Universitas Sumatera Utara
Penulis berasumsi dengan pendapatan keluarga yang lebih tinggi diharapkan ibu dapat memperhatikan makanan yang akan di konsumsi keluarga
dan melakukan perbaikan gizi terhadap balitanya agar terhindar dari segala serangan penyakit terutama penyakit diare. Tetapi hal demikian ternyata tidak
berpengaruh terhadap tindakan pencegahan diare pada balitanya. responden dengan pendapatan keluarga yang berada di atas UMK bukan berarti tidak akan
terserang penyakit diare, karena dalam mencegah terjadinya penyakit diare juga berkaitan dengan faktor prilaku hidup bersih dan sehat PHBS yang harus
dilakukan keluarga. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Zulkarnaen
di Puskesmas Bara-Baraya Kota Makassar 2014 menemukan tidak ada hubungan antara pendapatan keluarga dengan kejadian diare pada balita.
5.1.5 Pengaruh Pengetahuan Terhadap Tindakan Pencegahan Diare
Dari hasil analisis multivariat dengan menggunakan analisis statistik regresi linear berganda didapatkan nilai p= 0,0001 p0,05. Dengan demikian
dapat di simpulkan bahwa H
o
ditolak dan H
a
diterima, sehingga ada pengaruh pengetahuan terhadap tindakan pencegahan diare pada balita di wilayah kerja
Puskesmas Bandar Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan. Pengetahuan merupakan domain terpenting untuk terbentuknya tindakan
seseorang overt behaviour. Perubahan menuju perilaku baru merupakan suatu proses yang kompleks dan memerlukan waktu yang relatif lama. Sebelum
seseorang mengadopsi perilaku baru ia harus tahu terlebih dahulu apa arti manfaat perilaku tersebut bagi dirinya atau keluarganya. Orang akan melakukan
Universitas Sumatera Utara
tindakan pencegahan atau penanganan diare apabila ia tahu apa tujuan dan manfaatnya bagi kesehatan atau keluarganya, dan tahu apa bahayanya bila tidak
melakukan tindakan tersebut Notoatmodjo, 2005. Setelah dilakukan olahan data, pengetahuan mempengaruhi tindakan ibu
dalam pencegahan penyakit diare pada balita. Berdasarkan hasil wawancara dengan responden yang tinggal di wilayah kerja Puskesmas Bandar Khalipah
Kecamatan Percut Sei Tuan, para ibu yang menjadi responden dalam penelitian ini memiliki pengetahuan yang dikategorikan baik, tetapi masih ada beberapa ibu
yang memiliki pengetahuan kurang. Masih banyak ibu yang beranggapan bahwa diare merupakan penyakit yang disebabkan karena anak akan tumbuh besar atau
akan tumbuh gigi. Hal demikian merupakan pengetahuan yang salah, masyarakat sekitar masih banyak yang memiliki kepercayaan bahwa diare merupakan hal
biasa dan tidak perlu dikhawatirkan. Mereka beranggapan bahwa setiap anak pasti akan mengalami diare karena diare merupakan proses anak akan tumbuh besar
dan hal wajar dialami anak serta tidak berbahaya. Masyarakat yang menjadi responden dalam penelitian ini berasal dari berbagai macam suku, tetapi
kebanyakan yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah kaum ibu dengan suku jawa. Mereka masih mempercayai bahwa penyakit seperti diare merupakan
penyakit yang biasa, dan penyakit yang akan membuat anak mereka akan tumbuh besar mereka mengatakan dalam kesehariannya adalah enteng-entengan atau
meruas. Anggapan demikianlah yang perlu diperbaiki dan ditatan ulang oleh petugas kesehatan, agar kepercayaan seperti demikian dapat berubah, dan
masyarakat dapat mengubah perilakunya kearah yang lebih baik lagi.
Universitas Sumatera Utara
Selain itu, para ibu yang memiliki pengetahuan kurang juga mengajarkan tindakan yang salah seperti mereka menajarkan agar anak tidak terlalu sering
bermain di luar rumah, anggapan seperti ini merupakan anggapan yang salah, karena anak yang bermain di luar rumah belum tentu akan terserang penyakit
diare begitu juga anak yang selalu berada di rumah belum tentu anak tersebut akan terhindar dari penyakit diare. Anak yang bermain di luar rumah membuat anak
dapat bersosialisasi dengan lingkungannya dan dapat mengenali benda-benda yang berbahaya ataupun tidak dengan pengarahan dari orang tuanya.
Kebanyakaan responden dalam penelitian ini adalah para ibu yang memiliki jumlah anak dua dan tiga orang, dengan kisaran umur anaknya satu dan dua tahun.
Para ibu beranggapan bahwa mereka harus mengurung anaknya agar tidak bermain di luar dan terlalu sering bersentuhan dengan barang-barang baru di luar
rumah, karena mereka khawatir bahwa anaknya akan menyentuh berbagai macam barang di luar rumah dan anaknya tidak akan mengenali barang itu berbahaya atau
tidak, serta akan membuat anaknya terserang berbagai macam penyakit terutama penyakit diare. Anggapan demikian merupakan anggapan yang salah, seharusnya
para ibu melakukan tindakan yang tepat untuk mengajarkan anak agar terhindar penyakit diare yaitu mengajarkan anak agar mencuci tangan sebelum dan setelah
melakukan akititasnya, tindakan demikian merupakan tindakan awal agar anak dapat berprilaku hidup bersih dan sehat dan terhindar dari penyakit diare. Dalam
hal ini, perlu kerja sama dengan setiap kepala lingkungan dengan melakukan pembersihan lingkungan gotong-royang. Kerja sama ini bertujuan agar
lingkungan tempat tinggal masyarakat tetap bersih dan masyarakatnya terhindar
Universitas Sumatera Utara
dari berbagai penyakit, serta anak-anak tidak lagi dikurung dengan berbagai alasan yang dipikirkan oleh para ibu.
Hasil penelitian di lapangan menunjukan bahwa responden dengan pengetahuan yang baik belum tentu tindakannya baik juga dalam mencegah
penyakit diare. Misalnya ibu mencuci peralatan balita dengan air bersih sebelum digunakan. Para ibu tahu bahwa hal demikian harus dilakukan agar peralatan yang
akan digunakan untuk anaknya tetap bersih. Meskipun demikian, mereka sering sekali hanya mengelap tempat-tempat makan balitanya dengan menggunakan
tisue atau serbet saja tanpa menggunakan sabun ataupun air bersih. Mereka mengatakan dengan menggunakan tisue peralatan makanan yang digunakan sudah
bersih dan tidak perlu repot untuk menggunakan air untuk membersihkannya. Dalam hal ini, pengetahuan ibu sangat berpengaruh terhadap tindakan
pencegahan diare, ibu yang memiliki pengetahuan baik maka diharapkan dapat menerapkan tindakan yang baik pula, begitu sebaliknya jika ibu dengan
pengetahuan buruk maka akan memperngaruhi tindakannya dalam hal pencegahan diare. Ibu yang memiliki pengetahuan baik diharapkan dapat menerapkan perilaku
hidup bersih dan sehat PHBS dalam keluarganya terutama kepada balitanya dalam hal tindakan pencegahan diare agar keluarganya tetap dalam keadaan sehat.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Rahmayanti di Betaet Kabupaten Kepulauan Mentawai 2015 menemukan adanya hubungan
antara pengetahuan responden dengan upaya ibu dalam pencegahan diare pada anak balita. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan
Rini di Gampong Kuala Langsa Kecamatan Langsa Barat Kota Langsa 2014
Universitas Sumatera Utara
menemukan adanya hubungan antara tingkat pengetahuan orang tua dengan perilaku pencegahan diare pada balita.
5.1.6 Pengaruh Sikap Terhadap Tindakan Pencegahan Diare