Skrining Fitokimia Pengujian Effective Concentration EC

suatu simplisia Ditjen POM, 2000. Perhitungan hasil karakterisasi simplisia daun pugun tanoh dapat dilihat pada Lampiran 3 halaman 56-58.

4.3 Skrining Fitokimia

Skrining fitokimia dilakukan untuk mengetahui golongan metabolit sekunder yang mempunyai aktivitas biologi yang terdapat dalam simplisia dan ekstrak etanol daun pugun tanoh. Skrining fitokimia yang dilakukan adalah pemeriksaan golongan senyawa alkaloid, flavonoid, tanin, glikosida, saponin dan steroidtriterpenoid. Hasil skrining fitokimia simplisia dan ekstrak dari daun pugun tanoh dapat dilihat pada Tabel 4.2. Tabel 4.2 Hasil skrining fitokimia simplisia dan ekstrak etanol daun pugun tanoh No. Pemeriksaan Kandungan Hasil Simplisia Ekstrak 1. 2. 3. 4. 5. 6. Alkaloid Flavonoid Tanin Glikosida Saponin Steroidtriterpenoid − + + + + + − + + + + + Keterangan: + : ada − : tidak ada Berdasarkan hasil skrining diketahui bahwa simplisia dan ekstrak etanol daun pugun tanoh mengandung flavonoid, tanin, glikosida, saponin, dan steroidtriterpenoid. Pada pengujian alkaloid tidak menunjukkan reaksi positif. Hal itu terbukti pada pengujian dengan menambahkan pereaksi Dragendorff tidak terbentuk suatu endapan. Hal yang sama juga terjadi pada saat penambahan pereaksi Bouchardat. Begitu juga dengan penambahan pereaksi Mayer tidak terbentuk endapan putih Depkes RI, 1979. Universitas Sumatera Utara

4.4 Pengujian Effective Concentration EC

80 Asetilkolin pada Otot Polos Trakea Pengujian kontraksi otot polos trakea terisolasi dengan penambahan konsentrasi bertingkat asetilkolin 10 -8 M sampai 3x10 -3 M dilakukan untuk mendapatkan effective concentration EC 80 asetilkolin yang selanjutnya akan digunakan untuk pengujian efek relaksasi ekstrak etanol daun pugun tanoh. Hasil pengujian ini diamati melalui perubahan respons kontraksi otot polos trakea terisolasi terhadap peningkatan konsentrasi asetilkolin 10 -8 M sampai 3x10 -3 M. Hasil pengujian kontraksi otot polos trakea marmut dengan penambahan seri konsentrasi asetilkolin dapat dilihat pada Tabel 4.3 dan grafik pada Gambar 4.1. Tabel 4.3 Data uji kontraksi seri konsentrasi asetilkolin terhadap otot polos trakea Log konsentrasi Ach Kontraksi Trakea Mean±SEM I II III IV -8,00 3,6364 1,5504 2,7586 1,6260 2,3929±0,4456 -7,52 9,0909 3,1008 3,4483 2,4390 4,5198±1,3757 -7,00 10,9091 5,0387 4,1379 3,2520 5,8344±1,5477 -6,52 10,9091 5,0387 4,8276 4,0650 6,2101±1,4134 -6,00 9,0909 5,4263 5,5172 4,8780 6,2281±0,8628 -5,52 8,1818 7,7519 5,5172 5,6910 6,7855±0,6159 -5,00 13,6364 10,0775 6,8965 7,3171 9,4819±1,3901 -4,52 22,7273 24,0310 11,0345 7,3171 16,2775±3,7372 -4,00 40,0000 36,4341 25,8621 16,2602 29,6391±4,8082 -3,52 55,4545 51,9380 40,6896 38,2114 46,5734±3,7612 -3,00 79,0909 71,3178 66,2069 66,6667 70,8206±2,6732 -2,52 100,0000 100,0000 100,0000 100,0000 100,0000±0,0000 Keterangan: Ach = asetilkolin kontraksi = dihitung dari kontraksi maksimum yang dicapai oleh asetilkolin Universitas Sumatera Utara Gambar 4.1 Grafik kontraksi otot polos trakea terisolasi yang dikontraksi dengan seri konsentrasi asetilkolin 10 -8 M sampai 3x10 -3 M rata- rata ±SEM, n=4 Penambahan seri konsentrasi asetilkolin menyebabkan kontraksi otot polos trakea terisolasi. Kontraksi otot polos trakea meningkat dengan meningkatnya konsentrasi asetilkolin. Respons kontraksi maksimal otot polos trakea diperoleh pada konsentrasi asetilkolin 3x10 -3 M, karena peningkatan konsentrasi asetilkolin yang lebih tinggi tidak lagi menunjukkan peningkatan kontraksi. Jumlah reseptor membatasi efek yang ditimbulkan, sehingga walaupun konsentrasi ditingkatkan, respon tidak bertambah. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kontraksi otot polos trakea terjadi karena stimulasi reseptor muskarinik oleh agonis, dalam penelitian ini digunakan asetilkolin sebagai penginduksi Oenema, 2013. Adapun EC 80 asetilkolin yang diperoleh sebesar 1,39x10 -3 M. Perhitungan untuk memperoleh EC 80 asetilkolin dapat dilihat pada Lampiran 7 halaman 62-63. 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 -8,0 -7,5 -7,0 -6,5 -6,0 -5,5 -5,0 -4,5 -4,0 -3,5 -3,0 -2,5 K ont ra ks i Log Konsentrasi Asetilkolin M Ach Universitas Sumatera Utara EC 80 asetilkolin digunakan untuk pengujian efek relaksasi ekstrak etanol daun pugun tanoh. Prosedur yang dilakukan yaitu EC 80 asetilkolin diinduksi pada otot polos trakea marmut terisolasi, kemudian ditambahkan EEDPT dan diamati penurunan kontraksi yang terjadi. Efek kontraksi asetilkolin trakea marmut diregulasi terutama melalui stimulus reseptor muskarinik M 3 pada saluran pernapasan Karyono, 2006. Aktivasi reseptor muskarinik M 3 selanjutnya akan mengaktifkan phospholipase C PLC melalui penggabungan dengan protein Gq, yang menghasilkan dua second messenger yaitu inositol 1,4,5-trisphosphate IP 3 dan diacylglycerol DAG sebagai hasil hidrolisis phospatidylinositol 4,5-biphosphat PIP 2 . IP 3 menduduki reseptor IP 3 sehingga menginduksi pelepasan Ca 2+ dari sarcoplasmatic reticulum SR Gosens, et al., 2006. Sedangkan DAG akan menyebabkan influks Ca 2+ ekstraseluler Sellers dan Williams, 2012. Pelepasan Ca 2+ dari SR dan influks Ca 2+ akan meningkatkan jumlah Ca 2+ di dalam sitosol Hall, 2000. Peningkatan Ca 2+ di sitosol akan membentuk kompleks Ca 2+ -kalmodulin yang mengaktifkan myosin light chain kinase MLCK yang akan memfosforilasi myosin light chain MLC, akibatnya terjadi interaksi miosin dengan aktin yang menghasilkan kontraksi otot polos saluran pernapasan Oenema, 2013.

4.5 Pengujian Efek Relaksasi Ekstrak Etanol Daun Pugun Tanoh pada Otot Polos Trakea

Dokumen yang terkait

Efek Relaksasi Ekstrak Etanol Daun Pugun Tanoh (Curanga fel-terrae (Lour.) Merr.) Terhadap Kontraksi Otot Polos Ileum Marmut (Cavia porcellus) Terisolasi Secara In Vitro

8 98 122

Efek Relaksasi Ekstrak Etanol Daun Pugun Tanoh (Curanga Fel-Terrae (Lour) Merr.) Terhadap Otot Polos Trakea Marmut Terisolasi Dan Pengaruhnya Pada Fosfodiesterase

0 1 14

Efek Relaksasi Ekstrak Etanol Daun Pugun Tanoh (Curanga Fel-Terrae (Lour) Merr.) Terhadap Otot Polos Trakea Marmut Terisolasi Dan Pengaruhnya Pada Fosfodiesterase

0 0 2

Efek Relaksasi Ekstrak Etanol Daun Pugun Tanoh (Curanga Fel-Terrae (Lour) Merr.) Terhadap Otot Polos Trakea Marmut Terisolasi Dan Pengaruhnya Pada Fosfodiesterase

0 0 6

Efek Relaksasi Ekstrak Etanol Daun Pugun Tanoh (Curanga Fel-Terrae (Lour) Merr.) Terhadap Otot Polos Trakea Marmut Terisolasi Dan Pengaruhnya Pada Fosfodiesterase

0 0 14

Efek Relaksasi Ekstrak Etanol Daun Pugun Tanoh (Curanga Fel-Terrae (Lour) Merr.) Terhadap Otot Polos Trakea Marmut Terisolasi Dan Pengaruhnya Pada Fosfodiesterase

0 0 5

Efek Relaksasi Ekstrak Etanol Daun Pugun Tanoh (Curanga Fel-Terrae (Lour) Merr.) Terhadap Otot Polos Trakea Marmut Terisolasi Dan Pengaruhnya Pada Fosfodiesterase

0 0 16

Efek Relaksasi Ekstrak Etanol Daun Pugun Tanoh (Curanga fel-terrae (Lour.) Merr.) Terhadap Kontraksi Otot Polos Ileum Marmut (Cavia porcellus) Terisolasi Secara In Vitro

0 0 45

Efek Relaksasi Ekstrak Etanol Daun Pugun Tanoh (Curanga fel-terrae (Lour.) Merr.) Terhadap Kontraksi Otot Polos Ileum Marmut (Cavia porcellus) Terisolasi Secara In Vitro

0 0 16

Efek Relaksasi Ekstrak Etanol Daun Pugun Tanoh (Curanga fel-terrae (Lour.) Merr.) Terhadap Kontraksi Otot Polos Ileum Marmut (Cavia porcellus) Terisolasi Secara In Vitro

1 3 16