membentuk asetilkolin, kemudian asetilkolin ditransportasikan dari sitoplasma ke dalam vesikel-vesikel oleh sebuah antiporter sepanjang akson sampai ujungnya
Taylor dan Brown, 2006. Perkiraan jumlah ACh dalam vesikel sinaptik berkisar antara 1.000-50.000 molekul setiap vesikel. Dalam satu ujung saraf terdapat
300.000 atau lebih vesikel Fawcett, 2002. b. Acetylcholinesterase Asetilkolin esterase, AChE
AChE terdapat pada saraf kolinergik. Enzim ini mempunyai dua sisi pengikatan keduanya penting untuk degradasi ACh. Daerah anionik berfungsi
untuk pengikatan sebuah molekul ACh pada enzim. Begitu ACh terikat, reaksi hidrolisis terjadi pada sisi aktif yang disebut daerah esteratik. Di sini ACh terurai
menjadi kolin dan asam asetat. Kolin kemudian diambil lagi melalui sistem uptake kolin pada membran presinaps. Kolin ditransportasikan dari plasma ke dalam
terminal neuron oleh pembawa membran bergantung – natrium McCormick, 1989; Taylor dan Brown, 2006.
2.7 Reseptor Kolinergik
Reseptor kolinergik banyak dijumpai di sistem saraf otonom perifer. Ligan dari reseptor kolinergik adalah neurotransmiter asetilkolin ACh. Reseptor
kolinergik terbagi 2 tipe, yaitu reseptor nikotinik dan reseptor muskarinik.
2.7.1 Reseptor nikotinik
Reseptor nikotinik merupakan reseptor yang terhubung dengan kanal ion dan terdiri dari lima subunit yaitu subunit
α1, α2, β, γ, dan δ yang masing-masing berkontribusi membentuk kanal ion dan memiliki tempat ikatan untuk molekul
asetilkolin. Reseptor ini terdapat di neuromuscular junction, ganglia otonom, medula adrenal, dan susunan saraf pusat. Paling banyak ditemukan di
Universitas Sumatera Utara
neuromuscular junction. Neuromuscular junction adalah sinaps yang terjadi antara saraf motorik dengan serabut otot Rahardjo, 2009.
2.7.2 Reseptor muskarinik
Reseptor muskarinik terdistribusi luas di seluruh tubuh dan mendukung berbagai fungsi vital, di otak, sistem saraf otonom terutama saraf parasimpatis.
Reseptor muskarinik merupakan reseptor yang terhubung dengan protein G, terdiri dari 5 subtipe yaitu: M
1
, M
2
, M
3
, M
4
, M
5
. Reseptor M
1
, M
3
, dan M
5
terhubung dengan protein Gq, sedangkan reseptor M
2
dan M
4
terhubung dengan protein Gi dan dengan suatu kanal ion. Respons yang timbul dari aktivasi reseptor
muskarinik oleh ACh dapat berbeda, tergantung pada subtipe reseptor dan lokasinya Rahardjo, 2009.
Gambar 2.2 Aktivasi reseptor muskarinik sumber: www.COPDexchange.co.uk
Aktivasi reseptor M
3
oleh asetilkolin menyebabkan kontraksi pada saluran pernafasan seperti yang terlihat pada Gambar 2.2 Barnes, 1993; Karyono, 2006.
Aktivasi reseptor M
3
akan mengaktifkan phospolipase C PLC melalui
Universitas Sumatera Utara
penggabungan dengan protein Gq. Aktifnya PLC akan meningkatkan hidrolisis komponen fosfolipid minor membran plasma yang disebut phospatidylinositol
4,5-biphosphat PIP
2
. PIP
2
dipecah menjadi pembawa pesan kedua second messengers yaitu inositol 1,4,5-trisphosphate IP
3
dan diacylglycerol DAG. IP
3
adalah second messenger yang larut air dan menyebar dalam sitosol Katzung, 2001. IP
3
akan menduduki reseptor IP
3
pada calcium store di sarcoplasmatic reticulum SR sehingga menginduksi pelepasan kalsium dari SR ke dalam
sitosol. Hal ini mengakibatkan jumlah kalsium intraseluler meningkat Hall, 2000.
DAG, produk lain dari hidrolisis PIP
2
, mampu mengaktifkan protein kinase C PKC. Aktifnya PKC akan membuka gerbang kalsium sehingga terjadi
peningkatan influks kalsium Ikawati, 2006. Peningkatan Ca
2+
di sitosol akan membentuk kompleks Ca
2+
-kalmodulin yang mengaktifkan myosin light chain kinase MLCK yang akan memfosforilasi myosin light chain MLC, akibatnya
terjadi interaksi miosin dengan aktin yang menghasilkan kontraksi otot polos saluran pernapasan Oenema, 2013.
2.8 Fosfodiesterase