Hubungan Perilaku Kebiasaan Makan dengan Terjadinya Diare pada Balita Hubungan Perilaku Penggunaan Air dengan Terjadinya Diare pada Balita

39

5.4.2. Hubungan Perilaku Kebiasaan Makan dengan Terjadinya Diare pada Balita

Dari hasil analisi data didapatkan bahwa perilaku kebiasaan makan memiliki hubungan dengan terjadinya diare, yaitu dengan p value adalah 0,001 0,05. Terdapat 13 balita yang mengalami diare karena kebiasaan makan yang tidak baik. Dari hasil wawancara dengan ibu balita, didapatkan bahwa sebagian besar ibu masih mengkonsumsi makanan yang terbuka di atas meja meski sudah satu jam. Kemudian, semua responden yang balitanya mengalami diare karena kebiasaan makan tidak baik, selalu memberi makan anak di luar rumah sambil berjalan-jalan di sekitar rumah, terutama sore hari. Berbeda dengan kelompok yang mempunyai kebiasaan makan dengan baik, hampir semua responden dengan kebiasaan makan dengan baik, tidak memperbolehkan balitanya untuk makan di luar rumah. Penelitian yang dilakukan oleh Departement Technique Action Contre Ia FAIM Fr bahwa terdapat beberapa penyakit yang bisa dicegah dengan menjaga makanan yang akan dimakan, yaitu diare, thypoid, parathypoid, dan hepatitis A. Pada penelitian lain disebutkan bahwa mencuci semua bahan makanan yang akan dimasak, mencuci semua peralatan masak dengan sabun dan air bersih, dan menutup makanan yang sudah di masak bisa mencegah terjadinya diare UNICEF Liberia, 2012.

5.4.3. Hubungan Perilaku Penggunaan Air dengan Terjadinya Diare pada Balita

Perilaku penggunaan air memiliki hubungan dengan terjadinya diare berdasarkan p value adalah 0,001 0,05, terdapat 12 dari 19 balita yang mengalami diare karena penggunaan air yang tidak benar. Dari 12 responden tersebut setengahnya memakai air isi ulang tanpa dimasak lagi. Masih ada responden yang menggunakan air yang berubah warna selagi tidak berbau. Dan terdapat responden yang yang mempunyai sumur berjarak kurang dari 10 meter dari jamban yang digunakan. Universitas Sumatera Utara 40 Pada penelitian lain disebutkan penggunaan air bersih dalam rumah tangga juga bisa mencegah terjadinya diare, mengingat ada beberapa penyakit yang dapat ditularkan melalui air, yaitu diare, kolera, disentri, hepatitis, penyakit kulit, dan penyakit mata Kemenkes, 2011. Jadi, apabila air yang digunakan memenuhi syarat kualitas air, yaitu tidak berwarna, tidak berbau, dan jarak antara pembuangan sampah dan pembuangan tinja minimal 10 meter dari sumber air. Hal ini akan mengurangi tercemarnya air dari bakteri patogen Rahmah, 2007. Penelitian lain dilakukan mendapatkan hasil bahwa sarana air yang berjarak kurang dari 10 meter dari sumber pembuangan tinja atau pembuangan sampah, tidak ada saluran pembuangan air, lantai yang mengitari sumber air, khususnya sumur tidak disemen atau adanya lantai yang mengitari sumur yang retak akan meningkatkan pencemaran agen patogen terhadap air. Hasil penelitian terhadap kualitas bakteriologis air bersih di Jakarta diperoleh sebanyak 24 air permukaan tercemar fecal coliform, dan hanya 3 dari air PDAM yang tercemar Hannif et al., 2011

5.4.4. Hubungan Perilaku Penggunaan Jamban dengan Terjadinya Diare pada Balita