C. Sanksi-sanksi Yang Dikenakan Kepada Pelaku Atas Praktek Dumping Terhadap Produk Ekspor
Dumping merupakan salah satu dari strategi dalam merebut persaingan pasar luar negeri yaitu dengan cara diskriminasi harga. Menurut Ida Bagus Wyasa Putra,
ada tiga alasan terhadap Diskriminasi harga, yaitu : 1.
Untuk mengembangkan pasar Yaitu dengan cara memberikan insentif melalui pemberlakuan harga yang
lebih rendah kepada pembeli pasar yang dituju. 2.
Adanya peluang Yakni pada kondisi pasar yang memungkinkan penentuan harga secara lebih
leluasa, baik di dalam pasar ekspor maupun impor. 3.
Untuk mempersiapkan kesempatan bersaing dan pertumbuhan jangka panjang yang lebih baik dengan cara memanfaatkan strategi penetapan harga yang
lebih baik dan progresif. Umumnya motif suatu negara pengekspor yang melakukan dumping adalah
merebut pangsa pasar bagi produknya di negara-negara tujuan ekspor. Ketika harga barang yang diekspor lebih rendah dari harga barang yang sama di negara tujuan
ekspor maka tentunya ini akan menguntungkan negara pengeskpor karena secara rasional produknya akan digemari di negara luar negeri dan ini akan memberikan
multiplier yang positif dan besar bagi perekonomian negara pengekspor.
Universitas Sumatera Utara
Namun praktek dumping merupakan praktek perdagangan yang tidak fair, karena bagi negara pengimpor, praktek dumping akan menimbulkan kerugian bagi
dunia usaha atau industri barang sejenis dalam negeri. Dengan terjadinya banjir barang-barang dari pengekspor yang harganya jauh
lebih murah daripada barang di dalam negeri akan mengakibatkan barang sejenis yang di produksi di dalam negeri kalah bersaing, sehingga pada akhirnya akan
mematikan pasar barang sejenis dalam negeri, yang diikuti munculnya dampak ikutannya seperti pemutusan hubungan kerja massal, pengangguran dan bangkrutnya
industri barang sejenis dalam negeri.
39
Bea masuk anti dumping merupakan salah satu bentuk upaya untuk menghambat yang ditetapkan pemerintah untuk melindungi industri dalam negeri,
Karena dampak negatif tersebut, pemerintah mengeluarkan UU No. 10 tahun 1995 tentang Kepabeanan disamping beberapa peraturan lainnya, tetapi UU tersebut
sudah tidak berlaku lagi dengan dikeluarkannya UU Nomor 17 tahun 2006 tentang Perubahan Atas UU Nomor. 10 tahun 1995 tentang Kepabeanan Lembaran Negara
Republik Indonesia tahun 2006 No.93 tanggal 15 November 2006. Dalam UU Nomor 17 tahun 2006 diatur secara lebih luas yaitu tidak hanya
diatur mengenai bea masuk anti dumping dan bea masuk imbalan sebagaimana diatur dalam Bab IV Undang-undang No. 10 tahun 1995, tapi diperluas yaitu Bab IV
ditambahkan dengan bea masuk tindakan pengamanan, bea masuk pembalasan, serta pengaturan dan penetapan.
39
Komite Anti Dumping Indonesia.”Dumping”, http:www.KADI-KPPI.or.id diakses pada tanggal 3 Maret 2013.
Universitas Sumatera Utara
jika harga produk dari luar negeri lebih murah dari produk dalam negeri yang sejenis, tetapi jika ternyata tidak ditemui adanya unsur dumping, maka pemerintah
menggunakan instrumen lain seperti meningkatkan bea masuk atau menggunakan hambatan non tarif, seperti membatasi importir dengan syarat-syarat tertentu yang
dapat menghambat masuknya barang impor tersebut.
40
a harga ekspor dari barang tersebut lebih rendah dari nilai normalnya., dan
Pengaturan mengenai persyaratan dan tata cara pengenaan bea masuk anti dumping, bea masuk imbalan digabungkan dengan pengaturan mengenai persyaratan
dan tata cara bea masuk tindakan pengamanan dan bea masuk pembalasan yang diatur lebih lanjut dalam peraturan pemerintah.
Dalam Pasal 18 Undang-undang No. 10 tahun 1995 tentang Kepabeanan yang dikecualikan pencabutannya dengan dikeluarkannya Undang-undang No. 17 Tahun
2006 ditentukan bahwa bea masuk anti dumping dikenakan terhadap barang impor dalam hal:
b impor barang tersebut:
− menyebabkan kerugian terhadap industri dalam negeri yang
memproduksi barang sejenis dengan barang tersebut. −
Mengancam terjadinya kerugian terhadap industri dalam negeri yang memproduksi barang sejenis dengan barang tersebut, atau
− Menghalangi pengembangan industri barang sejenis dalam negeri.
Dari ketentuan Pasal 18 tersebut terdapat beberapa unsur yang harus dipenuhi untuk dapat dikenakan bea masuk anti dumping terhadap barang impor, yaitu :
40
Yulianto syahyu, Op.cit hal. 125.
Universitas Sumatera Utara
− harga lebih rendah dari nilai normal less dhan fair value
− kerugian terhadap industri dalam negeri injury to the domesticindustry
− mengancam terjadinya kerugian terhadap industri dalam negeri threaten
injury −
menghalangi pengembangan industri barang sejenis the establishment of a domestic industry
41
Dalam Pasal 19 Undang-undang No. 10 tahun 1995 tentang Kepabeanan ditentukan :
− ayat 1. Bea masuk anti dumping dikenakan terhadap barang impor
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 setinggi-tingginya sebesar selisih antara nilai normal dengan harga ekspor dari barang tersebut.
− ayat 2. Bea masuk anti dumping sebagaimana dimaksud pada ayat 1
merupakan tambahan dari bea masuk yang dipungut berdasarkan Pasal 12 ayat 1.
Dari ketentuan Pasal 19 tersebut di atas dapat disebutkan bahwa besarnya bea masuk anti dumping diperoleh dari perhitungan paling tinggi dari selisih antara harga
normal dan harga ekspor barang. Bagi industri dalam negeri pengaturan ketentuan anti dumping sangat
diperlukan sehingga produsen dalam negeri dapat menempuh prosedur-prosedur yang telah ditentukan dalam Peraturan Pemerintah No. 34 Tahun 1996 apabila mereka
terancam kerugian akibat dari impor barang dengan harga dumping. Menurut Taufik
41
Christhophorus Barutu, Op.cit, hal. 133.
Universitas Sumatera Utara
Abbas Strategi yang perlu dilakukan untuk melakukan tuduhan dumping adalah mempersiapkan diri untuk menghadapi pressure yang terdiri atas:
− pressure dalam negeri, yang meliputi :
1. pressure dari industri hilir konsumen dalam negeri 2. pressure dari industri hulu produsen dalam negeri
− pressure dari luar negeri, yang meliputi :
1. pressure dari produsen luar negeri 2. pressure dari negara yang industrinya dituduh dumping
− pressure dari WTO.
42
Adapun cara-cara untuk menghindari pressure adalah sebagai berikut: 1.
pelaksanaan harus dilakukan secara profesional dan hati-hati. 2.
semua ketentuan-ketentuan WTO harus diperhatikan dan jangan dilanggar, mulai dari inition of proceeding sampai final determination.
3. menjamin hak-hak pihak yang berkepentingan intrested parties.
Berdasarkan kebijaksanaan dan strategi diatas maka untuk melakukan tuduhan dumping harus betul-betul mempunyai bukti yang kuat dan telah memenuhi syarat-
syarat yang ditentukan oleh WTO. Menurut sukarmi untuk dapat dikenakan bea masuk anti dumping harus memenuhi syarat, yaitu :
1. adanya harga pokok yang sama dijual lebih murah dibawah harga
domestik negara asal barang. 2.
harga itu menyebabkan kerugian, dan
42
Sukarmi, op.cit, hal, 158.
Universitas Sumatera Utara
3. adanya Causal Link antara harga dumping dengan kerugian yang timbul.
43
43
Sukarmi, Loc.cit
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN