Kualitas Mikrobiologi Udara Ruangan Distribusi Keluhan Sick Building Syndrome SBS

Tabel 4.3 Hasil Pengukuran Kualitas Fisik Pencahayaan pada Ruangan Pegawai Badan Pengelola Keuangan Daerah Kota Medan di Gedung Walikota Medan tahun 2015 Lokasi Parameter Pencahayaan Hasil Lux Baku Mutu Lux Ket. Ruang Akuntansi Pencahayaan 65,4 Lux Min 100Lux Sesuai Ruang Anggaran Pencahayaan 66,8 Lux Min 100Lux Sesuai Ruang Sekretariat Pencahayaan 67,2 Lux Min 100Lux Sesuai Ruang Perbendaharaan Pencahayaan 77,4 Lux Min 100Lux Sesuai Berdasarkan tabel 4.3 diatas, didapatkan hasil pengujian kualitas fisik udara bahwa pencahayaan pada masing-masing ruangan kerja masih dibawah standart Nilai Ambang Batas NAB ynag telah ditentukan.

4.2.2. Kualitas Mikrobiologi Udara Ruangan

Pengukuran kualitas mikrobiologi udara ruangan dilakukan pada 4 ruangan kerja antara lain : Ruang Akuntansi Pelaporan, Ruang Anggaran, Ruang Sekretariat, dan Ruang Perbendaharaan di Gedung Kantor Walikota Medan tahun 2015. Tabel 4.4 Hasil Pengukuran Kualitas Mikrobiologi Udara pada Ruangan Pegawai Badan Pengelola Keuangan Daerah Kota Medan di Gedung Walikota Medan tahun 2015 Lokasi Parameter Bakteri Hasil CFUm 3 Baku Mutu CFUm 3 Ket. Ruang Akuntansi Bakteri 180 700 Sesuai Ruang Anggaran Bakteri 550 700 Sesuai Ruang Sekretariat Bakteri 240 700 Sesuai Ruang Perbendaharaan Bakteri 380 700 Sesuai Universitas Sumatera Utara Berdasarkan tabel 4.4 diatas, didapatkan hasil pengujian kualitas mikrobiologi udara pada masing-masing ruangan kerja bahwa jumlah koloni angka kuman bakteri masih sesuai atau dibawah Nilai Ambang Batas NAB yang telah ditentukan. Pada Ruang Anggaran didapatkan hasil uji lebih tinggi daripada ruang yang lainnya yaitu 550 CFUm 3 dan terendah pada Ruangan Akuntansi yaitu 180 CFUm 3 .

4.2.3. Karakteristik Responden

Karakteristik responden yang dinilai pada penelitian ini antara lain jenis kelamin, usia, kebiasaan merokok, dan lama bekerja dalam ruangan pada pegawai Badan Pengelola Keuangan Daerah Kota Medan di Gedung Walikota Medan tahun 2015. Tabel 4.5 Distribusi Karakteristik Pegawai Yang Bekerja Didalam Ruangan Ber-AC Berdasarkan Jenis Kelamin, Usia, Kebiasaan Merokok Dalam Ruangan, Lama Bekerja Per Hari di Gedung Walikota Medan Tahun 2015 No Karakteristik Pegawai Yang Bekerja Didalam Ruangan Ber-AC Jumlah Orang Persenta se

1. Jenis Kelamin

a. Laki-Laki 27 52,9 b. Perempuan 24 47,1 Total 51 100,0

2. Usia

a. 21 –30 tahun 10 19,6 b. 31 –40 tahun 20 39,2 c. 41-50 tahun 7 13,7 d. 51-60 tahun 14 27,5 Total 51 100,0 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.5 Lanjutan 3. Kebiasaan Merokok Dalam Ruangan a. Ya 16 31,4 b. Tidak 35 68,6 Total 51 100,0 Jumlah Batang Rokok Dihabiskan Dalam Sehari a. 3 batang 16 31,4 b. Tidak - 35 68,6 Total 51 100,0

4. Lama Bekerja Per Jam Dalam Sehari

a. 8 jam 51 100,0 b. 8 jam Total 51 100,0 Berdasarkan tabel 4.5 di atas, menunjukkan bahwa Pegawai Badan Pengelola Keuangan Daerah Kota Medan Tahun 2015 jenis kelamin yang terbanyak yaitu Laki-laki dengan jumlah 27 orang 52,9, usia yang paling banyak pada kelompok usia 31-40 tahun dengan jumlah 20 orang 39,2 dan usia yang terendah usia 41-50 tahun sebanyak 7 orang 13,7. Sedangkan pegawai yang memiliki kebiasaan merokok hanya 16 orang atau sekitar 31.,4 dan rata-rata mereka bisa menghabiskan lebih dari 3 batang rokok per hari nya. Dari jumlah tersebut, menunjukkan bahwa sebagian besar pegawai tidak memiliki kebiasaan merokok. Dan secara keseluruhan pegawai bekerja sesuai jam kerja yang berlaku yaitu 8 jam per hari 100. Universitas Sumatera Utara

4.2.3. Distribusi Keluhan Sick Building Syndrome SBS

Penelitian dilakukan pada 4 ruangan kerja pegawai Badan Pengelola Keuangan Daerah Kota Medan di Gedung Walikota medan untuk melihat adanya keluhan-keluhan Sick Building Syndrome SBS yang dirasakan. Responden tersebut akan diwawancarai, apabila salah satu gejala tersebut dirasakan sedikitnya 30 dari jumlah responden maka responden tersebut dinyatakan diduga suspect Sick Building Syndrome SBS. Kemudian kriteria SBS tersebut ditegakkan dengan persyaratan apabila responden yang merasakan keluhan- keluhan dengan persentase melebihi 30 tersebut menghilang ketika sudah keluar atau pulang meninggalkan ruangankantor, maka responden tersebut dinyatakan termasuk dalam kriteria responden dengan gejala Sick Building Syndrome SBS. Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Keluhan-keluhan SBS Berdasarkan Jumlah Responden yang Mengeluhkan diruangan Kantor Badan Pengelola Keuangan Daerah Kota Medan di Gedung Walikota Medan Tahun 2015 No Keluhan-keluhan Jumlah orang n Total Ya Tidak 1 Iritasi Mata 28 54,9 23 45,1 51 100,0 2 Iritasi Hidung 42 82,4 9 17,6 51 100,0 3 Iritasi Tenggorokan 29 56,9 22 43,1 51 100.0 4 Iritasi Kulit 16 31,4 35 68,6 51 100,0 5 Rasa Kekeringan Pada Bibir 20 39,2 31 60,8 51 100,0 6 Sakit Kepala 28 54,9 23 45,1 51 100,0 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.9 Lanjutan 7 Sulit Berkonsentrasi 18 35,3 33 64,7 51 100,0 8 Rasa Lelah 43 84,3 8 15,7 51 100,0 9 Batuk-batuk 22 43,1 29 56,9 51 100,0 10 PilekFlu 24 47,1 27 52,9 51 100,0 11 Sakit Telinga 12 Sesak Nafas 1 2,0 50 98,0 51 100,0 13 Mual dan Pusing- pusing 8 15,7 43 84,3 51 100,0 Ket : suspect SBS , 30 dari total responden Berdasarkan tabel 4.9 di atas, mengindikasi bahwa keluhan SBS yang dirasakan ada bervariasi. Hasil keluhan secara keseluruhan responden yang didapatkan menunjukkan bahwa gejala Sick Building Syndrome SBS yang paling banyak dikeluhkan adalah Rasa lelah sebanyak 43 orang 84,3, Iritasi Hidung sebanyak 42 orang 82,4, Iritasi Tenggorokan sebanyak 29 orang 56,9, Sakit Kepala sebanyak 28 orang 54,9, Iritasi Mata sebanyak 28 orang 54,95, FluPilek sebanyak 24 orang 47,1, Batuk-batuk sebanyak 22 orang 43,1, Rasa kekeringan pada Bibir sebanyak 20 orang 39,2, Sulit Berkonsentrasi sebanyak 18 orang 35,3, dan Iritasi Kulit sebanyak 16 orang 31,4. Sedangkan gejala yang paling sedikit dirasakan adalah MualPusing- pusing sebanyak 8 orang 15,7 dan Sesak Nafas sebanyak 1 orang 2,0, kemudian yang terakhir Sakit Telinga tidak dirasakan satu orang pun 0,0. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Keluhan-keluhan SBS Yang Masih Dirasakan Setelah Keluar Gedung Pada Pegawai Badan Pengelola Keuangan Daerah Kota Medan di Gedung Walikota Medan Tahun 2015 Kondisi Responden Jumlah orang Masih Merasakan 5 9,8 Sudah Tidak Merasakan 46 90,2 Jumlah 51 100,0 Berdasarkan tabel 4.10 diatas, didapat bahwa frekuensi responden berdasarkan keluhan-keluhan SBS yang masih dirasakan setelah keluar dari gedung Walikota Medan yaitu sebanyak 5 orang 9,8 yang masih merasakan keluhan SBS, sehingga responden ini tidak termasuk sebagai responden yang mengalami gejala Sick Building Syndrome SBS, dan sebanyak 46 orang 90,2 sudah tidak merasakan gejala-gejala SBS setelah keluar dari gedung, maka responden inilah yang termasuk ke dalam kriteria responden dengan gejala Sick Building Syndrome SBS. Tabel 4.11 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Keluhan Sick Building Syndrome Pada Pegawai Badan Pengelola Keuangan Daerah Kota Medan di Gedung Walikota Medan Tahun 2015 Keluhan SBS Jumlah orang Tidak Mengalami Gejala 11 21,6 Mengalami Gejala 40 78,4 Jumlah 51 100,0 Berdasarkan tabel 4.11 diatas, dapat terlihat bahwa terdapat 40 orang 78,4 mengalami gejala Sick Building Syndrome SBS sedangkan 11 orang 21,6 tidak mengalami gejala SBS. Angka responden yang mengalami gejala Universitas Sumatera Utara Sick Building Syndrome SBS ini terbilang tinggi karena jumlah responden yang mengalami SBS hampir dua kali lebih banyak dibandingkan dengan jumlah responden yang tidak mengalami gejala SBS. Tabel 4.12 Distribusi Frekuensi keluhan Sick Building Syndrome SBS Berdasarkan Ruangan Kerja Pegawai Badan Pengelola Keuangan Daerah Kota Medan di Gedung Walikota Medan Tahun 2015 Lokasi Gejala Fisik SBS Jumlah SBS n Non SBS n Ruangan Kerja Pegawai Badan Pengelola Keuangan Kota Medan Ruang Akuntansi 6 6 100,0 100,0 Ruang Anggaran 6 4 10 60.0 40,0 100,0 Ruang Sekretariat 8 4 12 66,7 33,3 100,0 Ruang Perbendaharaan 20 3 23 87,0 13,0 100,0 Berdasarkan tabel 4.12 diatas, didapatkan berdasarkan ruangan kerja pegawai bahwa gejala SBS terbanyak terdapat di Ruang Akuntansi yaitu sebanyak 6 kasus gejala 100 dari seluruh responden di ruangan tersebut dan di Ruang Perbendaharaan yaitu sebanyak 20 kasus gejala 87,0 dari 23 responden, lalu di Ruang Sekretariat yaitu yaitu 8 kasus gejala 66,7 dari 12 responden, kemudian di Ruang Anggaran yaitu sebanyak 6 kasus gejala 60 dari 10 responden. Universitas Sumatera Utara

BAB V PEMBAHASAN

5.1. Kualitas Fisik Udara Ruangan Berdasarkan hasil pengukuran suhu pada ruangan pegawai Badan Pengelola Keuangan Daerah Kota Medan dapat dilihat bahwa suhu udara didalam ruangan ber-AC yakni rata-rata suhu 27,5°C, hasil ini masih sesuai Nilai Ambang Batas NAB. Pada suhu udara yang panas dan lembab, makin tinggi kecepatan aliran udara akan makin membebani tenaga kerja. Pada tempat kerja dengan suhu udara yang panas maka akan menyebabkan proses pemerasan keringat. Beberapa hal buruk berkaitan dengan kondisi demikian dapat dialami oleh tenaga kerja. Suhu panas dapat mengurangi kelincahan, memperpanjang waktu reaksi dan waktu pengambilan keputusan, menggangu kecermatan kerja otak, menggangu koordinasi syaraf perasa dan motoris. Sedangkan suhu dingin mengurangi efisiensi dengan keluhan kaku atau kurangnya koordinasi otot Suma’mur, 1996. Menurut standart Baku Mutu sesuai KepMenKes N0. 1405MenKesSKXI2002 suhu yang dianggap nyaman untuk suasana bekerja di perkantoran adalah 18°C - 28°C. Berdasarkan hasil pengukuran kelembaban udara pada ruangan pegawai Badan Pengelola Keuangan Daerah Kota Medan dapat dilihat bahwa rata-rata kelembaban udara yakni 63, hasil ini menunjukkan bahwa 4 ruangan kerja tidak Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Hubungan Jumlah Koloni Bakteri Patogen Udara Dalam Ruang dan Faktor Demografi terhadap Kejadian Gejala Fisik Sick Building Syndrome (SBS) pada Responden Penelitian di Gedung X Tahun 2013

1 18 175

Analisis Determinan Keluhan Sick Building Syndrome (SBS) Pada Pekerja Gedung PT Pelita Air Service Tahun 2016

14 66 165

Hubungan antara Kualitas Fisik dan Mikrobiologi Udara dengan Keluhan Sick Building Syndrome pada Unit Cutting dan Sewing PT. Sai Apparel Industries Semarang Tahun 2016 - UDiNus Repository

1 5 15

Analisa Kualitas Fisik Dan Mikrobiologi Udara Ruangan Ber-AC Dan Keluhan Sick Building Syndrome Pada Pegawai Badan Pengelola Keuangan Daerah Kota Medan Di Gedung Walikota Medan Tahun 2015

0 0 2

Analisa Kualitas Fisik Dan Mikrobiologi Udara Ruangan Ber-AC Dan Keluhan Sick Building Syndrome Pada Pegawai Badan Pengelola Keuangan Daerah Kota Medan Di Gedung Walikota Medan Tahun 2015

0 0 7

Analisa Kualitas Fisik Dan Mikrobiologi Udara Ruangan Ber-AC Dan Keluhan Sick Building Syndrome Pada Pegawai Badan Pengelola Keuangan Daerah Kota Medan Di Gedung Walikota Medan Tahun 2015

0 0 43

Analisa Kualitas Fisik Dan Mikrobiologi Udara Ruangan Ber-AC Dan Keluhan Sick Building Syndrome Pada Pegawai Badan Pengelola Keuangan Daerah Kota Medan Di Gedung Walikota Medan Tahun 2015

0 0 4

Analisa Kualitas Fisik Dan Mikrobiologi Udara Ruangan Ber-AC Dan Keluhan Sick Building Syndrome Pada Pegawai Badan Pengelola Keuangan Daerah Kota Medan Di Gedung Walikota Medan Tahun 2015

0 0 41

ANALISA KUALITAS FISIK DAN MIKROBIOLOGI UDARA RUANGAN BER-AC DAN KELUHAN SICK BUILDING SYNDROME PADA PEGAWAI BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAERAH KOTA MEDAN DI GEDUNG WALIKOTA MEDAN TAHUN 2015

0 0 12

PENGARUH KUALITAS UDARA RUANGAN BER – AC DI RSUD SIDOARJO TERHADAP GANGGUAN KESEHATAN SICK BUILDING SYNDROME Repository - UNAIR REPOSITORY

0 0 196