Flavonoid Alkaloid Saponin Terpenoid

Metode ekstraksi dengan maserasi adalah proses pengekstrakkan sampel dengan menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengocokkan atau pengadukan pada temperature ruangan. Maserasi kinetic berarti dilakukan pengadukkan yang kontinu terus – menerus. Remaserasi berarti dilakukan pengulangan penambahan pelarut setelah dilakukan penyaringan maserat pertama dan seterusnya Depkes, 2000.

2.3 Senyawa Metabolit Sekunder

Senyawa metabolit pada makhluk hidup dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu, senyawa metabolit primer dan senyawa metabolit sekunder. Senyawa metabolit primer didefinisikan sebgai produk akhir dalam proses metabolisme makhluk hidup yang fungsinya sangat esensial bagi kelangsungan hidup organisme tersebut, serta terbentuk secara intraseluler. Contohnya, protein, lemak, karbohidrat dan DNA. Sedangkan senyawa metabolit sekunder dapat didefenisikan sebagai suatu produk metabolic yang dihasilkan oleh proses metabolisme sekunder makhluk hidup, dimana produk tersebut bukan merupakan kebutuhan pokok untuk hidup dan tumbuh, serta terbentuk secara ekstraseluler. Metabolit sekunder banyak bermanfaat bagi manusia, dan makhluk hidup lain karena banyak diantaranya bersifat sebagai obat, vitamin, pigmen Pratiwi, 2008 Skrining fitokimia merupakan uji kualitatif kandungan kimia dalam suatu tumbuhan untuk mengetahui golongan senyawa metabolit sekunder yang terkandung di dalam tumbuhan tersebut. Senyawa metabolit sekunder yang memiliki khasiat untuk kesehatan diantaranya, alkaloid, flavonoid, terpenoid, tannin, dan saponin.

2.3.1 Flavonoid

Flavonoid adalah senyawa yang terdiri dari 15 atom karbon. Flavonoid umumnya terdapat pada tumbuhan sebagai glikosida. Gugusan gula bersenyawa pada satu atau lebih gugus hidroksil fenolik. Flavonoid terdapat pada seluruh bagian tumbuhan termasuk pada buah, tepung sari dan akar. Flavonoid dapat bekerja sebagai diuretik dan sebagai antioksidan pada lemak Sirait, 2000. Sejumlah Universitas Sumatera Utara flavonoid mempunyai rasa pahit hingga dapat menolak sejenis ulat tertentu Sastrohamidjojo, 1996. Pemeriksaan senyawa flavonoid dapat dilakukan dengan menambahkan larutan besi III klorida 1 dalam air atau etanol yang menimbulkan warna hijau, merah ungu, ataupun hitam kuat Mailandari, 2012.

2.3.2 Alkaloid

Alkaloid adalah metabolit basa yang mengandung satu atau lebih atom nitrogen yang biasanya dalam gabungan berbentuk siklik.. Alkaloid umumnya memiliki sifat padatan kristal, sedikit alkaloid berbentuk amorf, dan sebagian ada yang cair, bersifat basa, berasa pahit, kebanyakkan alkaloid tidak berwarna. Pada umumnya basa bebas alkaloid hanya larut dalam pelarut organik, tetapi ada beberapa yang dapat larut dalam air Sastrohamijdojo, 1996. Alkaloid dapat dideteksi dengan menggunakan pereaksi Dragendorf, Mayer, dan Bouchardat Mailandari,2012.

2.3.3 Saponin

Pembentukkan busa sewaktu mengesktraksi tumbuhan atau pada saat memekatkan ekstrak tumbuhan merupakan bukti adanya saponin. Uji saponin yang sederhana adalah mengocok ekstrak alcohol – air dari tumbuhan dalam tabung reaksi dan diperhatikan apakah terbentuk busa tahan lama pada permukaan cairan. Saponin juga dapat diperiksa dalam ekstrak kasar berdasarkan kemampuannya menghemolisis sel darah Harborne, 1996.

2.3.4 Terpenoid

Terpenoid adalah suatau senyawa yang tersusun atas isoprene dan kerangka karbonnya dibangun oleh penyambungan dua atau lebih satuan C 5 . Terpenoid terdiri atas beberapa macam senyawa seperti monoterpene dan seskuiterpen yang mudah menguap, diterpen yang sukar menguap dan yang tidak menguap triterpene dan sterol. Secara umum senyawa ini larut dalam lemak dn terdpat dalam sitoplasma sel tumbuhan. Biasanya senyawa ini diidentifikasi dengan pereaksi Liberman-Bouchard anhidrat asetat-asam sulfat yang memberikan warna hijau kehitaman sampai biru Mailandri,2012. Universitas Sumatera Utara

2.4 Toksitologi