nomor 8 tahun 1999 tentang
Perlindungan Konsumen, Dosen Fakultas Hukum, Universitas Muhammadiyah Purwokerto, hlm. 42, diakses dari
http:sainteks.ump.ac.idindex.phpSainteksUMParticleview49 tanggal 26
November 2015 pukul 19.09 wib.
Universitas Sumatera Utara
7. hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta tidak diskriminatif;
8. hak untuk mendapatkan kompensasi ganti rugi danatau penggantian apabila barang danatau jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian
atau tidak sebagaimana mestinya;
9. hak-hak yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan lainnya
98
. Setiap jemaah Haji maupun Umrah mempunyai beberapa kewajiban yang
harus dijalankannya diantaranya melakukan pendaftaran serta mengisi formulir pendaftaran di PIHK atau PPIU pilihan jemaah Haji Khusus dan Umrah,
melengkapi dokumen pendaftaran, membayar BPIH Khusus atau BPIU, melunasi sisa pembayaran BPIH atau BPIU, calon jemaah Haji dan Umrah diwajibkan
untuk melakukan manasik sesuai dengan bimbingan petugas pembimbing, melakukan vaksinasi, serta memenuhi dan mematuhi segala persyaratan dan
ketentuan yang berlaku dalam penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah.
Disamping kewajiban, jemaah Haji dan Umrah juga mempunyai beberapa hak yang harus didapatkannya sebagai pengguna jasa Biro Penyelenggara Haji
dan Umrah meliputi memperoleh bimbingan dari petugas Haji dan Umrah baik di Tanah Air, di perjalanan maupun di Arab Saudi, pelayanan akomodasi, konsumsi,
tansportasi dan pelayanan kesehatan yang memadai dan memenuhi standar serta ketentuan yang telah ditetapkan oleh peraturan perundang-undangan, berhak
memperoleh perlindungan sebagai jemaah Haji Khusus dan Umrah, memperoleh pelayanan akomodasi dan dokumen Haji serta berhak untuk mendapatkan
98
Pasal 4 Undang-Undang Nomor 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.
Universitas Sumatera Utara
fasilitas lainnya sesuai dengan apa yang telah diperjanjikan antara Biro Penyelenggara dengan jemaah Haji dan Umrah.
Pada dasarnya, antara calon jemaah dengan biro penyelenggara sebelum diselenggarakannya Ibadah Haji maupun Umrah terlebih dahulu sudah ada
kesepakatan yang terbentuk melalui proses penawaran dan penerimaan. PT Siar Haramain International Wisata selaku penyelenggara menawarkan jasa terkait
penyelenggaraan Ibadah Haji Khusus dan Umrah dalam beberapa pilihan. Untuk selanjutnya calon jemaah akan menetukan pilihan atas beberapa penawaran yang
diberikan oleh biro penyelenggara. Sejak saat ditentukannya pilihan paket oleh calon jemaah yang disertai dengan dilakukannya pembayaran, maka biro
penyelenggara wajib menunaikan seluruh kewajiban yang menjadi hak jemaah
99
.
Sehubungan dengan jemaah Haji dan Umrah sebagai pengguna jasa PT Siar Haramain International Wisata, peneliti melakukan tanya jawab kepada beberapa
pengguna jasa yang telah menunaikan Ibadah Haji maupun Umrah melalui PT Siar Haramain International Wisata untuk melihat tingkat kepuasan pengguna atas
pelayanan yang diberikan oleh pihak penyelenggara. Teknik pengambilan sampel pengguna jasa yang dimintai pendapatnya terkait pelayanan PT Siar Haramain
International Wisata dilakukan dengan cara purposive sampling.
Berdasarkan tanya jawab terhadap beberapa sampel tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa pelayanan yang diberikan oleh PT Siar Haramain
International Wisata terhadap jemaah sinkronsesuai dengan apa yang telah
99
Hasil Wawancara dengan Bapak Muhammad Nur Basir, SE Direktur PT. Siar Haramain International Wisata pada tanggal 4 Desember 2015.
Universitas Sumatera Utara
ditawarkan di mana jemaah dilayani secara profesional. Pihak Siar di Saudi Arabia juga sigap dengan masalah penginapan dan logistik. Sehingga meskipun
terdapat masalah, jemaah tidak sempat direpotkan karena telah diselesaikan secara cepat oleh pihak Siar. Begitu juga dengan persiapan sebelum keberangkatan ke
tanah suci, para jemaah dibimbing disertai briefing yang detail sekaligus vaksinasi yang jelas. Demikian juga dalam hal administrasi dan dokumen, pengurusan visa
tidak memakan waktu yang lama sehingga calon jemaah tidak khawatir terkait keberangkatan, karena salah satu faktor jemaah gagal berangkat ialah dengan
tidak keluarnya visa. Kemudian selama perjalanan dari Indonesia ke Arab Saudi jemaah dipandu dan dibantu pada saat melewati imigrasi
100
.
Tanya jawab yang dilakukan oleh peneliti kepada beberapa sampel tersebut bertujuan untuk melihat gambaran pelaksanaan penyelenggaraan Ibadah Haji dan
Umrah oleh PT Siar Haramain International Wisata sekaligus dapat dijadikan sebagai deksripsi umum tingkat kepuasan jemaah pengguna jasa Siar Tour.
100
Kesimpulan yang ditarik penulis berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa pengguna jasa PT Siar Haramain International Wisata. Beberapa pengguna jasa tersebut sebagai sampel yang
mewakili jemaah pengguna jasa PT Siar Haramain International Wisata.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV
ASPEK HUKUM DALAM PERJANJIAN PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI DAN UMRAH ANTARA PT SIAR HARAMAIN INTERNATIONAL
WISATA DENGAN JEMAAH
A. Keabsahan Perjanjian Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah