38
5.4.1. Hubungan Perilaku Mencuci Tangan dengan Terjadinya Diare pada Balita
Berdasarkan uji Chi-Square didapatkan bahwa perilaku mencuci tangan mempunyai hubungan dengan terjadinya diare pada balita. Dari 19 balita yang
diare, 17 diantaranya karena perilaku mencuci tangan yang tidak baik. Didapatkan dari hasil wawancara bahwa, kebanyakan ibu balita yang mengalami diare
mencuci tangan pakai sabun hanya setelah mengganti popok dan setelah buang air besar, untuk kegiatan lain yang berhubungan dengan balita maupun tidak, seperti
saat menghidangkan makanan, saat memberi makan balita, setelah buang air kecil, setelah memegang hewan, ataupun sebelum makan makanan berat dan makanan
ringan, masih jarang bahkan tidak pernah mencuci tangan menggunakan sabun. Sementara, balita yang tidak mengalami diare, ibu balita didapatkan melalui
wawancara selalu mencuci tangan dengan sabun pada setiap kegiatan, kecuali ketika hendak makan makanan ringan yang hanya dilakukan kadang-kadang.
Tangan merupakan bagian tubuh yang sangat berperan dalam segala bentuk kehidupan manusia, terutama makan, yang akan menghubungkan secara langsung
ke dalam tubuh manusia, jika tangan dalam kondisi terkontaminasi kuman, maka kuman diluar tubuh akan dengan mudah masuk ke dalam tubuh. Mencuci tangan
dengan sabun, terutama sesudah buang air besar, sesudah membuang tinja anak, sebelum menyiapkan makanan, sebelum memberi anak makan, dan sebelum
makan mempunyai dampak yang signifikan dalam menurunan kejadian diare hingga 47 Kemenkes, 2011.
Hal yang sama didapatkan dalam penelitian lain, yaitu terdapat hubungan yang sangat signifikan antara mencuci tangan terhadap terjadinya diare,
setidaknya ada beberapa penyakit yang bisa dicegah melalui mencuci tangan dengan sabun, yaitu diare, disentri, polimyelitis, thypoid, parathypoid, hepatitis A,
ascariasis, dan trichuriasis Departement Technique Action Contre Ia FAIM Fr, 2007.
Universitas Sumatera Utara
39
5.4.2. Hubungan Perilaku Kebiasaan Makan dengan Terjadinya Diare pada Balita