Analisis Regresi Berganda Koefisien Determinasi R Gambaran Umum Provinsi Sumatera Utara

50

3.9.4. Uji Multikolinearitas

Menurut Ghozali 2006, uji ini digunakan untuk mengetahui apakah terdapat korelasi di antara variabel-variabel independen dalam model regresi tersebut. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen.Apabila terdapat korelasi antara variabel independen, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal.Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen adalah nol. Untuk mendeteksi ada tidaknya multikoliniearitas dalam model regresi dapat dilihat dari tolerance value atau VIF Variance Inflation Factor .Sebagai dasar acuannya diuraikan dalam pernyataan berikut. 1. Jika nilai tolerance 0,1 dan nilai VIF 10, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi. 2. Jika nilai tolerance 0,1 dan nilai VIF 10, maka dapat disimpulkan bahwa ada multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi.

3.10. Analisis Regresi Berganda

Analisis regresi adalah suatu analisis yang digunakan untuk mengukur pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat.jika pengukuran pengaruh melibatkan dua atau lebih variabel bebas X 1 ,X 2 ,X 3 dan seterusnya dan satu variabel terikat Y maka dinamakan analisis regresi linier bergandamajemuk Universitas Sumatera Utara 51 multiple regression. Model persamaan regresi untuk menguji hipotesis dengan formula sebagai berikut: Keterangan : α : Konstanta β 1 , β 2 , β 3 : Koefisien regresi Y : Tingkat Kemandirian Keuangan Daerah PE : Pertumbuhan Ekonomi PAD : Pendapatan Asi Daerah DAU : Dana Alokasi Umum ε : Error Kesalahan penganggu

3.11. Koefisien Determinasi R

2 Koefisien determinasi adalah koefisien nilai yang menunjukkan besarnya variasi variabel terikat dependent variabel yang dipengaruhi oleh variasi variabel bebas independent variabel.Pengukuran besarnya persentase kebenaran dari uji regresi tersebut dapat dilihat melalui nilai koefisien derminasi multiple R 2 koefisien determinan mengukur proporsi dari variasi yang dapat dijelaskan oleh variabel bebas. Apabila nilai R 2 suatu regresi mendekati satu maka semakin baik regresi tersebut dan semakin mendekati nol maka variabel independen secara keseluruhan Y = α + β 1 PE + β 2 PAD + β 3 DAU + ε Universitas Sumatera Utara 52 tidak dapat menjelaskan variabel dependen.Adjusted R 2 ini digunakan untuk melihat berapa besar pengaruh faktor-faktor yang ditimbulkan oleh variabel - variabel independen terhadap variabel dependen. 3.12. Pengujian Hipotesis 3.12.1. Uji Signifikansi Simultan Uji-F Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah semua variabel independen secara simultan atau bersama-sama mempengaruhi variabel dependen secara signifikan. Bentuk pengujiannya adalah: H o : β 1 =β 2 =β 3 =0,artinya variabel pertumbuhan ekonomi, pendapatan asli daerah, dana alokasi umum, secara bersama - sama tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap tingkat kemandirian keuangan daerah. H a : β 1 ≠β 2 ≠β 3 ≠0, artinya variabel pertumbuhan ekonomi, pendapatan asli daerah, dana alokasi umum, secara bersama - sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap tingakat kemandirian keuangan daerah. Dasar pengambilan keputusan dengan menggunakan tingkat signifikan α 5. Universitas Sumatera Utara 53 a Jika nilaisig.F0,05 maka Ho diterima Ha ditolak, artinya tidak ada pengaruh signifikan secarasimultandari variabel independen terhadap variabel dependen. b Jika nilai sig.F 0,05 maka Ha diterima Ho ditolak, artinya ada pengaruh yang signifikan secara simultan dari variabel independen terhadap variabel dependen. Pengambilan keputusan juga dapat dilakukan dengan membandingkan nilai F hitung dan nilai F tabel . Dimana kriterianya yaitu: Ho diterima dan Ha ditolak jika F hitung F tabel untuk α = 5 Ho ditolak dan Ha diterima jika F hitung F tabel untuk α = 5

3.12.2. Uji Signifikansi Parsial Uji-t

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah setiap variabel bebas secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat.Dasar pengambilan keputusan dengan menggunakan tingkat signifikan α 5. a Jika nilai sig.t 0,05 maka H o diterima H a ditolak, artinya tidak ada pengaruh yang signifikan secara parsial antara variabel independen terhadap variabel dependen. Universitas Sumatera Utara 54 b Jika nilai sig.t 0,05 maka H a diterima H o ditolak, artinya ada pengaruh yang signifikan secara parsial antara variabel independen terhadap variabel dependen. Pengambilan keputusan juga dapat dilakukan dengan membandingkan nilai F hitung dan nilai F tabel . Dimana kriterianya yaitu: H o diterima dan H a ditolak jika t hitung t tabel untuk α = 5 H o ditolak dan H a diterima jika t hitung t tabel untuk α = 5 Universitas Sumatera Utara 55

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Provinsi Sumatera Utara

Sumatera Utara berada dibagian barat Indonesia, terletak pada garis 1 o – 4 o Lintang Utara dan 98 o – 100 o Bujur Timur atau terbesar ketujuh dari luas wilayah Republik Indonesia. Berdasarkan posisi geografis, provinsi Sumatera Utara bebatasan sebagai berikut: Utara : berbatasan dengan Provinsi Aceh Timur : berbatasan dengan Negara Malaysia Selat Malaka Selatan : berbatasan dengan Provinsi Riau dan Sumatera Barat Barat : berbatasan dengan Samudra Hindia Berdasarkan kondisi geografis, wilayah Provinsi Sumatera Utara dibagi dalam 3 kelompok wilayah yaitu: pertama, Pantai Barat Tapanuli Selatan, Tapanuli Tengah, Sibolga dan Nias. Kedua, Daratan Tinggi Tapanuli Utara, Simalungun, Pematang Siantar, Karo dan Dairi. Ketiga, Pantai Timur Medan,Binjai, Langkat, Tebing Tinggi, Asahan, Tanjung Balai, dan Labuhan Batu Sumatera Utara merupakan Provinsi keempat yang terbesar setelah Jawa Berat, Jawa Timur dan Jawa Tengah. Berdasarkan data BPShasil proyeksi sensus Universitas Sumatera Utara 56 penduduk 2010, tercatat jumlah penduduk Sumatera Utara pada tahun 2013 sebanyak 13,32 juta jiwa, dengan laju pertumbuhan penduduk mencapai 1,22 persen. Etnis terbesar yang ada di Sumatera Utara adalah Suku batak Karo, Pakpak, TapanuliToba, dan Mandailing sebesar 44,75 persen, kemudian suku yang berasal dari jawa Betawi, Banten, Sunda, Jawa dan Madura sebesar 33,40 persen, Nias sebesar 6,36 persen, Melayu sebesar 5,85 persen, Cina sebesar 2,71 persen, Minang sebesar 2,66 persen dan Aceh sebesar 0,97 persen dan lainnya 3,29 persen. Dilihat dari kerukunan umat beragama, hasil sensus penduduk 2010 menunjukkan bahwa penduduk Sumatera Utara paling banyak memeluk agama Islam sebesar 66,09 persen, kemudian agama Kristen Katolik dan Protestan sebesar 31,40 persen, Budhasebesar 2,31 persen, Hindu sebesar 0,11 persen, dan Khonghucu, dll sebesar 0,09 persen. Penyelenggaraan otonomi daerah disambut masyarakat dengan usulan pembentukan wilayah administrasi baru.Selama periode 2006 - 2013, wilayah administrasi setingkat kabupaten telah bertambah 6 wilayah administrasi dari 19 kabupaten menjadi 25 kabupaten. Setingkat kotabertambah 1 wilayah administrasi dari 7 kota menjadi 8 kota. Setingkat kecamatan bertambah dari 378 Wilayah administrasi menjadi 422 wilayah administrasi, dan setingkat desakelurahan bertambah dari 5.713 wilayah administrasi menjadi 5.876wilayah administrasi. Wilayah Provinsi Sumatera Utara secara administratif terbagi dalam 25 kabupaten dan 8 kota yaitu : Universitas Sumatera Utara 57 Tabel 4.1. Kabupaten dan Kota Provinsi Sumatera Utara No Nama KabupatenKota Ibu Kota Luas Wilayah Km 2 1 Kabupaten Nias Gunung Sitoli 980,32 2 Kabupaten Mandailing Natal Panyabungan 6.620,70 3 Kabupaten Tapanuli Selatan Sipirok 4.345,86 4 Kabupaten Tapanuli Tengah Pandan 2.158,00 5 Kabupaten Tapanuli Utara Tarutung 3.764,65 6 Kabupaten Toba Samosir Balige 2.352,38 7 Kabupaten Labuhan Batu Rantau Prapat 2,156.02 8 Kabupaten Asahan Kisaran 3,702.21 9 Kabupaten Simalungun Raya 4,369.00 10 Kabupaten Dairi Sidikalang 1,927.80 11 Kabupaten Karo Kaban Jahe 2,127.00 12 Kabupaten Deli Serdang Lubuk Pakam 2,241.68 13 Kabupaten Langkat Stabat 6,262.00 14 Kabupaten Nias Selatan Teluk Dalam 1,825.20 15 Kabupaten Humbang Hasundutan Dolok Sanggul 2,335.3 16 Kabupaten Pakpak Bharat Salak 1,218.30 17 Kabupaten Samosir Pangururuan 2,069.05 18 Kabupaten Serdang Bedagai Sei Rampah 1,900.22 19 Kabupaten Batu Bara Limapuluh 922.20 20 Kabupaten Padang Lawas Utara Gunung Tua 3,918.05 21 Kabupaten Padang Lawas Sibuhuan 3,892.74 22 Kabupaten Labuhanbatu Selatan Kota Pinang 3,596.00 23 Kabupaten Labuanbatu Utara Aek Kanopan 3,570.98 24 Kabupaten Nias Utara Lotu 1,202.78 25 Kabupaten Nias Barat Lahomi 473.73 26 Kota Sibolga - 41.31 27 Kota Tanjungbalai - 107.83 28 Kota Pematangsiantar - 55.66 29 Kota Tebing Tinggi - 31.00 30 Kota Medan - 265.00 31 Kota Binjai - 59.19 32 Kota Padangsidimpuan - 114.66 33 Kota Gunungsitoli - 280.78 Sumber:Indonesia data co.id Metode pemilihan sampel yang digunakan adalah purposive judgement sampling method yaitu berdasarkan kriteria-kriteria tertentu. Berdasarkan metode Universitas Sumatera Utara 58 tersebut diperoleh sampel penelitian yaitu sebanyak 17 KabupatenKota yang terdapat di provinsi Sumatera Utara, periode penelitian tahun 2011 - 2013 yaitu sebanyak 3 tahun sehingga data pooling sebanyak 51. 4.2. Analisis Hasil Penelitian 4.2.1. Analisis Statistik Deskriptif

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Asli Daerah (PAD), dan Dana Alokasi Umum (DAU) Terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal Pada Pemerintahan Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara

7 86 98

Pengaruh Rasio Efektifitas Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus Dan Dana Bagi Hasil Terhadap Tingkat Kemandirian Keuangan Daerah Pada Pemerintahan Kabupaten/Kota Di Provinsi Riau

12 97 86

Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Asli Daerah, dan Dana Perimbangan terhadap Belanja Modal pada Pemerintah Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara

2 38 82

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus terhadap Belanja Daerah pada Pemda di Provinsi Sumatera Utara

1 43 73

Pengaruh Rasio Efektivitas Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Bagi Hasil (DBH), Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Alokasi Khusus (DAK) terhadap Tingkat Kemandirian Pemerintahan Kabupaten/Kota di Propinsi Sumatera Utara

4 37 108

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Bagi Hasil, Dana Alokasi Umum Terhadap Belanja Daerah Kabupaten/Kota Di Provinsi Sumatera Utara

0 35 106

Pengaruh Rasio Efektivitas Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum Dan Dana Alokasi Khusus Terhadap Tingkat Kemandirian Keuangan Daerah Pada Pemerintahan Kabupaten/Kota Di Provinsi Sumatera Utara

4 59 87

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus dan Pertumbuhan Ekonomi terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara

1 40 75

Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Asli Daerah (PAD), dan Dana Alokasi Umum (DAU) Terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal Pada Pemerintahan KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara

0 0 11

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan, dan Kemandirian Fiskal terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Era Disentralisasi Fiskal Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Utara Periode 2008-2012

0 0 24