Motif orang tua murid memilih sebuah Sekolah Dasar sebagai tempat pendidikan dasar bagi anaknya.

(1)

ABSTRAK

MOTIF ORANG TUA MURID MEMILIH SEBUAH SEKOLAH DASAR SEBAGAI TEMPAT PENDIDIKAN DASAR BAGI ANAKNYA Studi Kasus pada Sekolah Dasar Don Bosco II, Pulomas, Jakarta Timur

Angelina Putri Setya Riyadi Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2014

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui motif orang tua murid memilih sebuah sekolah dasar sebagai tempat pendidikan dasar bagi anaknya. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioener. Populasi dalam penelitian ini adalah orang tua murid SD Don Bosco II, Pulomas kelas 1 sampai dengan 6. Sampel yang diteliti sebanyak 235 orang tua murid dan teknik sampling yang digunakan quota sampling. Uji validitas menggunakan Product Moment Correlation dan Uji Reliabilitas menggunakan Cronbach Alpha. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah 1) Analisis prosentase untuk mengatahui identitas responden 2) Analisi Cochran Q–test untuk mengetahui motif orang tua murid memilih sebuah sekolah dasar sebagai tempat pendidikan dasar bagi anaknya. Dari Analisis Prosentase diperoleh hasil paling banyak orang tua murid berumur 41-45 tahun (45,9%), status pekerjaan orang tua murid pegawai swasta (40%), berpenghasilan lebih dari Rp 3.000.000,- (80%). Dari motif Cochran Q-test menunjukkan bahwa motif Gedung sekolah bagus, alat-alat laboratorium lengkap, Sarana olahraga memadai, Akreditasi baik, Kegiatan ekstrakulikuler beragam, memliki jaringan sosial yang luas, dekat dengan rumah dan anak yang minta merupakan motif yang mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap motif orang tua memilih sebuah sekolah dasar Don Bosco II.


(2)

ABSTRACT

THE MOTIVES OF PARENTS CHOOSING A PRIMARY SCHOOL AS A BASIC EDUCATION FOR THEIR CHILDREN

A Case Study Don Bosco II Elementary School, Pulomas, East Jakarta

Angelina Putri Setya Riyadi Sanata Dharma University

Yogyakarta 2014

This research aimed to identity the motives of parents choosing a primary school as a basic education for their children. The data collection method used in the study is quesionnaires . The population in this research are the parents of Don Bosco elementary II, Pulomas grade 1 up to 6. Sampling in the study is 235 parents and sampling technique used is quota sampling. Validity test used Correlation Product Moment and Reliability test used Cronbach Alpha. Data analysis technique used in this study is 1) Percentage analysis to find out verification and respondent identity 2)Cochran Q-test analysis to find out the motives of parents choosing a primary school as a basic education for their children. From percentage analysis result the most parents aged 41-45 years (45.9%), employment status of parents of private employees (40%), earn more than Rp 3.000.000, - (80%). From motives Cochran Q-test indicated that the motives of good school building, complete laboratory equipment, Sports facilities adequate, good accreditation, diverse extracurricular activities, possess a wide social network, close to the house and ask the child are the motives of parents choosing Don Bosco II elementary school, Pulomas, East Jakarta.


(3)

MOTIF ORANG TUA MURID MEMILIH SEBUAH SEKOLAH DASAR SEBAGAI TEMPAT PENDIDIKAN DASAR BAGI ANAKNYA

Studikasus:SekolahDasar(SD) Don Bosco II, Pulomas. Jakarta Timur

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Disusunoleh:

Angelina Putri Setya Riyadi Nim: 092214055

FAKULTAS EKONOMI

JURUSAN MANAJEMEN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA


(4)

(5)

(6)

MOTTO dan PERSEMBAHAN

Just be your self even you are nobody, then do something till everyone know who exactly you are

Seribu perkataan dan pengetahuan tidak berarti tanpa ada satu tindakan nyata

Skripsi ini dipersembahkan kepada: 1. Tuhan yang Maha Esa

2. Untuk Bapak dan Ibuku {Tarsisius Bagyo dan Agustina Setyawati} terima kasih atas dukungan dan doanya


(7)

(8)

(9)

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terima kasih kepada Tuhan atas karunia dan rahmatNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Motif Orang Tua Murid Memilih Sebuah Sekolah Dasar Sebagai Tempat Pendidikan Dasar Bagi Anaknya: Studi Kasus pada Sekola Dasar Don Bosco II, Pulomas, Jakarta Timur”. Skripsi ini ditulis sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulisan skripsi ini dapat selesai dengan baik berkat bantuan berbagai pihak. Untuk itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. H. Herry Maridjo, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma

2. Bapak Dr. Lukas Purwoto, M.Si, selaku Ketua Program Studi Manajemen Universitas Sanata Dharma

3. Bapak Albertus Yudi Yunianto SE.,M.B.A, selaku dosen pembimbing 1, yang telah mengarahkan dan membimbing penulis dengan kesungguhan hati

4. Bapak Drs. Hendra Poerwanto G, M.Si, selaku dosen pembimbing II, yang juga telah mengarahkan dan membimbing penulis sehingga skripsi ini menjadi lebih sempurna

5. Ibu Dra. Diah Utari BR, M.Si selaku tim penguji yang telah member masukan yang sangan berguna.

6. Ibu Th. Triningsih S.,S.Pd, selaku Kepala Sekolah Dasar Don Bosco II yang telah memberikan izin sehingga penulis dapat melakukan penelitian ini.

7. Segenap guru dan karyawan yang telah ikut membantu penulis menyelesaikan penelitian dengan lancar.

8. Semua responden yaitu orang tua murid sekolah dasar Don Bosco II 9. Segenap dosen dan karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

10. Bapak dan Ibuku tercinta (Tarsisius Bagyo R dan Agustina Setywati) yang selalu memberikan kasih sayang, doa, dukungan, nasehat, kebahagiaan, dan memberikan


(10)

(11)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL……… i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING……… ii

HALAMAN PENGESAHAN………. iii

HALAMAN PERSEMBAHAN……….. iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS………. v

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI……….. vi

HALAMAN KATA PENGANTAR……….. vii

HALAMAN DAFTAR ISI………... ix

HALAMAN DAFTAR TABEL……… xiii

HALAMAN DAFTAR GAMBAR……….. xv

HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN……….. xvi

ABSTRAK……… xvii

ABSTRACT………. xviii

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah……… 1

B. Rumusan Masalah………. 4

C. Tujuan Penelitian………... 4

D. Manfaat Penelitian………. 4

E. Sistematika Penulisan……… 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori……….. 7


(12)

1. Pemasaran Jasa……… 7

a. Pengertian Jasa………. 7

b. Karakteristik Jasa………. 8

c. Definisi Pemasaran Jasa……….. 9

2. Motif………... 10

a. Pengertian Motif………... 10

b. Motif Sosial……….. 12

c. Macam-macam Motif Sosial……… 16

d. Faktor-faktor yang mempengaruhi motif sosial……….. 18

e. Peran Motif Sosial………. 19

3. Manajemen Pendidikan……….. 19

a. Pengertian Manajemen Pendidikan………. 19

b. Unsur-unsur Pokok Pendidikan……….. 22

c. Ciri-ciri manajemen Sekolah………... 23

d. Sekolah Dasar……….. 24

e. Motif yang mendorong orang tua murid memilih sekolah dasar… 25 B. Kerangka Koseptual………. 29

C. Hipotesis……… 31

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian……….. 32


(13)

C. Waktu dan Lokasi Penelitian………. 33

D. Variabel Penelitian……….. 33

E. Definisi Operasional……….. 34

F. Populasi dan Sampel……….. 37

G. Sumber Data……… 39

H. Teknik Pengumpulan Data……….. 39

I. Teknik Pengujian Instrumen……….. 40

J. Teknik Analisis Data……… 42

BAB IV GAMBARAN UMUM SUBJEK PENELITIAN A. Sejarah SD Don Bosco II Pulomas……….. 44

B. Visi dan Misi SD Don Bosco II Pulomas………. 45

C. Kegiatan Usaha………. 46

D. Penjelasan Keadaan SD Don Bosco II Pulomas………. 46

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Ringkas Pelaksanaan Penelitian……… 51

1. Pra Survei………... 51

2. Pengumpulan Data………. 51

3. Pengujian Instrumen Penelitian……… 51

a. Pengujian Validitas……….. 52

b. Pengujian Reliabilitas……….. 55


(14)

1. Deskripsi Responden……… 56

a. Deskripsi responden berdasarkan umur……… 56

b. Deskripsi responden berdasarkan status pekerjaan………….. 57

c. Deskripsi responden berdasarkan penghasilan responden….. 58

d. Deskripsi responden berdasarkan jarak rumah dengan sekolah anaknya………. 59

e. Deskripsi responden berdasarkan jumlah anak……… 59

2. Analisis Deskripsi Variabel……… 60

C. Analsis Cochran Q-test………. 61

D. Pembahasan……….. 78

BAB VI KESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN MASALAH A. Kesimpulan……… 80

B. Saran……….. 81

C. Keterbatasan Masalah………... 82

DAFTAR PUSTAKA……… 83


(15)

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman

V.1 Hasil Perhitungan Koefisien Validitas……….. 53

V.2 Hasil Uji Reliabilitas……….. 55

V.3 Karakteristik Umur Responden……… 56

V.4 Karakteristik pekerjaan responden……….. 57

V.5 Karakteristik penghasilan responden………... 58

V.6 Karakteristik jarak rumah responden dengan sekolah anaknya………. 59

V.7 Karakteristik Jumlah anak……… 59

V.8 Matriks Jawaban Responden……… 61

V.9 Tabel Statistik 20 motif orang tua murid………. 63

V.10 Tabel Statistik 19 motif orang tua murid………. 64

V.11 Tabel Statistik 18 motif orang tua murid………. 65

V.12 Tabel Statistik 17 motif orang tua murid………. 67

V.13 Tabel Statistik 16 motif orang tua murid………. 68

V.14 Tabel Statistik 15 motif orang tua murid………. 69

V.15 Tabel Statistik 14 motif orang tua murid………. 70

V.16 Tabel Statistik 13 motif orang tua murid………. 71


(16)

V.18 Tabel Statistik 11 motif orang tua murid………. 73

V.19 Tabel Statistik 10 motif orang tua murid………. 75

V.20 Tabel Statistik 9 motif orang tua murid………... 76


(17)

DAFTAR GAMBAR

Judul Halaman

II.1 Kerangka Konseptual……… 29

IV.1 Gedung sekolah 1………. 46

IV.2 Gedung sekolah 2………. 47

IV.3 Ruang Kelas………. 47

IV.4 Laboratorium Komputer……….. 48


(18)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Judul Halaman

Lampiran 1 Kuesioener Penelitian……… 85

Lampiran 2 Surat Izin Penelitian dari SD Don Bosco II… 89 Lampiran 3 Jawaban Responden……….. 90

Lampiran 4 Hasil Uji Validitas……….. 100

Lampiran 5 Hasil Uji Reliabilitas……….. 104

Lampiran 6 Hasil Uji Cochran……….. 105


(19)

ABSTRAK

MOTIF ORANG TUA MURID MEMILIH SEBUAH SEKOLAH DASAR SEBAGAI TEMPAT PENDIDIKAN DASAR BAGI ANAKNYA Studi Kasus pada Sekolah Dasar Don Bosco II, Pulomas, Jakarta Timur

Angelina Putri Setya Riyadi Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2014

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui motif orang tua murid memilih sebuah sekolah dasar sebagai tempat pendidikan dasar bagi anaknya. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioener. Populasi dalam penelitian ini adalah orang tua murid SD Don Bosco II, Pulomas kelas 1 sampai dengan 6. Sampel yang diteliti sebanyak 235 orang tua murid dan teknik sampling yang digunakan quota sampling. Uji validitas menggunakan Product Moment Correlation dan Uji Reliabilitas menggunakan Cronbach Alpha. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah 1) Analisis prosentase untuk mengatahui identitas responden 2) Analisi Cochran Q–test untuk mengetahui motif orang tua murid memilih sebuah sekolah dasar sebagai tempat pendidikan dasar bagi anaknya. Dari Analisis Prosentase diperoleh hasil paling banyak orang tua murid berumur 41-45 tahun (45,9%), status pekerjaan orang tua murid pegawai swasta (40%), berpenghasilan lebih dari Rp 3.000.000,- (80%). Dari motif Cochran Q-test menunjukkan bahwa motif Gedung sekolah bagus, alat-alat laboratorium lengkap, Sarana olahraga memadai, Akreditasi baik, Kegiatan ekstrakulikuler beragam, memliki jaringan sosial yang luas, dekat dengan rumah dan anak yang minta merupakan motif yang mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap motif orang tua memilih sebuah sekolah dasar Don Bosco II.


(20)

ABSTRACT

THE MOTIVES OF PARENTS CHOOSING A PRIMARY SCHOOL AS A BASIC EDUCATION FOR THEIR CHILDREN

A Case Study Don Bosco II Elementary School, Pulomas, East Jakarta

Angelina Putri Setya Riyadi Sanata Dharma University

Yogyakarta 2014

This research aimed to identity the motives of parents choosing a primary school as a basic education for their children. The data collection method used in the study is quesionnaires . The population in this research are the parents of Don Bosco elementary II, Pulomas grade 1 up to 6. Sampling in the study is 235 parents and sampling technique used is quota sampling. Validity test used Correlation Product Moment and Reliability test used Cronbach Alpha. Data analysis technique used in this study is 1) Percentage analysis to find out verification and respondent identity 2)Cochran Q-test analysis to find out the motives of parents choosing a primary school as a basic education for their children. From percentage analysis result the most parents aged 41-45 years (45.9%), employment status of parents of private employees (40%), earn more than Rp 3.000.000, - (80%). From motives Cochran Q-test indicated that the motives of good school building, complete laboratory equipment, Sports facilities adequate, good accreditation, diverse extracurricular activities, possess a wide social network, close to the house and ask the child are the motives of parents choosing Don Bosco II elementary school, Pulomas, East Jakarta.


(21)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah

Ada berbagai macam jasa yang saat ini ditawarkan untuk kebutuhan masyarakat, diantaranya adalah jasa pendidikan. Masyarakat memandang bahwa pendidikan menjadi salah satu kebutuhan dasar bagi anak-anaknya mengingat bahwa perkembangan peradaban menuntut mutu hidup seseorang yang dapat dibentuk dan dicapai melalui pendidikan dasar di sekolah. Dictionary of Education menyebutkan bahwa pendidikan adalah pusat dimana seseorang mengembangkan kemampuan sikap dan bentuk-bentuk tingkah laku lainnya di dalam masyarakat dimana ia hidup proses sosial dimana orang hidup yang terpilih dan terkontrol (khususnya yang datang dari sekolah). Sehingga dia dapat memperoleh atau mengalami pengembangan kemampuan sosial dan kemampuan individu yang optimal (Fuad Ihsan, 2010:10-11). Pentingnya dunia pendidikan juga mendapat tanggapan dari pemerintah dengan mencanangkan program wajib belajar 9 tahun yang merupakan salah satu program yang gencar digalakkan pemerintah melalui Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas). Program ini mewajibkan setiap warga Negara Indonesia untuk bersekolah selama Sembilan tahun, yaitu lebih jelasnya adalah dari tingkat Sekolah Dasar (SD) kelas 1 hingga (SLTP) kelas 3. Aturan mengenai wajib belajar tersebut diatur dalam


(22)

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional (Lembaran Negara Tahun 2003;Nomor 78 Tambahan Lembaran Negara Nomor 4301).

Pada hakekatnya, Sekolah Dasar adalah lembaga-lembaga pendidikan yang mulai mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas. Setiap orang tua pasti ingin selalu memberikan yang terbaik untuk anak-anaknya dan masing-masing orang tua pun pasti mempunyai harapan yang besar terhadap buah hati mereka. Salah bentuk usaha dalam memenuhi harapan orang tua tersebut adalah dengan memenuhi kebutuhan pendidikan anak melalui pendidikan formal dengan harapan anak-anak akan tumbuh menjadi anak yang cerdas dan membanggakan. Sekolah Dasar hingga kini dianggap orang tua sebagai tumpuan utama bagi seorang anak dalam meraih masa depan gemilang. Karena tahapan awal pendidikan formal awalnya dimulai dari sekolah dasar.

Pengaruh positif partisipasi aktif dari orang tua siswa telah dibuktikan melalui penelitian Cavanagh dan Romanoski (2005) yang menyatakan bahwa keterlibatan orang tua terhadap pendidikan anaknya merupakan aspek yang penting dalam kebudayaan sekolah dan sekolah perlu melakukan usaha-usaha agar orang tua siswa memiliki peran yang semakin besar di sekolah. Selain itu, Cavarretta, Kellaghan, Sloane, Alvarez dan Bloom (dalam Cavanagh & Romanoski,2005) menyatakan terjalinnya kerjasama yang baik antara orang tua siswa dan guru dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Keputusan orang tua


(23)

sangat penting dalam memilihkan sekolah dasar bagi anaknya karena sekolah dasar adalah sekolah tahap awal untuk anaknya dan paling banyak jenjangnya, dari kelas 1 sampai dengan kelas 6, berbeda dengan SMP atau SMA. Keputusan ini sangat penting, karena dengan mendaftarkan anak di sekolah yang tepat baginya akan menempatkan anak pada pendidikan yang berkualitas yang menjanjikan keberhasilan dan kesuksesan dalam kehidupannya dimasa mendatang.

Subjek yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah Orang Tua murid SD Don Bosco 2. Di SD Don Bosco II selalu rutin diadakannya pertemuan orang tua murid setiap 2 minggu sekali. Tetapi tidak jarang jika anaknya bermasalah dengan kegiatan di sekolah guru kelasnya tidak sungkan untuk membicarakannya kepada orang tua murid tersebut. Orang tua murid bisa menjadi evaluator dan ikut berperan dalam kebijakan sekolah. orang tua murid dapat dilakukan dengan melihat apakah proses pendidikan yang diberikan di SD Don Bosco II berkualitas ataukah hanya sekedarnya saja, sehingga dari hasil pengukuran itu dapat membantu sekolah dalam meningkatkan pelayanan pendidikan dan sebagai bahan pertimbangan dalam rangka menentukan strategi pengambilan keputusan mengenai pelayanan, kinerja, harga, dan fasilitas terhadap pemakai jasa baik untuk murid atau orang tuanya.

Berdasar uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: “Motif Orang Tua Murid Memilih Sebuah Sekolah Dasar Sebagai


(24)

Tempat Pendidikan Dasar bagi Anaknya” dengan menggunakan studi kasus di Sekolah Dasar (SD) Don Bosco II, Pulomas. Jakarta Timur.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya maka permasalahan yang muncul di sini yaitu:

1. Apa saja motif orang tua murid memilih SD Don Bosco II sebagai tempat pendidikan dasar bagi anaknya?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apa saja motif Orang Tua murid memilih SD Don Bosco II sebagai tempat pendidikan dasar bagi anaknya.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Bagi Sekolah Dasar (SD) Don Bosco II

Penulis berharap hasil penelitian dapat membantu sekolah menyusun program pengembangan sekolah dalam menghadapi persaingan dengan mengakomodasi motif orang tua murid memilih Sekolah Dasar Don Bosco II sebagai tempat pendidikan dasar bagi anaknya.


(25)

2. Bagi Universitas Sanata Dharma

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan referensi tambahan untuk penelitian lebih lanjut dan sumbangan kepustakaan untuk Universitas Sanata Dharma.

3. Bagi Penulis

Diharapkan melalui penelitian ini penulis dapat menerapkan teori-teori yang telah diperoleh selama kuliah, sekaligus mendapatkan tambahan pengetahuan serta informasi dalam mempelajari masalah-masalah yang ada dalam lembaga pendidikan sekolah dasar sehubungan dengan alasan-alasan orang tua memilih SD Don Bosco 2 untuk anaknya.

E. Sistematika Penulisan BAB I : Pendahuluan

meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II : Kajian Pustaka

Dalam bab ini diuraikan tentang teori-teori yang melandasi penelitian. Teori yang ditulis di bab ini, digunakan sebagai landasan teori untuk pengelolaan data.


(26)

BAB III : Metode Penelitian

Bab ini mengemukakan tentang jenis penelitian, subjek dan objek penelitian, waktu dan lokasi, variabel penelitian, pengukuran variabel, populasi dan sampel, teknik pengujian instrument, dan teknik analisis data.

BAB IV : Gambaran Umum Subjek Penelitian

Meliputi gambaran informasi tentang perusahaan yang menjadi tempat dilakukannya penelitian.

BAB V : Analisis Data dan Pembahasan

Meliputi uraian tentang hasil pengolahan data, analisa data, pembahasan, dan jawaban dari masalah yang diajukan.

BAB VI : Kesimpulan, Saran, dan Keterbatasan Penelitian

Meliputi kesimpulan yang diambil dari penelitian dan saran-saran kepada pihak perusahaan disertai pernyataan penulis akan keterbatasan penelitian yang dilakukannya.


(27)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Pemasaran Jasa

a. Pengertian Jasa

Terdapat beberapa definisi tentang jasa yang dikemukakan oleh banyak penulis buku pemasaran jasa. Diantaranya jasa atau service diartikan sebagai suatu aktivitas atau kinerja yang bersifat tidak nyata yang ditawarkan untuk memenuhi harapan pelanggan (Nirwana,2004:4). Stanton dalam buku prinsip-prinsip pemasaran jasa, menyebutkan bahwa jasa adalah kegiatan yang dapat didefinisikan secara tersendiri, dan pada prinsipnya tidak dapat diraba secara fisik (intangible) tetapi dapat dipergunakan untuk pemenuhan kebutuhan pelanggan. Keberadaan jasa juga tidak tergantung pada keberadaan benda fisik lainnya, dengan demikian makan jasa dapat berdiri sendiri (dalam Nirwana 2004:4)

Sedangkan Kotler mendefinisikan jasa sebagai berikut: Jasa adalah suatu manfaat yang ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lainnya, dan sifat jasa tidak berwujud, serta tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu. Adapun proses produksinya mungkin tidak dikaitkan dengan produk fisik (dalam Nirwana,2004:4). Dengan demikian jasa atau service secara ekonomi merupakan barang ekonomi yang sifatnya tidak dapat dinilai


(28)

secara fisik, sehingga menjadi pengukuran dari pemanfaatan jasa adalah kinerja dari jasa tersebut.

b. KarakteristikJasa

Secara umum jasa memilik karakteristik yang berbeda produk bukan jasa. Karakteristik jasa merupakan suatu bagian dari ciri-ciri jasa yang melekat pada produk. Adapun karakteristik jasa dapat diidentifikasi menjadi beberapa bagian (Nirwana,2004:8) :

1) Produk jasa lebih bersifat kinerja, sehingga bukan dalam bentuk fisik nyata.

2) Orang atau petugas merupakan bagian dari produk jasa.

3) Pelanggan atau konsumen akan terlibat didalam operasional dari jasa. 4) Kualitas jasa lebih sulit distandardisasikan dari pada produk bukan

jasa.

5) Persediaan tidak diperlukan oleh produk jasa, hal ini sangat berbeda dengan produk bukan jasa yang memerlukan persediaan.

6) Karena persediaan sulit dibentuk, maka waktu menjadi faktor yang cukup penting dalam pemasaran jasa.

MenurutKotlerterdapatempatkarakteristikjasa(dalam Nirwana,2004:8): 1) Jasamemillikikaraktertidakberwujud(Intangibility)

Jasa tidak seperti produk barang yang dapat diraba, dilihat, atau diindera secara panca indera sebelum kita mengkonsumsinya.


(29)

2) Jasa tidak dapat dipisahkan (inseparability)

Jasa tidak dapat dipisahkan maksudnya antara proses menghasilkan jasa dengan proses pengkonsumsian jasa terjadi bersamaan. Dengan demikian jasa tidak mengenal istilah penyimpana jasa atau gudang. 3) Berubah-ubah (Variability)

Jasa dikatakan berubah-ubah, maksudnya bahwa jasa dapat dibentuk sesuai dengan variasi kualitas dan jenis, tergantung yang dikehendaki oleh pelanggan.

4) Daya Tahan (Perishability)

Daya tahan dalam jasa berarti jasa yang dihasilkan akan dimanfaatkan pada saat konsumsi jasa tersebut berlangsung. Dengan demikian maka pemanfaatan jasa yang tidak mengenal penyimpanan ini memerlukan suatu kondisi permintaan jasa yang sedang terjadi.

c. Pemasaran Jasa

Pemasaran Jasa merupakan bagian aktivitas pemasaran yang bersifat intangible atau tidak dapat dirasakan secaras fisik, dalam artian tidak dapat disentuh secara produk nyata. Disamping itu produksi jasa cenderung lebih dapat dilakukan secara bersamaan dengan konsumen berhadapan dengan penjual jasa atau petugas jasa. Dengan demikian maka pengawasan tentang mutu jasa atau kualitas jasa dapat dilakukan secara langsung ketika jasa tersebut disampaikan. Karena jasa merupakan suatu


(30)

bentuk kinerja yang dapat memberikan tingkat kepuasan bagi pelanggan, maka dapat disimpulkan bahwa manajemen pemasaran jasa merupakan proses analisis, perencanaan, dan pengendalian dari bauran pemasaran dan ditambah dengan unsur orang-orang yang terlibat di dalam penawaran jasa, serta fasilitas fisik sebagai penunjang proses jasa (nirwana,2004:5)

2. Motif

a. Pengertian Motif

Motif adalah dorongan yang sudah terikat pada suatu tujuan. Misalnya, apabila seseorang merasa lapar, itu berarti kita membutuhkan atau menginginkan makanan. Motif menunjuk hubungan sistematik antara suatu respon dengan keadaan dorongan tertentu. Apabila dorongan dasar itu bersifat bawaan, maka motif itu hasil proses belajar. Ada beberapa definisi tentang motif:

1. Gerungan (1975:151) :

Motif itu merupakan suatu pengertian yang melengkapi semua penggerak alasan-alasan atau doronga-dorongan dalam diri manusia yang menyebabkan ia berbuat sesuatu.

2. Lindzey, Hall dan Thompson (1975:339) :

Motif adalah sesuatu yang menimbulkan tingkah laku. 3. Atkinson (1958:91) :


(31)

Motif sebagai sesuatu disposisi laten yang berusaha dengan kuat untuk menuju ke tujuan tertentu, tujuan ini dapat berupa prestasi, afiliasi ataupun kekuasaan

4. Sri Mulyani Martaniah (1982:123) :

Motif adalah suatu konstruksi yang potensial dan laten, yang dibentuk oleh pengalaman-pengalaman, yang secara relatif dapat bertahan meskipun kemungkinan berubah masih ada, dan berfungsi menggerakan serta mengarahkan perilaku ke tujuan tertentu.

Dari beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa motif merupakan suatu pengertian yang mencukupi semua penggerak, alasan, atau dorongan dalam diri manusia yang menyebabkan ia berbuat sesuatu. Semua tingkah laku manusia pada hakikatnya mempunyai motif. Tingkah laku juga disebut tingkah laku secara refleks dan berlangsung secara otomatis dan mempunyai maksud-maksud tertentu walaupun maksud itu tidak senantiasa sadar bagi manusia. Motif-motif manusia dapat bekerja secara sadar, dan juga secara tidak sadar bagi diri manusia. Hal-hal yang dapat mempengaruhi motif disebut motivasi.

Motivasi merupakan keadaan dalam diri individu yang mendorong perilaku kearah tujuan. Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa motivasi itu mempunyai tiga aspek, yang pertama yaitu keadaan


(32)

terdorong dalam diri (a driving state) adalah kesiapan bergerak karena kebutuhan misalnya kebutuhan jasmani, karena keadaan lingkungan, atau karena keadaan mental seperti berpikir dan ingatan. Kedua, perilaku yang timbul dan terarah karena suatu keadaan. Ketiga, goal atau tujuan yang dituju oleh perilaku tersebut.

Gardner Lindzey, Calvin S. Hall dan Richard F. Thompson dalam bukunya (pshycology 1975:339) mengklasifikasikan motif ke dalam dua hal yaitu:

1. Drives (needs)

Drives adalah yang mendorong untuk bertindak. Drives yang merupakan proses organic internal disebut drives primer atau drives yang tidak dipelajari. Misalnya: lapar dan haus. Drives yang lain diperoleh melalui belajar. Misalnya: persaingan.

2. Incentives

Incentives adalah benda atau situasi (keadaan) yang berbeda di dalam lingkungan sekitar kita yang merangsang tingkah laku.

b. Motif Sosial

Setelah diketahui apakah sebenarnya motif itu , maka berikut ini disajikan beberapa definisi motif sosial


(33)

Motif sosial adalah motif yang dipelajari melalui kontak orang lain dan bahwa lingkungan individu memegang peranan yang penting. 2. Barkowitz (1969)

Motif sosial adalah motif yang mendasari aktivitas individu dalam mereaksi terhadap orang lain.

3. Max Crimon dan Messick (1976)

Mengatakan bahwa seseorang menunjukkan motif sosial, jika ia dalam membuat pilihan memperhitungkan akibatnya bagi orang lain. 4. Heckhausen (1980)

Motif sosial adalah motif yang menunjukkan bahwa tujuan yang ingin dicapai mempunyai interaksi dengan orang lain.

Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa definisi motif sosial adalah motif yang timbul untuk memenuhi kebutuhan individu dalam hubungannya dengan lingkungan sosialnya.

Motif timbul karena adanya kebutuhan/need. Kebutuhan kebutuhan dapat diartikan sebagai:

1. Satu kekurangan universal dikalangan umat manusia dan musnah bila kekurangan itu tidak tercukupi

2. Satu kekurangan universal dikalangan umat manusia yang dapat membantu dan membawa kebahagiaan pada manusia bila kekurangan itu terpenuhi, walaupun hal itu tidaklah esensiil terhadap


(34)

kelangsungan hidup manusia.

3. Sebuah kekurangan yang dapat dipenuhi secara wajar dengan berbagai benda lainnya apabila ada benda khusus yang diingini tidak dapat diperoleh.

4. Sifat taraf kebutuhan

Kebutuhan (need) dapat dipandang sebagai kekurangan adanya sesuatu, dan ini menuntut segera pemenuhannya, untuk segera mendapatkan keseimbangan. Situasi kekurangan ini berfungsi sebagai suatu kekuatan atau dorongan alasan, yang menyebabkan seseorang bertindak untuk memenuhi kebutuhan.

Seperti telah disebut dimuka, kebutuhan dan motif tidak bisa diamati. Yang menampak atau yang bisa diamati perilakunya. Dari bentuk-bentuk perbuatan yang serupa kita simpulkan adanya kebutuhan dari motif itu. Selain pengamatan terhadap tingkah laku individu ada jalan lain untuk mengetahui atau meyakini adanya kebutuhan dan motif ialah dengan mengetahui pengalaman pribadi. Misalnya: seorang perokok pernah mengalami bagaimana kuatnya keinginan untuk mencari rokok apabila sudah lama tidak merokok, sehingga ia dapat membayangkan apabila hal tersebut menimpa orang lain.

Wood Worth dan Marquis membedakan motif atas: 1. Motif yang tergantung pada keadaan dalam jasmani.


(35)

Motif ini merupakan kebutuhan organik. Misalnya: makan, minum, dsb.

2. Motif yang tergantung hubungan individu dengan lingkungan. Motif ini dibedakan menjadi:

a. Emergency motive / motif darurat.

Ini adalah motif yang membutuhkan tindakan segera karena keadaan sekitarnya menuntut demikian. Misalnya: motif untuk melepaskan diri dari bahaya, melindungi matanya dan sebagainya.

b. Objektif motive / motif objektif

Motif yang berhubungan langsung dengan lingkungan baik berupa individu maupun benda. Misalnya: penghargaan, memiliki mobil, memiliki rumah bagus dan sebagainya.

Teevan dan Smith (1964: 26) menggolongkan motif atau dasar perkembangannya menjadi dua kelompok yaitu:

1. Motif Primer

Adalah motif yang timbulnya berdasarkan proses kimiawi fisiologik dan diperoleh dengan tidak dipelajari. Contohnya: haus dan lapar. 2. Motif Sekunder

Adalah motif yang timbulnya tidak secara langsung berdasarkan proses kimiawi psikologik dan umumnya diperoleh dari proses


(36)

belajar baik melalui pengalaman maupun lingkungan. McClelland mengemukakan bahwa motif sekunder disebut juga dengan motif sosial yang terdiri dari:

a. Motif berprestasi b. Motif berafiliasi c. Motif berkuasa

c. Macam-macam motif sosial

1. Motif tunggal/Motif bergabung

Motif kegiatan-kegiatan kita dapat merupakan motif tunggal atau motif bergabung. Misalnya mendengarkan Warta Berita RRI mungkin mempunyai motif yang umum. Mungkin juga bermotif lain, misalnya untuk mendengarkan berita tertentu yang berhubungan dengan pekerjaan dikantor kita.

Jelaslah bahwa motif-motif manusia mempunyai peran-peran yang sangat besar dalam kegiatan-kegaiatannya, dan merupakan latar belakang tindak-tanduknya sehingga merupakan pokok khusus dari ilmu pengetahuan.

2. Motif Biogenetis

Motif-motif biogenetis merupakan motif-motif yang berasal dari kebutuhan-kebutuhan organism orang demi kelanjutan kehidupannya secara biologis. Motif biogenetis ini bercorak universal


(37)

dan kurang terikat dengan lingkungan kebudayaannya tempat manusia itu kebetulan berada dan berkembang. Motif biogenetis ini adalah asli di dalam diri orang dan berkembang dengan sendirinya.

Contoh motif-motif biogenetis yang dipengarui oleh corak kebudayaan masyarakat tertentu.

3. Motif Sosiogenetis

Motif sosiogenetis adalah motif-moitf yang dipelajari orang dan berasal dari lingkungan kebudayaan tempat orang itu berada dan berkembang. Motif sosiogenetis tidak berkembang dengan sendirinya tetapi berdasarkan interaksi sosial dengan orang-orang atau hasil kebudayaan orang. Macam motif sosiogenetis banyak sekali dan berbeda-beda sesuai dengan perbedaan-perbedaan yang terdapat di antara berbagai corak kebudayaan di dunia.

4. Motif Teogenetis

Motif teogenetis adalah motif yang berasal dari interaksi antara manusia dengan Tuhan seperti yang terwujud dalam ibadahnya dan dalam kehidupannya sehari-hari dimana ia berusaha merealisasikan norma-norma agamanya. Sementara itu, manusia memerlukan interaksi dengan Tuhannya untuk dapat menyadarinyaakan tugasnya sebagai manusia yang berkeTuhanan di dalam masyarakat yang heterogen. Contoh motif teogenetis adalah


(38)

keinginanan untuk mengabdi kepada Tuhan Yang Maha Esa, keinginan untuk merealisasikan norma-norma agamanya menurut pentunjuk kitab suci.

d. Faktor-faktor yang mempengaruhi motif-motif sosial

Teevan dan Smith mengemukakan ada empat sumber perkembangan motif sosial, yaitu:

1. Interaksi ibu dan anak

2. Interaksi anak dengan seluruh keluarga 3. Interaksi anak dengan masyarakat luas 4. Pendidikan formal

Berbeda dengan La Vine (1977) ia mengatakan kebudayaan dalam masyarakat yang berupa kebiasaan-kebiasaan akan mempengaruhi motif sosial. Sedangkan Murray (1964) mengatakan bahwa motif sosial sangat dipengaruhi oleh cara-cara mengasuh anak.

Jadi, bila disimpulkan berdasarkan pendapat banyak ahli, factor-faktor yang mempengaruhi motif sosial meliputi cara-cara mengasuh anak (yang meliputi interaksi anatara ibu dengan anak, anak dengan keluarga, anak dengan masyarakat luas, dan pendidikan formal) dan kebudayaan.


(39)

e. Peran motif sosial

Motif sosial berperan penting dalam pembentukan sosial. Motif yang sama antara anggota kelompok merupakan ciri utama yang membedakan interkasi sosial satu dengan interaksi sosial yang lainnya.

Terbentuknya kelompok sosial adalah karena bakal anggotanya berkumpul untuk mencapai suatu tujuan tertentu dengan kegiatan bersama lebih mudah dapat dicapai daripada atas usaha diri sendiri. Jadi, dorongan atau motif bersama itu menjadi pengikat dan sebab utama terbentuknya kelompok sosial itu. Tanpa motif yang sama antara sejumlah individu itu sukar dapat dibayangkan bahwa akan terbentuk suatu kelompok sosial khas.

3. Manajemen Pendidikan

a. Pengertian Manajemen Pendidikan

Sebagaimana dicatat dalam Encyclopedia Americana, manajemen merupakan ”the art of coordinating the element of factor of production towards the achievement of the purposes of an organization”, yaitu suatu seni untuk mengkoordinir sumberdaya organisasi untuk mencapai tujuan organisasi (www.bpkpenabur.or.id). Sumberdaya tersebut meliputi manusia (men), bahan baku (materials) dan mesin (machines). Koordinasi dimaksudkan agar tujuan organisasi bisa dicapai dengan


(40)

efisien sehingga dapat memenuhi harapan berbagai pihak (stakeholder) yang mempunyai kepentingan terhadap organisasi.

Pendidikan merupakan setiap proses dimana seseorang memperoleh pengetahuan, mengembangkan kemampuan/ketrampilan sikap atau mengubah sikap. Pendidikan adalah suatu proses transformasi anak didik agar mencapai hal-hal tertentu sebagai akibat proses pendidikan yang diikutinya.

Sebagai bagian dari masyarakat, pendidikan memiliki fungsi ganda yaitu fungsi sosial dan fungsi individual. Fungsi sosialnya untuk membantu individu menjadi anggota masyarakat yang lebih efektif dengan memberikan pengalaman kolektif masa lalu dan sekarang, sedangkan fungsi individualnya untuk memungkinkan seorang menempuh hidup yang lebih memuaskan dan lebih produktif dengan menyiapkannya untuk menghadapi masa depan (pengalaman baru). Fungsi tersebut dapat dilakukan secara formal seperti yaang terjadi di berbagai lembaga pendidikan, maupun informal melalui berbagai kontak dengan media informasi seperti buku, surat kabar, majalah, TV, radio dan lain sebagainya.

Dari pengertian diatas, manajemen pendidikan merupakan suatu proses untuk mengkoordinasikan berbagai sumber daya pendidikan seperti guru, sarana dan prasarana pendidikan seperti perpustakaan, laboratorium,


(41)

untuk mencapai tujuan dan sasaran pendidikan. Dalam kapita selekta manajemen pendidikan dikatakan bahwa manajemen pendidikan merupakan seluruh proses kegiatan bersama dan dalam bidang pendidikan dengan memanfaatkan semua fasilitas yang ada, baik personal, material, maupun spiritual untuk mencapai tujuan pendidikan. Manajemen dalam lingkungan pendidikan adalah mendayagunakan berbagai sumber (manusia, sarana dan prasarana serta media pendidikan lainnya) secara optimal, relevan, efektif dan efisien guna menunjang pencapaian tujuan pendidikan. Sedangkan manajemen sekolah adalah aktivitas memadukan sumber-sumber pendidikan di sekolah agar terpusat dalam usaha mencapai tujuan pendidikan yang telah ditentukan. Tujuan pendidikan sebagaimana tertuang pada UU No 2 tahun 1989 pasal 4, antara lain dirumuskan:

“Pendidikan Nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan ketrampilan, kesehatan rohani dan jasmani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan”.


(42)

b. Unsur-unsur Pokok Pendidikan

Ada beberapa unsur-unsur pokok pendidikan yang perlu dipahami antara lain (Handout Pengantar Pendidikan, hal 19):

1. Proses pendidikan

Pendidikan merupakan suatu proses terhadap diri anak didik dan dialami oleh anak didik serta berlangsung terus menerus sampai ia mencapai pribadi dewasa susila, bahkan berlangsung sepanjang hayatnya.

2. Perbuatan manusiawi

Pendidikan itu berlangsung dalam kegiatan-kegiatan manusiawi sebagai interaksi orang dewasa susila (pendidik) dan orang belum dewasa susila (anak didik) yang dilakukan dengan sadar dan disengaja berdasarkan nilai- nilai kemanusiaan.

3. Hubungan antar pribadi

Pendidikan itu berlangsung dalam hubungan antar pribadi pendidik dan pribadi anak didik. Hubungan ini dapat berawal dari situasi pergaulan antar pendidik dan anak didik sebagai anggota dalam kehidupan bersama. Situasi itu dengan sengaja diubah menjadi situasi pendidikan dengan tujuan mempengaruhi anak didik mengubah keadaan dirinya. Hubungan ini juga dapat berawal dari situasi belajar anak didik dan berubah menjadi situasi pendidikan dengan tujuan


(43)

anak didik meneruskan belajarnya untuk mencapai tujuan belajarnya.

4. Hasil Pendidikan

Pendidikan itu membawa perubahan dalam diri anak didik dan perubahan itu merupakan tanda-tanda kedewasan diri anak didik yang terus meningkat sampai sepenuhnya anak didik mampu mengambil keputusan sendiri. Pendidik dan anak didik perlu mengetahui perubahan ini. Oleh karena itu perlu penilaian terhadap hasil kegiatan pendidikan. Dengan demikian hasil pendidikan sepenuhnya akan terwujud.

c. Ciri-ciri Manajemen Sekolah

Ciri-ciri khusus manajemen sekolah adalah sebagai berikut (Seri Manajemen Pendidikan, 1995: 1) :

a. Manajemen sekolah bermuara pada kesuksesan perkembangan para siswa.

b. Manajemen ini sangat bervariasi sejalan dengan keunikan masing-masing para siswa, kondisi, kebutuhan dan kebudayaan daerah tempat tinggal mereka yang juga berbeda.

c. Manajemen sekolah membutuhkan banyak kiat dan strategi.

d. Manajemen sekolah lebih banyak bertindak secara didaktis-metodis dibandingkan dengan melaksanakan peraturan-peraturan secara


(44)

birokrasi karena sasaran yang dituju berkaitan dengan psikologi para siswa.

e. Pendidikan adalah milik bersama dan untuk kepentingan bersama semua pihak di lingkungan sekolah. Maka manajemen sekolah berusaha menggalang kerjasama untuk semua pihak dalam melaksanakan misi pendidikan.

d. Sekolah Dasar

Didalam total system berupa pendidikan formal, secara yuridis formal sekolah dasar merupakan unit yang terendah dan ditempatkan sebagai persyaratan untuk memasuki sekolah pada tingkat berikutnya. Menurut kurikulum sekolah dasar 1975 yang dimaksud sekolah dasar adalah :

Sekolah Dasar, untuk selanjutnya disingkat SD ialah Lembaga Pendidikan yang menyelenggarakan program pendidikan sebagai dasar untuk mempersiapkan siswanya yang dapat ataupun tidak dapat melanjutkan pelajarannya ke lembaga pendidikan yang lebih tinggi, untuk menjadi warga Negara yang baik.

Selanjutnya didalam kurikulum yang sama dinyatakan pula tujuan Institusional sebagai Tujuan Umum Pendidikan di Sekolah Dasar ialah agar lulusannya:


(45)

a. Memiliki sifat-sifat dasar sebagai warga Negara yang baik b. Sehat jasmani dan rohani

c. Memiliki pengetahuan, ketrampilan dan sikap dasar yang diperlukan untuk:

1) Melanjtkan pelajaran 2) Bekerja di masyarakat

3) Mengembangkan diri sesuai dengan asas pendidikan seumur hidup.

e. Motif yang mendorong orang tua murid memilih sekolah dasar:

Berdasarkan teori-teori yang telah disebutkan diatas maka disimpulakan motif-motif yang menjadi pendorong adalah sebagai berikut:

1) Wajah sekolah dari segi fisikalnya, seperti gedung sekolah. Wajah sekolah yang terlihat secara fisik dapat mempengaruhi kesan dan tanggapan konsumen terhadap pelayanan pendidikan sekolah, sehingga keadaan fisik sekolah penting untuk menjadi pertimbangan dalam upaya pengembangan atau peningkatan kualitas pelayanan. Gedung sekolah merupakan bagian dari sumber-sumber pendidikan, yang antara lain terdiri dari ruang kelas, bangku, meja, papan tulis, halaman dan tempat olah raga, perpustakaan, laboratorium, alat peraga, papan pengumuman, UKS, kantin dan prasarana lain seperti tempat parkir, lapangan, tumbuhan


(46)

pelindung/penghijauan dan lain-lain (Seri Manajemen Pendidikan,1995:26).

2) Kiprahnya atau kinerjanya, seperti

a) Kegiatan manajemen, adiministrasi, dan kebijakan yang telah berhasil dirumuskan.

Sekolah sebagai suatu institusi, memerlukan proses organisasi dan manajemen yang mengatur semua kegiatan yang terdapat dalam institusi. Sebagai institusi, sekolah dipimpin oleh seorang kepala sekolah dibantu oleh wakil kepala sekolah, didukung oleh sejumlah tenaga pendidik atau guru, pegawai tata usaha, dan tenaga staf lainnya.

Kegiatan manajemen ini dilaksanakan dengan tujuan agar dapat menciptakan sekolah yang efektif dan meningkatkan mutu pendidikan. Peran kepala sekolah sebagai manajer, menentukan kinerja pelayanan sekolah. Maka kepala sekolah memiliki tanggung jawab yang besar untuk dapat memberikan teladan kepada semua warga sekolah, melaksanakan manajemen secara terbuka, melibatkan peran semua komponen sekolah secara aktif, dan melakukan pertanggungjawaban kepada orang tua dan masyarakat.


(47)

b) Kegiatan intrakurikuler (proses pembelajaran pengajaran).

Kegiatan intrakurikuler pada umumnya merupakan program pembelajaran klasikal terjadwal dan rutin. Proses pembelajaran atau proses belajar mengajar merupakan proses interaksi eduktif, yaitu proses pendidikan bukan hanya proses pengajaran yang terjadi antara pendidik dengan peserta didik, dengan menggunakan bahan ajar dalam kurikulum yang berlaku, bertujuan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Suparlan, 2008: 106). Lebih dari itu, kegiatan pendidikan di sekolah (pengajaran, pembimbingan, pelatihan) dalam berbagai mata pelajaran memuat nilai-nilai kemanusiaan yang membantu siswa untuk menemukan nilai-nilai kemanusiaan itu dan dapat menggunakannya dalam kehidupannya. Pengajaran di sekolah yang ditujukan kepada siswa harus bersifat mendidik (membangun manusia seutuhnya), pengajaran bukan hanya berperan (menyumbang) dalam pembinaan intelektual (penambahan pengetahuan serta melatih kerja akal) dan bukan hanya mementingkan nilai praktis (pragmatis) yang berupa pelatihan ketrampilan kerja, tetapi jasa sekolah hendaknya sampai pada pengembangan kepribadian siswa yang mencakup pula pembentukan kognitif (kehendak) dan pembentukan afektif yang berpuncak pada pengalaman hidup yang


(48)

luhur (Samana, 1992: 11). 3) Fasilitas

Fasilitas yang harus disediakan, fasilitas yang sangat besar pengaruhnya dalam penyelenggaraan beban kerja yang dipercayakan pada suatu unit kerja. Fasilitas itu tidak saja berupa perlengkapan atau peralatan kerja secara fisik, akan tetapi juga berbentuk kesempatan menyalurkan pendapat dan saran-saran, kesempatan menyampaikan dan melaksanakan gagasan-gagasan dan lain-lain dalam rangka usaha mewujudkan program sekolah. Fasilitas yang mutlak diperlukan sebagaimana telah berulang kali disebutkan adalah pelimpahan wewenang sesuai dengan jenjang unit kerja masing-masing, akan sangat besar pengaruhnya terhadap keikutsertaan setiap personal dalam mewujudkan kerja. (Hadari nawawi,1982:76)


(49)

B. Kerangka Konseptual

Berdasarkan landasan teori yang sudah disebutkan maka menghasilkan kerangka konseptual di bawah ini:

Gambar II.1. Kerangka Konseptual

Berdasarkan kerangka konseptual hasil pra surevey tanggal 4 februari 2014 sampai 7 februari 2014. Dapat dijelaskan bahwa faktor-faktor yang menjadi motif orang tua memilih sekolah dasar untuk anaknya, antara lain:

M1. Gedung sekolah bagus M2. Ruang kelas nyaman

M3. Koleksi perpustakaan lengkap M4. Alat-alat laboratorium lengkap

M1 M2 M3 M4 M5 M6 Mn

MOTIF ORANG TUA MEMILIH SEKOLAH


(50)

M5. Spp terjangakau

M6. Sarana olahraga memadai M7. Kantin yang bersih M8. Guru yang profesional M9. Akreditasi baik

M10. Lulusannya banyak diterima di SMP Favorite M11. Ekstrakulikuler beragam

M12. Sarana UKS lengkap

M13. Koperasi Sekolah yang baik M14. Memiliki jaringan sosial yang luas

M15. Karena TK juga berasal dari TK Don Bosco M16. Dekat dengan rumah

M17. Dulu orang tua juga bersekolah di SD Don Bosco II

M18. Disarankan orang lain, teman/keluarga/guru SD Don Bosco II M19. Anak yang minta


(51)

C. Hipotesis

Dari kerangka penelitian yang dilakukan, maka dapatlah dikemukakan hipotesis dalam penelitian ini. Berdasarkan hasil pra survei yang telah dilakukan peneliti pada tanggal 4 februari 2014 sampai 7 februari 2014, maka penulis mengambil Ho yang bunyinya sebagai berikut bahwa yang menjadi motif orang tua murid memilih SD Don Bosco II sebagai tempat pendidikan dasar bagi anaknya antara lain gedung sekolah bagus, ruang kelas nyaman, koleksi perpustakaan lengkap, alat-alat laboratorium lengkap, SPP terjangakau, sarana olahraga memadai, kantin yang bersih, guru yang professional, Akreditasi baik, Lulusannya banyak diterima di SMP Favorit, ekstrakulikuler beragam, sarana UKS lengkap, koperasi Sekolah yang baik, memiliki jaringan sosial yang luas, karena TK juga berasal dari TK Don Bosco, dekat dengan rumah, dulu orang tua juga bersekolah di SD Don Bosco II, disarankan orang lain teman/keluarga/guru SD Don Bosco II, anak yang minta dan tidak ada pilihan lain.


(52)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah studi pustaka dan studi kasus. Studi pustaka sebagai langkah awal, yaitu mengumpulkan data sehubungan dengan topik dan mengumpulkan buku-buku yang dijadikan referensi untuk memperoleh data landasan teori dan cara menganalisis data. Langkah selanjutnya adalah studi kasus pada Sekolah Dasar (SD) Don Bosco II Pulomas, Jakarta Timur, dimana hasil penelitiannya hanya berlaku pada subjek dan objek yang diteliti. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini hanya berlaku pada kasus yang diteliti di tempat penelitian.

B. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah orang-orang yang bertindak sebagai pemberi informasi yang berhubungan dengan penelitian ini. Dalam penelitian ini yang menjadi Subjek penelitian adalah orang tua murid Sekolah Dasar (SD) Don Bosco II Pulomas, Jakarta Timur.

2. Objek Penelitian


(53)

dalam penelitian. Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah motif orang tua murid memilih sekolah dasar sebagai tempat pendidikan dasar anaknya.

C. Waktu dan Lokasi Penelitian

Waktu penelitian : Januari-Februari 2013

Lokasi Penelitian: Sekolah Dasar (SD) Don Bosco II Jakarta Timur

D. Variabel Penelitian

1. Variabel bebas (independent)

Variabel dalam penelitian ini adalah motif orang tua memilih sebuah Sekolah Dasar sebagai tempat pendidikan dasar bagi anaknya.

Menurut kamus bahasa Indonesia (Drs. Hendra Yuliawan, 2006:27) alasan adalah dorongan yang sudah terikat pada suatu tujuan. Motif juga merupakan sesuatu yang mendorong orang untuk melakukan kegiatan.

2. Pengukuran

a) Pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini dimaksudkan untuk memberikan ukuran pada masing-masing pilihan jawaban responden untuk itu digunakan skala Guttman dimana akan memberikan respon yang tegas pada suatu motif yang terdiri dari dua alternatif yaitu


(54)

jawaban “YA” dan “TIDAK”.

E. Definisi Operasional

Definisi Operasional Variabel dimaksudkan untuk menjabarkan bagian variabel-variabel yang timbul dalam suatu penelitian ke dalam indicator-indikator yang lebih terperinci. Pengertian variabel penelitian ini kemudian diuraikan menjadi indicator empiris.. Variabel penelitian yang akan diteliti adalah motif orang tua murid memilih sebuah sekolah dasar sebagai tempat pendidikan dasar bagi anaknya.

1. Motif adalah dasar pertimbangan orang tua murid yang meliputi gedung sekolah bagus, ruang kelas nyaman, koleksi perpustakaan lengkap, alat-alat Laboratorium lengkap, SPP terjangakau, sarana olahraga memadai, kantin yang bersih, guru yang professional, Akreditasi baik, Lulusannya banyak diterima di SMP Favorit, ekstrakulikuler beragam, sarana UKS lengkap, koperasi Sekolah yang baik, memiliki jaringan sosial yang luas, karena TK juga berasal dari TK Don Bosco, dekat dengan rumah, dulu orang tua juga bersekolah di SD Don Bosco II, disarankan orang lain teman/keluarga/guru SD Don Bosco II, anak yang minta dan tidak ada pilihan lain.


(55)

2. Gedung sekolah yang bagus adalah wajah sekolah yang terlihat secara fisik yang dapay mempengaruhi kesan dan tanggapan konsumen terhadap pelayanan pendidikan sekolah.

3. Ruang kelas nyaman adalah ruang yang digunakan sebagai wadah dalam melakukan kegiatan belajar mengajar dan dapat membantu terciptanya suasana yang kondusif.

4. Koleksi perpustakaan lengkap adalah perpustakaan yang memberikan pelayanan dan mempunyai koleksi buku yang mendukung proses pembelajaran siswa

5. Alat-alat laboratorium lengkap adalah sarana dan prasana yang berupa ruang laboratorium beserta perangkat yang digunakan mencakupi jumlah siswa disekolah tersebut.

6. SPP terjangkau Uang sekolah per bulannya tidak begitu mahal dan dapat dijangkau oleh orang tua murid.

7. Sarana olahraga memadai sarana dan prasaran yang berupa lapangan olahraga beserta perangkat yang digunakan mencakupi dan masih bagus. 8. Kantin yang bersih adalah ruangan dalam sekolah yang dapat digunakan

siswa untuk makan. Makanan yang disediakan kantin haruslah bersih dan halal.

9. Guru yang professional adalah peran guru salah satu factor penentu pokok dalam peningkatan mutu pendidikan. Interaksi antara pendidik dalam hal ini guru dengan siswa yang menghasilkan perubahan tingkah laku.


(56)

10. Akreditasi baik adalah status akreditasi suatu sekolah merupakan cermin kinerja sekolah yang bersangkutan dan menggambarkan mutu, efisiensi, serta relevansi suatu progam pembelajaran yang diselenggarakan.

11. Lulusannya banyak diterima di SMP favorit adalah lulusan dari SD Don Bosco II nantinya dapat masuk ke SMP-SMP favorit dimanapun.

12. Kegiatan Ekstrakulikuler beragam adalah Kegiatan ekstrakulikuler ini sendiri dapat berbentuk kegiatan pada seni, olahraga, pengembangan kepribadian dan kegiatan lain yang bertujuan postif untuk kemajuan dari siswa-siswi itu.

13. UKS lengkap sarana dan prasarana yang berupa ruang kesehatan beserta perangkat yang digunakan mencakupi.

14. Koperasi Sekolah yang baik adalah koperasi yang didirikan di lingkungan sekolah yang anggota-angotanya terdiri dari siwa sekolah dan di jalankan dengan baik oleh beberapa siswa.

15. Memiliki jaringan sosial yang luas adalah hubungan sosial yang dijalanin oleh orang tua murid, guru dan sekolah agar setiap perkembangan anaknya dapat diketahui oleh orang tua murid.

16. Karena berasal dari TK Don Bosco adalah dulunya sebelum naik ke tingkat dasar anaknya bersekolah di Taman Kanak-Kanak Don Bosco II. 17. Dekat dengan rumah (sudah jelas)


(57)

18. Dulu orang tua juga bersekolah di SD Don Boco II adalah dulunya orang tua murid itu sendiri pernah bersekolah di SD Don Bosco II atau bisa disebut alumnus SD Don Bosco II.

19. Disarankan orang lain, teman/keluarga/guru SD Don Bosco II adalah sebelum memilih sekolah dasar Don Bosco II banyak yang menyarankan seperti orang lain, teman/keluarga/guru untuk menyekolahkan anaknya di SD Don Bosco II.

20. Anak yang minta (sudah jelas) 21. Tidak ada pilihan lain (sudah jelas)

A. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/Subjek yang mempengaruhi kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan untuk peneliti untuk mempelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono,2004: 72). Populasinya adalah orang tua murid SD Don Bosco kelas 1 sampai dengan kelas 6.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2003:73). Sampel dalam penelitian ini adalah orang tua murid SD Don Bosco II kelas 1 sampai dengan kelas 6 yang memilih SD Don Bosco II sebagai tempat pendidikan dasarnya bagi anaknya.


(58)

Rumus untuk menentukan jumlah sampel adalah :

n = n = n= 235,3 keterangan :

n = sampel N = populasi

d = nilai presisi 95% atau sig = 0,05

Maka, jumlah sampel yang diambil untuk penelitian ini adalah sebanyak 235,3 dibulatkan menjadi 235. Dalam penelitian ini sampel adalah orang tua murid kelas 1 sampai dengan 6 SD.

3. Teknik Pengambilan Sampel

Untuk teknik pengambilan sampel penulis menggunakan quota sampling yaitu pengambilan sampel didasarkan atas kelompok-kelompok atau bagian sampel yang disebut dengan kuota (Pangestu Subagyo,2004:72), sehingga sampel orang tua murid tiap kelas menjadi sebesar 235/6 = 39 orang tiap kelas


(59)

Selain itu untuk mempermudah dalam menyebarkan kuesioner maka digunakan metode insidental yaitu responden yang diambil adalah orang-orang yang dapat dijumpai penulis saat penelitian dilakukan.

B. Sumber Data

Untuk sumber data yang digunakan penulis adalah sumber data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang secara langsung diambil dari Subjek penelitian yaitu mengenai motif orang tua murid memilih sebuah sekolah dasar sebagai tempat pendidikan dasar bagi anaknya, sedangkan data sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung dari Subjek penelitian, yaitu data mengenai profil SD Don Bosco II, Pulomas, Jakarta Timur.

C. Teknik Pengumpulan Data

1. Data primer

Data primer adalah data yang secara langsung diambil dari Subjek penelitian. Teknik pengumpulan Data primer yang digunakan penulis adalah:

‐ Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi yaitu pelaporan tentang pribadi atau hal-hal


(60)

yang diketahuinya.

Kuesioner diberikan kepada responden untuk mengetahui apakah gedung, fasilitas lengkap, guru yang baik, dan sebagainya merupakan motif orang tua murid memilih SD Don Bosco II sebagai tempat pendidikan dasar bagi anaknya.

2. Data sekunder

Data sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung dari Subjek penelitian. Peneliti mendapatkan data yang sudah jadi yang dikumpulkan oleh pihak lain dengan berbagai cara atau metode baik secara komersial maupun non komersial.

3. Studi pustaka

Studi pustaka dilakukan dengan cara mempelajari dan mengutip teori-teori atau konsep-konsep dari sejumlah literatur, baik buku, jurnal, majalah, koran, atau karya tulis lainnya yang relevan dengan topik, fokus atau variabel penelitian.

D. Teknik Pengujian Instrumen

Validitas dan Realibilitas

Sebelum menganalisis perlu terlebih dahulu diadakan pengujian validitas dan realibilitas dari kuesioner sebagai alat pengukur untuk mengetahui apakah pertanyaan yang disebarkan sudah layak digunakan atau belum.


(61)

1. Uji Validitas

Menurut Simamora (2004: 172) pengujian validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan dan kesahihan suatu instrumen. Dimana suatu instrumen dianggap valid apabila mampu mengukur apa yang diukur, dengan kata lain mampu memperoleh data yang tepat dari variabel yang diteliti.

Uji Validitas dilakukan untuk sejauh mana suatu alat pengukur itu dapat mengukur variabel yang diukur. Uji Validitas dilakukan dengan menggunakan korelasi product moment.

Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

Dimana:

Ri : koefisien korelasi X antara dan Y product moment X : Skor item bernomor ganjil

Y : Skor item bernomor genap N :Banyaknya sampel Uji coba

Besarnya rxy dapat dihitung menggunakan korelasi dengan taraf signifikansi (α) = 5%. Jika rxy lebih besar dari r tabel maka kuesioener yang digunakan sebagai alat ukur dapat dikatakan valid..


(62)

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Untuk menghitung reliabilitas dilakukan dengan menggunakan koefisien cronbach alpha. Rumus yang digunakan sebagai berikut:

Dimana :

Rtt : Reliabilitas instrumen Vx : Variansi butir

Vt : Variansi total M : Jumlah butir

Kuesioener dikatakan relaibel apabila nilai alpha > r kritis product moment. Atau kita bisa menggunakan batasan tertentu seperti 0,6. Reliabilitas < 0,6 adalah kurang baik, sedangkan 0,7 dapat diterima dan diatas 0,8 adalah baik. (Priyatno, 2008:26)

E. Teknik Analisis Data

1. Analisis Deskriptif


(63)

j

penjelasan dengan membuat tabel-tabel, mengelompokkan, menganalisa data berdasarkan kuesioener yang diperoleh dari tanggapan responden dengan menggunakan tabulasi data.

a) Deskripsi Responden

Analisis Deskripsi responden dilakukan dengan pendekatan prosentase terkait umur, status pekerjaan, penghasilan, jarak rumah responden dengan sekolah anaknya, jumlah anak responden.

b) Deskripsi Variabel

Analisis Deskripsi variabel dilakukan untuk mendapatkan gambaran deskriptif tentang variabel penelitian dengan pendekatan prosentase.

2. Analisis Cochran Q-test

Untuk analisis data ini, diperoleh dengan menggunakan kuesioner yang berisi pertanyaan tertutup dengan alternatif jawaban ”YA” dan ”TIDAK”. Pengukurannya menggunakan uji Cochran. Uji Cohran digunakan pada data dengan skala pengukuran nominal atau untuk informasi dalam bentuk terpisah dua (dikotomi). Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui keberadaan hubungan beberapa variabel (Durianto,2001:78).

C (C-1) ΣC 2

Q = – (C-1) N2


(64)

CN –ΣRi Ket ;

Ri : Jumlah baris jawaban

”YA” Cj : Jumlah kolom jawaban

”YA” N : Jumlah responden (baris)

C : Jumlah variabel (kolom) Q : Critical value

Jika diperoleh nilai Q < X2tabel (α, v), dapat disimpulkan belum cukup bukti untuk menerima Ho.


(65)

BAB IV

GAMBARAN UMUM SEKOLAH DASAR (SD) DON BOSCO II PULOMAS

A. Sejarah SD Don Bosco II Pulomas

Pada tahun 1960 di wilayah Mangga Besar Jakarta Pusat, baru ada satu sekolah katolik, itupun baru sampai jenjang SMP, kekurangan sarana pendidikan itu sangat dirasakan oleh masyarakat. Beberapa tokoh dan pendidik, serta Pastor Paroki sempat membuka sekolah siang menggunakan gedung sekolah katolik yang sudah ada. Pada tahun 1961 dibukalah SMP Don Bosco dan barulah pada tahun 1962 dibuka SD Don Bosco, diselenggarakan oleh seksi Pendidikan Dewan Paroki Mangga Besar.

Pada tahun 1968, sekolah-sekolah sudah berkembang sehingga mempunyai 3 kelas paralel oleh Dewan Paroki diserahkan ke Yayasan Panca Dharma, Yayasan yang sampai sekarang masih menaungi dan mengolah Sekolah Don Bosco. Yayasan ini didirikan oleh para Kepala Sekolah dan Pendidik, yaitu: Bp. Ignatius R. Soehardjo (pendidik), Bp. P.C.J. Djokosetio (Kepala Sekolah), Bp. A.J.Oesanto (Kepala Sekolah), Bp. J.Soepangat Reksowiguno (pendidik), Bp. R.J. Rengkuan (Pendidik).

Sekolah Don Bosco terus berkembang dimulai tahun 1968 yang dibuka sekolah di Mangga Besar dan kemudian tahun 1981 dibuka TK,SD Don Bosco II di Pulomas, bersamaan dengan pembukaan SD di Pulomas, SD Don Bosco


(66)

Mangga Besar tidak menerima murid baru dan operasional SD dipindahkan ke Pulomas.

B. Visi dan Misi SD Don Bosco II Pulomas

1. Visi SD Don Bosco II Pulomas

Visi SD Don Bosco II Pulomas adalah:

Menjadi Komunitas akademik yang unggul dan berkarakter 2. Misi SD Don Bosco II Pulomas

Misi SD Don Bosco II Pulomas adalah:

a. Mengembangkan kemampuan civitas Don Bosco menjadi cerdas, Trampil dan cinta kemanusiaan

b. Memberikan pelayanan pendidikan yang bermutu 3. Nilai-Nilai SD Don Bosco II Pulomas

a. Peserta didik memiliki kedisiplinan tertib, jujur, gigih, tekun, tanggung jawab

b. Peserta didik memiliki budaya bersih, rapid an budaya hidup sehat

c. Peserta didik berbudaya belajar mampu menggunakan lingkungan belajar sekolah dan lingkungan masyarakatnya menjadi sumber belajar kratif dan inovatif


(67)

C. Kegiatan Usaha

Kegiatan usaha yang dilaksanakan di SD Don Bosco II Pulomas terdiri dari proses belajar mengajar dan kegiatan siswa di luar kelas (ekstrakulikuler), serta hal-hal yang diperlukan yang mendukung kegiatan belajarnya.

D. Penjelasan Keadaan Sekolah Dasar Don Bosco II Pulomas

1. Bangunan Sekolah

Sekolah Don Bosco II terdiri atas 2 buah gedung, yaitu : a. Gedung 1

Terdiri atas empat lantai, tetapi yang digunakan hanya 3 lantai, yang digunakan untuk kegiatan belajar mengajar TK dan SD kelas 1 hingga kelas IV.

Gambar IV.1 Gedung sekolah I b. Gedung 2

Terdiri atas tiga lantai yang digunakan untuk kegiatan belajar mengajar SD kelas V dan kelas VI, SMP, dan SMA.


(68)

Gambar IV.2 Gedung Sekolah II 2. Ruang Kelas

Untuk tingkat SD terdapat empat kelas dalam satu angkatan dan di ruang kelas sudah memakai AC dan ruang kelas kedap suara serta luas.

Gambar IV.3 Ruang Kelas 3. Koleksi perpustakaan

Koleksi yang ada di perpustakaan sejumlah bahan atau sumber-sumber informasi, baik berupa buku ataupun bukan buku, cukup lengkap, sehingga dapat membangkitkan mint baca siswa sangat baik.Ke


(69)

4. Alat-alat laboratorium

Fasilitas pendidikan di Sekolah Don Bosco II, Pulomas antara lain laboratorium (bahasa dan Komputer). Untuk lab computer sendiri fasilitasnya sudah lengkap seperti komputer, PC, dsb. Begitu pula dengan laboratorium bahasa.

Gambar IV.4 Laboratorium Komputer 5. SPP

Biaya uang sekolah di Don Bosco sekitar Rp 600.000,00 dibandingkan dengan sekolah swasta lainnya yang bisa mencapai jutaan, SPP di sekolah ini masih terbilang murah.

6. Sarana Olahraga

Kegiatan olahraga disekolah ini dapat diselenggarakan di 2 tempat, yaitu lapangan dalam gedung sekolah dan lapangan yang berada diluar gedung dan tepat terletak di samping gedung 2 dengan fasilitas lapangan voli, lapangan basket, dan lapangan sepak bola.


(70)

7. Kantin

Karena gedung sekolah ada dua begitu pula kantinnya. Kantin gedung 1 dan kantin 2, kedua kantin tersebut luas dan menjamin mutu makan yang bersih pula.

8. Guru

Guru yang mengajar di Don Bosco II ini kebanyakan harus lulus S1 Pendidikan dan sistem kontrak 1 tahun.

9. Akreditasi

Akreditasi sekolah adalah kegiatan penilaian (assessment) ekolah secara sistematis dan komprehensif melalui kegiatan evaluasi diri dan evaluasi eksternal untuk menentukan kelayakan dan kinerja sekolah. Sekolah Don Bosco II terakreditasi A yang setara setara dengan “terdaftar”.

10. Lulusan

Lulusan SD Don Bosco kebanyakan bisa diterima d SMP favorit seperti SMP Ursula, SMPK Penabur, SMPN 115, SMP Kanisius, SMPN 19, SMP Labschool.

11. Ekstrakurikuler

Kegiatan ekstrakurikuler yang ada di Sekolah Don Bosco II yaitu a. Olahraga : Voli, basket, sepak bola,tenis meja, renang, tae kwon do


(71)

b. Non-Olahraga: pramuka, paduan suara, drum band, modern dance, seni lukis, tari saman, angklung, fotografi, broadcasting, computer, bahasa jepang, bahasa korea.

12. Sarana UKS

Sarana Uks yang ada di sekolah sudah seperti di puskesmas jadi semua yang dibutuhkan ada.

13. Lokasi sekolah

Sekolah Don Bosco II terletak di Jalan Pulomas Barat V, RW.012 Kayu Putih, Pulo Gadung, Jakarta Timur, Jakarta. Gedung sekolah ini terletak di tengah pemukiman penduduk kawasan Pulomas dan dapat diakses dari beberapa jalan arteri di Jakarta Utara, Jakarta Timur, dan Jakarta Barat.


(72)

BAB V

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Ringkas Pelaksanaan Penelitian

1. Pra Survei

Sebelum dilakukan penelitian yang sesungguhnya penulis melakukan survei awal terlebih dahulu untuk memperoleh sejumlah motif dari orang tua murid sekolah dasar Don Bosco II.survei awal dilakukan pada tanggal 4 februari 2014-7 februari 2014 pada orang tua murid sekolah dasar Don Bosco II mengenai motif memilih sebuah sekolah dasar sebagai tempat pendidikan dasar bagi anaknya. Dari survei awal tersebut diperoleh dua puluh motif.

2. Pengumpulan Data

Setelah survei awal selesai dilakukan, selanjutnya penulis membuat kuesioener penelitian yang sesungguhnya berdasarkan survei awal yang telah dilakukan. Kuesioener berisi daftar pertanyaan yang terdiri dari bagian I dan bagian II. Bagian I berisi identitas responden dan bagian II berisi tentang motif orang tua murid memilih sekolah dasar sebagai tempat pendidikan dasar bagi anaknya.

3. Pengujian Instrumen Penelitian

Untuk menguji apakah kuesioner yang dibagikan kepada responden tersebut valid dan reliabel maka perlu diadakan pengujian kuesioener. Data yang didapat dari hasil penyebaran kuesioener masih


(73)

berupa data kualitatif, sehingga perlu diubah menjadi data kuantitatif untuk dapat dianalsis secara statistik. Agar kuesioner dapat menghasilkan data kuantitatif, maka penulis menggunakan skala guttman, yaitu dengan cara memberi bobot terhadap setiap pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner. Pemberian bobot adalah sebagai berikut:

Ya : 1 Tidak : 0

Setelah data-data tersebut diubah menjadi data yang kuantitatif maka, dilakukan dengan menggunakan bantuan komputer dengan bantuan program SPSS 16.

a. Pengujian Validitas

Pengujian validitas didefinisikan sebagai suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan suatu instrumen. Dimana suatu instrumen dianggap valid apabila mampu mengukur apa yang diukur, dengan kata lain mampu memperoleh data yang tepat dari variabel yang diteliti. Untuk mengetahui apakah pertanyaan tentang motif orang tua murid memilih sekolah dasar untuk anaknya di SD Don Bosco valid, dilakukan pengujian dengan analisis validitas yaitu dengan membandingkan nilai r hitung dengan menggunakan SPSS 16 dengan r tabel untuk degree of freedom (df) = n-2 dalam hal ini n adalah jumlah sampel.

Dari hasil analisis apabila r hitung ≥ r tabel dengan taraf keyakinan 95% maka instrumen tersebut dikatakan valid. Jika r hitung ≤ r


(74)

tidak valid. Untuk responden yang berjumah 235. Nilai alpha 5% (dua sisi), diperoleh nilai r tabel sebesar 0,128. Untuk dapat dinyatakan valid, nilai korelasi harus lebih besar dari 0,128.

Adapun hasil perhitungan pengujian validitas yang dilakukan terhadap pertanyaan motif orang tua murid memilih sekolah dasar untuk anaknyaadalah sebagai berikut:

Tabel V.1

Hasil Perhitungan Koefisian Validitas

Variabel

Pernyataan

Correted item-total correlation

R tabel Keterangan

X1 Gedung sekolah bagus 0,406 0,128 VALID

X2 Ruang Kelas nyaman 0,420 0,128 VALID

X3

Koleksi perpustakaan

lengkap 0,690 0,128 VALID

X4

Alat-alat laboratorium

lengkap 0,304 0,128 VALID

X5 SPP terjangkau 0,621 0,128 VALID

X6 Sarana Olahraga memadai 0,262 0,128 VALID

X7 Kantin yang bersih 0,637 0,128 VALID

X8 Guru yang professional 0,738 0,128 VALID

X9 Akreditasi baik 0,330 0,128 VALID

X10


(75)

diterima di SMP favorit

X11

Kegiatan ekstrakulikuler

beragam 0,366 0,128 VALID

X12 UKS lengkap 0,407 0,128 VALID

X13

Koperasi Sekolah yang

baik 0,714 0,128 VALID

X14

Memiliki jaringan social

yang luas 0,304 0,128 VALID

X15

Karena berasal dari TK

Don Bosco 0,633 0,128 VALID

X16 Dekat dengan rumah 0,262 0,128 VALID

X17

Dulu orang tua juga bersekolah di SD Don

Bosco II 0,661 0,128 VALID

X18

Disarankan orang lain, teman/keluarga/guru SD

Don Bosco II 0,738 0,128 VALID

X19 Anak yang minta 0,269 0,128 VALID

X20 Tidak ada pilihan lain 0,633 0,128 VALID Sumber: Lampiran

Berdasarkan hasil pengujian 20 item pertanyaan untuk 235 responden diatas dapat disimpulkan bahwa 20 item pertanyaan adalah valid.


(76)

b. Pengujian Reliabilitas

Reliabilitas adalah tingkat kehandalan kuesioener. Kuesioener yang reliable adalah kuesioener yang apabila dilakukan uji secara berulang-ulang pada kelompok yang sama akan menghasilkan data yang sama. Untuk menguji tingkat reliabilitas dari kuesioener digunakan teknik pengukuran sekali saja disini pengukurannya hanya sekali dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lain atau mengukur korelasi antar jawaban pertanyaan. Untuk mengukur reliabilitas dilakukan desain uji statistik guttman suatu variabel dinyatakan reliable jikan Cronbach Alpha (a)>0,60 (sanyoto,2007:74) yang dipermudah dengan bantuan SPSS 16.

Adapun hasil pengujian reliabilitas dapat dilihat dalam tabel V.7 berikut ini:

Tabel V.2 Hasil Uji Reliabilitas

Sumber: lampiran

Hasil pengujian reliabilitas pada tabel menunjukkan bahwa nilai nilai koefisien reliabilitas Cronbach’s Alpha masing-masing variabel lebih besar dari 0,60 yang berarti reliabel.

Cronbach's

Alpha N of Items


(77)

B. Analisis Deskriptif

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis motif apa saja yang digunakan untuk memilih sebuah sekolah dasar sebagai pendidikan dasar anaknya. Data dari penelitian ini diperoleh dengan cara memberikan sejumlah pernyataan kepada sebagian dari orang tua murid SD Don Bosco II. Diambil sampel sebanyak 235 responden , yang diambil dari dari orang tua murid kelas satu sampai dengan kelas enam.

1. Deskripsi Responden

Penulis menyajikan data mengenai umur responden, status pekerjaan responden, penghasilan responden, jarak rumah dengan sekolah anaknya responden, dan jumlah anak responden dalam tabel berikut:

a. Deskripsi reponden berdasarkan umur

Tabel V.3

Karakteristik umur responden

No Umur Jumlah Presentase

1 21-25 tahun 4 1,7%

2 26-30 tahun 5 2,1%

3 31-35 tahun 10 4,3%

4 36-40 tahun 47 20%

5 41-45 tahun 108 45,9%

6 46-50 tahun 38 16,2%

7 > 51 tahun 23 9,8%


(78)

Berdasarkan tabel diatas, diketahui orang tua murid pada usia 21-25 tahun sebanyak 4 orang (1,7%), usia 26-30 tahun sebanyak 5 orang (2,1%), usia 31-35 tahun sebanyak 10 orang (4,3%), usia 36-40 tahun sebanyak 47 orang (20%), usia 41-45 tahun sebanyak 108 orang (45,9%), usia 46-50 tahun sebanyak 38 orang (16,2%), dan usia >51 tahun sebanyak 23 orang (9,8%). Berdasarkan data umur di atas, sebagian besar orang tua murid SD Don Bosco II berumur antara 41-45 tahun (45,9%).

b. Deskripsi responden berdasarkan status pekerjaan

Tabel V.4

Karakteristik status pekerjaan responden

No Pekerjaan Jumlah Presentase

1 Pegawai Swasta 94 40%

2 Pegawai Negeri 18 7,7%

3 Pegawai BUMN 5 2,1%

4 Guru 14 5,9%

5 Wiraswasta 51 21,7%

6 Pedagang warung/Toko 11 4,7%

7 Profesional 8 3,4%

8 Lainnya 34 14,5%

Total 235 100%

Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa status pekerjaan orang tua murid sebagai pegawai swasta sebanyak 94 orang atau 40%, pegawai negeri sebanyak 18 orang atau 7,7%, Pegawai BUMN 5 orang atau


(79)

orang atau 21,7%, pedagang warung/toko sebanyak 11 orang atau 4,7%, Profesional sebanyak 8 orang atau 3,4%, dan status pekerjaan lainnya sebanyak 34% atau 14,5%. Berdasarkan data diatas, jenis pekerjaan orang tua murid SD Don Bosco II pada umumnya adalah pegawai swasta sebanyak 40%

c. Deskripsi responden berdasarkan penghasilan responden

Tabel V.5

Karakteristik penghasilan responden

No Penghasilan (Rp/Bulan) Jumlah Presentase

1 500.000 - 1.000.000 10 4,3%

2 1.000.001 - 2.000.000 14 5,9%

3 2.000.001 - 3.000.000 23 9,8%

4 >3.000.001 188 80%

Total 235 100%

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa penghasilan orang tua murid 500.000-1.000.000 sebanyak 10 orang atau 9,1%, 1.000.001-2.000.000 sebanyak 14 orang atau 5,9%, 2.000.001-3.000.000 sebanyak 23 orang atau 9,8%, dan lebih dari 3.000.000 sebanyak 188 orang atau 80%.


(80)

d. Deskripsi responden berdasarkan jarak rumah dengan sekolah anaknya

Tabel V.6

Karakteristik jarak rumah responden dengan sekolah anaknya

No Jarak Jumlah Presentase

1 < 1 Km 42 17,9%

2 1 Km - 5 Km 108 45,9%

3 > 5 Km 85 36,2%

Total 235 100%

Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa jarak rumah orang tua murid dengan sekolah kurang dari 1 km sebanyak 42 orang atau 17,9%, dengan jarak 1 km – 5 km sebanyak 108 orang atau 45,9%, dan jarak lebih dari 5 km sebanyak 85 orang atau 36,2%

e. Deskripsi responden berdasarkan jumlah anak

Tabel V.7

Karakteristik jumlah anak

No Jumlah Anak Jumlah Presentase

1 1 33 14,1%

2 2 89 37,9%

3 3 75 31,9%

4 4 24 10,2%

5 5 14 5,9%

Total 235 100%

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ada orang tua murid yang memiliki jumlah anak 1 sebanyak 33 orang atau 14,1%, jumlah anak 2


(81)

sebanyak 89 orang atau 37,9%, jumlah anak 3 sebanyak 75 orang atau 31,9%, jumlah anak 4 sebanyak 24 orang atau 10,2%, dan jumlah anak 5 sebanyak 14 orang atau 5,9%.

2. Analisis Deskripsi Variabel

Untuk mengetahui gambaran deskripsi tentang variabel motif orang tua murid menggunakan pendekatan prosentase. Hasil dari analisi deskripsi variabel motif orang tua murid sebagai berikut:

TIDAK

Prosentase Variabel Pernyataan YA YA TIDAK

X1 Gedung sekolah bagus 213 22 90,6% 9,4% X2 Ruang Kelas nyaman 191 44 81,3% 18,7% X3 Koleksi perpustakaan

lengkap 98 137

41,7% 58,3% X4 Alat-alat laboratorium

lengkap 218 17

92,7% 7,3%

X5 SPP terjangkau 143 92 60,8% 39,2%

X6 Sarana Olahraga

memadai 205 30 87,2% 12,8%

X7 Kantin yang bersih 146 89 62,1% 37,9% X8 Guru yang professional 147 88 62,5% 37,5%

X9 Akreditasi baik 210 25 89,4% 10,6%

X10 Lulusannya banyak diterima di SMP

favorite 84 151 35,7% 64,3%

X11 Kegiatan ekstrakulikuler

beragam 214 21 91,1% 8,9%

X12 UKS lengkap 193 42 82,1% 17,9%

X13 Koperasi Sekolah yang

baik 95 140 40,4% 59,6%

X14 Memiliki jaringan social

yang luas 218 17 92,8% 7,2%

X15 Karena berasal dari TK


(1)

118

Cochran Test

Frequencies

Value

0 1

item1 22 213

item2 44 191

item4 17 218

item6 30 205

item9 25 210

item11 21 214

item12 42 193

item14 17 218

item16 30 205

item19 28 207

Test Statistics

N 235

Cochran's Q 37.550a

df 9

Asymp. Sig. .000 a. 1 is treated as a success.


(2)

Cochran Test

Frequencies

Value

0 1

item1 22 213

item4 17 218

item6 30 205

item9 25 210

item11 21 214

item12 42 193

item14 17 218

item16 30 205

item19 28 207

Test Statistics

N 235

Cochran's Q 24.812a

df 8

Asymp. Sig. .002 a. 1 is treated as a success.


(3)

120

Cochran Test

Frequencies

Value

0 1

item1 22 213

item4 17 218

item6 30 205

item9 25 210

item11 21 214

item14 17 218

item16 30 205

item19 28 207

Test Statistics

N 235

Cochran's Q 11.423a

df 7

Asymp. Sig. .121 a. 1 is treated as a success.


(4)

LAMPIRAN 7

TABEL KORELASI PRODUCT

MOMENT


(5)

121

Tabel r Product Moment

Pada Sig.0,05 (Two Tailed)

N r N r N r N r N r N r

1 0.997 41 0.301 81 0.216 121 0.177 161 0.154 201 0.138 2 0.95 42 0.297 82 0.215 122 0.176 162 0.153 202 0.137 3 0.878 43 0.294 83 0.213 123 0.176 163 0.153 203 0.137 4 0.811 44 0.291 84 0.212 124 0.175 164 0.152 204 0.137 5 0.754 45 0.288 85 0.211 125 0.174 165 0.152 205 0.136 6 0.707 46 0.285 86 0.21 126 0.174 166 0.151 206 0.136 7 0.666 47 0.282 87 0.208 127 0.173 167 0.151 207 0.136 8 0.632 48 0.279 88 0.207 128 0.172 168 0.151 208 0.135 9 0.602 49 0.276 89 0.206 129 0.172 169 0.15 209 0.135 10 0.576 50 0.273 90 0.205 130 0.171 170 0.15 210 0.135 11 0.553 51 0.271 91 0.204 131 0.17 171 0.149 211 0.134 12 0.532 52 0.268 92 0.203 132 0.17 172 0.149 212 0.134 13 0.514 53 0.266 93 0.202 133 0.169 173 0.148 213 0.134 14 0.497 54 0.263

94

0.201 134 0.168 174 0.148 214 0.134 15 0.482 55 0.261 95 0.2 135 0.168 175 0.148 215 0.133 16 0.468 56 0.259 96 0.199 136 0.167 176 0.147 216 0.133 17 0.456 57 0.256 97 0.198 137 0.167 177 0.147 217 0.133 18 0.444 58 0.254 98 0.197 138 0.166 178 0.146 218 0.132 19 0.433 59 0.252 99 0.196 139 0.165 179 0.146 219 0.132 20 0.423 60 0.25 100 0.195 140 0.165 180 0.146 220 0.132 21 0.413 61 0.248 101 0.194 141 0.164 181 0.145 221 0.131


(6)

22 0.404 62 0.246 102 0.193 142 0.164 182 0.145 222 0.131 23 0.396 63 0.244 103 0.192 143 0.163 183 0.144 223 0.131 24 0.388 64 0.242 104 0.191 144 0.163 184 0.144 224 0.131 25 0.381 65 0.24 105 0.19 145 0.162 185 0.144 225 0.13 26 0.374 66 0.239 106 0.189 146 0.161 186 0.143 226 0.13 27 0.367 67 0.237 107 0.188 147 0.161 187 0.143 227 0.13 28 0.361 68 0.235 108 0.187 148 0.16 188 0.142 228 0.129 29 0.355 69 0.234 109 0.187 149 0.16 189 0.142 229 0.129 30 0.349 70 0.232 110 0.186 150 0.159 190 0.142 230 0.129 31 0.344 71 0.23 111 0.185 151 0.159 191 0.141 231 0.129 32 0.339 72 0.229 112 0.184 152 0.158 192 0.141 232 0.128 33 0.334 73 0.227 113 0.183 153 0.158 193 0.141 233 0.128 34 0.329 74 0.226 114 0.182 154 0.157 194 0.14 234 0.128 35 0.325 75 0.224 115 0.182 155 0.157 195 0.14 235 0.127 36 0.32 76 0.223 116 0.181 156 0.156 196 0.139 236 0.127 37 0.316 77 0.221 117 0.18 157 0.156 197 0.139 237 0.127 38 0.312 78 0.22 118 0.179 158 0.155 198 0.139 238 0.127 39 0.308 79 0.219 119 0.179 159 0.155 199 0.138 239 0.126 40 0.304 80 0.217 120 0.178 160 0.154 200 0.138 240 0.126