Kesimpulan Tinjauan Hukum Tentang Hambatan Dalam Pelaksanaan Pembayaran Klaim Asuransi Jiwa (Studi pada PT. AIA Cabang Medan)

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Tata cara pengajuan dan pembayaran premi pada asuransi jiwa PT. AIA Cabang Medan a. Melengkasi berkas-berkas secara lengkap sesuai dengan syarat perusahaan asuransi jiwa khususnya perusahaan AIA, berkas surat tersebut kirim melalui pos ke pusat AIA di Jakarta dan menunggu tujuh hari mengetahui diterimanya permohonan pengajuan asuransi b. Mengisi data-data calon nasabah asuransi di aplikasi data AIA, dikirim Melalui IPOS melaui Software Update, pemberitahuan langsung diterimanya atau ada tidak, dan tanda tangan elektronik sehingga tidak perlu lagi proses pencetakan dokumen kertas. Dilakukan otomasilangsung di potong melalui nomor rekening sesuai harga premi yang ditetapkan berdasarkan cara pembayaran secara bulanan, triwulan, semester atau tahunan. 2. Pelaksanaan pembayaran klaim manfaat asuransi UP yang dikirim melalui nomor rekening sesuai yang tertera didalam polis. Pembayaran pertanggungan ada dua macam : a. Jika pertanggungan masih hidup, maka diperlukan syarat-syarat yaitu menunjukan polis yang bersangkutan, surat keterangan pengenal diri dari pemegang polis, kuitansi yang sah dari pembayaran premi yang terakhir. 115 Universitas Sumatera Utara b. Jika tertanggung meninggal dunia, maka diperlukan syarat-syarat yaitu ahli waris atau orang yang ditujuk untuk menerima faedah asuransi, menunjukan polis yang bersangkutan, surat keterangan kematian dari pamong raja atau kantor camat, surat keterangan sebab-sebab kematian dari dokter yang memeriksa jenazah tertanggung, kuitansi yang sah dari pembayaran premi yang terakhir. 3. Segala upaya yang menjamin adanya kepastian hukum untuk memberikan perlindungan kepada pemegang polis yaitu: a. Perlindungan Hukum bagi Pemegang Polis Asuransi menurut KUH Perdata Pasal 1320 yang mengatur tentang syarat sahnya perjanjian, Pasal 1267 kewajiban penanggung, Pasal 1318 hak ahli waris dari pemegang polis, Pasal 1338 asas asuransi, dan Pasal 1342 mengenai menafsirkan perjanjian. b. Perlindungan Hukum bagi Pemegang Polis Asuransi menurut KUHDagang Pasal 254 melarang para pihak dalam perjanjian, Pasal 257 dan Pasal 258, dan Pasal 260 dan 261 mengatur asuransi ditutup dengan perantaraan makelar atau agen. c. Perlindungan Hukum bagi Pemegang Polis Asuransi menurut Peraturan Perundang-Undangan Lain Keputusan Presiden Republik Indonesia No.40 Tahun 1980 tentang usaha di bidang asuransi kerugian, Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 1249KMK.0131988 tentang ketentuan dan tata cara pelaksanaan usaha di bidang asuransi kerugian, dan Keputusan Menteri Keuangan Universitas Sumatera Utara Republik Indonesia No. 1250KMK.0131988 tentang usaha asuransi jiwa. d. Perlindungan Hukum bagi Pemegang Polis Asuransi menurut UU No. 40 Tahun 2014 Pasal 1 ayat 1 perjanjian antara dua pihak memiliki kedudukan yang setara. e. Perlindungan Hukum bagi Pemegang Polis Asuransi menurut UU Perlindungan Konsumen No.8 Tahun 1999 Pasal 4 dan 5 hak dan kewajiban pemegang polis, Pasal 6 dan 7 hak dan kewajiban perusahaan asuransi. 4. Adanya tiga hambatan dalam pembayaran klaim asuransi jiwa PT. AIA Cabang Medan a. Kesalahan pihak nasabah, yaitu tidak memberikan jawaban yang benar dan jujur data kesehatan sesuai dengan nama penyakit, bulantahun menderita pada pengisian surat pengajuan asuransi jiwa SPAJ b. Kesalahan pihak agen perusahaan asuransi yaitu menyalahgunakan premi, tidak bertanggung jawab memberikan informasi dan saran mengenai manfaat produk asuransi dan informasi palsu tentang nasabah kepada perusahaan asuransi. c. Perusahaan asuransi yang tidak jujur, yaitu seharusnya perusahaan asuransi jiwa perlu memberikan penerangan-penerangan dan penjelasan-penjelasan yang sejujur-jujurnya kepada calon peserta secara intesif dan terarah tentang maksud dan tujuan serta kegunaan dari asuransi jiwa. Universitas Sumatera Utara

B. Saran