Saran Pengertian, Sejarah, Fungsi, Tujuan dan Manfaat Asuransi

B. Saran

1. Diharapkan setiap perusahaan asuransi memberikan inovasi dan informasi layanan terbaik dalam hal orisinalitas produklayanan kepada nasabah untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan dengan kualitas dan efektifitas layanan secara efisiensi dan fleksibilitas baik tatacara pengajuan asuransi dan pembayaran premi. Khususnya Asuransi AIA tetap memberikan dan mengembangkan inovasi tanda tangan elektronik e-sign sehingga tidak perlu lagi proses pencetakan dan pengiriman dokumen kertas 2. Diharapkan agar perusahaan asuransi bertanggung jawab, komitmen tinggi, berperilaku jujur, bersih, transparan dalam syarat-syarat dalam hal proses pembayaran klaim kepada pihak kliennasabahtertanggung akan membantu adanya kerugian yang terjadi. 3. Diharapkan peranan pemerintahaan membuat peraturan perundang- undangan mampu memberikan perlindungan hukum terhadap pemegang polis agar perkembangan perusahaan asuransi di Indonesia, sehingga kedua belah pihak hak dan kewajibannya terlindungi oleh hukum. 4. Diharapkan tiga pihak yaitu pihak nasabah, pihak agen asuransi, pihak perusahaan asuransi harus saling bertanggung jawab atas hak dan kewajiban yang tertera di dalam polis baik perjanjian tertulis amaupun tidak tertulis berdasarkan asas-asas asuransi untuk menciptakan kerja sama yang kuat, jujur, dan bersih sehingga tidak ada satu pihak pun saling rugi Universitas Sumatera Utara BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG ASURANSI

A. Pengertian, Sejarah, Fungsi, Tujuan dan Manfaat Asuransi

Asuransi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah pertanggungan yang didalamnya terdapat perjanjian antara dua pihak yaitu pihak yang berkewajiban untuk membayar iuran dan pihak lain yang berkewajiban memberikan jaminan sepenuhnya kepada pembayar iuran apabila terjadi sesuatu yang menimpa pihak pertama atau barang miliknya sesuai dengan perjanjian yang dibuat atau dengan kata lain pengertian asuransi adalah uang yang dibayarkan oleh perusahaan asuransi yang memberi pertanggungan kepada nasabah sesudah terjadi kecelakaan itu yang besarannya biasanya sepuluh juta rupiah. 16 Definisi asuransi bisa diberikan dari berbagai sudut pandang, yaitu sudut pandang ekonomi, hukum, bisnis, sosial, ataupun berdasarkan matematika itu berarti bisa lima definisi asuransi. 17 Dalam pandangan ekonomi, asuransi merupakan suatu metode untuk mengurangi risiko dengan jalan memindahkan dan mengkombinasikan ketidakpastian akan adanya kerugian keuangan finansial. Jadi, berdasarkan konsep ekonomi, asuransi berkenaan dengan pemindahan dan mengkombinasikan risiko. Dalam pandangan hukum, asuransi merupakan suatu kontrak perjanjian pertanggungan resiko antara tertanggung dengan penanggung. Penanggung berjanji akan membayar kerugian yang disebabkan resiko yang dipertanggungkan 16 Tim Penyusun Pusat Kamus, Kamus Besar Bahasa IndonesiaKBBI edisi ketiga, Balai Pustaka, 2005. 17 Herman Darmawi, Manajemen Asuransi, Bumi Aksara, Jakarta,2004, hal 3-4. 14 Universitas Sumatera Utara kepada tertanggung, sedangkan tertanggung membayarkan premi secara priodik kepada penanggung. Jadi, tertanggung mempertukarkan kerugian besar yang mungkin terjadi dengan pembayaran tertentu yang relatif kecil. Menurut pandangan bisnis, asuransi adalah sebuah perusahaan yang utamanya menerimamenjual jasa, pemindahaan resiko dari pihak lain, dan memperoleh keuntungan dengan berbagai risiko sharing of risk di antara seju`mlah besar nasabahnya. Selain itu, asuransi juga merupakan lembaga keuangan bukan bank, yang kegiatannya menghimpun dana berupa premi dari masyarakat yang kemudian menginvestasikan dana itu dalam berbagai kegiatan ekonomi perusahan. Pandangan sosial, asuransi didefinisikan sebagai organisasi sosial yang menerima pemindahaan resiko dan mengumpulkan dana dari angota-anggotanya guna membayar kerugian yang mungkin terjadi kepada masing-masing anggota tersebut. Karena kerugian tidak pasti akan terjadi pada setia anggota, maka anggota yang tidak pernah mengalami kerugian dari sudut pandangan sosial merpakan penyumbang terhadap organisasi. Hal tersebut berarti kergian setiap anggota dipikul bersama. Pandangan matematika, asuransi merupakan aplikasi matematika dalam memperhitung biaya dan faedah pertanggungan resiko. Hukum probabilitas dan teknik statistik dipergunakan untuk mencapai hasil yang dapat diramalkan. Menurut Wirjono Prodjodikoro asuransi adalah suatu persetujuan di mana pihak yang menjamin berjanji kepada pihak yang dijamin, untuk menerima sejumlah uang sebagai pengganti kerugian, yang mungkin diderita oleh yang dijamin, karena akibat dari suatu peristiwa yang belum jelas. Universitas Sumatera Utara Menurut Mark R. Green Asuransi adalah suatu lembaga ekonomi yang bertujuan mengurangi risiko, dengan jalan mengkombinasikan dalam suatu pengelolaan sejumlah obyek yang cukup besar jumlahnya, sehingga kerugian tersebut secara menyeluruh dapat diramalkan dalam batas-batas tertentu. Menurut C.Arthur William Jr dan Richard M. Heins, mendefinisikan asuransi berdasarkan dua sudut pandang, yaitu: Asuransi adalah suatu pengaman terhadap kerugian finansial yang dilakukan oleh seorang penanggung dan Asuransi adalah suatu persetujuan dengan mana dua atau lebih oarang tua badan mengumpulkan dana untuk menanggulangi kerugian finansial. 18 Beberapa pengertian asuransi yang berdasarkan atau menurut undang-undang: a. Menurut Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 Menurut ketentuan Pasal 1 angka 1 Dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004, tentang perasuransian. Dalam Pasal 1 ayat 1 Asuransi merupakan perjanjian diantara dua pihak, yaitu perusahaan asuransi dengan pemegang polis, yang menjadi dasar atau acuan bagi penerimaan premi oleh perusahaan asuransi dengan imbalan untuk : 1. memberikan penggantian kepada tertanggung atau pemegang polis karena kerugian yang dideritanya, kerusakan, biaya yang timbul, kehilangan keuntungan maupun tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin diderita tertaggung pemegang polis karena terjadinya suatu peristiwa yang tidak pasti tersebut; atau 2. memberikan pembayaran dengan acuan pada meninggalnya tertanggung atau pembayaran yang didasarkan pada hidup si tertanggung dengan 18 Silondae, Arus Akbar dan B.Iiyas, Wirawan, Pokok-Pokok Hukum Bisnis, Salemba Empat , Jakarta, 2011, hal 133. Universitas Sumatera Utara manfaat yang besarnya telah ditetapkan dan atau didasarkan pada hasil pengelolaan dana. 19 b. Menurut Kitab Undang-Undang Hukum Dagang KUHD KUHD Pasal 246 tentang Usaha Perasuransian, bahwa asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian, dengan mana seorang penanggung mengikatkan diri kepada seorang tertanggung, dengan menerima suatu premi, untuk memberikan penggantian kepadanya karena suat kerugikan, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, yang mungkin akan dideritanya karena peristiwa yang tak tertentu. 20 Dari pengertian Pasal 246 KUHDagang dapat disimpulkan 3 tiga unsur dalam asuransi adalah: 1. Pihak tertanggung atau Verzekering yang mempunyai kewajiban membayar uang premi kepada pihak penanggung, sekaligus atau dengan berangsur-angsur. 2. Pihak penanggung mempunyai kewajiban untuk membayar sejumlah uang penggaanti kerugian atau schadevergoeding kepada pihak tertanggung, sekaligus atau secara berangsur-angsur apabila maksud unsur ke-3 berhasil. 3. Suatu kejadian peristiwa yang semula belum jelas akan terjadi onzeker voorvaal 21 Ruang lingkup pengaturan dalam KUHD tersebut diatas terlihat sangat sempit sekali. Ruang lingkup perlindungan asuransi yang diatur dalam Pasal 246 KUHD meliputi1 kerugian, 2 kerusakan dan 3 kehilangan keuntungan. 22 Ketiga lingkup produk perlindungan tersebut digolongkan kepada asuransi kerugian, yaitu golongan asuransi pada umumnya mempunyai objek yang bersifat materil. Pada hal kita tahu banyak sekali resiko dalam kaitannya dengan kehidupan dan 19 Pemerintahan Republik Indonesia, Undang-undang Nomor 40 tahun 2014 tentang Perasuransian, Lembaran Negara Nomor 337 Tahun 2014. 20 Tuti Rastuti, 2011, Op. Cit., hal 3. 21 Irawan, Bagus, 2007, Op Cit., hal 102. 22 Tuti Rastuti, 2011, Op. Cit., hal 32. Universitas Sumatera Utara perkembangannya tidak hanya pada tiga jenis pokok yang ditentukan dalam KUHD. 23 Memperhatikan ruang lingkup perlindungan yang diatur dalam KUHD Pasal 246 dapat dinyatakan hanya mengatur asuransi kerugian, tidak mengatur asuransi sejumlah uang misalnya asuransi jiwa. Selanjutnya asuransi jiwa disebutkan dalam Pasal 247 KUHD menyatakan bahwa Pertanggungan- pertanggungan itu antara lain dapat mengenai, bahaya kebakaran, bahaya yang mengancam hasil – hasil pertanian yang belum dipanen, jiwa satu beberapa orang, bahaya laut dan pembudakan,bahaya yang mengancam pengangkutan di daratan, sungai – sungai dan perairan darat. 24 Berdasarkan definisi dapat diuraikan unsur-unsur asuransi atau pertanggungan sebagai berikut: 1. Pihak-pihak yaitu penanggung dan tertanggung yang mengadakan perjanjian asuransi memiliki pendukung kewajiban dan hak. Penanggung wajib memikul resiko yang dialihkan kepadanya dan berhak memperoleh pembayaran premi, sedangkan tertanggung wajib membayar premi dan berhak memperoleh penggantian jika timbul kerugian. 2. Status pihak-pihak yaitu penanggung berstatus perusahaan badan hukum berbentuk Perseroaan Terbatas PT atau koperasi. Tertanggung berstatus sebagai pemilik atau pihak berkepentingan atas harta yang diasuransikan. 3. Objek asuransi yaitu berupa benda, hak dan kepentingan yang melekat pada benda dan sejumlah uang disebut premi atau ganti kerugian. 4. Peristiwa asuransi yaitu perbuatan hukum lergal act berupa persetujuan atau kesepakataan bebas antara penanggung dan tertanggung mengenai objek asuransi, peristiwa tidak pasti evenemen yang mengancam benda asuransi, dan syarat-syarat yang berlaku dalam asuransi. 5. Hubungan asuransi yaitu keterikatan legally bound yang timbul karena persetujuan atau kesepakatan bebas. Keterikatan tersebut berupa kesediaan secara sukarela dari penanggung dan tertanggung untuk memenuhi kewajiban dan hak masing-masing terhadap satu sama lain secara timbal balik 25 23 Tuti Rastuti, 2011, Op. Cit., hal 4. 24 Tuti Rastuti, 2011, Op Cit., hal 33. 25 Abdulkadir Muhammad, Hukum Asuransi Indonesia, Citra Aditya, Bandung, 2006. hal 8- 9. Universitas Sumatera Utara Sejarah lahirnya asuransi dapat dibagi beberapa periode: a. Zaman Kebesaran Yunani Pada zaman kebesaran Yunani di bawah kekuasaan Alexander The Great 356 –323 BC seorang pembantunya yang bernama Antimenes memerlukan sangat banyak uang guna membiayai pemerintahannya pada waktu itu. Untuk mendapatkan uang tersebut Antimenes mengumumkan kepada para pemilik budak belian supaya mendaftarkan budak – budaknya dan membayar sejumlah uang tiap tahun kepada Antimenes. Sebagai imbalannya, Antimenes menjanjikan kepada mereka jika ada budak yang melarikan diri, maka dia akan memerintahkan supaya budak itu ditangkap, atau jika tidak dapat ditangkap, dibayar dengan sejumlah uang sebagai gantinya. 26 Menurut Mr.H.J. Scheltema dalam bukunya “verzekeringsrecht” halaman 3 diceritakan oleh Aristoteles, pada zaman Yunani dibawah pemerintahan Iskandar Zulkarnain Alexander yang Agung 356-323 SM ada seorang Menteri Keuangan bernama Antimenes yang pada saat itu mengalami kesulitan keuangan. Pada saat itu ada sekumpulan budak belian dibawah pengawasan tentara, mereka itu kepunyaan beberapa orang kaya di Yunani. Menteri keuangan Antimenes tersebut mengusulkan kepada para pemilik budak belian tersebut agar mereka mendaftarkan budak – budak miliknya dan membayarkan sejumlah uang setiap tahunnya kepada Antimenes dengan suatu perjanjian apabila ada diantara budak yang sudah didaftarkan tersebut melarikan diri, Antimenes akan menangkap budak tersebut atau membayarkan sejumlah uang kepada si pemilik budak seharga jual beli dari budak tersebut. Ternyata dengan idenya tersebut Antimenes 26 Muhammad Abdulkadir, Hukum Asuransi Indonesia, Citra Aditya, Bandung, 2006, hal 1. Universitas Sumatera Utara mendapatkan sejumlah besar uang seperti uang premi dalam asuransi pada masa kini dan yang lebih penting dia mendapatkan uang yang ia butuhkan pada waktu itu. Namun demikian dia juga memikul risiko bahwa dikemudian hari ia mungkin harus membayar sejumlah uang seharga jual beli budak kepada pemilik budak apabila ada diantara budak itu yang melarikan diri. Perjanjian yang terjadi antara Antimenes dengan para pemilik budak belian ini pada pokoknya sama dengan perjanjian asuransi atau pertanggungan. 27 Selanjutnya, Scheltema menjelaskan bahwa zaman Yunani banyak juga orang yang meminjamkan sejumlah uang kepada Pemerintah Kota-praja dengan janji bahwa pemilik uang tersebut diberi bunga setiap bulan sampai wafatnya bahkan setelah wafat diberi bantuan biaya penguburan. 28 Jadi, perjanjian ini mirip dengan asuransi jiwa. Bedanya hanya pada pembayaran premi dan santunan. Pada asuransi jiwa, tertanggung yang membayar premi setiap bulan, bila terjadi kematian atau asuransi jiowa berakhir tanpa kematian, tertanggung memeperoleh pembayaran dari penanggung. Pada pijaman Pemerintah Kotapraja, pemerintah membayar bunga setiap bulan kepada pemilik uang serta biaya penguburan bila pemilik uang meninggal dunia. Perjanjian ini terus berkembang pada zaman Romawi sampai kira-kira tahun ke 10 SM. Pada waktu itu dibentuk semacam perkumpulan collegium. Setiao anggota perkumpulan harus membiayai uang pangkal dan iuran bulanan. Apabila ada anggota perkumpulan yang pindah ke tempat lain, perkumpulan memberikan bantuan biaya perjalanan. Apabila ada 27 Prakoso, Djoko dan Murtika, I Ketut, Hukum Asuransi Indonesia, Rineka Cipta, Cetakan ke-5, Jakarta, 2004 , hal 48-49. 28 Muhammad Abdulkadir. 2006. Op. Cit., hal 2. Universitas Sumatera Utara anggota perkumpulan yang mengadakan upcara tertentu, perkumpulan memberikan bantuan biaya upacara. 29 Mr.Scheltema menceritakan lagi, bahwa kota-praja di Yunani pada waktu itu mendapat uang yang dibutuhkan dengan jalan meminjam sejumlah uang, misalnya 3.600 drachmen dengan janji kepada si tukang uang itu, ia akan diberi bunga sebesar 30 drachmen setiap bulan sampai dengan wafatnya. Sedangkan pada waktu wafatnya itu diberi 150 drachmen untuk biaya menguburan jenazah si wafat. Ini agak mirip dengan asuransi jiwa. 30 b. Zaman Kebesaran Kerajaan Romawi Dari zaman ini Mr.Scheltema menyebutkan beberapa buku yang menulis tentang sejarah Romawi, antara lain buku yang ditulis oleh Cicero dan Livius 106-43 tahun sebelum permulaan tahun Masehi dan Livius 59 tahun sebelum sampai 10 tahun sesudah permulaan tahun Masehi. didalam buku-bukunya dapat ditemui hal-hal yang menggambarkan mengenai perjanjian yang mengandung unsur-unsur asuransi ganti kerugian, walaupun tidak dapat dikatakan sama dengan perjanjian asuransi. 31 Sebaliknya, Mr. Scheltema melihat berbagai perjanjian yang memiliki banyak persamaan dengan asuransi sejumlah uang. sommen- verzekering . Disebutkan oleh beliau adanya suatu perkumpulan collegium yang dinamakan collegium cultorum Dianae et Antinoi, dalam perkumpulan ini para anggotanya membayarkan sejumlah uang pangkal sebesar 100 sesterti dan uang iuran sebesar 5 asses setiap bulannya, dan ketika para anggota perkumpulan 29 Muhammad Abdulkadir. 2006. Op. Cit., hal 2. 30 Prakoso, Djoko dan Murtika, I Ketut, 2004, Op. Cit, hal 49. 31 ibid. Universitas Sumatera Utara ini meninggal dunia maka ahli warisnya akan mendapatkan sejumlah uang sebesar 300 sesteri untuk biaya penguburannya. 32 Ada juga perkumpulan yang anggotanya para tentara yang disebut collegium lambaesis, didalam perkumpulan ini para anggotanya juga diwajibkan untuk membayar sejumlah uang pangkal dan uang iuran setiap bulannya, yang besarnya ditentukan. Apabila suatu saat salah seorang anggotanya mengalami kenaikan pangkat maka ia akan mendapatkan sejumlah uang sejumlah 500 dinar yang dimaksudkan untuk berpesta merayakan kenaikan pangkatnya.Apabila seseorang dalam ketentaraan dipindahkan kelain tempat, maka kepadanya diberi uang sejumlah 500 dinar ditambah dengan 200 dinar untuk biaya pengangkutan ketempat baru. Apabila seseorang anggota meninggal dunia, maka kepadanya para ahli waris diberi uang sebesar 500 dinar. 33 Kedua perkumpulan tadi mirip sekali dengan suatu asuransi jiwa secara saling menjamin onderlingne levensverzekering. c. Zaman Abad Pertengahan Peristiwa – peristiwa hukum yang telah diuraikan di atas terus berkembang pada abad pertengahan. Di Inggris sekelompok orang yang mempunyai profesi sejenis membentuk 1 satu perkumpulan yang disebut gilde. Perkumpulan ini mengurus kepentingan anggota – anggotanya dengan janji apabila ada anggota yang kebakaran rumah, gilde akan memberikan sejumlah uang yang diambil dari dana gilde yang terkumpul dari anggota – anggota. Perjanjian ini banyak terjadi pada abad ke – 9 dan mirip dengan asuransi kebakaran. Bentuk perjanjian seperti ini lebih lanjut berkembang di Denmark, Jerman, dan negara – negara Eropa 32 Prakoso, Djoko dan Murtika, I Ketut 2004, Op. Cit, hal 50. 33 Prakoso, Djoko dan Murtika, I Ketut 2004, Op. Cit, hal 50. Universitas Sumatera Utara lainnya sampai pada abad ke – 12. Pada abad ke – 13 dan abad ke – 14 perdagangan melalui laut mulai berkembang pesat. Akan tetapi, tidak sedikit bahaya yang mengancam dalam perjalanan perdagangan melalui laut. Keadaan ini mulai tepikir oleh para pedagang waktu itu untuk mencari upaya yang dapat mengatasi kemungkinan kerugian yang timbul melalui laut. Inilah titik awal perkembangan asuransi kerugian laut. 34 Untuk kepentingan perjalanan melalui laut, pemilik kapal meminjamkan sejumlah uang dari pemilik uang dengan bunga tertentu, sedangkan kapal dan barang muatannya dijadikan jaminan. Akan tetapi, apabila kapal dan barang muatannya tiba dengan selamat di tempat tujuan, uang yang dipinjam itu dikembalikan ditambah dengan bunganya. Ini disebut bodemerij. Dengan ketentuan, apabila kapal dan barang muatannya rusak atau tenggelam, uang dan bunganya tidak usah dibayar kembali. Dengan demikian, dapat dipahami bahwa bunga yang dibayar itu seolah-olah berfungsi sebagai premi, sedangkan pemilik uang berfungsi sebagai pihak yang menanggung resiko kehilangan uang dalam hal terjadi bahaya yang menimbulkan kerugian. Jadi, uang hilang itu dianggap seolah – olah sebagai ganti kerugian kepada pemiliki kapal dan barang muatannya. 35 Dalam perjanjian peminjaman uang itu, pemberi pinjaman tidak perlu memberikan sejumlah uang lebih dahulu kepada pemilik kapal dan barang muatannya, tetapi setelah benar – benar terjadi bahaya yang menimpa kapal dan barang muatannya, barulah dapat diberikan sejumlah uang. Namun, pada permulaan berlayar pemilik kapal dan barang muatannya perlu menyetor sejumlah uang kepada pemberi pinjaman sebagai pihak yang menanggung. Dengan 34 Abdulkadir Muhammad. 2006, Op. Cit., hal 3. 35 Abdulkadir Muhammad. 2006. Op. Cit., hal 3. Universitas Sumatera Utara ketentuan apabila tidak terjadi peristiwa yang merugikan, maka uang yang sudah disetor itu menjadi hak pemberi pinjaman. Jadi, fungsi uang setoran tersebut mirip dengan premi asuransi. 36 Demikian pemulaan perkembangan asuransi kerugian pada pengangkutan laut. Asuransi ini berkembang pesat terutama di negara-negara pantai coastal countries seperti Inggris, Prancis, Belanda, Jerman, Denmark, dan lain-lain. d. Zaman Sesudah Abad Pertengahan Sesudah abad pertengahan, bidang asuransi laut dan asuransi kebakaran mengalami perkembangan yang sangat pesat terutama di Negara-negara Eropa Barat, seperti di Inggris pada abad ke-17, kemudian di Perancis pada abad ke-18, dan terus ke negeri Belanda. 37 Perkembangan pesat asuransi laut di Negara-negara tersebut dapat dimaklumi karena Negara-negara tersebut banyak berlayar melalui laut dari dan ke Negara-negara seberang laut overseas countries terutama daerah-daerah jajahan mereka. Pada waktu pembentukan Code de Commerce Perancis awal abad ke-19, asuransi laut dimasukkan dalam kodifikasi. Pada waktu pembentukan Wetboek van Koophandel Nederland, di samping asuransi laut dimasukkan juga asuransi kebakaran, asuransi hasil panen, dan asuransi jiwa. Sementara di Inggris, asuransi laut diatur secara khusus dalam Undang-Undang Asuransi Laut Marine Insurance Act yang dibentuk pada tahun 1906. Berdasarkan asas konkordansi, Wetboek van Koophandel Nederland diberlakukan pula di Hindia Belanda melalui Staatsblad Nomor 23 Tahun 1847. 38 36 Abdulkadir Muhammad. 2006. Op. Cit., hal 3. 37 Prakoso, Djoko dan Murtika, I Ketut 2004, Op. Cit., hal 52. 38 Abdulkadir Muhammad. 2006. Iop.Cit., hal 4. Universitas Sumatera Utara e. Zaman Kodifikasi Perancis Kodifikasi hukum perdata dan hukum dagang yang dilakukan Kaisar Napoleon dimuat dalam Kitab Code Civil KUHPER dan Code De Commerce KUHD. Pada abad ke 19, Code De Commerce hanya memuat pasal Asuransi Laut. Dalam rancangan undang-undang yang diadakan di negeri Belanda untuk kitab hukum dagang juga termuat peraturan tentang asuransi laut. Baru dalam rancangan undang-undang terakhir yang kemudian menjadi undang-undang yaitu kitab undang-undang hukum perniagaan wetboek van koophandel dalam tahun 1838 termuat peraturan-peraturan mengenai asuransi kebakaran, asuransi hasil bumi dan asuransi jiwa. 39 Perkembangan ilmu dan teknologi yang pesat pada abad ke 20 berdampak positif pada perkembangan usaha bidang perasuransian. Kegiatan usaha tidak hanya bidang asuransi, tetapi juga bidang penunjang asuransi. Pembangunan bidang prasarana transportasi sampai daerah pelosok mendorong perkembangan sarana transportasi darat, laut dan udara serta mebningkatkan mobilitas penumpang dari suatu daerah ke daerah bahkan negara lain. Ancaman bahaya lalu lintas juga makin meningkat. Keadaan ini mendorong perkembangan perusahan asuransi kerugian dan asuransi jiwa serta asuransi sosial social security insurance. 40 Hal ini mendorong perkembangan asuransi kredit, asuransi kebakaran, dan asuransi tenaga kerja. Perkembangan di bidang teknologi satelit komunikasi juga memerlukan perlindungan dari ancaman kegagalan peluncuran dan berfungsi satelit. Sehingga perlu di asuransikan. Hal ini pernah terjadi ketika 39 Prakoso, Djoko dan Murtika, I Ketut 2004, Op. Cit., hal 52. 40 Muhammad Abdulkadir. 2006. Op. Cit ., hal 4-5. Universitas Sumatera Utara Indonesia meluncurkan satelit Palapa B2 yang gagal masuk garis orbit. Karena kegagalan tersebut dapat diganti dari perusahaan asuransi yang bersangkutan. f. Zaman Kemerdekaan Pada awalnya kegiatan asuransi terbatas untuk melindungi kepentingan Belanda, Inggris, da bangsa Eropa lainnya yang melakukan perdagangan dan usaha perkebunan di Indonesia, terutama untuk asuransi pengangkutan dan kebakaran. Selama masa penjajahan Jepang, industri tidak berkembang. Setelah Perang Dunia kedua usai, perusahaan-perusahaan asuransi Belanda dan Inggris kembali beroperasi di Indonesia dengan mendirikan suatu badan yang bernama Bataviasche Verzekerings Unie BVU yang merupakan suatu usaha asuransi kolektif. 41 Setelah kemerdekaan RI, pemerintah melakukan nasionalisasi atas sejumlah perusahaan asuransi termasuk NV Assurantie Maatshappij De Nederland dan Bloom Vander EE milik Belanda yang didirikan tahun 1845 yang diubah menjadi Umum Internasional Underwriters UIU dan perusahaan asuransi inggris yang diganti nama menjadi Bendasraya. Pada tahun 1972 UIU dan Bendasraya digabung menjadi asuransi jasa indonesia. Untuk sector asuransi jiwa, pemerintah melakukan nasionalisasi atas perusahaan asuransi jiwa yang berdiri pada tahun 1859 dengan nama Nederlandsche indische Leverzekring en Lijvrente Maatschappij NILLMIJ. Dalam upaya peningkatan retensi asuransi dalam negeri, pada tahun 1953 berdirilah suatu perusahaan reasuransi professional swasta, Maskapai Reasuransi Indonesia Marein yang disusul oleh pendirian 41 Junaedy Ganie, Hukum Asuransi Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta, 2013, hal 35 Universitas Sumatera Utara PT.Reasuransi Umum Indonesia IndoRe yang merupakan perusahan reasuransi milik pemerintah. 42 Pencapaian penting lainnya dalam tonggak sejarah asuransi Indonesia sejak kemerdekaan RI antara lain adalah terlaksananya Kongres Asuransi Nasional Seluruh Indonesia KANSI pertama pada tanggal 25-30 November 1956 di Bogor. Kongres tersebut antara lain melahirkan kesepakataan pendirian Dewan Asuransi Indonesia selanjutnya disebut DAI pada 1 Febuari 1957. Pada tahun 2002, DAI berubah-ubah namanya menjadi Federasi Asosiasi Perasuransian Indonesia FAPI hingga saat ini menjadi Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia AAJI. 43 Sebelum menjadi organisasi independen, industri asuransi jiwa tergabung dalam Dewan Asuransi Indonesia DAI yang merupakan wadah tunggal bagi semua perusahaan asuransi umum, jiwa, sosial, dan reasuransi di seluruh Indonesia. Akhirnya, bertepatan dengan penyelenggaraan kongres tahunan DAI ke-10 pada 23 Januari 2002, dideklarasikanlah Asosasi Asuransi Jiwa Indonesia AAJI, sebagai induk organisasi bagi industry asuransi jiwa yang beroperasi di Indonesia. 44 Sehubungan dengan telah diterbitkan dan disahkannya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 20l4 tentang Perasuransian pada tanggal 17 Oktober 2014 adalah pengganti dari Undang-undang Nomor 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian yang telah berlaku selama 22 tahun ini, karena dinilai sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan industri perasuransian. Di Indonesia, undang-undang yang mengatur asuransi sebagai sebuah bisnis untuk pertama kalinya lahir pada tahun 1992 dengan disahkannya UU Nomor 2 Tahun 42 Junaedy Ganie, 2013, Op.Cit., hal 35 43 Junaedy Ganie, 2013, Op Cit., hal 37 44 http:www.aaji.or.idTentangKamiprofil-singkat Universitas Sumatera Utara 1992 Tentang Usaha Perasuransian. Sebelum lahirnya UU Nomor 2 Tahun 1992, asuransi sebagai bisnis diatur melalui berbagai Peraturan Pemerintah PP dan Keputusan Presiden Kepres berserta peraturan di bawahnya. Untuk membedakan pengaturan asuransi sebagai sebuah bisnis dari pengaturan asuransi sebagai sebuah perjanjian, selanjutnya, UU Nomor 2 Tahun 1992 Tentang Usaha Perasuransian akan disebut UU Bisnis Asuransi. 45 Undang-undang Bisnis Asuransi mengatur asuransi sebagai sebuah bisnis dengan membuat aturan mengenai perizinan, pengelolaaan dan peranan pemeritah dalam pembinaan dan pengawasan usaha perasuransian, Sebagaimana disebutkan dalam Pasal 27 UU Bisnis Asuransi, Undang-undang ini menggantikan Ordonnantie op het Levensverzekering bedrijf Staatsblad Tahun 1941 Nomor 101 yang dinyatakan tidak berlaku lagi sejak disahkannya undang-undang tersebut. Pelaksanaan UU Bisnis Asuransi diatur dengan Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 1992 selanjutnya disebut PP Nomor 73 Tahun1992. Sebagaimana dicantumkan dalam Pasal 46 PP Nomor 73 Tahun 1992 tersebut, dengan ditetapkannya Peraturan Pemerintah ini, KepPres Nomor 40 Tahun 1988 tentang Usaha Di Bidang Asuransi Kerugian dinyatakan tidak berlaku lagi. 46 Pada tahun 1999, Pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun 1999 selanjutnya disebut PP Nomor 63 Tahun 1999 tentang Perubahan Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 1992 yang menggantikan sebagian ketentuan PP Nomor 73 Tahun 1992. Perubahan kedua diberlakukan melalui PP Nomor 39 Tahun 2008 Tentang Perubahan Kedua Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 1992. Terakhir, pemerintah mengeluarkan PP 45 Junaedy Ganie, 201, Op. Cit., hal 38 46 Junaedy Ganie, 2013, Op.Cit., hal 39. Universitas Sumatera Utara Nomor 81 Tahun 2009 Tentang Perubahan Ketiga Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 1992. Masing-masing Peraturan Pemerintah tersebut di atas diikuti berbagai KepMen Keuangan selanjutnya disebut Kepmen dan PerMen Keuangan selanjutnya disebut PerMen dan berbagai keputusan di bawahnya yang semuanya menjadi peraturan pelaksanaan pengelolaan, pembinaan dan pengawasan bisnis asuransi Indonesia. 47 Fungsi Asuransi Disamping sebagai bentuk pengendalian risiko secara finansial, asuransi juga memiliki berbagai manfaat yang diklasifikasikan ke dalam beberapa fungsi sebagai berikut: a. Fungsi Utama Primer : 1 Pengalihan Resiko Sebagai sarana atau mekanisme pengalihan kemungkinan resiko kerugian chance of loss dari tertanggung sebagai ”Original Risk Bearer” kepada satu atau beberapa penanggung a risk transfer mechanisme. Sehingga ketidakpastian uncertainty yang berupa kemungkinan terjadinya kerugian sebagai akibat suatu peristiwa tidak terduga, akan berubah menjadi proteksi asuransi yang pasti certainty merubah kerugian menjadi ganti rugi atau santunan klaim dengan syarat pembayaran premi. 2 Penghimpun Dana Sebagai penghimpun dana dari masyarakat pemegang polis yang akan dibayarkan kepada mereka yang mengalami musibah, dana yang dihimpun tersebut berupa premi atau biaya ber- asuransi yang dibayar oleh 47 Junaedy Ganie, 2013, Op. Cit., hal 39. Universitas Sumatera Utara tertanggung kepada penanggung, dikelola sedemikian rupa sehingga dana tersebut berkemang, yang kelak akan akan dipergunakan untuk membayar kerugian yang mungkin akan diderita salah seorang tertanggung. 3 Premi Seimbang Untuk mengatur sedemikian rupa sehingga pembayaran premi yang dilakukan oleh masing – masing tertanggung adalah seimbang dan wajar dibandingkan dengan resiko yang dialihkannya kepada penanggung equitable premium. Dan besar kecilnya premi yang harus dibayarkan tertanggung dihitung berdasarkan suatu tarip premi rate of premium dikalikan dengan Nilai Pertanggungan. b. Fungsi Tambahan Sekunder 1 Export Terselubung invisible export Sebagai penjualan terselubung komoditas atau barang-barang tak nyata intangible product keluar negeri. 2 Perangsang Pertumbuhan Ekonomi stimulus ekonomi adalah untuk merangsang pertumbuhan usaha, mencegah kerugian, pengendalian kerugian memiliki manfaat sosial dan sebagai tabungan. 3 Sarana tabungan investasi dana dan invisible earnings 4 Sarana Pencegah dan Pengendalian Kerugian 48 c. Fungsi Asuransi Jiwa lainnya 1 Tujuan pertanggungan jiwa ialah mengadakan jaminan bagi masyarakat, yaitu mengambil alih semua beban resiko dari tiap-tiap individu. Bilamana ditanggung sendiri akan terlalu berat, maka lebih 48 Binagriya Upakara, Fungsi dan Tujuan Asuransi dalam http: asuransibinagriya .blogspot. com201111disamping-sebagai-bentuk-pengendalian.html diakses pada tanggal 24 september 2015 Universitas Sumatera Utara baik dipindahkan kepada perusahaan asuransi jiwa. Untuk mengambil alih resiko dari masyarakat itu, oleh perusahaan asuransi dipungut suatu pembayaran yang relatif lebih rendah pembayaran premi. 2 Perusahaan asuransi mempunyai tugas lain bila dilihat dari sudut pembangunan economic development, yaitu sebagai suatu lembaga yang mengumpulkan dana fundspremium dan dana tersebut dapat di investasikan dalam lapangan ekonomi bisa untuk membangun perekonomian nasional. 3 Dari sudut employment pekerjaan, perusahaan asuransi memberi bantuan kepada publik, yaitu memberi kesempatan bekerja pada buruh-buruhpegawai-pegawai untuk memperoleh income guna kelangsungan hidup mereka sehari-hari. Dari semua fungsi yang kita lihat di atas tadi, dapatlah ditarik konklusi bahwa perusahaan asuransi jiwa terutama bertujuan untuk: a Meningkatkan social welfare kesejahteraan sosial masyarakat b Menaikkan economic welfare kesejahteraan ekonomis Tujuan Asuransi Asuransi dalam perkembangan masyarakat dan perkembangan ekonomi, merupakan suatu lembaga keuangan. Sebab, melalui asuransi dapat menghimpun dana dari masyarakat yang dapat berakumulasi dengan besar, yang dapat digunakan untuk membiayai pembangunan. Selain itu, asuransi bermanfaat bagi masyarakat yang berpartisipasi dalam bisnis asuransi, serta asuransi bertujuan keuangan yang memeberikan perlindungan proteksi atas kerugian keuangan yang ditimbulkan oleh peristiwa yang tidak dapat diduga sebelumnya. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan prinsip keseimbangan indemnitas dengan asuransi bertujuan untuk mengembalikan posisi keuangan finansial seseorang tertanggung pada keadaan semula. Dengan demikian, tujuan asuransi adalah seseorang terhadap berbagai resiko kehidupan. Apabila diuraikan lebih detail tujuan asuransi antara lain: a. Memberikan jaminan perlindungan dari risiko-risiko kerugian yang di derita satu pihak. Misalnya, apabila tertanggung menderita kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan, namun tertanggung telah memanajemen resiko tersebut dengan asuransi, maka ganti rugi akan diberikan oleh penanggung untuk mengatasi resiko tersebut, yang bertujuan untuk mengatasi kerugian finansial tetanggung akibat kerugian, kerusakan, dan kehilangan bahkan kemungkinan kebangkrutan. Dengan demikian tujuan dari tertanggung jika menutup asuransi yaitu untuk memperoleh rasa tenteram dari resiko yang dihadapi atas kegiatan usahanya atas harta miliknya, dan mendorong keberanian menggiatkan usaha yang lebih besar dengan resiko yang besar pula karena risiko yang lebih besar diambil alih oleh penanggung. b. Meningkatkan efisiensi tertanggung yang memiliki resiko karena dengan menutup asuransi tidak perlu melakukan pengamanan dan pengawasan secara khusus untuk mengantisipasi resiko dan memberikan perlindungan yang memungkinkan akan memakan biaya, tenaga, dan waktu yang lebih banyak. Cukup dengan mengeluarkan biaya yang jumlahnya tertentu dan tidak perlu menggantikan membayar sendiri kerugian yang timbul yang jumlahnya tidak tertentu dan tidak pasti. c. Jika menutup asuransi sejumlah uang misalnya asuransi jiwa, pendidikan, kesehatan, dan lain-lain asuransi menjadi sarana berinvenstasi yang dapat dipersamakan dengan menabung. Sebab, jumlah premi yang dibayar kepada pihak asuransi akan dikembalikan kepada tertanggung dalam jumlah yang lebih besar. d. Menciptakan rasa tenteram dan kesejahteraan di kalangan nasabahnya, sehingga lebih berani menggiatkan usaha yang lebih besar. 49 Menurut Mashudi dan Ali Moch Chidir asuransi itu mempunyai tujuan: a. Tujuan Ekonomi economisch-doel. Seseorang akan melakukan perjanjian asuransi, apabila ia merasa tidak dapat atau tidak mau menanggung sendiri suatu resiko materil, dengan demikian terdapat fungsi-fungsi: 1. Pemindahan resiko, dan 49 Tuti Rastuti. 2011. Op. Cit., hal 7-8. Universitas Sumatera Utara 2. Pembagian resiko b. Tujan Sosial sociale-doel. Perhatian terhadap para korban, untuk jelasnya dengan adanya asuransi itu diharapkan agar supaya para korban yan g termasuk golongan yang tidaki mampu tidak berada dalam keadaan terlantar dan tanpa suatu sumber penghasilan, dalam hal orang mengakibatkan kerugian kepada mereka yang tidak mampu. Manfaat Asuransi Asuransi mempunyai banyak manfaat, anatar lain berikut : a. Asuransi melindungi resiko investastasi Bila mana suatu perusahaan berusaha untuk memperoleh keuntungan dalam bidang usahanya, maka kehadiran risiko dan ketidakpastian tidak dapat dihindarkan. Asuransi mengambil resiko itu. Karena asuransi menghilangkan Mengurangi risiko, Seperti halnya resiko yang dikaitakan dengan individu- individu, maka usaha-usaha untuk mencari rasa aman tanpa menanggung resiko pun akan menghalangi kegiatan uasaha yang mungkin dapaty memberikan keun tungan besar. Dalam prakteknya, program asuransi untuk melindungi pelaksanaan kegiatannya dari hari ke hari apabila risiko yang mungkin timbul misalnya kematian atau kecelakaan bahaya. b. Asuransi sebagai sumber dana investasi Usaha perasuransian sebagai salah satu lembaga keuangan non bank yang menghimpun dana masyarakat, semakin penting peranannya sebagai sumber modal untuk investasi di berbagai bidang.Penginvestasian kembali dana-dana tersebut merupakan sumber modal yang sangat berarti dalam mempercepat laju perkembangan ekonomi. Universitas Sumatera Utara c. Asuransi untuk melengkapi persyaratan kredit Dalam hubungannya dengan pinjaman dari bank, seringkali salah satu informasi yang dibutuhkan, selain laporan keuangan perusahaan, adalah berkenaan dengan jumlah penutupan asuransi yang memadai sebelum kredit dapat diberikan. d. Asuransi dapat mengurangi kekhawatiran Fungsi primer dari asuransi adalah mengurangi kekhawatiran akibat ketidakpastian. Perusahaan asuransi tidak kuasa mencegah terjadinyanya kerugian-kerugian tak terduga. Jadi, perusahaan asuransi tidaklah mengurangi ketidakpastian terejadi penyimpangan yang tak diharapkan itu. Misalnya, perusahaan atau individu tidak dapat mencegah badai, kecelakaan mobil, kematian, atau sakit. Akan tetapi perusahaan atau individu dapat mengurangi ketidakpastian beban ekonomi dari kerugian yang tidak pasti itu. Ketentraman hati yang diberikan oleh asuransi inilah salah satu jasa utama yang diterima tertanggung bila ia telah membayar premi asuransi. e. Asuransi mengurangi biaya modal Dengan demikian, dalam dunia usaha yang beban risikonya tidak dapat dialihkan kepada pihak lain, maka pihak-pihak penanam modal yang telah bersedia menanggung risiko atas modal yang diinvestasikan tersebut akan menetapkan biaya modal cost of capital f. Asuransi menjamin kestabilan perusahaan Perusahaan-perusahaan dewasa ini menyadari arti pernting asuransi sebagai salah satu faktor yang menciptakan goodwiil jasa baik antara kelompok pimpinan dan karyawan. Perusahaan-perusahaan tersebut telah menyediakan polis Universitas Sumatera Utara secara berkelompok untuk para karyawan tertentu dengan cara perusahaan membayar keseluruhan atau sebagian dari premi yang telah ditetapkan. Adanya usaha seperti itu dari pihak perusahaan dapat merupakan stabilisator jalannya roda perusahaan. g. Asuransi dapat meratakan keuntungan Dengan berusaha menentukan biaya- biaya “kebetulan‟ yang mungkin dalam dialami pada masa yang akan datang melalui program asuransi, pihak perusahaan atau individu akan dapat mempertimbangkan atau bmemperhitungkan biaya tersebut sebagai salah satu elemen dari total biaya untuk produk yang dijual. Dengan demikian, secara singkat dapat dikatakan bahwa asuransi dapat meratakan jumlah keuntungan yang diperoleh dari tahun ke tahun. h. Asuransi dapat menyediakan layanan profesional Jasa para ahli yang telah bekerja dalam perusahaan asuransi akan dinikatio oleh tertanggung tanpa adanya bayaran tambahan selain dari premi yang harus mereka bayar. Tidak seperti halnya bidang profesi lain, seperti pengacara, dokter,konsultan, dan ahli-ahli lainnya yang harus dibayar atas jasa yang mereka berikan. Jasa-jasa yang diberikan oleh tenaga ahli dari perusahaan asuransi tidak dibayar oleh tertanggung, tetapi dibayar oleh perusahaan asuransi tempat mereka bekerja. Oleh karena itu, apapun yang mereka lakukan bagi pihak tertanggung merupakan pelayanaan dari perusahaan asuransi. i. Asuransi mendorong usaha pencegahan kerugian Dewasa ini perusahaan-perusahaan-perusahaan asuransi banyak melakukan usaha yang sifatnya mendorong perusahaan tertanggung untuk melindungi diri dari bahaya yang dapat menimbulkan kerugian. Perusahaan- Universitas Sumatera Utara perusahaan yang bergerak dalam berbagai bidang usaha menyadari bahwa keberhasilan yang dicapai sangat tergantung pada kemampuan mereka untuk memberikan perlindungan dengan biaya yang cukup wajar. Oleh karena itu, mereka sendiri secara sadar dan sistematis bekerja sama untuk meghilangkan atau memperkecil kemungkinan yang dapat menimbulkan kerugian. Sebagai contoh kita dapat melihat bahwa perusahaan asuransi kebakaran menyarankan penginstalan alat-alat pengamanan, misalnya, alat-alat pemadam kebakaran baik di kantor, rumah. Perusahaan asuransi kebakaran menyarankan cara penginstalan air di gedung-gedung yang besar yang sedang dibangun, menyarankan untuk konstruksi bangunan yang lebih aman. Dorongan-dorongan yang pada dasarnya untuk menghemat premi asuransi ini merupakan perangsang untuk tercapainya perlindungan terhadap kerugian. Contoh lain “asuransi tanggung jawab” liability insurance yang melakukan inspeksi secara rutin atas harta kekayaan yang diasuransikan dan menyarankan untuk menghilangkan hal-hal yang dapat membesar kemungkinan timbulnya bahaya. Selain itu asuransi tanggung jawab mengecek apakah alat-alat pengaman masih bekerja secara baik dan lain-lain j. Asuransi membantu pemeliharaan kesehatan. Adapun perusahaan-perusahaan asuransi jiwa yang melakukan pengecekan kesehatan secara berkala kepada para pemegang polis dengan harapan untuk dapat mendeteksi penyakit lebih dini serta mengadakan pengobatan bilamana perlu. Kontribusi perusahaan asuransi jiwa demi peningkatan kesehatan masyarakat tidak terkira nilainya. Contoh yang paling konkret dari hal ini misalnya Life Insurance Medical Research Fund Di USA yang didukung oleh Universitas Sumatera Utara perusahaan-perusahaan asuransi membantu orang-orang yang bergerak dalam bidang medis yang kekurangan dana untuk dapat melakukan penelitian. Para ahli penelitian tersebut dikenal sebagai Life Insurance Research Fellow. 50 Manfaat asuransi dalam Pasal 5 Ketentuan Umum Polis AIA Family Protection terdiri dari : 51 a. Manfaat Meninggal Dengan tetap memperhatikan ketentuan Pasal 2 ayat 1 dan ayat 2 dan Pasal 16 Polis ini, apabila selama polis masih berlaku, tertanggung meninggal dunia dalam masa asuransi, maka kami akan membayarkan manfaat meninggal berupa uang pertanggungan sebagaimana tercantum dalam polis dengan ketentuan sebabagi berikut: Umur pada saat meninggal Manfaat Meninggal 1 tahun 20 Uang Pertanggungan 1 tahun sd 2 tahun 40 Uang Pertanggungan 2 tahun sd3 tahun 60 Uang Pertanggungan 3 tahun sd 4 tahun 80 Uang Pertanggungan ≥4 tahun 100 Uang Pertanggungan Manfaat meninggal sebagaimana tercantum dalam Pasal 5 ayat 2 berlaku manapun tertanggung berada dan untuk semua jenis risiko yang dipertanggungkan, dengan pengecualian sebagiamna dinyatakan dalam Pasal 16 polis ini. b. Manfaat Investasi 1 Manfaat investasi berupa nilai akun,jika akan dibayar dalam hal ketika tertanggung mencapai umur maksimal 90 tahun Sembilan puluh tahun pada perjanjian polis. 50 Darmawi, Herman, 2004, Op. Cit., hal 4-12. 51 Ketentuan Umum Polis AIA Family Protection pada Pasal 5 hal 8. Keterangan: Bahwa, apabila masa asuransi dibawah 1 tahun maka mendapatkan manfaat 20 dari uang pertanggung yang telah di perjanjikan. Dan seterusnya 1-2 tahun manfaatnya 40 , 2-3 Tahun manfaatnya 60, 3- 4 tahun manfaatnya 80 dan diatas 4 tahun manfaatnya 100 Universitas Sumatera Utara 2 Tertanggung meninggal pada saat polis masih berlaku; atau 3 Polis menjadi batal dalam masa asuransi sesuai dengan Pasal 14 c. Manfaat Asuransi akan kami bayarkan sesuai dengan mata uang yang tercantum dalam polis. d. Manfaat asuransi akan kami bayarkan setelah dikurangi terlebih dahulu dengan kewajiban-kewajiban lainnya jika ada. Pandangan Positif Terhadap Manfaat Memiliki Asuransi Jiwa Adalah Sebagai Berikut : 1. Musibah Datangnya Tak Terduga, bahkan mereka yang masih muda dan sehat. Asuransi melindungi nasabahnya dari musibah seperti kecelakaan, penyakit berat yang bisa menyebabkan masalah keuangan akibat pencari nafkah tak mampu lagi bekerja menghidupi keluarga. 2. Biaya Kesehatan Terus Meningkat. Menurut Global Medical Trends Report dari Towers Watson, rata-rata biaya pengobatan di Indonesia naik hingga 13,55 persen per tahun. Padahal rata-rata pendapatan masyarakat hanya naik rata-rata pendapatan masyarakatnya hanya naik 1,2 persen per tahun. Dengan kata lain, kenaikan biaya kesehatan tidak sebanding dengan kenaikan gaji karyawan. 3. Kematian Adalah Hal Yang Pasti. Kematian adalah hal yang tak bisa dihindari. Hanya waktunya saja yang tidak bisa diperkirakan manusia. Bila penafkah keluarga meninggal dunia secara tiba-tiba, asuransi melindungi keluarga dari masalah keuangan akibat hilangnya pemasukan keluarga. 4. Memberikan rasa aman kepada diri dan keluarga kita. Apabila terjadi kematian, terutama kepada kepala keluarga, maka yang ditinggal akan mendapat santunan supaya dapat menjalankan kehidupan. 5. Melindungi penghasilan. Program asuransi saat ini bisa terus berjalan, bahkan memberikan penghasilan, sekalipun sang pemegang polis tidak lagi dapat bekerja akibat cacat tetap. 6. Melindungi harta benda, misal rumah dan mobil a. Risiko kebakaran rumah sangat tinggi apabila tinggal di daerah perumahan b. Risiko kerusakan mobil akibat kecelakaan dapat terjadi pada siapapun 7. Mengalokasikan dana konsumtif menjadi tabungan wajib. Dengan mengikuti asuransi, mengurangi kebiasaan konsumtif. 8. Memiliki dana lebih di hari tua untuk menikmati hidup. Tidak bisa dipungkiri bahwa kebutuhan dana saat pensiun sangat besar terutama biaya kesehatan. Walaupun sudah ada uang pensiun, tidak ada salahnya memiliki lebih banyak dengan cara menabung lewat asuransi. 52 52 http:brighterlife.co.id20140306pentingnya-memiliki-asuransi-jiwa-dan-kesehatan. Universitas Sumatera Utara Pandangan Negatif Terhadap Manfaat Memiliki Asuransi Jiwa Adalah Sebagai Berikut : 1. Bukan Kebutuhan Pokok Primer. Kekurang pahaman masyarakat akan pentingnya asuransi sehingga harus dibandingkan dengan kebutuhan hidup lainny a yang pada kenyataannya justru „kurang penting‟. Karna polis asuransi hanya bisa di beli oleh orang orang yang sedang tidak membutuhkanya sehat. Ruang lingkup keluargapun, kepemilikan asuransi juga dapat menjadi prioritas karena dapat menganggu stabilitas dan membantu mengatur perencanaan keuangan keluarga terutama jika si pencari nafkah sudah tidak dapat lagi memberikan kontribusi untuk mencukupi kebutuhan hidup yang disebabkan oleh sakit kritis misalnya. 2. Tidak Percaya Dalam Proses Pembayaran Klaim. Tidak percaya kepada perusahaan asuransi dengan latar belakang mereka yang beraneka ragam. Oleh karenanya, kita calon nasabah diwajibkan untuk membaca dan memahami isi polis serta jangan ragu bertanya kepada agen yang menawarkan jika memang ada hal yang belum dipahami. Dengan memahami tentang kelebihan dan manfaat asuransi tersebut, pikiran kita akan semakin jernih. 3. Dana tidak bisa digunakan sewaktu-waktu dalam waktu dekat. Inilah pemahaman yang kurang dari masyarakat terhadap investasi yang terdapat di asuransi unitlink. Investasi melalui unitlink adalah jenis investasi jangka panjang yang berbeda dengan saham atau perbankan yang dananya dan investasinya lebih banyak dimanfaatkan untuk jangka pendek. Namun saat ini perusahaan - perusahaan asuransi besar juga melayani para peserta asuransi untuk menarik sebagian dananya dengan memberikan persyaratan - persyaratan yang kooperatif sehingga tidak mengakibatkan kerugian bagi kedua belah pihak kedepannya. 4. Ribet. Adanya anggapan bahwa informasi dan sistem mulai dari pengajuan asuransi hingga pengajuan klaim sangat ribet dan berbelit-belit dengan syarat-syarat. 53

B. Dasar Hukum Asuransi dan Asas-Asas Asuransi Dasar Hukum Asuransi