Barang-barang dan Batas Harga Dumping

C. Barang-barang dan Batas Harga Dumping

Yang disebut dengan barang dumping ialah suatu barang yang diekspor ke negara lain dimana harga ekspornya lebih rendah dari harga normalnya, atau harga domestik negara pengekspor, dimana tujuannya agar pengusaha dapat merebut konsumen sebanyak-banyaknya, maka pengusaha menempuh strategi persaingan harga dengan menekan harga serendah mungkin untuk barang sejenis dengan perusahaan lain. Berdasarkan dengan ketentuan Agreement on Implemtation of Article VI, bahwa barang dumping adalah barang yang dijual di pasar luar negeri dengan harga ekspor lebih kecil dari harga domestik. Untuk menentukan barang dumping atau tidak ialah tergantung dari harga normal normal value. Bahwa menurut PP No. 34 tahun 2011 Pasal 1 angka 4 bahwa barang dumping adalah barang yang di impor dengan tingkat harga ekspor yang lebih rendah dari nilai normalnya di negara pengekspor. 17 Sedangkan menurut kesepakatan mengenai dumping yang tertuang dalam Article VI ayat 1 bagian b butir I dan II yang menentukan barang dumping adalah sebagai berikut: 18 i. the highest comparable price for the like product for export to any third country in the ordinary course of trade, or Bagian b : in the absence of such domestic price, it less than either : 17 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2011 tentang Tindakan Anti Dumping, Tindakan Imbalan, dan Tindakan Pengamanan Perdagangan, Pasal 1 angka 4 18 General Agreement on Tariffs and Trade 1947, Article VI sub b Universitas Sumatera Utara ii. the cost of production of the product in the country of origin plus reasonnable addition for selling cost and profit. Bardasarkan dari pada ketentuan yang disebutkan tersebut di atas Article VI ayat 1, dapat dikatakan bahwa syarat terhadap barang yang dianggap sebagai barang dumping adalah: a. harga domestik pada level ex-pabrik nilai normal. b. Harga domestik yang wajar harga pada kondisi perdagangan yang wajar in ordinary course of trade. c. Barang tersebut di impor untuk tujuan konsumsi. d. Barang tersebut sejenis dengan produk sejenisnya yang di jual di pasar domestik. Dari ketentuan di atas dapat dilihat, bahwa tidak adanya harga domestik yang digunakan sebagai dasar dalam penentuan harga normal. Dengan demikian penentuan harga normal di dasarkan pada harga perbandingan tertinggi barang sejenis yang di ekspor kenegara ketiga dalam perdagangan pada umumnya, atau ditentukan atas dasar biaya produksi barang sejenis dengan tambahan biaya penjualan dan laba secara wajar. 19 19 Sukarmi, Op. Cit., hal 160 Penentuan harga normal seperti yang diatur pada ketentuan diatas didasarkan atas pertimbangan berikut, yaitu: Universitas Sumatera Utara 1. adanya produsen disuatu negara yang hanya memproduksi suatu barang untuk tujuan ekspor atau tidak memproduksi barang sejenis untuk dikonsumsi di dalam negeri. 2. Adanya produsen disuatu negara yang selain memproduksi barang sejenis untuk tujuan ekspor, juga memproduksi barang sejenis untuk dipasarkan di pasar domestik, tetapi volume penjualan di pasar domestik di negara pengekspor relatif kecil sehingga tidak dapat digunakan sebagai dasar nilai normal. 20 Untuk menentukan apakah perhitungan harga normal produk yang bersangkutan didasarkan pada harga jual sebenarnya atau biaya produksi. Dalam Buku Panduan berjudul “Bagaimana Menghadapi Tuduhan Dumping” yang dikeluarkan oleh Direktorat Pengamanan Perdagangan Jenderal Kerja Sama Industri dan Perdagangan Internasional Departemen Perindustrian dan Perdagangan diuraikan penghitungan harga normal normal value berdasarkan harga dalam negeri dan berdasarkan biaya produksi constructed value sebagai berikut: 21 1. Harga Normal Normal Value Berdasarkan Harga Dalam Negeri. Agar diperoleh perhitungan margin dumping yang benar, maka harga domestik harus dalam bentuk domestik eks-pabrik. 20 Sukarmi, Loc. Cit. 21 Departemen Perindustrian Dan Perdagangan, 2001, Bagaimana Menghadapi Tuduhan Dumping. Direktorat Jenderal Kerjasama Industri dan Perdagangan Internasional Departemen Perindustrian dan Perdagangan. Hal 25 Universitas Sumatera Utara 2. Harga Normal Normal Value Berdasarkan Biaya Produksi Constructed Value Apabila pemohon tidak memperoleh harga domestik di negara ekspor, maka harga normal dapat ditentukan berdasarkan biaya produksi dengan menetapkan biaya produksi yang terdiri dari biaya pabrik di tambah biaya-biaya pemasaran dan administrasi, serta financing charges. Kemudian untuk memperoleh harga jual domestik eks-pabrik, maka biaya produksi ditambah profit margin bisa 5 atau 10 disesuaikan dengan tingkat keuntungan normal industri tersebut. Dalam UU No. 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan pada penjelasan Pasal 18 22 1. Harga tertinggi sejenis yang diekspor kenegara ketiga. ditentukan bahwa apabila terjadi ketiadaan harga domestik, maka harga normal ditentukan berdasarkan: 2. Harga yang dibentuk dari penjumlahan biaya produksi, biaya administrasi, biaya penjualan, dan laba yang wajar constructed value. Dari uraian tersebut, maka dapat dikatakan bahwa yang dimaksudkan dengan barang dumping adalah barang yang di imporkan dengan harga dumping, yaitu harga ekspornya lebih rendah dari harga normalnya di pasaran domestik negara pengekspor. Jika berdasarkan dengan ketentuan dalam Pasal VI ayat 1 GATT 1947, teknis perhitungan margin of dumping adalah sebagai berikut: 23 22 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan, Pasal 18 Universitas Sumatera Utara 1. Selisih antara harga normal dengan harga less than fair value LTFV dipasar domestik negara tujuan ekspor dalam ketentuan aslinya berbunyi ”Is less than the comparable price, in the ordynary course of trade, for the like product when destined for comsuption in the exporting country, or.” 2. Selisih harga normal dan harga less than fair value LTFV di pasar negara ketiga jika terdapat harga dalam negeri dalam ketentuan aslinya berbunyi “the highest comparable price for the like product for export to any third country in the ordynary of trade, or” 3. Selisih antara harga normal dan jumlah biaya produksi, ongkos-ongkos penjualan, dan keuntungan jika tidak terdapat harga dalam negeri dalam ketentuan aslinya berbunyi “the cost of production of the product in the country of origin plus a reasonable addition for selling cost and profit”.

D. Dampak Praktik Dumping Di Indonesia