9
2.1.6. Faktor Resiko
Diare disebabkan oleh beberapa jenis mikroorganisme, tetapi hal tersebut tidak menjamin seseorang akan menderita diare, ada faktor-faktor yang bisa
menyebabkan seseorang beresiko diare, faktor resiko diare bisa dikelompokkan menjadi 3, yaitu : faktor lingkungan, faktor individu, dan faktor penjamu
Adisasmito, 2007. 1.
Faktor Lingkungan Keadaan lingkungan sangat berperan terhadap terjadinya diare pada anak, baik
dari kondisi di lingkungan maupun perilaku orang-orang yang ada di lingkungan. Menurut Makara Kesehatan Vol. 11 tahun 2007, kondisi lingkungan yang rentan
menyebabkan diare adalah sarana air bersih yang kurang, pembuangan jamban yang tidak baik, saluran pembuangan air limbah yang dekat dengan masyarakat
dan kondisi rumah yang jauh dari higenitas. Dan menurut Sinthamurniwaty tahun 2006, bagaimana orang-orang yang ada di lingkungan juga berperan terhadap
terjadinya diare pada anak, naik itu pengetahuan dari pengsuhnya atau perilaku- perilaku pengasuhan anak tersebut.Dikatakan bahwa, perilaku seperti mencuci
tangan yang tidak baik, sebelum makan, atau sesudah BAK dan BAB, tidak mencuci peralatan dan bahan makanan, dapat menyebabkan terjadinya diare
Sinthamurniwaty, 2006.
2. Faktor Individu
Yang tidak kalah penting dari faktor resiko diare adalah faktor individu dari penderita sendiri, bagaimana status imunisasi, keadaan sehat atau tidaknya anak,
status gizi yang kurang, tidak ada atau sedikitnya waktu pemberian ASI dapat menjadi pemicu dari terjadinya diare pada balita.
3. Faktor Penjamu
Faktor penjamu yang dimaksudkan adalah jenis dan keadaan mikroorganisme penyebab diare, jika struktur mikroorganisme penyebab diare kompleks,
ketahanan mikroorganisme tersebut baik, makan akan sering memicu terjadinya diare.
Universitas Sumatera Utara
10
2.1.7. Terapi
Departemen Kesehatan RI membuat panduan tata laksana pengobatan diare pada balita dengan merujuk pada panduan WHO World Health Organization
adalah sebagai berikut : 1.
Rehidrasi dengan Menggunakan Oralit Baru Diare adalah kondisi dimana seseorang akan kehilangan banyak cairan dari
tubuhnya, oleh karena itu perlu direhidrasi dengan larutan osmolaritas rendah karena dengan larutan osmolaritas rendah mendekati omolaritas
plasma, sehingga jarang menyebabkan hypernatremia. Berikut komposisi oralit baru menurut WHO yang terdapat dalam buku ajar Gastroenterologi-
Hepatologi anak :
Tabel 2.2. Komposisi Oralit Oralit Osmolaritas Rendah
MmolL
Natrium 75
Klorida 65
Glukosa 75
Kalium 20
Sitrat 10
Total 245
Dengan ketentuan pemberian sebagai berikut : 1.
Sediakan 2 bungkus oralit. 2.
Larutkan satu bungkus dalam 1 liter air matang, untuk persediaan 24 jam.
3. Berikan larutan oralit setiap kali anak buang air besar dengan
ketentuan, anak berumur 2 tahun : 50-100ml tiap BAB, 2 tahun atau lebih berikan 100-200ml tiap BAB.
4. Jika dalam 24 jam larutan oralit masih tersisa, maka harus dibuang.
2. Zinc Diberikan Selama 10 Hari Berturut-turut
Zinc berperan dalam mengurangi lama dan beratnya diare, beberapa
Universitas Sumatera Utara
11
penelitian menyebutkan pemakaian zinc di awal hingga 10 hari diare bisa menurunkan morbiditas dan mortalitas akibat diare. Karena dari segi
fisiologis,zinc berperan untuk pertumbuhan dan pembelahan sel, anti oksidan, perkembangan seksual, kekebalan sel, adaptasi gelap, dan
pengecapan. Selain itu zinc juga bisa mengembalikan nafsu makan anakBuku Ajar Gastroenterologi-Hepatologi, 2009.
Dosis zinc untuk anak : 6bulan 10 mg per hari, 6bulan 20 mg per hari.
3. ASI dan Manakan Tetap Diteruskan
Pemberian ASI dan makanan sesuai dengan menu yang sama ketika anak sehat membantu agar anak tidak kehilangan berat badan dan pengganti
nutrisi tidak hilang.
4. Antibiotik Selektif
Antibiotiktidak boleh diberikan kepada anak penderita diare kecuali ada indikasi, misalnya diare berdarah, atau korela. Karena pemberian
antibiotik tanpa indikasi akan mengganggu keseimbangan flora usus yang dapat memperpanjang episode diare.
Berikut beberapa contoh Antimikroba selektif WHO,2012 :
Universitas Sumatera Utara
12
Tabel 2.3. Antimikroba Selektif dalam Terapi Diare Mikroorganisme
Obat dosis
Cholera Azithromycin 20 mgKgBB dosis
tunggal Ciprofloxacin 15 mgKg setiap 12
jam selama 3 hari – lebih 3 hari
berikan dosis multipel
Shigella Dysentry Ciprofloxacin 15mgKgBBx
– 2 x sehari dalam 5 hari
Toksis untuk anak diganti menjadi
Cefixime 4
mgKgBBx – 2 x sehari
dalam 3-5 hari Ceftriaxone 50-100 mgKg 1 x
sehari IM selama 2-5 hari Pivmecillinam 20 mg?kg 4 x sehari
selama 5 hari Amoebiasis
Metronidazole 10 mgKgBBx – 3
x sehari dalam 5 hari Giardiasis
Metronidazole 5 mgKgBBx – 3 x
sehari dalam 5 hari Campylobacter
Azithromycin 30 mgKg dosis tunggal segera setelah onset
Sumber :World Gastroenterology Organisation Global Guidelines 2012
5. Nasihat kepada Orangtua
Nasihat kepada orangtua sangat penting dilakukan pada setiap kasus diare, nasihat yang diberikan meliputi tindak lanjut dari diare ataupun
pencegahan terjadinya diare yang meliputi perilaku bersih dan sehat karena perilaku pengasuhan terhadap balita sangat berperan terhadap
kesehatan seorang balita.
Universitas Sumatera Utara
13
2.1.8. Pencegahan