Hasil Analisis Data Hubungan Perilaku Pengasuhan Balita Terhadap Terjadinya Diare Akut pada Balita di Kecamatan Delitua Tahun 2014

31 Tabel 5.8. Distribusi Frekuensi Kejadian Diare Kejadian Jumlah Persentase Diare 19 19,6 Tidak Diare 78 80,4 Total 97 100,0 Dari Tabel 5.8 dapat diketahui bahwa mayoritas responden mengalami tidak diare, yaitu 78 orang 80,4, sedangkan yang mengalami diare terdapat 19 orang 19,6.

5.3. Hasil Analisis Data

Penelitian ini bertujuan untuk melihat ada atau tidaknya hubungan antara perilaku pengasuhan ibu terhadap terjadinya diare pada balita. Perilaku pengasuhan sendiri terdiri dari lima poin, yaitu : mencuci tangan, kebiasaan makan, penggunaan air, penggunaan jamban, dan pengelolaan sampah. Untuk melihat hubungan perilaku pengasuhan dengan terjadinya diare akut pada balita dapat dilihat pada Tabel 5.9 di bawah ini : Tabel 5.9. Hubungan antara Perilaku Pengasuhan Ibu dan Diare pada Balita Perilaku Pengasuhan Diare Kejadian Tidak Diare Perilaku Pengasuhan Baik 0 0 67 69,1 Perilaku Pengasuhan Tidak Baik 19 19,6 11 11,3 Total 19 19,6 78 80,4 Dari Tabel 5.9 dapat dilihat bahwa dari 19 orang responden yang balitanya mengalami diare, seluruhnya mendapat perilaku pengasuhan tidak baik, yaitu 19 orang 19,6. Sedangkan dari 78 orang responden yang balitanya tidak mengalami diare, 67 orang 69,1 mendapat perilaku pengasuhan baik dan 11 orang 11,3 mendapat perilaku pengasuhan tidak baik. Universitas Sumatera Utara 32 Dari data yang didapatkan, dilakukan uji stastistik yaitu uji Fisher’s Exact Test dalam hal ini uji Chi-Square tidak dapat digunakan karena terdapat nilai 0 pada hasil analisis data, untuk melihat hubungan antara perilaku pengasuhan dengan terjadinya diare. Dan didapatkan hasil seperti yang dipaparkan pada Tabel 5.10 di bawah ini : Tabel 5.10. Hasil Analisis Hubungan Perilaku Pengasuhan dengan Diare Variabel Diare Tidak Diare p Value PR CI 95 Perilaku Pengasuhan Baik 67 0,001 7,091 4,101-12,262 Perilaku Pengasuhan Tidak Baik 19 11 Berdasarkan Tabel 5.10diperoleh nilai p value adalah 0,001. Hal ini berarti terdapat hubungan antara perilaku pengasuhan ibu terhadap terjadinya diare pada balita. Perilaku pengasuhan mengandung lima kriteria, salah satunya adalah mencuci tangan. Mencuci tangan dibedakan menjadi mencuci tangan dengan benar dan mencuci tangan dengan tidak benar yang dilihat berdasarkan pertanyaan yang diajukan kepada responden sesuai dengan yang tertera pada kuesioner. Untuk melihat hubungan perilaku mencuci tangan dengan terjadinya diare dapat dilihat pada Tabel 5.11 di bawah ini : Tabel 5.11. Hubungan Perilaku Mencuci Tangan dengan Diare Perilaku Mencuci Tangan Kejadian Diare Tidak Diare Benar 2 2,1 68 70,1 Tidak Benar 17 17,5 10 10,3 Total 19 19,6 78 80,4 Berdasarkan Tabel 5.11 didapatkan bahwa dari 70 responden yang mencuci tangan, 2 balita diantaranya mengalami diare, dan 68 balita tidak Universitas Sumatera Utara 33 mengalami diare. Sementara, dari 27 responden yang tidak mencuci tangan, terdapat 17 balita mengalami diare dan 10 balita tidak mengalami diare. Perilaku pengasuhan mencakup perilaku kebiasaan makan, yang dibedakan menjadi kebiasaan makan benar dan kebiasaan makan tidak benar yang dilihat berdasarkan pertanyaan yang ditanyakan berdasarkan kuesioner. Untuk melihat hubungan perilaku kebiasaan makan dengan terjadinya diare dapat dilihat pada Tabel 5.12 di bawah ini : Tabel 5.12.Hubungan Perilaku Kebiasaan Makan dengan Diare Perilaku Kebiasaan Makan Kejadian Diare Tidak Diare Benar 6 6,2 73 75,2 Tidak Benar 13 13,4 5 5,2 Total 19 19,6 78 80,4 Berdasarkan Tabel 5.12 didapatkan bahwa 19 balita yang mengalami diare, 13 diantaranya mempunyai perilaku kebiasaan makan yang tidak baik. Perilaku pengguanaan air merupakan salah satu poin yang terdapat pada perilaku pengasuhan. Perilaku penggunaan air dibedakan menjadi perilaku pengguanaan air yang benar dan perilaku penggunaan air yang tidak benar berdasarkan data yang didapatkan melalui pertanyaan yang berada di kuesioner. Untuk melihat hubungan perilaku penggunaan air dengan terjadinya diare dapat dilihat pada Tabel 5.13 di bawah ini : Tabel 5.13. Hubungan antara Perilaku Penggunan Air dengan Diare Perilaku Penggunaan Air Diare Kejadian Tidak Diare Benar 7 7,2 69 71,1 Tidak Benar 12 12,4 9 9,3 Total 19 19,6 78 80,4 Universitas Sumatera Utara 34 Dari Tabel 5.13 dapat dilihat bahwa dari 19 orang responden yang balitanya mengalami diare, terdapat 12 responden dengan perilaku penggunaan air yang tidak baik. Penggunaan Jamban merupakan salah satu kriteria perilaku pengasuhan. Perilaku penggunaan jamban dibedakan menjadi penggunan jamban yang benar dan perilaku penggunaan jamban yang tidak benar. Hal ini disimpulkan dari pertanyaan yang diajukan kepada responden dengan mengacu kepada pertanyaan pada kuesioner. Untuk melihat hubungan perilaku penggunaan jamban dengan terjadinya diare dapat dilihat pada Tabel 5.14 di bawah ini : Tabel 5.14. Hubungan antara Perilaku Penggunaan Jamban dengan Diare Perilaku Penggunaan Jamban Diare Kejadian Tidak Diare Benar 2 2,1 66 68,0 Tidak Benar 17 17,5 12 12,4 Total 19 19,6 78 80,4 Dari Tabel 5.14 diketahui bahwa dari 19 balita yang mengalami diare, 17 diantaranya mendapat perilaku penggunaan jamban yang tidak baik. Perilaku pengasuhan mencakup perilaku pengelolaan sampah yang dibedakan menjadi perilaku pengelolaan jamban yang benar dan perilaku pengelolaan jamban yang tidak benar. Hal ini didapatkan berdasarkan pertanyaan yang diajukan kepada responden yang mengacu kepada kuesioner. Untuk melihat hubungan perilaku pengelolaan jamban dengan terjadinya diare dapat dilihat pada Tabel 5.15 di bawah ini : Universitas Sumatera Utara 35 Tabel 5.15. Hubungan antara Perilaku Pengelolaan Sampah dengan Diare Perilaku Pengelolaan Sampah Diare Kejadian Tidak Diare Benar 3 3,1 63 64,9 Tidak Benar 16 16,5 15 15,5 Total 19 19,6 78 80,4 Dari Tabel 5.15 dapat dilihat bahwa dari 19 orang responden yang balitanya mengalami diare, 16 responden mempunyai perilaku pengelolaan jamban yang tidak baik. Berdasarkan data yang didapatkan melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner tentang perilaku pengasuhan yang dilihat dari perilaku mencuci tangan, perilaku kebiasaan makan, perilaku penggunaan air, perilaku penggunaan jamban, dan perilaku pengelolaan sampah, dilakukan uji statistik untuk melihat hubungan yang terjadi antara poin-poin perilaku pengasuhan dengan terjadinya diare dapat dilihat pada Tabel 5.16 di bawah ini : Tabel 5.16. Rekapitulasi Hasil Analisis Variabel Perilaku Pengasuhan dengan Diare Variabel Diare Tidak p value PR CI 95 Mencuci Tangan 0,001 22,037 3,834-32,703 Benar 2 68 Tidak Benar 17 10 Kebiasaan Makan 0,001 9,627 4,334-26,287 Benar 6 73 Tidak Benar 13 5 Penggunaan Air 0,001 6,206 2,707-11,066 Benar 7 69 Tidak Benar 12 9 Penggunaan Jamban 20,207 3,380-30,008 Benar 2 66 0,001 Tidak Benar 17 12 Pengelolaan Sampah 0,001 11,467 2,670-17,182 Benar 3 63 Tidak Benar 16 15 Universitas Sumatera Utara 36 Berdasarkan Tabel 5.16 dapat kita lihat bahwa perilaku mencuci tangan mempunyai hubungan yang signifikan terhadap terjadinya diare pada balita, dengan uji Chi-Square didapat p value 0,001 0,05 dengan CI 95. Perilaku kebiasaan makan berdasarkan uji Fisher’s Exact Test dalam hal ini uji Chi- Square tidak bisa digunakan karena terdapat 1 cells 25,0 mempunyai nilai harapan kurang dari 5 didapatkan p value adalah 0,001 0,05, hal ini berarti terdapat hubungan antara perilaku kebiasaan makan dengan terjadinya diare balita. Perilaku penggunaan air berdasarkan uji Fisher’s Exact Test dalam hal ini uji Chi-Square tidak bisa digunakan karena terdapat 1 cells 25,0 mempunyai nilai harapan kurang dari 5 didapatkan p value adalah 0,001 0,05, hal ini berarti terdapat hubungan antara perilaku penggunaan air dengan terjadinya diare pada balita. Perilaku penggunaan jamban memiliki hubungan dengan terjadinya diare pada balita berdasarkan uji Chi-Square dengan p value 0,001 0,05. Dan, perilaku pengelolaan sampah juga memiliki hubungan yang signifikan dengan terjadinya diare pada balita berdasarkan uji Chi-Square dengan p value 0,001 0,05 dengan CI 95.

5.4. Pembahasan