Proses Peradilan Pidana Anak Di Indonesia

i. Perampasan kemerdekaan dan pemidanaan sebagai upaya terakhir; dan j. Penghindaran pembalasan.

b. Tujuan Sistem Peradilan Pidana Anak

Tujuan sistem peradilan pidana bagi anak menurut The Beijing Rules dimuat pada Rule 5.1 Aims of Juvenile Justice, adalah mengutamakan kesejahteraan anak dan akan memastikan bahwa reaksi apapun terhadap pelanggar-pelanggar hukum berusia anak akan selalu sepadan dengan keadaan- keadaan baik pada pelanggar-pelanggar hukumnya 73 . Tujuan sistem peradilan pidana anak menurut Resolusi PBB 45113 tanggal 14 Desember 1990, The United Nations for the Protection of Juvenile Deprived of Liberty adalah sistem pengadilan bagi anak harus menjunjung tinggi hak-hak anak dan keselamatan serta memajukan kesejahteraan fisik dan mental pada anak, serta hukuman penjara digunakan sebagai upaya terakhir. 74 Tujuan sistem peradilan pidana anak menurut Undang-Undang No. 11 Tahun 2012 dalam penjelasannya agar terwujud peradilan yang benar-benar menjamin perlindungan kepentingan terbaik terhadap anak yang berhadapan dengan hukum.

2. Proses Peradilan Pidana Anak Di Indonesia

Prinsip tentang Perlindungan Anak terutama tentang prinsip non diskriminasi yang mengutamakan kepentingan terbaik bagi anak dan hak untuk hidup, kelangsungan hidup, dan perkembangan sehingga diperlukan penghargaan 73 Abintoro Prakoso, Op.cit, hal. 144 74 Ibid Universitas Sumatera Utara terhadap anak. 75 Non diskriminasi non discrimination, artinya semua hak yang terkandung dalam Konvensi Hak-hak Anak harus diberlakukan kepada setiap anak tanpa pembedaan apapun. Kepentingan terbaik bagi anak the best interests of the child, artinya dalam semua tindakan yang menyangkut anak yang dilakukan oleh pemerintah, masyarakat, badan legislatif, badan yudikatif, maka kepentingan yang terbaik bagi anak harus menjadi pertimbangan utama. Hak untuk hidup, kelangsungan hidup, dan perkembangan survival and development, artinya dalam semua tindakan yang menyangkut anak yang dilakukan oleh pemerintah, masyarakat, badan legislatif, dan badan yudikatif, maka kepentingan yang terbaik bagi anak harus menjadi pertimbangan utama. 76 Setiap Anak dalam proses peradilan pidana berhak: 77 a. Diperlakukan secara manusiawi dengan memperhatikan kebutuhan sesuai dengan umurnya; b. Dipisahkan dari orang dewasa; c. Memperoleh bantuan hukum dan bantuan lain secara efektif; d. Melakukan kegiatan rekreasional; e. Bebas dari penyiksaan, penghukuman atau perlakuan lain yang kejam, tidak manusiawi, serta merendahkan derajat dan martabatnya; f. Tidak dijatuhi pidana mati atau pidana seumur hidup; g. Tidak ditangkap, ditahan, atau dipenjara, kecuali sebagai upaya terakhir dan dalam waktu yang paling singkat; h. Memperoleh keadilan di muka pengadilan Anak yang objektif, tidak memihak, dan dalam sidang yang tertutup untuk umum; i. Tidak dipublikasikan identitasnya; j. Memperoleh pendampingan orang tuaWali dan orang yang dipercaya oleh Anak; k. Memperoleh advokasi sosial; l. Memperoleh kehidupan pribadi; m. Memperoleh aksesabilitas, terutama bagi anak cacat; n. Memperoleh pendidikan; 75 DS. Dewi Fatahilla dan A.syukur, Mediasi Penal: penerapan restorative justice di pengaadilan anak indonesia, Indie Pre Publishing, Depok, 2011, hal. 13 76 Wagiati Soetodjo, Hukum Pidana Anak, Refika Aditama, Cet.ke-4 Edisi Revisi, Bandung, 2013, hal. 130-131 77 Pasal 3 Undang-Undang No.11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak Universitas Sumatera Utara o. Memperoleh pelayanan kesehatan; dan p. Memperoleh hak lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan. Setiap tingkatan peradilan wajib melaksanakan proses diversi baik itu penyidikan, penuntutan, maupun pemeriksaan di pengadilan. 78 Apabila proses diversi tidak menghasilkan kesepakatan atau kesepakatan diversi tidak dilaksanakan, maka proses peradilan pidana Anak dilanjutkan untuk setiap tingkatannya. 79 a. Tahap Penyidikan Proses penyidikan mengandung arti serangkaian tindakan yang dilakukan pejabat penyidik sesuai dengan cara dalam undang-undang untuk mencari serta mengumpulkan bukti, dan dengan bukti itu membuat atau menjadi terang tindak pidana yang terjadi, serta sekaligus menemukan tersangka atau pelaku tindak pidananya. 80 Artinya bahwa penyidikan dalam perkara tindak pidana anak merupakan kegiatan penyidik anak untuk mencari dan menemukan suatu peristiwa yang dianggap atau diduga sebagai tindak pidana yang dilakukan anak. 81 Penyidikan terhadap perkara Anak dilakukan oleh Penyidik Anak yang ditetapkan berdasarkan keputusan Kepala Kepolisian RI KAPOLRI atau pejabat lain yang ditunjuk oleh KAPOLRI. Syarat untuk dapat ditetapkan sebagai Penyidik Anak: 1. Telah berpengalaman sebagai Penyidik; 78 Pasal 7 ayat 1 Undang-Undang No.11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak 79 Pasal 13 Undang-Undang No.11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak 80 Yahya Harahap, Pembahasan Permasalahan dan Penerapan KUHAP, Penyidikan dan Penuntutan, Sinar Grafika, Jakarta, 2006, hal. 109 81 M. Nasir Djamil, Op.cit, hal. 155 Universitas Sumatera Utara 2. Mempunyai minat, perhatian, dedikasi, dan memahami masalah Anak; dan 3. Telah mengikuti pelatihan teknis tentang peradilan Anak. 82 Apabila belum ada Penyidik Anak, maka penyidikan terhadap Anak dilakukan oleh penyidik untuk orang dewasa. 83 Penyidik wajib meminta pertimbangan atau saran dari Pembimbing Kemasyarakatan 84 setelah tindak pidana dilaporkan atau diadukan dalam melakukan penyidikan terhadap perkara anak. Penyidik dapat meminta pertimbangan atau saran dalam hal dianggap perlu, dari ahli pendidikan, psikolog, psikiater, tokoh agama, pekerja sosial profesional 85 atau tenaga kesejahteraan sosial 86 , dan tenaga ahli lainnya. Penyidik wajib meminta laporan sosial dari Pekerja Sosial Profesional atau Tenaga Kesejahteraan Sosial setelah tindak pidana dilaporkan atau diadukan dalam hal melakukan pemeriksaan terhadap Anak Korban dan Anak Saksi. Hasil penelitian kemasyarakatan wajib diserahkan oleh Bapas kepada penyidik dalam waktu paling lama 3x24 tiga kali dua puluh empat jam setelah permintaan penyidik diterima. 87 82 Wagiati Soetodjo, Op.cit, Cet.ke-4 Edisi Revisi, hal. 173 83 Ibid, hal. 174 84 Pembimbing Kemasyarakatan adalah pejabat fungsional penegak hukum yang melaksanakan penelitian kemasyarakatan, pembimbingan, pengawasan, dan pendampingan terhadap Anak di dalam dan di luar proses peradilan pidana lihat dalam: Pasal 1 angka 13 Undang- Undang No.11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak 85 Pekerja Sosial Profesional adalah seseorang yang bekerja, baik di lembaga pemerintah maupun swasta, yang memiliki kompetensi dan profesi pekerjaan sosial yang diperoleh melalui pendidikan, pelatihan, danatau pengalaman praktik pekerjaan sosial untuk melaksanakan tugas pelayanan dan penanganan masalah sosial Anak lihat dalam: Pasal 1 angka 14 Undang-Undang No.11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak 86 Tenaga Kesejahteraan Sosial adalah seseorang yang dididik dan dilatih secara professional unuk melaksanakan tugas pelayanan dan penanganan masalah sosial danatau seseorang yang bekerja, baik di lembaga pemerintah maupun swasta, yang ruang lingkup kegiatannya di bidang kesejahteraan sosial Anak lihat dalam: Pasal 1 angka 15 Undang-Undang No.11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak 87 Pasal 27 dan Pasal 28 Undang-Undang No.11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak Universitas Sumatera Utara Penangkapan terhadap anak dilakukan guna kepentingan penyidikan paling lama 24 dua puluh empat jam yang dapat ditempatkan di dalam ruang pelayanan khusus anak atau dititipkan di LPKS. Penahanan anak tidak boleh dilakukan dalam hal anak memperoleh jaminan dari orang tuawalilembaga bahwa anak tidak akan melarikan diri, tidak akan menghilangkan atau merusak barang bukti dan atau tidak akan mengulangi tindak pidana kecuali anak tersebut telah berumur 14 empat belas tahun dan diduga melakukan tindak pidana dengan ancaman pidana penjara paling lama 7 tujuh tahun atau lebih. 88 Adapun pelanggaran yang sering terjadi terhadap hak-hak anak dalam proses hukum di tingkat kepolisian seperti, proses penangkapan tidak dilengkapi surat penangkapan, tidak ada surat pemberitahuan ke pihak keluarga anak, proses pemeriksaan interogasi dengan kekerasan fisik atau mental anak pemukulan, membentak, pemaksaan untuk mengakui dan lain-lain. 89 Penyidik wajib mengupayakan diversi dalam waktu paling lama 7 tujuh hari setelah penyidikan dimulai dan proses diversi dilaksanakan paling lama 30 tiga puluh hari setelah dimulainya diversi. Proses diversi berhasil mencapai kesepakatan penyidik menyampaikan berita acara diversi kepada ketua pengadilan negeri untuk dibuat penetapan, apabila diversi gagal, penyidik wajib melanjutkan penyidikan dan melimpahkan perkara penuntut umum dengan melampirkan berita acara diversi dan laporan penelitian kemasyarakatan. 90 88 Pasal 30 dan Pasal 32 Undang-Undang No.11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak 89 Marlina, Pengantar Konsep Diversi Dan Restorative Justice Dalam Hukum Pidana, Op.cit, hal. 144 90 Pasal 29 Undang-Undang No.11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak Universitas Sumatera Utara b. Tahap Penuntutan Definisi penuntutan adalah tindakan penuntut umum untuk melimpahkan perkara pidana ke Pengadilan Negeri yang berwenang dalam hal dan cara yang diatur di dalam undang-undang dengan permintaan supaya diperiksa dan diputus oleh hakim dalam persidangan. 91 Penuntutan dalam acara pidana anak mengandung pengertian tindakan penuntut umum anak untuk melimpahkan perkara anak ke pengadilan anak dengan permintaan supaya diperiksa dan diputus oleh hakim anak dalam persidangan anak. Penuntutan terhadap Anak dilakukan oleh Penuntut Umum yang ditetapkan berdasarkan Keputusan Jaksa Agung atau Pejabat lain yang ditunjuk oleh Jaksa Agung. Syarat untuk dapat ditetapkan sebagai Penuntut Umum Anak: 1. Telah berpengalaman sebagai Penuntut Umum; 2. Mempunyai minat, perhatian, dedikasi, dan memahami masalah Anak; dan 3. Telah mengikuti pelatihan teknis tentang peradilan Anak. 92 Apabila belum ada Penuntut Umum Anak, maka penuntutan terhadap Anak dilakukan oleh Penuntut Umum bagi orang dewasa. 93 Pada tahap penuntutan tindak pidana yang sering dilakukan penuntut yaitu lewatnya masa penahanan terhadap anak. 94 Sama halnya dengan tahap penyidikan, setelah menerima berkas dari penyidik, penuntut umum anak wajib mengupayakan diversi paling lama 7 tujuh hari setelah menerima berkas perkara dari penyidik dan diversi dilaksanakan dalam waktu 30 tiga puluh hari. Proses 91 Pasal 1 butir 7 KUHAP 92 Wagiati Soetodjo, Op.cit, Cet.ke-4 Edisi Revisi, hal. 174 93 Ibid 94 Marlina, Pengantar Konsep Diversi Dan Restorative Justice Dalam Hukum Pidana, Op.cit, hal. 144 Universitas Sumatera Utara diversi berhasil mencapai kesepakatan, penuntut umum menyampaikan berita acara diversi beserta kesepakatan diversi kepada ketua pengadilan negeri untuk dibuat penetapan dan apabila dalam hal diversi gagal, penuntut umum wajib menyampaikan berita acara diversi dan melimpahkan perkara ke pengadilan dengan melampirkan laporan hasil penelitian kemasyarakatan. 95 c. Tahap Pemeriksaan di Pengadilan Anak Pemeriksaan di sidang pengadilan terhadap perkara Anak dilakukan oleh Hakim yang ditetapkan berdasarkan Keputusan Ketua Mahkamah Agung atau Pejabat lain yang ditunjuk oleh Ketua Mahkamah Agung atas usul Ketua Pengadilan Negeri yang bersangkutan melalui Ketua Pengadilan Tinggi. 96 Syarat untuk dapat ditetapkan sebagai Hakim Anak: 1. Telah berpengalaman sebagai hakim dalam lingkungan peradilan umum; 2. Mempunyai minat, perhatian, dedikasi, dan memahami masalah Anak; dan 3. Telah mengikuti pelatihan teknis tentang peradilan Anak. Apabila belum ada Hakim Anak, maka pemeriksaan di sidang Anak dilaksanakan oleh hakim bagi tindak pidana yang dilakukan oleh orang dewasa. 97 Pada tahap persidangan hakim tidak mempertimbangkan hasil penelitian masyarakat litmas yang dibuat oleh Bapas. Hakim melaksanakan persidangan tanpa dihadiri penasihat hukum anak, tidak meminta tanggapan orang tua anak dalam proses memutuskan perkara anak dalam persidangan. 98 95 Pasal 42 Undang-Undang No.11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak 96 Wagiati Soetodjo, Op.cit, Cet.ke-4 Edisi Revisi, hal. 174 97 Ibid, hal. 175 98 Marlina, Pengantar Konsep Diversi Dan Restorative Justice Dalam Hukum Pidana, Op.cit, hal. 144 Universitas Sumatera Utara Pada proses pemeriksaan di pengadilan, ketua pengadilan wajib menetapkan hakim atau majelis hakim untuk menangani perkara anak paling lama 3 tiga hari setelah menerima berkas dari Penuntut Umum. Hakim wajib mengupayakan diversi paling lama 7 tujuh hari setelah ditetapkan oleh ketua pengadilan negeri sebagai hakim, diversi sebagaimana dimaksud dilaksanakan paling lama 30 tiga puluh hari. Proses diversi dapat dilaksanakan di ruang mediasi pengadilan negeri. Proses diversi berhasil mencapai kesepakatan, hakim menyampaikan berita acara diversi beserta kesepakatan diversi kepada ketua pengadilan negeri untuk dibuat penetapannya, apabila proses diversi tidak menghasilkan kesepakatan maka perkara akan tetap dilanjutkan ke persidangan. 99 Persidangan anak dilakukan di dalam ruang sidang khusus anak 100 dalam sidang yang dinyatakan tertutup untuk umum, kecuali pembacaan putusan oleh hakim. 101 Anak harus didampingi oleh orang tua atau wali, advokat atau pemberi bantuan hukum serta pembimbing kemasyarakatan dalam persidangan sama halnya juga terhadap anak korban atau anak saksi. Pemeriksaan terhadap anak korban atau anak saksi dalam persidangan tidak diikuti oleh Anak pelaku. Hakim juga memberi kesempatan kepada orang tua atau wali serta pendamping Anak untuk mengemukakan hal yang bermanfaat bagi Anak, dan dalam hal tertentu anak korban diberi kesempatan untuk menyampaikan pendapat tentang perkara yang bersangkutan. Hakim wajib mempertimbangkan laporan penelitian 99 Pasal 52 Undang-Undang No.11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak 100 Pasal 53 ayat 1 Undang-Undang No.11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak 101 Pasal 54 Undang-Undang No.11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak Universitas Sumatera Utara kemasyarakatan dari Pembimbing Kemasyarakatan sebelum menjatuhkan putusan. 102 Laporan penelitian kemasyarakatan berisi: 103 1. Data pribadi Anak, keluarga, pendidikan, dan kehidupan sosial; 2. Latar belakang dilakukannya tindak pidana; 3. Keadaan korban dalam hal ada korban dalam tindak pidana terhadap tubuh atau nyawa; 4. Hal lain yang dianggap perlu; 5. Berita acara diversi; dan 6. Kesimpulan dan rekomendasi dari Pembimbing Kemasyarakatan. Undang-Undang Sistem Peradilan Pidana Anak memberikan jangka waktu paling lama 5 lima tahun setelah diberlakukannya undang-undang ini, agar: 104 1. Setiap kantor kepolisian wajib memiliki Penyidik Anak; 2. Setiap kejaksaan wajib memiliki Penuntut Umum Anak; 3. Setiap pengadilan wajib memiliki Hakim Anak; 4. Kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang hukum wajib membangun Bapas 105 di kabupatenkota; 5. Kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang hukum wajib membangun LPKA dan LPAS di provinsi; dan 102 Pasal 55, pasal 58, dan pasal 60 Undang-Undang No.11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak 103 Pasal 57 Undang-Undang No.11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak 104 M.Nasir Djamil, Op.cit, hal. 185 105 Balai Pemasyarakatan yang selanjutnya disebut Bapas adalah unit pelaksana teknis pemasyarakatan yang melaksanakan tugas dan fungsi penelitian kemasyarakatan, pembimbingan, pengawasan, dan pendampingan lihat dalam: Pasal 1 angka 24 Undang-Undang No.11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak Universitas Sumatera Utara 6. Kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang sosial wajib membangun Lembaga Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial.

B. Sejarah Perkembangan Diversi Dalam Sistem Peradilan Pidana Anak