EC
80
asetilkolin digunakan untuk pengujian efek relaksasi ekstrak etanol daun pugun tanoh. Prosedur yang dilakukan yaitu EC
80
asetilkolin diinduksi pada otot polos trakea marmut terisolasi, kemudian ditambahkan EEDPT dan diamati
penurunan kontraksi yang terjadi. Efek kontraksi asetilkolin trakea marmut diregulasi terutama melalui
stimulus reseptor muskarinik M
3
pada saluran pernapasan Karyono, 2006. Aktivasi reseptor muskarinik M
3
selanjutnya akan mengaktifkan phospholipase C PLC melalui penggabungan dengan protein Gq, yang menghasilkan dua second
messenger yaitu inositol 1,4,5-trisphosphate IP
3
dan diacylglycerol DAG sebagai hasil hidrolisis phospatidylinositol 4,5-biphosphat PIP
2
. IP
3
menduduki reseptor IP
3
sehingga menginduksi pelepasan Ca
2+
dari sarcoplasmatic reticulum SR Gosens, et al., 2006. Sedangkan DAG akan menyebabkan influks Ca
2+
ekstraseluler Sellers dan Williams, 2012. Pelepasan Ca
2+
dari SR dan influks Ca
2+
akan meningkatkan jumlah Ca
2+
di dalam sitosol Hall, 2000. Peningkatan Ca
2+
di sitosol akan membentuk kompleks Ca
2+
-kalmodulin yang mengaktifkan myosin light chain kinase MLCK yang akan memfosforilasi myosin light chain
MLC, akibatnya terjadi interaksi miosin dengan aktin yang menghasilkan kontraksi otot polos saluran pernapasan Oenema, 2013.
4.5 Pengujian Efek Relaksasi Ekstrak Etanol Daun Pugun Tanoh pada Otot Polos Trakea
Pengujian efek relaksasi ekstrak etanol daun pugun tanoh EEDPT terhadap otot polos trakea terisolasi dilakukan dengan cara mengontraksi otot
polos trakea dengan asetilkolin 1,39x10
-3
M lalu dilanjutkan dengan pemberian seri konsentrasi EEDPT 1-8 mgmL.
Universitas Sumatera Utara
Hasil pengujian efek relaksasi EEDPT terhadap otot polos trakea dapat dilihat pada Tabel 4.4 dan grafik pada Gambar 4.2.
Tabel 4.4 Data efek relaksasi EEDPT terhadap kontraksi otot polos trakea oleh
pemberian asetilkolin 1,39x10
-3
M Dosis
EEDP T
Relaksasi Trakea Mean±SEM
I II
III IV
V 1 mg
4,2553 2,1739
9,0909 6,0241 11,1111
6,5311±1,6117
2 mg 7,4468
6,5217 15,1515 18,0723 31,1111 15,6607±4,4485
3 mg 15,9574 19,5652
33,3333 27,7108 37,7778 26,8689±4,0860
4 mg 28,7234 27,1739
42,4242 37,3494 55,5555 38,2453±5,1534
5 mg 43,6170 51,0869
57,5757 46,9897 71,1111 54,0761±4,8527
6 mg 68,0851 70,6522
78,7879 56,6265 86,6667 72,1637±5,0722
7 mg 86,1702 97,8261
96,9697 87,9518 97,7778 93,3391±2,5829
8 mg 126,5957 106,5217 124,2424 131,3253 128,8889 123,5148±4,4084
Keterangan: EEDPT = ekstrak etanol daun pugun tanoh
relaksasi = dihitung dari relaksasi maksimum yang dicapai oleh EEDPT
Gambar 4.2 Grafik relaksasi setelah pemberian seri konsentrasi EEDPT pada
otot polos trakea terisolasi yang dikontraksi dengan asetilkolin 1,39x10
-3
M rata-rata ±SEM, n=5
20 40
60 80
100 120
140
1 2
3 4
5 6
7 8
9
R el
aks as
i
Konsentrasi EEDPT mgml
Ach+EDPT Ach+EEDPT
Universitas Sumatera Utara
Pemberian seri konsentrasi EEDPT menghasilkan efek relaksasi terhadap kontraksi yang diinduksi oleh asetilkolin 1,39x10
-3
M. Penambahan EEDPT konsentrasi 1 mgmL 6,53
±1,61 telah menunjukkan efek relaksasi pada otot polos trakea. EEDPT konsentrasi 8 mgmL menunjukkan efek relaksasi yang
melebihi 100 yaitu sebesar 123,51 ±4,41 Tabel 4.4 dan Gambar 4.2. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa EEDPT memiliki efek relaksasi terhadap otot polos trakea marmut yang dikontraksi oleh asetilkolin.
Berdasarkan uji korelasi regresi juga diperoleh hubungan antara konsentrasi EEDPT dengan besarnya efek relaksasi otot polos trakea marmut yang
bermakna r = 0,981; p0,05 . Hal ini menunjukkan bahwa efek relaksasi yang terjadi merupakan akibat dari pemberian ekstrak etanol daun pugun tanoh.
Daun pugun tanoh mengandung metabolit sekunder golongan flavonoid, tanin, glikosida, saponin dan steroidtriterpenoid. Flavonoid diketahui dapat
menimbulkan efek relaksasi pada otot polos Carron, et al., 2010. Penelitian yang dilakukan oleh Huang, et al 1999, menunjukkan bahwa pugun tanoh
mengandung senyawa flavonoid glukuronida, yaitu senyawa apigenin 7-O-
β-
glucuronide, luteolin 7-O- β-glucuronide dan apigenin 7-O-β-2″-O-α-rhamnosyl
glucuronide. Apigenin memiliki efek sebagai anti asma Li Zhang, 2013; Li, et al., 2010; Choi, et al., 2009.
Namun, mekanisme efek relaksasi pada otot polos trakea yang ditimbulkan oleh EEDPT belum dapat dijelaskan lebih rinci, karena prosedur ini hanya
pengamatan terhadap profil penurunan kontraksi otot polos trakea yang ditimbulkan oleh EEDPT.
Universitas Sumatera Utara
4.6 Pengujian Mekanisme Efek Relaksasi Ekstrak Etanol Daun Pugun Tanoh pada Otot Polos Trakea Melalui Penghambatan Fosfodiesterase oleh
Teofilin
Pengujian mekanisme efek relaksasi EEDPT pada otot polos trakea yang dikontraksi dengan asetilkolin 1,39x10
-3
M diamati dengan pengujian yang diawali dengan inkubasi trakea dengan penghambat fosfodiesterase yaitu teofilin,
selama 20 menit. Efek relaksasi yang dihasilkan kemudian dibandingkan dengan efek relaksasi EEDPT yang dilakukan tanpa inkubasi dengan teofilin pengujian
pada prosedur sebelumnya. Prosedur ini telah menjadi uji sederhana untuk mempelajari kemungkinan peran penghambatan fosfodiesterase dalam efek
relaksasi suatu zat. Hasil dari pengujian mekanisme efek relaksasi EEDPT pada otot polos
trakea dapat dilihat pada Tabel 4.5 dan grafik pada Gambar 4.3.
Tabel 4.5 Data efek relaksasi EEDPT terhadap kontraksi otot polos trakea oleh
pemberian asetilkolin
1,39x10
-3
M dengan inkubasi awal menggunakan teofilin 10
-4
M selama 20 menit Dosis
EEDPT Relaksasi Trakea
Mean± SEM I
II III
IV V
1 mg 8,9743
7,6923 7,6923
2,5641 3,5714
6,0989±1,2694
2 mg 14,1026 14,1026 17,9487
7,6923 21,4286 15,0550±2,2915
3 mg 25,6410 39,7436 23,0769 21,7949 32,1428
28,4798±3,3334
4 mg 43,5897 60,2564 30,7692 44,8718 57,1428
47,3260±5,2805
5 mg 75,6410 79,4872 53,8461 56,4102 82,1428
69,5055±5,9736
6 mg 93,5897 93,5897 74,3590 74,3589 121,4286
91,4652±8,6374
7 mg 101,2820 105,1282 105,1282 89,7436 128.,714 105,9707±6,3147
8 mg 115,3846 133,3333 112,8205 129,4872 160,7143 130,34808,5524±
Keterangan: EEDPT = ekstrak daun pugun tanoh
relaksasi = dihitung dari relaksasi maksimum yang dicapai oleh EEDPT
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.3 Grafik relaksasi setelah pemberian seri dosis EEDPT dengan
inkubasi awal menggunakan teofilin 10
-4
M dengan relaksasi EEDPT tanpa inkubasi sebagai kontrol rata-rata
±SEM, n=5. Data dianalisis menggunakan metode statistik uji-t independen.
Inkubasi awal otot polos trakea dengan teofilin bertujuan untuk menghambat aktivitas dari fosfodiesterase PDE Barnes, 1995. Penghambatan
PDE akan meningkatkan kadar cAMP selular sehingga akan menyebabkan bronkodilatasi Boskabady, et al., 2008. Perlakuan dengan teofilin pada
penelitian ini akan memberi informasi tentang keterkaitan efek relaksasi EEDPT dengan efek relaksasi melalui penghambatan PDE.
Pengujian mekanisme efek relaksasi EEDPT pada otot polos trakea menunjukkan bahwa pada inkubasi awal dengan teofilin 10
-4
M tidak terdapat perbedaan efek relaksasi EEDPT yang signifikan dibandingkan efek relaksasi
pada perlakuan tanpa inkubasi teofilin kontrol p0.05; uji-t independen. Hasil ini disebabkan karena penghambatan PDE oleh teofilin menyebabkan EEDPT
tidak lagi merelaksasi melalui mekanisme tersebut, sehingga efek relaksasi yang dihasilkan tidak berbeda dengan kontrol. Maka dapat disimpulkan bahwa efek
20 40
60 80
100 120
140 160
1 2
3 4
5 6
7 8
9
R el
aks as
i
Konsentrasi EEDPT mgml
Ach+EDPT Teofilin+Ach+EDPT
Teofilin+Ach+EEDPT Ach+EEDPT
Universitas Sumatera Utara
relaksasi EEDPT terkait dengan penghambatan efek aktivitas fosfodiesterase. Fosfodiesterase bekerja dengan cara mengubah cyclic adenosine monophosphate
cAMP menjadi adenosine monophosphate AMP Kandell, et al., 2000. cAMP menyebabkan otot polos merelaksasi melalui fosforilasi protein kontraktil dan
menurunkan kadar Ca
2+
intraseluler Husori, 2011. Namun, efek relaksasi yang dihasilkan EEDPT pada otot polos trakea yang
diinkubasi dengan teofilin menunjukkan persentase relaksasi yang lebih besar dibandingkan kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa efek relaksasi EEDPT selain
melalui penghambatan PDE juga dapat melalui mekanisme relaksasi lainnya, sehingga perlu dilakukan penelitian relaksasi EEDPT melalui mekanisme lainnya.
Selain fosfodiesterase, relaksasi otot polos saluran pernafasan juga dimediasi oleh nitritoksida NO, prostaglandin E
2
PGE
2
, cGMP Husori, et al., 2012 dan saraf adrenergik melalui reseptor
β
2
-adrenergik Katzung, 2006.
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN