BAB 1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Konstipasi merupakan masalah kesehatan yang masih cukup tinggi pada anak, yang pada umumnya menimbulkan gejala berupa cemas sewaktu
defekasi oleh karena rasa nyeri yang dirasakan, nyeri perut kronis, sampai keadaan penurunan nafsu makan.
1
Sistematik review dari 18 studi dilaporkan bahwa prevalensi konstipasi pada anak berkisar antara 0,7
sampai 29,6.
2
Sekitar 3-5 kunjungan ke dokter anak datang dengan keluhan konstipasi dan 35 kunjungan ke dokter konsultan
gastroenterologi anak terkait dengan konstipasi.
2,3
Sebagian besar konstipasi pada anak, yaitu sekitar 95, merupakan konstipasi fungsional
dimana tidak ditemukannya kelainan patologis atau penyebab organik yang mendasarinya.
4
Penyebab tersering konstipasi fungsional pada anak adalah menahan defekasi akibat pengalaman nyeri pada defekasi sebelumnya
karena konsistensi feses yang keras.
5
Obat-obatan yang biasa diberikan pada terapi rumatan adalah laksansia, yang bertujuan agar anak dapat defekasi 1-2 kali sehari.
1,4,5
. Laktulosa adalah salah satu jenis laksansia osmotik yang aman diberikan
pada anak dalam jangka panjang.
6
Universitas Sumatera Utara
Mikroflora normal usus seperti Lactobacillus acidophilus dan Bifidobacterium merupakan bakteri probiotik, yaitu bakteri usus yang
menguntungkan dimana beberapa fungsinya yaitu dapat meningkatkan motiltas usus, memperbaiki konsistensi feses, dan meningkatkan
frekuensi defekasi sehingga memberikan efek yang baik dalam penanganan konstipasi.
7
Prebiotik merupakan bahan yang difermentasi secara selektif dapat menstimulasi pertumbuhan dan aktifitas dari bakteri probiotik pada usus.
7- 10
Prebiotik yang ditambahkan pada susu formula juga telah dilaporkan dapat melunakkan feses.
11
Sinbiotik merupakan suplemen nutrisi yang terdiri dari kombinasi probiotik dan prebiotik yang bekerja secara sinergi. Bakteri probiotik yang
ditambahkan bersamaan dengan prebiotik untuk pertumbuhan, dapat meningkatkan kelangsungan hidup organisme probiotik.
Suatu studi klinis acak terkontrol tersamar ganda pada tahun 2007 yang membandingkan pemberian sinbiotik dengan makanan berserat
selama satu minggu didapatkan nilai proporsi perbaikan konsistensi feses pada kelompok yang diberikan sinbiotik adalah sebesar 86, hal ini
menunjukkan bahwa pemberian sinbiotik lebih efektif dibandingkan makanan berserat.
12
13
Namun, masih sangat terbatas penelitian yang dilakukan untuk menilai efek sinbiotik terhadap konstipasi anak terutama
pada pemberian bersama laksansia. Oleh sebab itu peneliti tertarik untuk
Universitas Sumatera Utara
meneliti efektivitas pemberian gabungan sinbiotik dan laksansia terhadap konstipasi fungsional anak.
1.2. Rumusan Masalah