Mengelola Pemerintahan tanpa Intervensi dari Negara Lain

secara langsung mengganggu kedaulatan politik Indonesia. Oleh karena itu, gagasan bidang politik dalam Trisakti berbicara dalam konteks hubungan luar negeri Indonesia. Adapun gagasan tersebut dapat disimpulkan kedalam 2 poin yaitu:

A. Mengelola Pemerintahan tanpa Intervensi dari Negara Lain

Intervensi merupakan bentuk campur tangan pihak asing Negara maupun Lembaga Moneter Dunia terhadap suatu pemerintahan. Bentuk-bentuk intervensi tersebut menurut Soekarno adalah ketika Negara-negara maju mengarahkan pengambilan kebijakan dalam pemerintahan Negara-negara yang baru merdeka. Kondisi ini pada akhirnya menciptakan relasi patrimonialisme dan ketergantungan terhadap pihak diluar negara yang merupakan ciri khas dari nekolim. Oleh karena itu pandangan Soekarno yang menolak mengenai adanya intervensi merupakan konsistensinya dalam menolak praktik nekolim. Intervensionisme menyebabkan hubungan yang terjadi antar negara menjadi tidak seimbang ketika terjadi pemaksaan kepentingan nasional terhadap kepentingan nasional suatu negara lainnya 67 . Hal ini ditandai dengan munculnya komprador-komprador yang turut campur mengarahkan agenda negara sesuai dengan kepentingan asing. Penolakan terhadap intervensionisme kemudian diwujudkan dengan aktifnya Indonesia dalam menggagas kerjasama-kerjasama Internasional untuk 67 Peter Kasenda. Trisakti Soekarno. Op.Cit. Hal. 11. Universitas Sumatera Utara menggalang penolakan terhadap intervensionisme. Melalui Konferensi Asia Afrika KAA, Soekarno menggalang solidaritas bangsa-bangsa yang baru merdeka dan membantu bangsa-bangsa yang masih dijajah untuk memperjuangkan kemerdekaannya. Melalui gagasan politik non-blok tidak memihak ideologi kapitalisme blok kanan maupun ideologi komunisme blok kiri, Soekarno menghimpun kekuatan- kekuatan “Negara Dunia Ketiga” yang disebutnya “To Build the World Anew”. Penyelenggaraan Conference of the New Emerging Forces CONEFO, Soekarno bersama Negara-negara dunia ketiga melancarkan kritik terhadap PBB, karena secara terang-terangan membiarkan intervensionisme negara-negara seperti Inggris dan Amerika Serikat terhadap negara-negara dunia ketiga, dan mengusulkan penataan kembali kelembagaan internasional, demi mewujudkan suatu dunia baru yang jauh lebih berkeadilan dan berprikemanusiaan.

B. Menjalin Kerjasama dengan Antarnegara dalam Tataran Seimbang.