C.  Jenis – Jenis Asuransi
Kitab Undang-Undang Hukum Dagang di dalam pasal 247-nya menyebutkan tentang 5 lima macam asuransi, ialah :
1. Asuransi terhadap kebakaran
2. Asuransi  terhadap  bahaya  yang  mengancam  hasil  pertanian  yang  belum
dipanen 3.
Asuransi  terhadap  kematian  orang  asuransi  jiwa  jiwa  satu  orang  atau lebih
4. Asuransi terhadap bahaya di laut dan perbudakan
5. Asuarsni terhadap bahaya dalam pengangkutan di darat dan di sungai dan
perairan pedalaman Buku I KUHD mengatur tentang jenis asuransi pertama, nomor dua dan tiga,
sedangkan jenis asuransi yang keempat dan kelima diatur dalam Buku II KUHD.
72
Menurut  Undang-undang  Nomor  40  Tahun  2014  tentang  perasuransian  tidak dijelaskan  secara  jelas  mengenai  jenis-jenis  asuransi  tapi  dapat  terlihat  bahwa
lebih menekankan pada asuransi umum, asuransi jiwa, dan asuransi umum syariah tercantum dalam Pasal 5 ayat 1 adalah ruang lingkup usaha asuransi umum dan
usaha  asuransi  jiwa  sebagaimana  dimaksud  dalam  pasal  2  ayat  1  dan  ayat  2 serta  usaha  asuransi  umum  syariah  dan  usaha  asuransi  jiwa  asuransi  syariah
sebagaimana dimaksud dalam Pasal  ayat 1 dan ayat 2 dapat diperlukan sesuai dengan kebutuhan masayarakat.
1. Pasal 2 ayat 1a yaitu usaha asuransi umum termasuk lini usaha asuransi
kesehatan dan lini aursansi kecelakaan diri.
72
Prakoso, Djoko dan Murtika, I Ketut, 2004, Op. Cit., hal  54.
Universitas Sumatera Utara
2. Pasal  2  ayat  2  yaitu  Perusahaan  asuransi  jiwa  hanya  dapat
diselenggarakan usaha asuransi jiwa termasuk lini usaha anuitas, lini usaha asuransi kesehatan, dan lini usaha asuransi kecelakaan diri.
3. Pasal 3 ayat 1a yaitu usaha asuransi syariah termasuk lini usaha asuransi
kesehatan  berdasarkan  prinsip  syariah  dan  lini  usaha  asuransi  kecelakaan diri berdasarkan prinsip syariah.
Dalam perkembangan industri perasuransian akhir-akhir ini, telah lahir sistim asuransi  syariah  baik  dalam  asuransi  umum  mamupun  asuransi  jiwa  dan
kesehatan
73
Prinsip-prinsip Asuransi Syariah: a.
Dibangun atas dasar kerjasama tawun. b.
Asuransi  syariat  tidak  bersifat  mu‟awadhoh,  tetapi  tabbarru  atau mudhorobah.
c. Sumbangan  tabbarru  sama  dengan  hibah  pemberiah  oleh  karena  itu
haram  hukumnya  ditarik  kembali.  Kalau  terjadi  peristiwa,  maka diselesaikan menurut syariat.
d. Setiap  anggota  yang  menyetor  uangnya  menurut  jumlah  yang  telah
ditentukan  harus  disertai  anggota  yang  menyetor  uangnya  menegakkan prinsip ukhuwah.
e. Apabila uang itu akan dikembangkan maka harus dijalakan menurut aturan
syar‟i. f.
Tidak dibenarkan seseorang menyetorkan sejumlah kecil uangnya dengan tujuan  supaya  ia  mendapat  imbalan  yang  berlipat  bila  terkena  suatu
73
Wawancara Asuransi
Syariah oleh
Joko Tri
Haryanto dalam
http:ahliasuransi.comwp-contentuploads2014083.-Jenis-Jenis-Asuransi.pdf diakses
pada tanggal 24 September 2014.
Universitas Sumatera Utara
musibah.  Akan  tetapi  ia  diberi  uang  jamaah  sebagai  atas  kerugian  itu menurut ijin yang diberikan oleh jamaah.
Perbedaan Asuransi Syariah dan Konvesional: a.
Prinsip akad asuransi syariah adalah takafuli tolong menolong. Dimana nasabah  yang  satu  menolong  nasabah  yang  lain  yang  tengah  mengalami
kesulitan. Sedangkan akan asuransi konvesional bersifat tadabuli jual beli antara nasabah dengan perusahaan
b. Dana  yang  terkumpul  dari  nasabah  perusahaan  asuransi  syariah  premi
diinvestasikan  berdasarkan  syariah  dengan  bagi  hasil  mudharabah. Sedangkan  pada  asuransi  konvesional  investasi  dana  dilakukan  pada
sembaranga sektor dengan simtem bunga. c.
Premi  yang  terkumpul  ndiperlakukan  tetap  sebagai  dana  milik  nasabah. Perusahaan  hanya  sebagai  pemegang  amnah  untuk  mengelolahnya,
Sedangkan  pada  asuransi  konvesional  premi  milik  menjadi  milik perusahaan  dan  perusahaanlah  yang  memiliki  toritas  penuh  untuk
menetapkan kebijaksanaan pengelolahan dana tersebut. d.
Bila ada peserta yang terkena musibah untuk pembayaran klaim nasabah dana  diambil  alihkan  dari  rekening  tabbarru  dana  sosial  seluruh  peserta
yang  sudah  diikhlaskan  untuk  keperluan  tolong  menolong.  Sedangkan dalam  asuransi  konvesional  dan  pembayaran  klaim  ambil  dari  rekening
milik perusahaan. Namun  menurut  beberapa  sarjana  dan  berdasarkan  peraturan  undang-undang
yang ada, maka asuransi dibagi atas beberapa kelompok yaitu: 1.
Jenis asuransi berdasarkan Golongan:
Universitas Sumatera Utara
a. Penggolongan berdasarkan yuridis, yaitu:
a Asuransi kerugian Schadeverzekering yaitu suatu perjanjian asuransi
yang  berisi  ketentuan  bahwa  penanggung  mengikatkan  dirinya  untuk melakukan  prestasi  berupa  memberikan  ganti  kerugian  kepada
tertanggung seimbang dengan kerugian  yang diderita oleh pihak  yang disebut  terakhir.  Dalam  menentukan  ganti  kerugian  berlaku  prinsip
indemnitas,serta  berlaku  ketentuan  tentang  subrogasi  Pasal  284 KUHD.Termasuk  golongan  asuransi  kerugian  adalah  semua  jenis
asuransi  yang  kepentingan  dapat  dinilai  dengan  uang,  misalnya: asuransi  pencurian  Theft  Insurance,  asuransi  pembongkaran
Burglary  Insurance, asuransi  perampokan  Robbery  Insurance,
asuransi  kebakaran  Fire  Insurance,  dan  asuransi  terhadap  bahaya yang mengancam hasil pertanian Crop Insurance
74
b Asuransi Jumlah Sommenverzekering yaitu suatu perjanjian asuransi
berisi  ketentuan  bahwa  penanggung  terkait  untuk  melakukan  prestasi berupa  pembayaran  sejumlah  uang  yang  besarnya  sudah  ditentukan
sebelumnya.  Beberapa  cirri  asuransi  jumlah  antara  lain  tidak  dapat dinilai  dengan  uang,  sejumlah  uang  yang  akan  dibayarkan  oleh
penanggung  telah  ditentukan  sebelumnya,  menyangkut  manusia,  baik jiwanya  mapun  keselamatan  dan  kesehatannya.  Misalnya  asuransi
jumlah  adalah  asuransji  jiwa,  asuransi  sakit  apabila  prestasi penangung sudah ditentukan sebelumnya, asuransi kecelakaan.
75
74
Man Suparman Sastrawidjaja, 1997, Op. Cit.,  hal 83.
75
Man Suparman Sastrawidjaja, 1997, Op. Cit.,  hal 85.
Universitas Sumatera Utara
b. Penggolongan  berdasarkan  kriteria  ada  tidaknya  kehendak  bebas  para
pihak: a
Asuransi  Sukarela  Voluntary  insurance  yaitu  suatu  perjanjian asuransi  yang  terjadinya  didasarkan  kehendak  bebas  dari  pihak-pihak
yang mengadakannya. Hal itu berati bahwa timbulnya perjanjian tidak ada  paksaan  dari  luar.  Oleh  sebab  itu,  asas  kebebasan  berkontrak
Pasal  1338  ayat  1  KUHPerdata.  Misalnya  Asuransi  kebakaran, asuransi  jiwa,  asuransi  atas  bahaya  laut,  asuransi  terhadap  bahaya
dalam pengangkutan di darat, sungai dan perairan darat.
76
b Asuransi  Wajib  Compulsory  Insurance  yaitu  suatu  asuransi  yang
terbentuk  diharuskan  oleh  suatu  perundang-undangan,  terdapat  sanki apabila  asuransi  tersebut  tidak  dilakukan.  Sebagai  contoh  dana
Pertanggungan  Wajib  Kecelakaan  Penumpang  Kendaraan  Umum Undang-undang  No.33  tahun  1964  jo  PP  No.17  Tahun  1965,  Dana
Kecelakaan  lalu  Lintas  Jalan  Undang-undang  No.34  tahun  1964  PP No.18  Tahun  1965.  Demikian  pula  Jaminan  Sosial  Tenaga  Kerja
Undang-undang No.3 Tahun 1992.
77
c. Penggolongan berdasarkan tujuan:
a Asuransi  Komersial  Commercial  Insurance  yaitu  asuransi  diadakan
sebagai  suatu  bisnis,  sehingga  tujuan  utama  adalah  memperoleh keuntungan.  Misalnya  besarnya  premi,  besarnya  ganti  kerugian
didasarkan perhitungan ekonomis.
78
76
Man Suparman Sastrawidjaja, 1997, Op. Cit., hal 86.
77
Man Suparman Sastrawidjaja, 1997, Op. Cit., hal 86.
78
Man Suparman Sastrawidjaja,1997, Op. Cit., hal 87.
Universitas Sumatera Utara
b Asuransi  Sosial  Sosial  Insurance  yaitu  diselenggarakan  dengan
tujuan  memperoleh  keuntungan,  tetapi  bermaksud  memberikan jaminan  sosial  sosial  security  kepada  masyarakat  atau  sekelompok
masyarakat. d.
Penggolongan berdasarkan sifat dari penangung yaitu: a
Asuransi  Premi  Premiverzekering  yaitu  suatu  perjanjian  asuransi antara  penanggung  dan  masing-masing  tertanggung  dan  anatar
tetanggung  yang  satu  dengan  yang  lain  tidak  ada  hubungan  hukum. Dalam  perjanjian  asuransi  ini,  tertanggung  mempunyai  kewajiban
untuk membayar premi kepada penanggung.
79
b Asuransi  saling  menanggung  Onderlingeverzekering  yaitu  suatu
perjanjian  asuransi  terdapat  suatu  perkumpulan  yang  terdiri  dari  para tertanggung  sebagai  anggota.  Jadi  bentuknya  perkumpulan  tersebut
para  anggota  terdapat  suatu  hubungan  hukum  dan  mempunyai  tujuan yang sama.
80
e. Penggolongan berdasarkan objeknya yaitu:
a Asuransi  harta  yaitu  asuransi  yang  menutup  resiko  atas  kehilangan
atau kerusakan harta benda dan kepentingan lain yang pada umumnya dapat dinilai dengan uang.
b Asuransi tanggung jawab hukum, yaitu asuransi yang menjamin resiko
yang berasal dari tuntutan  yang timbul karena kelalaian atu kesalahan yang menimbulkan kerugian kepada pihak lain.
79
Man Suparman Sastrawidjaja, 1997, Op. Cit., hal 88.
80
Man Suparman Sastrawidjaja, 1997, Op. Cit., hal 88.
Universitas Sumatera Utara
c Asuransi  jiwa,  yaitu  asuransi  yang  dikaitkan  dengan  hidup  matinya
seseorang,  baik  untuk  jaminan  kelangsungan  pendapatan  maupun untuk  tujuan investasi, baik  bagi  diri tertanggung maupun  pihak  yang
ditunjuk atau penerima manfaat. f.
Penggolongan berdasarkan masa berlaku perjanjian yaitu: a
Asuransi  waktu,  yaitu  asuransi  yang  masa  berlakunya  ditentukan berdasarkan  pada  suatu  jangka  waktu  tertentu,  misalnya  untuk  masa
tahun  dai  tanggal  tertentu  atau  selama  masa  konstruksi  atau  kontrak berlangsung.
b Asuransi perjalanan, yaitu asuransinya yang menanggung resiko sejak
dimulainya sampai berakhirnya suatu perjalanan, misalnya sejak kapal berangkat  dari  pelabuhan  asal  sampai  tiba  dipelabuhan  tujuan  atau
sejenak meninggalkan satu lokasi menuju lokasi lain 2.
Jenis  asuransi  berdasarkan  jenis  Asuransi  menurut  CII  The  Chartered Insurance Institute terdiri dari :
a. Asuransi hak milik property insurance, misalnya asuransi kendaraan
bermotor,  asuransi  rangka  kapal,  asuransi  kebakaran,  asuransi  rangka pesawat terbang, dan lain-lain.
b. Asuransi tanggung gugat liability insurance, misalnya asuransi THJ
tau  TPL  kenderaan  bermotor.  Yang  menjadi  resikonya  penanggung adalah  kewajiban  tertanggung  terhadap  pihak  ketiga  yang  dirugikan
oleh tertanggung. c.
Asuransi mengenai orang-orang insurance of persons, mencakup :
Universitas Sumatera Utara
1 Asuransi kecelakaan diri dan asuransi sakit personal accident and
sickness 2
Asuransi jiwa biasa ordinary life insurance 3
Asuransi rakyat industrial life insurance 3.
Jenis asuransi berdasarkan Para ahli a.
Tulisan para sarjana Nederland, seperti Wry 1984, Burg 1973 dapat disimpulkan bahwa asuransi dibagi menjadi dua golongan, yaitu:
1 Asuransi Kerugian Schadeverzekering
2 Asuransi Jumlah Sommenverzekering
81
b. Tulisan  para  sarjana  Anglo  Saxon  seperti  Magee  dan  Bickelhaupt
1964:30,  Vaughan  dan  Elliot  1978:47  pada  umumnya  asuransi digolongkan menjadi:
1 Asuransi sosial Sosial Insurance;
2 Asuransi sukarela atau asuransi pribadi Voluntary Insurance atau
privae insurance
82
c. Menurut  Emmy  Pangaribuan  Simajuntak  1980:38  dibidang  pratik
asuransi di indonesia dikenal penggolongan besar asuransi, yaitu:
83
1 Asuransi Jiwa Life Insurance
2 Asuransi Pengangkutan Marine Insurance
3 Asuransi Kebakaran Fire Insurance
4 Asuransi  Varia  yaitu  semua  jenis  asuransi  yang  tidak  dapat
dimasukan sebagai asuransi jiwa, asuransi kebakaran, dan asuransi pengangkutan laut.
81
Man Suparman Sastrawidjaja, 1997, Op. Cit., hal 80.
82
Man Suparman Sastrawidjaja, 1997, Op. Cit., hal 81.
83
Man Suparman Sastrawidjaja, 1997, Op. Cit., hal 82.
Universitas Sumatera Utara
BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang