kedaulatan pangan b mewujudkan kedaulatan energi c mewujudkan kedaulatan keuangan d mendirikan bank petaninelayan dan umum
termasuk gedung dengan fasilitas pengolahan paska panen di tiap sentra produksi taninelayan e mewujudkan penguatan teknologi melalui
kebijakan penciptaan sistem inovasi nasional.
Jika dilihat relevansinya kedalam subpoin pembahasan, maka dapat dilihat perbedaan-perbedaan Nawacita dengan Trisakti yaitu:
a. Ketidakjelasan Reaksi Nawacita terhadap nekolim.
Didalam Nawacita yang membahas bidang ekonomi, tidak ditemukan sikap Indonesia dalam melihat posisi organisasi moneter internasional seperti IMF,
World Bank, Asian Development Bank, dan lainnya yang dicirikan Soekarno sebagai ancaman dari nekolim.
Lebih mengherankannya lagi, tidak satu pun statemen Jokowi-JK yang menggunakan kata “kapitalisme” yang mengindikasikan kecenderungan untuk
melihat ekonomi yang kapitalistik sebagai latar yang tidak dipertanyakan lagi. Problem
nya kemudian hanyalah “bagaimana bisa survive dan menang” dalam area permainan yang sudah ditentukan sebelumnya, entah oleh siapa.
85
Kejelasan sikap Nawacita terhadap lembaga moneter Internasional malah disinggung pada
penjabaran poin pertama pembahasan bidang politik, yakni: “...mengedepankan dan aktif dalam mendorong reformasi lembaga-
lembaga kerjasama multilateralisme regional dan global, termasuk penguatan PBB, aktif dalam Organisasi Konfrensi Islam OKI, dan
85
Hizkia Yosie Polimpung. “Perubahan Sistem Internasional pada Abad ke-21 dan Keberpihakan Politik
Luar Negeri „Poros Maritim‟” dalam Husein Coen Pontoh Ed.. Op.Cit. Hal. 87.
Universitas Sumatera Utara
mendorong reformasi lembaga-lembaga keuangan internasional Bretton Wood
khususnya World Bank dan International Monetary Fund...”.
86
Ketidaktegasan Nawacita di bidang ekonomi dalam mengambil sikap terhadap lembaga moneter dunia menjadi sebuah kontradiksi terhadap Trisakti
sebagai sebuah jalan ideologis yang dianut. Lembaga moneter dunia semacam World Bank, IMF, dan semacamnya seperti yang dikemukakan diatas secara tegas
mengusung sistem ekonomi pasar yang merupakan ciri khas dari kapitalisme. Bentuk-bentuk kerjasama yang dijalin dengan lembaga-lembaga tersebut tentunya
akan bertentangan dengan penerapan konsep Trisakti Soekarno yang mengedepankan penguatan peran negara dalam strategi dan kebijakan ekonomi.
b. Kedaulatan Pangan dan Land Reform