10. Evaluasi dilakukan pada minggu pertama dan minggu kedua untuk menilai frekuensi BAB, nyeri perut dan konsistensi tinja.
3.9 Alur Penelitian
Populasi terjangkau yang memenuhi
kriteria inklusi dan eksklusi
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.1 Alur Penelitian
3.10. Identifikasi Variabel Variabel bebas
Skala
Jenis Obat Nominal
Variabel tergantung Skala
Frekuensi Numerik
Nyeri Perut Nominal
Konsistensi Nominal
3.11. Definisi Operasional
Laktulosa 2 kali sehari Sinbiotik 1 kali sehari
Laktulosa 2 kali sehari Plasebo 1 kali sehari
Konstipasi fungsional 1. Frekuensi BAB
2. Nyeri Perut 3. Konsistensi tinja
Randomisasi sederhana
Universitas Sumatera Utara
1. Konstipasi adalah kesulitan defekasi dengan tinja keras dan rasa sakit dengan frekuensi defekasi
≤ 2 kali dalam 1 minggu. 2. Konstipasi fungsional adalah konstipasi yang didiagnosis
berdasarkan Kriteria Rome III memenuhi 2 dari kriteria berikut selama 1 bulan yaitu :
a. Buang air besar 2 kali atau kurang setiap minggu b. Sekurang-kurangnya 1 kali setiap minggu mengalami
inkontinensia c. RIwayat menahan buang air besar yang berlebihan
d. Riwayat nyeri saat buang air besar dan feses yang keras e. Teraba massa feses yang banyak di dalam rectum
f. Riwayat feses dalam diameter yang besar sehingga dapat menyumbat lubang kloset.
3. Alarmsymptom adalah tanda-tanda peringatan sakit perut yang disebabkan oleh kelainan organik.
4. Kelainan organik yang dimaksud adalah : kelainan sekunder karena lesi anal fissura ani, stenosis anal, anus letak anterior, kelainan
neurologis lesi medula spinalis, palsi serebral, penyakit Hirschsprung, kelainan endokrin metabolik hipotiroid, asidosis
tubulus renal, diabetes insipidus, hiperkalsemia 5. Frekuensi defekasi dicatat sesuai dengan jumlah defekasi yang
dialami setiap hari.
Universitas Sumatera Utara
6.
7. Nyeri perut adalah sakit perut yang dialami pasien dengan
konstipasi dinilai dengan Pain Rating Scale dengan skala 0 sampai 10, yaitu tidak sakit skala 0, nyeri ringan skala 1-3, nyeri sedang
skala 4-6, nyeri berat skala 7-10
8. Murid SD yang dimaksud pada penelitian ini anak usia adalah 6 - 12 tahun.
Konsistensi tinja dicatat sesuai dengan bentuk tinja yang dialami berdasarkan Bristol Stool Scale yaitu; keras tipe 1-2, normal tipe
3-6, dan cair tipe 7
9. Laktulosa yang digunakan adalah dalam bentuk sirup yang diproduksi oleh Graha Farma, Bekasi-Indonesia dengan nomor
POM SD.041617541 10. Sinbiotik yang digunakan adalah dalam bentuk kapsul yang berisi
Lactobacillus acidophilus dan Bifidobacterium longum 5x10
9
11. Plasebo adalah kapsul yang berisi maltodextrin dengan sediaan yang dibuat dengan warna dan bentuk yang mirip dengan sinbiotik
dan tidak mengandung zat aktif. Plasebo disiapkan oleh PT. Kalbe Farma
CFU, FOS 15 yang berasal dari Winclove Bio Industries BV,
Amsterdam-Netherlands, di import oleh: PT. Kalbe Farma Tbk, Bekasi-Indonesia dengan nomor POM SI.054 320 781
3.12. Pengolahan dan Analisis Data