Peraturan Perundang-Undangan Kesimpulan Pelaksanaan Diversi dalam Peradilan Pidana Anak

Wahyudi Setya, Implementasi Ide Diversi dalam Pembaruan Sistem Peradilan Pidana Anak di Indonesia, Genta Publishing, Yogyakarta, 2011. Marlina, Disertasi Pengembangan Konsep Diversi dan Restorative Justice Dalam Sistem Peradilan Pidana Anak di Indonesia, Universitas Sumatera Utara, 2006.

B. Peraturan Perundang-Undangan

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 Tentang Hukum Acara Pidana KUHAP Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2015 Tentang Pedoman Pelaksanaan Diversi Dan Penanganan Anak Yang Belum Berumur 12 Dua Belas Tahun Peraturan Mahkamah Agung Nomor 4 Tahun 2014 tentang Pedoman Pelaksanaan Diversi Dalam Sistem Peradilan Pidana Anak Resolusi Majelis Umum PBB Nomor 4425, tanggal 20 November 1989 Tentang Convention On The Rights of The Child Konvensi Hak Anak C. Website Komisi Nasional Anak. 2011. Catatan Akhir Tahun 2011 Komisi Nasional Perlindungan Anak. Diakses dari www.komnasanak.com pada tanggal 21 Desember 2015. Marlina, Diversi dan Restorative Justice sebagai Alternatif Perlindungan terhadap Anak yang Berhadapan dengan Hukum, Pusat Kajian dan Universitas Sumatera Utara Perlindungan Anak PKPA. Diakses dari http:doktormarlina.htm. pada tanggal 4 Januari 2016. http:www.negarahukum.comhukumproses-peradilan-pidana.html diakses pada tanggal 25 Januari 2016

D. Hasil Wawancara

Wawancara dengan Bapak Fauzul Hamdi Hakim Pengadilan Negeri Medan, 25 Januari 2016 Wawancara dengan Bapak Tumpanuli Marbun Hakim Pengadilan Negeri Medan, 26 Januari 2016 Universitas Sumatera Utara 56

BAB III DIVERSI DALAM PROSES PERADILAN PIDANA ANAK DI

PENGADILAN NEGERI MEDAN SETELAH BERLAKUNYA UNDANG- UNDANG NO. 11 TAHUN 2012 DAN PERATURAN PEMERINTAH NO. 65 TAHUN 2015 A. Pengaturan Pelaksanaan Diversi Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2015 Tentang Pedoman Pelaksanaan Diversi Dan Penanganan Anak Yang Belum Berumur 12 Dua Belas Tahun

1. Pedoman Pelaksanaan Diversi

Diversi pada dasarnya telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak dan Peraturan Mahkamah Agung Nomor 4 Tahun 2014 tentang Pedoman Pelaksanaan Diversi Dalam Sitem Peradilan Pidana Anak akan tetapi, peraturan tersebut belum sempurna dalam menjadi pedoman pelaksanaan diversi untuk melindungi anak. Maka dari itu, lahirlah Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2015 Tentang Pedoman Pelaksanaan Diversi Dan Penanganan Anak Yang Belum Berumur 12 Dua Belas Tahun. Berdasarkan wawancara dengan Bapak Tumpanuli Marbun 137 , Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2015 sudah disosialisasikan. Pedoman pelaksanaan proses diversi yang diatur dalam Bab II menyebutkan dalam Pasal 2 PP ini bahwa tujuan diversi adalah: a. Mencapai perdamaian antara korban dan Anak; b. Menyelesaikan perkara Anak di luar proses peradilan; c. Menghindarkan Anak dari perampasan kemerdekaan; d. Mendorong masyarakat untuk berpatisipasi; dan 137 Hakim di Pengadilan Negeri Medan yang sudah memperoleh sertifikasi dan sudah 5 lima tahun menjadi Hakim Anak Universitas Sumatera Utara e. Menanamkan rasa tanggung jawab kepada Anak. Diversi pada hakikatnya juga mempunyai tujuan agar anak terhindar dari dampak negatif penerapan pidana. Diversi juga mempunyai esensi tetap menjamin anak tumbuh dan berkembang baik secara fisik maupun mental. Dengan demikian, maka juga dapat dikatakan, bahwa pada dasarnya diversi mempunyai relevansi dengan tujuan pemidanaan terhadap anak. Relevansi antara diversi dengan tujuan pemidanaan bagi anak nampak dalam hal-hal sebagai berikut: 138 a. Diversi sebagai pengalihan proses dari proses yustisial menuju proses non yustisial bertujuan menghindarkan anak dari penerapan hukum pidana yang seringkali memberikan pengalaman yang pahit berupa stigmatisasi berkepanjangan, dehumanisasi dan menghindarkan anak dari kemungkinan terjadinya prisonisasi yang menjadi sarana transfer kejahatan terhadap anak. Demikian juga tujuan pemidanaan bagi anak adalah untuk tetap memberikan jaminan kepada anak agar tumbuh dan berkembang baik secara fisik maupun secara mental. b. Perampasan kemerdekaan terhadap anak, baik dalam bentuk pidana penjara maupun dalam bentuk perampasan yang lain melalui mekanisme peradilan pidana memberikan pengalaman yang traumatis terhadap anak, sehingga anak terganggu perkembangan dan pertumbuhan jiwanya. Pengalaman pahit bersentuhan dengan dunia peradilan akan menjadi bayang-bayang gelap kehidupan anak yang tidak mudah untuk dilupakan. 138 Kusno Adi, Diversi Tindak Pidana Narkotika Anak, Op.cit, hal. 134 Universitas Sumatera Utara Aparat penegak hukum dalam memeriksa Anak di setiap tingkatannya baik Penyidik, Penuntut Umum, dan Hakim wajib mengupayakan diversi dalam hal tindak pidana yang dilakukan dengan ancaman pidana penjara di bawah 7 tujuh tahun dan bukan pengulangan tindak pidana. 139 Diversi tidak berlaku bagi seseorang yang melakukan pengulangan tindak pidana. Doktrin hukum pidana mengenal tiga bentuk pengulangan tindak pidana, yakni: 140 a. General residive pengulangan umum Tindak pidana yang termasuk dalam pengulangan umum ini adalah tindak pidana yang dilakukan seseorang yang telah diputuskan oleh pengadilan dengan putusan pemidanaan karena suatu tindak pidana yang dilakukannya, kemudian menjalani pidana baik sebagian atau seluruhnya, belum melampaui waktu 5 lima tahun ia melakukan lagi tindak pidana yang berupa tindak pidana apapun. Misalnya tindak pidana pertama yang dilakukan adalah tindak pidana pencurian sedangkan tindak pidana berikutnya adalah pembunuhan. b. Special residive pengulangan khusus Tindak pidana yang termasuk dalam pengulangan khusus ini adalah tindak pidana yang dilakukan seseorang yang telah diputuskan oleh pengadilan dengan putusan pemidanaan karena suatu tindak pidana yang dilakukannya, kemudian menjalani pidana baik sebagian atau seluruhnya, belum melampaui waktu 5 lima tahun, ia melakukan lagi tindak pidana yang sama atau sejenis dengan tindak pidana yang pertama. Misalnya tindak pidana pertama yang dilakukan adalah 139 Pasal 3 Peraturan Pemerintah No. 65 Tahun 2015 Tentang Pedoman Pelaksanaan Diversi Dan Penanganan Anak Yang Belum Berumur 12 Dua Belas Tahun 140 Mahrus Ali, Dasar-Dasar Hukum Pidana, Sinar Grafika, Jakarta, 2011, hal. 39 Universitas Sumatera Utara tindak pidana pencurian dan tindak pidana yang dilakukan berikutnya juga berupa tindak pidana pencurian. c. Tussen stelsel Tindak pidana yang termasuk dalam pengulangan umum ini adalah tindak pidana yang dilakukan seseorang yang telah diputuskan oleh pengadilan dengan putusan pemidanaan karena suatu tindak pidana yang dilakukannya, kemudian menjalani pidana baik sebagian atau seluruhnya, belum melampaui waktu 5 lima tahun ia melakukan lagi tindak pidana yang berupa tindak pidana yang masih dalam satu kualifikasi tindak pidana yang pertama. Misalnya tindak pidana pertama yang dilakukan adalah tindak pidana pencurian sedangkan tindak pidana berikutnya adalah tindak pidana pencurian pada malam hari. Apabila diversi tidak diupayakan, Pembimbing Kemasyarakatan dapat meminta proses diversi pada penegak hukum untuk diupayakan demi kepentingan terbaik bagi Anak. Anak ditempatkan bersama orang tuawali atau di LPKS selama proses diversi. Tata cara penempatan Anak selama proses diversi diatur dengan Peraturan Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang hukum dan hak asasi manusia. 141

2. Tata Cara Dan Koordinasi Pelaksanaan Diversi

a. Tahap Penyidikan Penyidik menyampaikan surat pemberitahuan dimulainya penyidikan dan berkoordinasi dengan penuntut umum dalam jangka waktu 1 x 24 satu kali dua 141 Pasal 11 Peraturan Pemerintah No. 65 Tahun 2015 Tentang Pedoman Pelaksanaan Diversi Dan Penanganan Anak Yang Belum Berumur 12 Dua Belas Tahun Universitas Sumatera Utara puluh empat jam sejak surat perintah penyidikan diterbitkan dan sejak dimulainya penyidikan. 142 Penyidik memberitahu dan menawarkan penyelesaian perkara melalui diversi kepada Anak danatau orang tuawali, korban atau Anak Korban danatau orang tuawali dalam jangka waktu 7 x 24 tujuh kali dua puluh empat jam sejak dimulainya penyidikan. Jika semua pihak sepakat melakukan diversi, penyidik menentukan tanggal dimulainya musyawarah diversi 143 . Diversi tidak dapat dilakukan apabila korban tidak menyetujui pelaksanaan diversi. 144 Dalam hal para pihak tidak sepakat untuk diversi, penyidik melanjutkan proses penyidikan kemudian menyampaikan berkas perkara dan berita acara upaya diversi kepada penuntut umum. 145 Proses diversi dilaksanakan dalam jangka waktu 30 tiga puluh hari dan dilakukan melalui musyawarah diversi. Musyawarah diversi melibatkan: penyidik, Anak dan orang tuawalinya, korban atau Anak Korban danatau orang tuawalinya, pembimbing kemasyarakatan, dan pekerja profesional. 146 Tahapan musyawarah diversi ialah sebagai berikut: 147 1. Musyawarah diversi dibuka oleh fasilitator diversi dengan perkenalan para pihak yang hadir, menyampaikan maksud dan tujuan 142 Pasal 12 Peraturan Pemerintah No. 65 Tahun 2015 Tentang Pedoman Pelaksanaan Diversi Dan Penuunganan Anak Yang Belum Berumur 12 Dua Belas Tahun 143 Musyawarah diversi adalah musyawarah antara pihak yang melibatkan Anak dan orang tuawalinya, korban danatau orang tuawalinya, pembimbing kemasyarakatan, pekerja sosial profesional, perwakilan masyarakat dan pihak-pihak yang terlibat lainnya untuk mencapai kesepakatan diversi melalui pendekatan keadilan restoratif lihat dalam: Pasal 1 ayat 1 Perma No. 4 Tahun 2014 144 Hasil wawancara dengan Bapak Tumpanuli Marbun Hakim Pengadilan Negeri Medan tanggal 26 Januari 2016 145 Pasal 14 Peraturan Pemerintah No. 65 Tahun 2015 Tentang Pedoman Pelaksanaan Diversi Dan Penanganan Anak Yang Belum Berumur 12 Dua Belas Tahun 146 Pasal 15 Peraturan Pemerintah No. 65 Tahun 2015 Tentang Pedoman Pelaksanaan Diversi Dan Penanganan Anak Yang Belum Berumur 12 Dua Belas Tahun 147 Pasal 5 Perrna No. 4 Tahun 2014 Universitas Sumatera Utara musyawarah diversi, serta tata tertib musyawarah untuk disepakati oleh para pihak yang hadir. 2. Fasilitator diversi menjelaskan tugas fasilitator diversi. 3. Fasilitator diversi menjelaskan ringkasan dakwaan dan pembimbing kemasyarakatan memberikan informasi tentang perilaku dan keadaan sosial Anak serta memberikan saran untuk memperoleh penyelesaian. 4. Fasilitator diversi wajib memberikan kesempatan kepada: a. Anak untuk didengar keterangan perihal dakwaan. b. OrangtuaWali untuk menyampaikan hal yang berkaitan dengan perbuatan anak dan bentuk penyelesaian yang diharapkan. c. KorbanAnak KorbanOrangtuaWali untuk memberikan tanggapan dan bentuk penyelesaian yang diharapkan. 5. Pekerja Sosial Profesional memberikan informasi tentang keadaan sosial Anak Korban serta memberikan saran untuk memperoleh penyelesaian. 6. Bila dipandang perlu, fasilitator dapat memanggil perwakilan masyarakat maupun pihak lain untuk memberikan informasi untuk mendukung penyelesaian. 7. Bila dipandang perlu, fasilitator diversi dapat melakukan kaukus dengan para pihak. 8. Fasilitator diversi menuangkan hasil musyawarah ke dalam kesepakatan diversi. Universitas Sumatera Utara 9. Dalam menyusun kesepakatan diversi, fasilitator diversi memperhatikan dan mengarahkan agar kesepakatan tidak bertentangan dengan hukum agama, kepatutan masyarakat, kesusilaan atau memuat hal yang tidak dapat dilaksanakan atau itikad tidak baik. Musyawarah diversi dipimpin oleh penyidik sebagai fasilitator dan pembimbing kemasyarakatan sebagai wakil fasilitator. 148 Tugas fasilitator diversi ini ialah: 1. Membuka musyawarah diversi dengan memperkenalkan para pihak yang hadir, baik pihak korban, pelaku, saksi dan semua pihak yang terkait. 2. Menyampaikan maksud dan tujuan musyawarah diversi dan tata tertib musyawarah diversi. 3. Menjelaskan secara ringkas dakwaan yang diajukan ke pelaku Anak. 4. Menjadi pendengar bagi masing-masing pihak yang hadir. 5. Melakukan pertemuan terpisah kaukus 149 untuk mencari jalan keluar permasalahan. 6. Menuangkan hasil kesepakatan diversi dengan memperhatikan dan mengarahkan kesepakatan agar tidak bertentangan dengan hukum, agama, kepatutan masyarakat setempat, kesusilaan, atau memuat hal- hal yang tidak dapat dilaksanakan anak atau memuat etikad tidak baik. 148 Pasal 16 Peraturan Pemerintah No. 65 Tahun 2015 Tentang Pedoman Pelaksanaan Diversi Dan Penanganan Anak Yang Belum Berumur 12 Dua Belas Tahun 149 Kaukus adalah pertemuan terpisah antara fasilitator diversi dengan salah satu pihak yang diketahui oleh pihak lainnya lihat dalam: Pasal 1 ayat 3 Perrna No. 4 Tahun 2014 Universitas Sumatera Utara Penyidik membuat laporan dan berita acara proses diversi dan mengirimkan berkas perkara kepada penuntut umum serta melanjutkan proses peradilan pidana dalam hal proses musyawarah diversi tidak mencapai kesepakatan. 150 Dalam hal diversi mencapai kesepakatan, penyidik menyampaikan Surat Kesepakatan Diversi dan berita acara diversi kepada atasan langsung penyidik untuk dikirimkan kepada Ketua Pengadilan Negeri untuk memperoleh penetapan. 151 Ketua Pengadilan Negeri mengeluarkan penetapan dalam waktu paling lama 3 tiga hari. Penetapan disampaikan kepada penyidik dan pembimbing kemasyarakatan dalam jangka waktu paling lama 3 tiga hari sejak tanggal penetapan. 152 Penyidik meminta para pihak untuk melaksanakan kesepakatan diversi setelah menerima penetapan. Pengawasan dilakukan oleh atasan langsung penyidik terhadap pelaksanaan kesepakatan diversi. Pembimbing kemasyarakatan melakukan pendampingan, pembimbingan, dan pengawasan pelaksanaan kesepakatan diversi. 153 Penyidik menerbitkan surat ketetapan penghentian penyidikan yang sekaligus memuat penetapan status barang bukti sesuai dengan penetapan Ketua Pengadilan Negeri. Kemudian surat ketetapan penghentian penyidikan dikirimkan kepada Penuntut Umum beserta laporan proses Diversi dan berita acara 150 Pasal 17 Peraturan Pemerintah No. 65 Tahun 2015 Tentang Pedoman Pelaksanaan Diversi Dan Penanganan Anak Yang Belum Berumur 12 Dua Belas Tahun 151 Pasal 19 Peraturan Pemerintah No. 65 Tahun 2015 Tentang Pedoman Pelaksanaan Diversi Dan Penanganan Anak Yang Belum Berumur 12 Dua Belas Tahun 152 Pasal 20 Peraturan Pemerintah No. 65 Tahun 2015 Tentang Pedoman Pelaksanaan Diversi Dan Penanganan Anak Yang Belum Berumur 12 Dua Belas Tahun 153 Pasal 21 Peraturan Pemerintah No. 65 Tahun 2015 Tentang Pedoman Pelaksanaan Diversi Dan Penanganan Anak Yang Belum Berumur 12 Dua Belas Tahun Universitas Sumatera Utara pemeriksaan. 154 Pembimbing kemasyarakatan melaporkan secara tertulis kepada atasan langsung penyidik untuk ditindaklanjuti dalam proses peradilan pidana dalam hal kesepakatan diversi tidak dilaksanakan dalam jangka waktu yang telah ditentukan. Pasal 30 Peraturan Pemerintah ini menyebutkan bahwa ketentuan lebih lanjut mengenai prosedur pelaksanaan diversi di tingkat penyidikan diatur dengan Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia dan berlaku juga bagi lembagainstansi penegak hukum yang memiliki Penyidik atau Penyidik Pegawai Negeri Sipil. Beberapa keuntungan yang diperoleh jika diversi dilakukan pada tahap penyidikan oleh polisi, yaitu: 155 1. Kepolisian merupakan satu-satunya lembaga penegak hukum dalam sub sistem peradilan pidana yang mempunyai jaringan hingga tingkat kecamatan. Dengan demikian, secara struktural lembaga kepolisian merupakan satu-satunya lembaga penegak hukum yang paling dekat dan paling mudah dijangkau oleh masyarakat. Dengan potret kelembagaan yang demikian, kepolisian merupakan lembaga penegak hukum yang paling memungkinkan untuk memiliki jaringan sampai di tingkat yang paling bawah tingkat desa. 2. Secara kuantitas aparat kepolisian jauh lebih banyak dibandingkan dengan aparat penegak hukum yang lainnya, sekalipun juga disadari bahwa tidak setiap aparat kepolisian mempunyai komitmen untuk menangani tindak pidana yang dilakukan oleh anak, tetapi ketersediaan personil yang cukup 154 Pasal 24 Peraturan Pemerintah No. 65 Tahun 2015 Tentang Pedoman Pelaksanaan Diversi Dan Penanganan Anak Yang Belum Berumur 12 Dua Belas Tahun 155 Kusno Adi, Diversi Tindak Pidana Narkotika Anak, Op.cit, hal. 129 Universitas Sumatera Utara memadai juga akan sangat membantu proses penyelesaian tindak pidana yang dilakukan oleh anak. 3. Oleh karena lembaga kepolisian merupakan aparat penegak hukum pertama yang bergerak dalam proses peradilan pidana, maka diversi di tingkat kepolisian mempunyai makna memberikan jaminan kepada anak untuk sedini mungkin dihindarkan dari bersinggungan dengan proses peradilan pidana. Dengan demikian, dampak negatif akibat anak bersinggungan dengan aparat penegak hukum dapat diminimalisir. 4. Dengan pengalihan proses dari proses yustisial menuju proses non- yustisial di tingkat kepolisian, maka berarti juga akan menghindarkan anak dari kemungkinan anak menjadi korban kekerasan di tingkat penyidikan yang seringkali menjadi momok dalam proses peradilan. b. Tahap Penuntutan Penyidik menyerahkan tanggung jawab atas Anak dan barang bukti kepada penuntut umum dalam hal penyidikan sudah dianggap selesai. Penuntut umum menawarkan diversi kepada Anak danatau orang tuawali, korban atau Anak Korban danatau orang tuawali dalam jangka waktu 7 x 24 tujuh kali dua puluh empat jam sejak penyerahan tanggung jawab atas Anak dan barang bukti untuk penyelesaian perkara. Jika para pihak sepakat melakukan diversi, penuntut umum menentukan tanggal dimulainya musyawarah diversi. Penuntut umum wajib menyampaikan berita acara upaya diversi dan melimpahkan perkara ke pengadilan dalam hal para pihak tidak sepakat untuk melakukan diversi. 156 156 Pasal 32 Peraturan Pemerintah No. 65 Tahun 2015 Tentang Pedoman Pelaksanaan Diversi Dan Penanganan Anak Yang Belum Berumur 12 Dua Belas Tahun Universitas Sumatera Utara Proses diversi dilaksanakan dalam jangka waktu 30 tiga puluh hari dan dilakukan melalui musyawarah diversi. Musyawarah diversi melibatkan: penuntut umum, Anak dan orang tuawalinya, korban atau Anak Korban danatau orang tuawalinya, pembimbing kemasyarakatan, dan pekerja profesional. 157 Musyawarah diversi dipimpin oleh penuntut umum sebagai fasilitator dan Pembimbing Kemasyarakatan sebagai wakil fasilitator. Penuntut umum membuat laporan dan berita acara proses diversi serta melimpahkan perkara ke pengadilan dalam hal proses musyawarah diversi tidak mencapai kesepakatan. 158 Dalam hal diversi mencapai kesepakatan, penuntut umum menyampaikan Surat Kesepakatan Diversi dan berita acara diversi kepada atasan langsung penuntut umum agar mengirimkannya kepada Ketua Pengadilan Negeri untuk memperoleh penetapan. 159 Ketua Pengadilan Negeri mengeluarkan penetapan dalam waktu paling lama 3 tiga hari sejak tanggal kesepakatan diversi 160 dan berita acara diversi diterima. Penetapan disampaikan kepada penuntut umum dan pembimbing kemasyarakatan dalam jangka waktu paling lama 3 tiga hari sejak tanggal penetapan. 161 Penuntut umum meminta para pihak untuk melaksanakan kesepakatan diversi setelah menerima penetapan. Pengawasan dilakukan oleh atasan langsung 157 Pasal 33 Peraturan Pemerintah No. 65 Tahun 2015 Tentang Pedoman Pelaksanaan Diversi Dan Penanganan Anak Yang Belum Berumur 12 Dua Belas Tahun 158 Pasal 35 Peraturan Pemerintah No. 65 Tahun 2015 Tentang Pedoman Pelaksanaan Diversi Dan Penanganan Anak Yang Belum Berumur 12 Dua Belas Tahun 159 Pasal 37 Peraturan Pemerintah No. 65 Tahun 2015 Tentang Pedoman Pelaksanaan Diversi Dan Penanganan Anak Yang Belum Berumur 12 Dua Belas Tahun 160 Kesepakatan diversi adalah kesepakatan hasil proses musyawarah diversi yang dituangkan dalam bentuk dokumen dan ditandatangani oleh para pihak yang terlibat dalam musyawarah diversi lihat dalam: Pasal 1 ayat 5 Perma No. 4 Tahun 2014 161 Pasal 38 Peraturan Pemerintah No. 65 Tahun 2015 Tentang Pedoman Pelaksanaan Diversi Dan Penanganan Anak Yang Belum Berumur 12 Dua Belas Tahun Universitas Sumatera Utara penuntut umum terhadap pelaksanaan kesepakatan Diversi. Pembimbing kemasyarakatan melakukan pendampingan, pembimbingan, dan pengawasan pelaksanaan kesepakatan diversi. 162 Penuntut umum menerbitkan surat ketetapan penghentian penuntutan yang sekaligus memuat penetapan status barang bukti sesuai dengan penetapan Ketua Pengadilan Negeri. Kemudian surat ketetapan penghentian penuntutan dikirimkan kepada Ketua Pengadilan Negeri setempat beserta laporan proses diversi dan berita acara pemeriksaan. 163 Pembimbing kemasyarakatan melaporkan secara tertulis kepada atasan langsung Penuntut umum untuk ditindaklanjuti dalam proses peradilan pidana dalam hal kesepakatan diversi tidak dilaksanakan dalam jangka waktu yang telah ditentukan. Pasal 47 menyebutkan bahwa ketentuan lebih lanjut mengenai prosedur pelaksanaan diversi di tingkat penuntutan diatur dengan Peraturan Jaksa Agung Republik Indonesia. c. Tahap Pemeriksaan di Pengadilan Ketua Pengadilan menetapkan hakim untuk menangani perkara Anak paling lama 3 tiga hari sejak tanggal pelimpahan perkara diterima dari penuntut umum. Hakim menawarkan untuk menyelesaikan perkara melalui diversi kepada Anak danatau orang tuawali, korban atau Anak Korban danatau orang tuawali dalam jangka waktu 7 tujuh hari sejak tanggal Ketua Pengadilan Negeri menetapkan hakim. Jika para pihak sepakat melakukan diversi, hakim menentukan tanggal dimulainya musyawarah diversi. Hakim melanjutkan perkara 162 Pasal 39 Peraturan Pemerintah No. 65 Tahun 2015 Tentang Pedoman Pelaksanaan Diversi Dan Penanganan Anak Yang Belum Berumur 12 Dua Belas Tahun 163 Pasal 42 Peraturan Pemerintah No. 65 Tahun 2015 Tentang Pedoman Pelaksanaan Diversi Dan Penanganan Anak Yang Belum Berumur 12 Dua Belas Tahun Universitas Sumatera Utara ke tahap persidangan dalam hal para pihak tidak sepakat untuk melakukan diversi. 164 Proses diversi dilaksanakan dalam jangka waktu 30 tiga puluh hari dan dilakukan melalui musyawarah diversi. Musyawarah diversi melibatkan: hakim, Anak dan orang tuawalinya, korban atau Anak Korban danatau orang tuawalinya, pembimbing kemasyarakatan, dan pekerja profesional. 165 Musyawarah diversi dipimpin oleh hakim sebagai fasilitator dan pembimbing kemasyarakatan sebagai wakil fasilitator. Hakim membuat laporan dan berita acara proses diversi dan perkara Anak dilanjutkan ke tahap persidangan dalam hal proses musyawarah diversi tidak mencapai kesepakatan. 166 Dalam hal diversi mencapai kesepakatan, hakim menyampaikan Surat Kesepakatan Diversi dan berita acara diversi kepada Ketua Pengadilan Negeri. Ketua Pengadilan Negeri mengeluarkan penetapan kesepakatan diversi sekaligus menetapkan status barang bukti dalam waktu paling lama 3 tiga hari sejak tanggal kesepakatan diversi ditandatangani. Penetapan disampaikan kepada hakim, penuntut umum dan pembimbing kemasyarakatan dalam jangka waktu paling lama 3 tiga hari sejak tanggal penetapan. 167 Hakim meminta para pihak untuk melaksanakan kesepakatan diversi setelah menerima penetapan. Pengawasan dilakukan oleh Ketua Pengadilan Negeri terhadap pelaksanaan kesepakatan diversi. Pembimbing kemasyarakatan 164 Pasal 50 Peraturan Pemerintah No. 65 Tahun 2015 Tentang Pedoman Pelaksanaan Diversi Dan Penanganan Anak Yang Belum Berumur 12 Dua Belas Tahun 165 Pasal 51 Peraturan Pemerintah No. 65 Tahun 2015 Tentang Pedoman Pelaksanaan Diversi Dan Penanganan Anak Yang Belum Berumur 12 Dua Belas Tahun 166 Pasal 53 Peraturan Pemerintah No. 65 Tahun 2015 Tentang Pedoman Pelaksanaan Diversi Dan Penanganan Anak Yang Belum Berumur 12 Dua Belas Tahun 167 Pasal 55 Peraturan Pemerintah No. 65 Tahun 2015 Tentang Pedoman Pelaksanaan Diversi Dan Penanganan Anak Yang Belum Berumur 12 Dua Belas Tahun Universitas Sumatera Utara melakukan pendampingan, pembimbingan, dan pengawasan pelaksanaan kesepakatan Diversi. 168 Ketua Pengadilan Negeri memerintahkan hakim menerbitkan penetapan penghentian pemeriksaan perkara berdasarkan pelaksanaan kesepakatan diversi yang dilaporkan oleh pembimbing kemasyarakatan. Penetapan penghentian pemeriksaan perkara disampaikan pada penuntut umum dalam jangka waktu paling lama 3 tiga hari terhitung sejak tanggal penetapan penghentian pemeriksaan perkara. B. Proses Penanganan Anak Yang Belum Berumur 12 Dua Belas Tahun Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2015

1. Syarat dan Tata Cara Pengambilan Keputusan

Seorang anak yang menjadi pelaku kejahatan belum berumur 12 dua belas tahun, maka penyelesaian perkaranya dilakukan di tingkat penyidikan. Polisi penyidik membuat pertimbangan. 169 Seperti yang telah diatur dalam Peraturan Pemerintah ini: Anak yang belum berumur 12 dua belas tahun yang melakukan atau diduga melakukan tindak pidana, penyidik, pembimbing kemasyarakatan, dan pekerja sosial profesional mengambil keputusan untuk: 170 a. Menyerahkan kembali kepada orang tuawali; atau 168 Pasal 56 Peraturan Pemerintah No. 65 Tahun 2015 Tentang Pedoman Pelaksanaan Diversi Dan Penanganan Anak Yang Belum Berumur 12 Dua Belas Tahun 169 Hasil wawancara dengan Bapak Tumpanuli Marbun Hakim Pengadilan Negeri Medan tanggal 26 Januari 2016 170 Pasal 67 Peraturan Pemerintah No. 65 Tahun 2015 Tentang Pedoman Pelaksanaan Diversi Dan Penanganan Anak Yang Belum Berumur 12 Dua Belas Tahun Universitas Sumatera Utara b. Mengikutsertakannya dalam program pendidikan, pembinaan, dan pembimbingan di instansi pemerintah atau LPKS di instasi yang menangani bidang kesejahteraan sosial, baik di tingkat pusat maupun daerah dalam waktu paling lama 6 enam bulan. Keputusan diambil berdasarkan penelitian kemasyarakatan atas permintaan penyidik. 171 Pengambilan keputusan wajib memperhatikan: 172 a. Kepentingan terbaik bagi Anak; b. Kelangsungan hidup dan tumbuh kembang Anak; c. Hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh penyidik; d. Laporan penelitian kemasyarakatan yang dilakukan oleh pembimbing kemasyarakatan; dan e. Laporan sosial yang dilakukan oleh pekerja sosial profesional. Pasal 71 menyebutkan bahwa keputusan untuk menyerahkan kembali pada orang tuawali harus memenuhi persyaratan substantif sebagai berikut: a. Kesediaan orang tuawali untuk mendidik, merawat, membina, dan membimbing Anak yang dibuktikan dengan surat pernyataan dari orang tuawali; b. Kesediaan Anak untuk dikembalikan kepada orang tuawali yang dibuktikan dari hasil penelitian kemasyarakatan; c. Tidak ada ancaman dari korban yang dibuktikan dari hasil penelitian kemasyarakatan dan laporan sosial; dan 171 Pasal 68 Peraturan Pemerintah No. 65 Tahun 2015 Tentang Pedoman Pelaksanaan Diversi Dan Penanganan Anak Yang Belum Berumur 12 Dua Belas Tahun 172 Pasal 69 Peraturan Pemerintah No. 65 Tahun 2015 Tentang Pedoman Pelaksanaan Diversi Dan Penanganan Anak Yang Belum Berumur 12 Dua Belas Tahun Universitas Sumatera Utara d. Rekomendasi dari pembimbing kemasyarakatan yang dibuktikan dari hasil penelitian kemasyarakatan. Keputusan untuk mengikutsertakan dalam program pendidikan, pembinaan, dan pembimbingan harus memenuhi persyaratan substantif juga, yakni: rekomendasi pembimbing kemasyarakatan dan standarisasi lembaga pendidikan, pembinaan, dan pembimbingan. Anak yang belum berumur 12 dua belas tahun melakukan atau diduga melakukan tindak pidana, penyidik wajib memberitahukan orang tuawalinya dalam jangka waktu 1 x 24 satu kali dua puluh empat jam. Pemberitahuan juga disampaikan ke Bapas dan LPKS di wilayah tempat diduga dilakukannya tindak pidana. 173 Penyidik harus memastikan bahwa benar Anak belum berumur 12 dua belas tahun yang dibuktikan dengan akta kelahiransurat keterangan lahir atau dokumen resmi yang diterbitkan pejabat berwenang, apabila tidak ada maka penyidik dapat meminta keterangan pada ahli. Setelah dipastikan Anak belum berumur 12 dua belas tahun, penyidik melakukan koordinasi dengan pembimbing kemasyarakatan dan pekerja sosial profesional. 174 Penyidik, pembimbing kemasyarakatan dan pekerja sosial profesional harus melakukan rapat koordinasi yang difasilitasi oleh penyidik untuk mengambil keputusan terhadap perkara Anak. Pengambilan keputusan dilakukan dalam waktu paling lama 7 tujuh hari terhitung sejak tanggal dimulainya rapat 173 Pasal 73 Peraturan Pemerintah No. 65 Tahun 2015 Tentang Pedoman Pelaksanaan Diversi Dan Penanganan Anak Yang Belum Berumur 12 Dua Belas Tahun 174 Pasal 74 Peraturan Pemerintah No. 65 Tahun 2015 Tentang Pedoman Pelaksanaan Diversi Dan Penanganan Anak Yang Belum Berumur 12 Dua Belas Tahun Universitas Sumatera Utara koordinasi. Hasil pengambilan keputusan ditetapkan oleh atasan penyidik. 175 Keputusan disampaikan kepada Ketua Pengadilan Negeri setempat dalam jangka waktu paling lama 3 tiga hari sejak tanggal ditetapkan, untuk dimintakan penetapan. 176 Ketua Pengadilan Negeri membuat penetapan paling lama 3 tiga hari sejak diterimanya permintaan penetapan. 177

2. Program Pendidikan, Pembinaan, dan Pembimbingan

Anak yang belum berumur 12 dua belas tahun yang melakukan atau diduga melakukan tindak pidana diserahkan ke instansi pemerintah atau LPKS di instansi yang menangani bidang kesejahteraan sosial, baik tingkat pusat maupun daerah dan wajib diberikan pendidikan, pembinaan, dan pembimbingan. 178 Program pendidikan yang dilakukan oleh LPKS terdiri atas: 179 a. Pendidikan formal; b. Program kejar paket A; dan c. Pendidikan layanan khusus. Program pembinaan dilakukan dengan tujuan agar Anak tidak kembali melakukan tindak pidana serta mengubah sikap dan perilaku Anak, yang terdiri atas: 180 175 Pasal 77 Peraturan Pemerintah No. 65 Tahun 2015 Tentang Pedoman Pelaksanaan Diversi Dan Penanganan Anak Yang Belum Berumur 12 Dua Belas Tahun 176 Pasal 78 Peraturan Pemerintah No. 65 Tahun 2015 Tentang Pedoman Pelaksanaan Diversi Dan Penanganan Anak Yang Belum Berumur 12 Dua Belas Tahun 177 Pasal 79 Peraturan Pemerintah No. 65 Tahun 2015 Tentang Pedoman Pelaksanaan Diversi Dan Penanganan Anak Yang Belum Berumur 12 Dua Belas Tahun 178 Pasal 80 Peraturan Pemerintah No. 65 Tahun 2015 Tentang Pedoman Pelaksanaan Diversi Dan Penanganan Anak Yang Belum Berumur 12 Dua Belas Tahun 179 Pasal 81 Peraturan Pemerintah No. 65 Tahun 2015 Tentang Pedoman Pelaksanaan Diversi Dan Penanganan Anak Yang Belum Berumur 12 Dua Belas Tahun 180 Pasal 82 Peraturan Pemerintah No. 65 Tahun 2015 Tentang Pedoman Pelaksanaan Diversi Dan Penanganan Anak Yang Belum Berumur 12 Dua Belas Tahun Universitas Sumatera Utara a. Pembinaan keagamaan; b. Pembinaan intelektual dan perilaku; c. Pembinaan keterampilan; d. Pembinaan kemandirian; e. Pembinaan profesional; dan f. Pembinaan kesehatan jasmani dan rohani. Program pembimbingan dilakukan dengan tujuan memberikan keterampilan, terdiri atas: 181 a. Bimbingan keagamaan; b. Bimbingan intelektual dan perilaku; c. Bimbingan keterampilan; d. Bimbingan profesional; dan e. Bimbingan kesehatan jasmani dan rohani. Pendidikan, pembinaan dan pembimbingan harus disesuaikan dengan kebutuhan dan umur Anak. 182 Pimpinan LPKS harus menyampaikan laporan tertulis kepada Bapas mengenai perkembangan Anak selama mengikuti program pendidikan, pembinaan, dan pembimbingan LPKS dan disampaikan secara berkala setiap bulan. 183 181 Pasal 83 Peraturan Pemerintah No. 65 Tahun 2015 Tentang Pedoman Pelaksanaan Diversi Dan Penanganan Anak Yang Belum Berumur 12 Dua Belas Tahun 182 Pasal 84 Peraturan Pemerintah No. 65 Tahun 2015 Tentang Pedoman Pelaksanaan Diversi Dan Penanganan Anak Yang Belum Berumur 12 Dua Belas Tahun 183 Pasal 85 Peraturan Pemerintah No. 65 Tahun 2015 Tentang Pedoman Pelaksanaan Diversi Dan Penanganan Anak Yang Belum Berumur 12 Dua Belas Tahun Universitas Sumatera Utara C. Pelaksanaan Diversi Dalam Proses Peradilan Pidana Anak Studi di Pengadilan Negeri Medan Prinsip keadilan tetap dijunjung tinggi dalam penegakan hukum, tidak terkecuali saat penerapan prinsip-prinsip diversi dilaksanakan. Keadilan menempatkan kejujuran dan perlakuan yang sama terhadap semua orang. Petugas dituntut tidak membeda-bedakan orang dengan prinsip tindakan yang berubah dan berbeda. Pelaksanaan diversi bertujuan mewujudkan keadilan dan penegakan hukum secara benar dengan meminimalkan pemaksaan pidana. 184 Di Indonesia tujuan ide diversi yaitu; untuk menghindari penahanan; untuk menghindari cap jahatlabel sebagai penjahat; untuk meningkatkan keterampilan hidup bagi pelaku; agar pelaku bertanggung jawab atas perbuatannya; untuk mencegah pengulangan tindak pidana; untuk mengajukan intervensi yang diperlukan bagi korban dan pelaku tanpa harus melalui proses formal; program diversi akan menghindari anak mengikuti proses-proses sistem pengadilan. Langkah lanjut akan program ini akan menjauhkan anak-anak dari pengaruh- pengaruh dan implikasi negatif dari proses peradilan tersebut. 185

1. Prosedur Pelaksanaan Diversi di Pengadilan Negeri Medan

Pelaksanaan diversi di Pengadilan Negeri Medan sudah dilaksanakan sebagaimana mestinya dengan melibatkan orangtua Anak, orangtua korban, masyarakat, pekerja sosial sesuai dengan yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak dan Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2015 tentang Pedoman Pelaksanaan Diversi Dan 184 Marlina, Pengantar Konsep Diversi Dan Restorative Justice Dalam Hukum Pidana, Op.cit, hal. 15 185 Apong Herlina dkk, Perlindungan Terhadap Anak Yang Berhadapan Dengan Hukum Manual Pelatihan Untuk Polisi, POLRI-UNICEF, Jakarta, 2004, hal. 330 Universitas Sumatera Utara Penanganan Anak Yang Belum Berumur 12 Dua Belas Tahun. Sebelum lahir Peraturan Pemerintah ini pelaksanaan diversi di Pengadilan Negeri Medan mengacu pada Peraturan Mahkamah Agung Nomor 4 Tahun 2014 tentang Pedoman Pelaksanaan Diversi dalam Sistem Peradilan Pidana Anak. 186 Diversi yang dilakukan di Pengadilan Negeri Medan harus dilaksanakan oleh Hakim Anak. 187 Tujuan utama dilakukan diversi ialah memperoleh persetujuan dari pihak korban agar Anak pelaku tidak mengalami perampasan kemerdekaan karena dijatuhi penjara dan syarat terpenting dalam keberhasilan diversi adalah persetujuan korban danatau keluarga. Prosedur pelaksanaan diversi di Pengadilan diatur oleh Undang-Undang Sistem Peradilan Pidana Anak, yakni: 188 a. Ketua Pengadilan wajib menetapkan hakim atau majelis hakim untuk menangani perkara anak paling lama 3 tiga hari setelah menerima berkas perkara dari Penuntut Umum. b. Hakim wajib mengupayakan diversi paling lama 7 tujuh hari setelah ditetapkan oleh Ketua Pengadilan Negeri sebagai Hakim. c. Diversi sebagaimana dimaksud pada ayat di atas dilaksanakan paling lama 30 tiga puluh hari. d. Proses diversi dapat dilaksanakan di ruang mediasi Pengadilan Negeri. 186 Hasil wawancara dengan Bapak Tumpanuli Marbun Hakim Pengadilan Negeri Medan tanggal 26 Januari 2016 187 Hasil wawancara dengan Bapak Fauzul Hamdi Hakim Pengadilan Negeri Medan tanggal 25 Januari 2016 188 Pasal 52 Undang-Undang No.11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak Universitas Sumatera Utara e. Dalam hal proses diversi berhasil mencapai kesepakatan, hakim menyampaikan berita acara diversi beserta kesepakatan diversi kepada Ketua Pengadilan Negeri untuk dibuat Penetapan. f. Dalam hal diversi tidak berhasil dilaksanakan, perkara dilanjutkan ke tahap persidangan. Mekanisme yang menjadi pedoman pelaksanaan diversi di Pengadilan Negeri Medan adalah Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2015 tentang Pedoman Pelaksanaan Diversi Dan Penanganan Anak Yang Belum Berumur 12 Dua Belas Tahun di dalam BAB III mengenai tata cara dan koordinasi pelaksanaan diversi dimulai dari pasal 49 hingga pasal 66 Peraturan Pemerintah ini: Ketua Pengadilan menetapkan hakim untuk menangani perkara Anak paling lama 3 tiga hari sejak tanggal pelimpahan perkara diterima dari penuntut umum. Hakim menawarkan untuk menyelesaikan perkara melalui diversi kepada Anak danatau orang tuawali, korban atau Anak Korban danatau orang tuawali dalam jangka waktu 7 tujuh hari sejak tanggal Ketua Pengadilan Negeri menetapkan hakim. Jika para pihak sepakat melakukan diversi, hakim menentukan tanggal dimulainya musyawarah diversi. Hakim melanjutkan perkara ke tahap persidangan dalam hal para pihak tidak sepakat untuk melakukan diversi. Proses diversi dilaksanakan dalam jangka waktu 30 tiga puluh hari dan dilakukan melalui musyawarah diversi. Musyawarah diversi melibatkan: hakim, Anak dan orang tuawalinya, korban atau Anak Korban danatau orang tuawalinya, pembimbing kemasyarakatan, dan pekerja profesional. Musyawarah Universitas Sumatera Utara diversi dipimpin oleh hakim sebagai fasilitator dan pembimbing kemasyarakatan sebagai wakil fasilitator. Hakim membuat laporan dan berita acara proses diversi dan perkara Anak dilanjutkan ke tahap persidangan dalam hal proses musyawarah diversi tidak mencapai kesepakatan. Dalam hal diversi mencapai kesepakatan, hakim menyampaikan Surat Kesepakatan Diversi dan berita acara diversi kepada Ketua Pengadilan Negeri. Ketua Pengadilan Negeri mengeluarkan penetapan kesepakatan diversi sekaligus menetapkan status barang bukti dalam waktu paling lama 3 tiga hari sejak tanggal kesepakatan diversi ditandatangani. Penetapan disampaikan kepada hakim, penuntut umum dan pembimbing kemasyarakatan dalam jangka waktu paling lama 3 tiga hari sejak tanggal penetapan. Hakim meminta para pihak untuk melaksanakan kesepakatan diversi setelah menerima penetapan. Pengawasan dilakukan oleh Ketua Pengadilan Negeri terhadap pelaksanaan kesepakatan diversi. Pembimbing kemasyarakatan melakukan pendampingan, pembimbingan, dan pengawasan pelaksanaan kesepakatan Diversi. Ketua Pengadilan Negeri memerintahkan hakim menerbitkan penetapan penghentian pemeriksaan perkara berdasarkan pelaksanaan kesepakatan diversi yang dilaporkan oleh pembimbing kemasyarakatan. Penetapan penghentian pemeriksaan perkara disampaikan pada penuntut umum dalam jangka waktu paling lama 3 tiga hari terhitung sejak tanggal penetapan penghentian pemeriksaan perkara. Universitas Sumatera Utara Kesepakatan diversi sendiri diatur oleh Perma dengan tata cara sebagai berikut: 189 a. Musyawarah diversi dicatat dalam Berita Acara Diversi dan ditandatangani oleh Fasilitator Diversi dan PaniteraPanitera Pengganti. b. Kesepakatan diversi ditandatangani oleh para pihak dan dilaporkan kepada Ketua Pengadilan oleh Fasilitator Diversi. c. Ketua Pengadilan mengeluarkan Penetapan Kesepakatan Diversi sebagaimana dimaksud pada ayat di atas. d. Ketua Pengadilan dapat mengembalikan Kesepakatan Diversi untuk diperbaiki oleh Fasilitator Diversi apabila tidak memenuhi syarat sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 ayat 9 Perma ini, selambat- lambatnya dalam waktu tiga hari. e. Setelah menerima Penetapan dari Ketua Pengadilan, Hakim menerbitkan penetapan penghentian perkara. Sudah ada beberapa kesepakatan diversi yang pernah tercapai selama berlakunya Undang-Undang Sistem Peradilan Pidana Anak dan kesepakatan diversi yang berhasil serta Penetapan yang dikeluarkan oleh Ketua Pengadilan Negeri di Pengadilan Negeri Medan. 190 189 Pasal 6 Perma No. 4 Tahun 2014 tentang Pedoman Pelaksanaan Diversi Dalam Sistem Peradilan Pidana Anak 190 Hasil wawancara dengan Bapak Tumpanuli Marbun Hakim Pengadilan Negeri Medan tanggal 26 Januari 2016 Universitas Sumatera Utara

2. Hambatan Diversi di Pengadilan Negeri Medan

Hambatan yang dihadapi dalam pelaksanaan diversi di Pengadilan Negeri Medan diantaranya adalah: 191 a. Korban danatau keluarga korban tidak mau melaksanakan diversi Korban ada rasa untuk melakukan pembalasan dengan melanjutkan perkara sampai ke pengadilan. b. Aparat Penegak Hukum Aparat penegak hukum yang menangani proses diversi tidak ada keseriusan dalam menyelesaikan kasus melalui diversi, ketidaksabaran dalam memberikan pandangan mengenai efek yang dapat diterima oleh pelaku dan korban di dalam persidangan, dan beban kerja yang terlalu banyak. c. Pandangan Masyarakat Pandangan masyarakat bahwa pelaku tindak pidana harus dipenjara atau hukuman lain yang setimpal. d. Pelaku tidak memiliki kemampuan untuk memenuhi kesepakatan Bilamana pihak korban meminta ganti rugi sedangkan keluarga Anak pelaku tidak mampu untuk membayar ganti rugi.

3. Upaya Dalam Mengatasi Hambatan Pelaksanaan Diversi Di Pengadilan Negeri Medan

Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi hambatan diversi adalah sebagai berikut: 192 191 Hasil wawancara dengan Bapak Tumpanuli Marbun Hakim Pengadilan Negeri Medan tanggal 26 Januari 2016 Universitas Sumatera Utara a. Penyuluhan Kepada Masyarakat Pelaksanaan diversi dapat dilakukan dengan baik apabila masyarakat memahami apa maksud dari Diversi itu sendiri. Untuk itu pemerintah harus menunjukkan eksistensi diversi dengan memberikan penyuluhan kepada masyarakat terutama setiap kasus yang menyangkut anak baik sebagai pelaku maupun korban. b. Pengetahuan Masyarakat Pandangan masyarakat bahwa pelaku tindak pidana harus mendapat hukuman yang setimpal dapat dikatakan bersifat retributive justice, dimana suatu tindak pidana dituntut dengan menerapkan pembalsan. Pandangan inilah yang harus diubah, untuk itu perlulah sosialisasi kepada masyarakat bahwa dalam perkara anak dikenal istilah diversi dimana anak dapat didamaikan dengan keluarga korban atau pelaku dengan melaksanakan musyawarah melalui pendekatan keadilan restoratif restorative justice. c. Aparat Penegak Hukum Seorang aparat penegak hukum yang berpengalaman dibutuhkan dalam menangani diversi. Hakim yang melaksanakan diversi haruslah hakim anak yang telah mengikuti pelatihan secara khusus dan telah diberikan SK Surat Ketetapan khusus oleh Mahkamah Agung untuk menangani perkara anak yang ada di Pengadilan Negeri Medan. sertifikasi juga diperlukan untuk menentukan seorang aparat penegak 192 Hasil wawancara dengan Bapak Tumpanuli Marbun Hakim Pengadilan Negeri Medan tanggal 26 Januari 2016 Universitas Sumatera Utara hukum telah layak ditunjuk dalam penyelesaian penanganan anak yang berkonflik dengan hukum melalui proses diversi. Universitas Sumatera Utara 82

BAB IV KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Setiap tingkatan peradilan wajib melaksanakan proses diversi baik itu penyidikan, penuntutan, maupun pemeriksaan di pengadilan. Pengaturan diversi secara umum diatur dalam Undang-Undang No.11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak dan pengaturan diversi secara khusus diatur dalam peraturan pelaksana yaitu Peraturan Pemerintah No. 65 Tahun 2015 tentang Pedoman Pelaksanaan Diversi Dan Penanganan Anak Yang Belum Berumur 12 Dua Belas Tahun. 2. Pelaksanaan diversi di Pengadilan Negeri Medan sebelum lahirnya Peraturan Pemerintah No. 65 Tahun 2015 tentang Pedoman Pelaksanaan Diversi Dan Penanganan Anak Yang Belum Berumur 12 Dua Belas Tahun, mengacu pada Peraturan Mahkamah Agung No. 4 Tahun 2014 tentang Pedoman Pelaksanaan Diversi dalam Sistem Peradilan Pidana Anak. Dalam pelaksanaan diversi di Pengadilan Negeri Medan ditemukan beberapa hambatan dalam pelaksanaannya seperti Korban danatau keluarga korban tidak mau melaksanakan diversi, pandangan masyarakat bahwa pelaku tindak pidana harus dipenjara atau hukuman lain yang setimpal, bilamana pihak korban meminta ganti rugi sedangkan keluarga Anak pelaku tidak mampu untuk membayar ganti rugi. Dalam mengatasi hambatan tersebut Pengadilan Universitas Sumatera Utara Negeri Medan telah melakukan upaya-upaya untuk mengatasi hambatan tersebut antara lain melalui penyuluhan hukum kepada masyarakat dan mempersiapkan hakim yang berpengalaman dalam menangani diversi.

B. Saran