39
BAB IV ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANTARA GURU
DAN ORANG TUA MURID DI SD FAJAR ISLAMI
A. Pola Komunikasi Guru dengan orang tua murid
Komunikasi memiliki persyaratan, bentuk dan strategi untuk mencapai tujuannya. Faktor tersebut akan menimbulkan kepercayaan dan daya tarik
komunikan terhadap komunikator. Komunikasi memiliki peran penting khususnya dalam bidang pendidikan. Guru harus menjalin komunikasi yang
baik dengan murid juga dengan wali murid. Dalam proses belajar mengajar guru hanya beberapa jam saja dapat
menyampaikan materi pembelajaran dalam kelas selebihnya murid akan banyak berkomunikasi dengan orangtuanya di rumah. Komunikasi yang baik
antara guru dengan wali murid sangat membantu proses belajar dan mengajar, namun demikian, ada beberapa faktor yang dapat menghambatnya.
Komunikasi guru dengan wali murid biasanya dilakukan di luar jam belajar sekolah
gunanya untuk
menanyakan perkembangan
belajar anak,
membicarakan tentang sikap dan aktifitas anak di kelas ataupun di rumah. Berdasarkan data-data yang penulis peroleh dari hasil observasi dan
wawancara dengan para informan di SDS fajar islami, komunikasi yang terjadi adalah komunikasi antar pribadi dan komunikasi kelompok.
40
1. Komunikasi Antarpribadi
Komunikasi antarpribadi yang dirumuskan oleh onong uchjana dan didefinisikan oleh Joseph A. Devito adalah sebagai proses pengiriman dan
penerimaan pesan-pesan antara dua orang atau di antara sekelompok kecil orang-orang dengan beberapa efek dan beberapa umpan balik seketika.
1
Dapat dikatakan komunikasi antar pribadi karena terjadi antara individu-individu,
bisa dua orang bahkan lebih. Komunikasi ini dilakukan guna mencurahkan isi hati atau keinginan dalam mencari informasi dan mendapatkannya. Proses
komunikasi yang terjadi di SD Fajar Islami dapat terlihat ketika wali murid ingin mengetahui perkembangan anaknya di kelas, ingin mengetahui nilai
anak dan kegiatan lainnya di sekolah kepada guru yang bersangkutan.
2
Komunikasi yang terjalin antara guru kelas 6 dan orang tua murid kelasnya cukup baik, sebab kelas 6 adalah murid akhir sekolah dasar yang memerlukan
perhatian khusus masalah belajar, dimana antara guru dan orang tua muridnya dibutuhkan kerja sama agar proses belajar tidak hanya di sekolah saja. Tidak
heran jika orang tua murid kelas 6 menghentikan kegiatan di luar sekolah dan memfokuskan anaknya untuk lebih banyak belajar. Berbeda dengan guru-
guru di kelas 6 menurutnya belajar saat mendekati ujian itu justru membuat anak stress jadi saat minggu tenang biasanya guru- guru di kelas 6 ini
membuat acara sendiri guna mencerahkan otak mereka agar tidak tegang menghadapi ujian. Rapat antara guru dengan wali murid kelas 6 juga terasa
1
Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, Bandung : Rosdakarya, 2007 h. 60-62.
2
Hasil wawancara dengan Alifah, guru bhs. Inggris kelas 6, Senin 7 Februari 2011, 18.30 WIB.
41
lebih intensif dibanding dengan kelas lainnya. Dengan adanya rapat-rapat seperti ini komunikasi antara guru dengan wali murid pun terasa lebih baik
karena bukan hanya membicarakan masalah belajar anak-anak saja namun sikap anak terhadap guru bahkan adik kelas juga teman-temannya dibahas saat
pertemuan ini berlangsung yang akhirnya rapat berlangsung secara interaktif . menurut contoh kasus yang terjadi pada murid 6 pola komunikasi antar
pribadilah yang sangat berperan karena pada murid di kelas 6 tersebut setiap individu memiliki berbagai macam karakter.
2. Komunikasi Kelompok
Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang disampaikan oleh seorang pembicara kepada khalayak dalam jumlah yang lebih besar pada suatu
tatap muka.
3
Pola komunikasi kelompok juga dipakai dalam komunikasi yang terjadi antara guru dan orang tua murid di SD Fajar Islami, dikatakan
komunikasi kelompok karena orang tua murid adalah kelompok kecil yang ada di sekolah atau dapat juga dikatakan komite sekolah yang berguna untuk
membantu kegiatan di sekolah. Dalam komunikasi kelompok juga melibatkan komunikasi antarpribadi karena itu komunikasi antarpribadi juga berlaku juga
bagi komunikasi kelompok. Komunikasi kelompok juga bisa berdasarkan latar belakang budaya yang sama misalnya orang tua murid dikelas 6 terdiri dari
berbagai macam suku namun jika dilihat orang tua murid lebih asyik berkomunikasi jika mereka memiliki bahasa daerah yang sama bahkan lewat
kelompok suku pula akhirnya mereka bisa saling mengenal sampai mengadakan pulang kampung bersama. Contoh komunikasi kelompok
3
Nurudin, Sistem Komunikasi Indonesia, Jakarta, Rajawali Pers, 2004, hal. 33.
42
lainnya yaitu di adakannya arisan dan pengajian setiap minggu juga bulanan antara guru dan orang tua murid. Dalam acara tersebut antara guru dengan
wali murid bisa bebas berkomunikasi dan bertukar informasi juga saling bersilaturahmi karena diadakan berkeliling rumah-rumah misalnya minggu ini
di rumah guru lalu minggu depannya di rumah orang tua murid dan bergilir terus hingga arisannya selesai. Komunikasi kelompok juga mendukung saat
adanya kegiatan fieldtrip, dimana saat fieldtrip atau study tour orang tua murid seharusnya tidak boleh mendampingi namun orang tua murid masih memiliki
kekhawatiran yang berlebih sehingga melibatkan koordinator kelas untuk menangani masalah orang tua murid yang ingin ikut dalam kegiatan fieldtrip.
Jika tidak ada komunikasi antara orang tua murid yang satu dengan orang tua murid yang lain belum tentu kegiatan tersebut bisa berjalan lancar.
B. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat Komunikasi