Pengujian Asumsi Klasik Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Asli Daerah, dan Dana Alokasi Umum terhadap Tingkat Kemandirian Keuangan Daerah pada Pemerintahan Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara

45

3.8. Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini adalah kuantitatif dengan menggunakan teknik perhitungan statistik. Analisis data yang diperoleh dalam penelitian ini akan menggunakan bantuan teknologi komputer yaitu Microsoft Exel dan program aplikasi SPSS Statistical Product Service Solution. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan meotode analisis Regresi Linear Berganda.Dalam melakukan analisis regresi linier berganda, metode ini mensyaratkan untuk melakukan uji asumsi klasik agar mendapatkan hasil regresi yang baik.Uji asumsi klasik tersebut terdiri dari: 1. Uji Normalitas dengan menggunakan grafik Normal P-P Plot dan uji Klomogrov-Smirnov dengan tingkat signifikansi 5, 2. Uji Homoskedastisitas dengan menggunakan scatterplotdanuji Park, 3. Uji Autokorelasi dengan melakukan pengujian nilai Durbin-Watson. 4. Uji Multikoliniearitas dengan menggunkan nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor VIF.

3.9. Pengujian Asumsi Klasik

Peneliti melakukan terlebih dahulu uji asumsi klasik sebelum melakukan pengujian hipotesis. Pengujian asumsi klasik dilakukan untuk menghindari atau mengurangi bias atas hasil penelitian yang diperoleh Erlina, 2011 : 99. Uji asumsi klasik penting dilakukan untuk menghasilkan estimator yang linier tidak bias dengan varian yang minimum Best Linier Unbiased Estimator = Universitas Sumatera Utara 46 BLUE , yang berarti model regresi tidak mengandung masalah. Tidak ada ketentuan yang pasti tentang urutan uji yang harus dipenuhi terlebih dahulu.Berikut ini adalah uji asumsi klasik yang harus dipenuhi oleh model regresi.

3.9.1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui normal atau tidaknya suatu distribusi data. Pada dasarnya, uji normalitas adalah membandingkan antara data yang kita miliki dan data berdistribusi normal yang memiliki mean dan standar deviasi yang sama dengan data kita. Uji normalitias menjadi hal penting karena merupakan syarat pengujian parametic-test uji parametrik adalah data harus memiliki distribusi normal atau berdistribusi normal. Pengujian normalitas ini dapat dilakukan melalui analisis grafik dan analisis statistik. a. Analisis Grafik Metode yang lebih handal untuk melihat normalitas residual adalah dengan melihat Normal Probability Plotyang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal.Dasar pengambil keputusan: a Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Universitas Sumatera Utara 47 b Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. b. Analisis Statistik Pedomaan penggambilan keputusan tentang data tersebut mendekati atau merupkan distribusi normal berdasarkan Kolmogrov- Smirnov dapat dilihatdari : a Nilai Sig. atau signifikan atau probabilitas 0.05, maka distribusi data adalah tidak normal. b Nilai Sig. atau signifikan atau probabilitas 0.05, maka distribusi data adalah normal.

3.9.2. Uji Heterokedastisitas

Uji heterokedastisitasmenunjukkan bahwa varians variabel tidak sama untuk semua pengamatanobservasi. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homokedastisitas Model regresi yang baik adalah terjadi homokedastisitas dalam model, atau dengan perkataan lain tidak terjadi heterokedastisitas. Untuk mendeteksi adanya heterokedastisitas dilakukan dengan melihat Scatterplot. Universitas Sumatera Utara 48 Dasar analisis yang digunakan dalam uji heterokedatisitas dijelaskan sebagai berikut. 1. Jika ada pola tertentu, seperti titik - titik yang membentuk suatu pola tertentu teratur bergelombang, melebar, kemudian menyempit maka mengindikasikan telah terjadi heterokedastisitas. 2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik - titik menyebar diatas dan dibawah angka 0sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas, Analisis dengan grafik plots memiliki kelemahan yang cukup signifikan oleh karena jumlah pengamatan mempengaruhi hasil ploting. Semakin sedikit jumlah pengamatan, semakin sulit untuk mengintepretasikan hasil grafik plot.Uji statistik diperlukan untuk mendapatkan hasil yang lebihdapat menjamin keakuratan hasil, yaitu dengan uji parkGhozali, 2006. Dasar pengambilan keputusan uji heterokedatisitas melalui uji parkdijelaskan sebagai berikut: a Apabila koefisien parameter betasig 0,05 dari persamaan regresi signifikan statistik, yang berarti data empiris yang diestimasi terdapat heterokedastisitas. b Apabilakoefisien parameter beta sig 0,05dari persamaan regrsi tidak signifikan statistik, maka berarti data empiris yang diestimasi tidak terdapat heteroskedastisitas. Universitas Sumatera Utara 49

3.9.3. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu disturbance termpada periode t dan kesalahan kesalahan pengganggu pada periode sebelumnya t-1.Apabila terjadi korelasi maka hal tersebut menunjukkan adanya problem autokorelasi.Masalah autokorelasi sering terjadi pada data time series data runtun waktu. Masalah ini timbul karena residual kesalahan pengganggu tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya.Konsekuensi adanya autokorelasi dalam model regresi adalah variance sampel tidak dapat menggambarkan variance populasinya, sehingga model regresi yang dihasilkan tidak dapat digunakan untuk menaksir nilai variabel dependen pada nilai independen tertentu Ghozali, 2006. Metode deteksi terhadap autokorelasi dalam penelitian ini juga melakukan uji Durbin-Watson D-W. Kriteria pengambilan keputusan autokorelasi tercantum dalam tabel berikut. Tabel 3.4 Kriteria Pengambil Keputusan Autokorelasi Hipotesis nol Keputusan Jika Tidak ada autokorelasipositif Tolak 0 d dl Tidak ada autokorelasi positif No decision dl ≤ d ≤ du Tidak ada autokorelasi negatif Tolak 4-du d 4 Tidak ada autokorelasi negatif No decision 4 – du ≤ d ≤ d ≤ 4 - dl Tidak ada autokorelasi positif atau negatif Tidak ditolak du d 4-du Sumber :Ghozali, 2006 Universitas Sumatera Utara 50

3.9.4. Uji Multikolinearitas

Menurut Ghozali 2006, uji ini digunakan untuk mengetahui apakah terdapat korelasi di antara variabel-variabel independen dalam model regresi tersebut. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen.Apabila terdapat korelasi antara variabel independen, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal.Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen adalah nol. Untuk mendeteksi ada tidaknya multikoliniearitas dalam model regresi dapat dilihat dari tolerance value atau VIF Variance Inflation Factor .Sebagai dasar acuannya diuraikan dalam pernyataan berikut. 1. Jika nilai tolerance 0,1 dan nilai VIF 10, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi. 2. Jika nilai tolerance 0,1 dan nilai VIF 10, maka dapat disimpulkan bahwa ada multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi.

3.10. Analisis Regresi Berganda

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Asli Daerah (PAD), dan Dana Alokasi Umum (DAU) Terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal Pada Pemerintahan Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara

7 86 98

Pengaruh Rasio Efektifitas Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus Dan Dana Bagi Hasil Terhadap Tingkat Kemandirian Keuangan Daerah Pada Pemerintahan Kabupaten/Kota Di Provinsi Riau

12 97 86

Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Asli Daerah, dan Dana Perimbangan terhadap Belanja Modal pada Pemerintah Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara

2 38 82

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus terhadap Belanja Daerah pada Pemda di Provinsi Sumatera Utara

1 43 73

Pengaruh Rasio Efektivitas Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Bagi Hasil (DBH), Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Alokasi Khusus (DAK) terhadap Tingkat Kemandirian Pemerintahan Kabupaten/Kota di Propinsi Sumatera Utara

4 37 108

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Bagi Hasil, Dana Alokasi Umum Terhadap Belanja Daerah Kabupaten/Kota Di Provinsi Sumatera Utara

0 35 106

Pengaruh Rasio Efektivitas Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum Dan Dana Alokasi Khusus Terhadap Tingkat Kemandirian Keuangan Daerah Pada Pemerintahan Kabupaten/Kota Di Provinsi Sumatera Utara

4 59 87

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus dan Pertumbuhan Ekonomi terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara

1 40 75

Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Asli Daerah (PAD), dan Dana Alokasi Umum (DAU) Terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal Pada Pemerintahan KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara

0 0 11

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan, dan Kemandirian Fiskal terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Era Disentralisasi Fiskal Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Utara Periode 2008-2012

0 0 24