Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat Komunikasi

42 lainnya yaitu di adakannya arisan dan pengajian setiap minggu juga bulanan antara guru dan orang tua murid. Dalam acara tersebut antara guru dengan wali murid bisa bebas berkomunikasi dan bertukar informasi juga saling bersilaturahmi karena diadakan berkeliling rumah-rumah misalnya minggu ini di rumah guru lalu minggu depannya di rumah orang tua murid dan bergilir terus hingga arisannya selesai. Komunikasi kelompok juga mendukung saat adanya kegiatan fieldtrip, dimana saat fieldtrip atau study tour orang tua murid seharusnya tidak boleh mendampingi namun orang tua murid masih memiliki kekhawatiran yang berlebih sehingga melibatkan koordinator kelas untuk menangani masalah orang tua murid yang ingin ikut dalam kegiatan fieldtrip. Jika tidak ada komunikasi antara orang tua murid yang satu dengan orang tua murid yang lain belum tentu kegiatan tersebut bisa berjalan lancar.

B. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat Komunikasi

1. Faktor Pendukung Komunikasi

Faktor pendukung komunikasi guru dan wali murid di SD Fajar Islami dikelompokkan menjadi beberapa aspek, yaitu : a. Wali murid yang proaktif Bermacam-macam karakter wali murid di SDS Fajar Islami dari yang pasif sampai yang proaktif ada di sana. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan orang tua murid dan guru lebih banyak orang tua murid yang proaktif dibanding orang tua murid yang pasif. Proaktif disini ada yang positif dan ada pula yang negatif. Proaktif yang positif contohnya jika pertemuan antara guru dan orang 43 tua murid sebagian orang tua murid mengusulkan adanya bimbingan belajar agar anak-anak yang kurang konsentrasi belajar di rumah bisa dibimbing oleh guru di luar jam sekolah apalagi yang orang tuanya sibuk bekerja namun sebagian orang tua murid yang proaktif lainnya mengusulkan ide yang negative yaitu menginginkan wali kelas anak- anaknya atas kemauan mereka. Ide tersebut disampaikan langsung oleh sebagian orang tua murid kelas 6 dan disampaikan kepada kepala sekolah langsung tanpa mengadakan rapat resmi dengan orang tua murid yang lain. Komunikasi seperti ini yang membuat perpecahan antara orang tua murid dan mengundang kecemburuan sosial khususnya di kalangan guru namun dengan kebijakan kepala sekolah ide ini diklarifikasi dan sampai saat ini tidak ada guru yang mengetahui jika ada permintaan wali kelas yang di ajukan oleh orang tua murid kelas 6 karena menurut kepala sekolah jika hal ini disampaikan kepada guru yang bersangkutan pasti ada rasa tinggi hati. 4 Dalam komunikasi tidak bisa menyalahkan pesan yang beredar karena pesan disampaikan dari komunikan kepada komunikator maka jika ada pesan yang tidak benar artinya komunikan yang belum bisa menyampaikan dengan baik. Bagaimanapun juga orang tua murid yang proaktif dan mengakibatkan yang negative, tetap saja orang tua murid menjadi faktor pendukung komunikasi di SDS Fajar Islami karena tidak mungkin kita menjadi lebih baik jika tidak pernah melihat atau 4 Hasil wawancara dengan Atik wina, wali murid kelas 6, Senin 7 Februari 2011, 20.00 WIB. 44 belajar dari kesalahan yang ada karena dalam komunikasi pasti ada benar dan salahnya. b. Waktu dan kegiatan Proses belajar di SDS Fajar islami di mulai pukul 07.00 pagi sampai pukul 13.00 siang untuk kelas 1,2 dan 3 sedangkan untuk kelas 4, 5 dan 6 sampai pukul 14.30. Biasanya orang tua murid kelas 6 menanyakan masalah anaknya saat jam istirahat juga jam pulang sekolah namun selain diluar jam tersebut di SD Fajar Islami orang tua muridnya bisa berkomunikasi saat kegiatan di luar jam belajar misalnya saat filedtrip, saat penerimaan raport atau saat pertemuan awal semester dan masih banyak kegiatan lainnya yang mendukung proses komunikasi antara guru dan wali murid. Waktu untuk berkomunikasi di SD Fajar Islami memang lebih banyak dibandingkan sekolah lainnya, karena dalam satu semester SD Fajar Islami memiliki lebih dari tiga kegiatan Kegiatan inipun bisa dijadikan ajang berkomunikasi oleh orang tua murid kepada wali kelas dan guru-gurunya. Selain itu guru-guru sekolah ini mengadakan kunjungan silaturahmi ke rumah anak-anak muridnya guna mendekatkan diri kepada kedua orang tua mereka. Program ini berjalan baru di tahun ajaran 2010-2011. Program ini juga dapat menjadikan guru lebih memahami karakter anak karena kita sebagai guru dapat melihat dan bertanya kepada orang tuanya tentang tingkah laku anak di rumah. program ini 45 juga kita jalani karena sebagian guru dari sekolah ini sudah melakukan analisa terhadap salah satu SDN di Jakarta dan hasilnya cukup positif walaupun ada sebagian wali murid yang keberatan dengan adanya program ini dikarenakan waktunya berbenturan dengan jadwal kerja mereka. Akhirnya kegiatan kunjungan untuk yang memiliki wali murid yang bekerja diganti harinya menjadi hari libur, agar semua anak-anak murid kita merasa di perhatikan semua dan tidak ada yang berpikir gurunya hanya perhatian terhadap salah seorang murid saja atau orang tua murid tertentu saja. Komunikasi antara guru dengan wali murid di SD Fajar Islami ada yang patut diteladani ada pula yang harus di hindari karena segala sesuatau memiliki kekurangan juga kelebihannya. Komunikasi bisa berlangsung dengan baik jika pesan yang disampaikan oleh komunikan kepada komunikator juga khalayak lainnya tanpa ada kesalah pahaman dan unsur yang negative.

2. Faktor penghambat komunikasi

Hambatan - hambatan komunikasi yang terjadi di sekolah dasar fajar islami yaitu :

a. Kurang Memaksimalkan Pertukaran Informasi

Manusia memiliki indra pendengar yaitu telinga dan alangkah baiknya jika kita mendengar informasi yang positif bukan yang negatif. Banyak hal atau informasi yang ada di sekeliling kita, namun tidak semua yang kita dengar harus langsung ditanggapi. Setiap informasi pasti harus dipertanggung jawabkan kebenarannya. Pada kasus di SD Fajar Islami sebagian besar dari wali murid hanya tertarik 46 mendengarkan cerita yang bukan fakta atau sekedar gosip yang belum tentu benar. orang tua murid yang ingin mengetahui kabar yang sebenarnya menyikapinya dengan menanyakan cerita atau informasi yang beredar kepada wali kelas atau guru yang bersangkutan karena mereka tahu dampak yang akan terjadi jika hanya sekedar mendengar saja. Ada pula beberapa orang tua murid yang pintar memanfaatkan situasi misalnya saat upacara hari senin pembina upacara pastinya menyampaikan info kegiatan untuk kegiatan 1 bulan atau 1 minggu. orang tua murid yang masih berada di depan sekolah biasanya mendengarkan info tersebut. Alangkah baiknya jika semua orang tua murid seperti itu jadi tidak mendengar informasi yang tidak benar saja namun masih banyak saja wali murid yang terpengaruh hanya dengan informasi yang belum tentu benar yang dampaknya akan terasa pada orang yang bersangkutan namun akan terasa pula oleh orang yang sudah menyebarkan info tidak benar tersebut karena akhirnya orang tua murid tidak percaya dengan apa yang ia sampaikan. 5

b. Kurang selektif dalam Memilih Informasi

Faktor penghambat yang kedua yang terjadi di SDS Fajar Islami yaitu orang tua murid kurang selektif dalam memilih informasi sehingga lebih percaya kepada orang yang menyampaikan pesan tanpa tahu kebenaran pesan tersebut dibandingkan mengetahui sumbernya langsung, yang mengakibatkan adanya perpecahan karena informasinya 5 Hasil wawancara dengan Devi Meilawati, wali murid kelas 6, Sabtu 12 Februari 2011, 10.00 WIB. 47 di abaikan dan bersikap “sok tahu” Hal seperti ini yang bisa membuat rusak komunikasi antara guru dengan orang tua muridnya. 6 Cara mengatasinya guru hanya bisa menjelaskan hal yang sebenarnya terjadi dan menegur orang yang sudah membuat rusak komunikasi tersebut.

c. Subyektivitas

Kita cenderung menilai siapa yang memberikan informasi. Jika ada anak kecil yang memberikan informasi tentang suatu hal, kita cenderung mengabaikannya. Pada kasus di SD Fajar Islami anak kecil atau anak murid sekolah ini ada yang melakukan hal yang tidak disukai oleh salah seorang guru pada saat pelajaran guru tersebut. Suasana di kelas tidak bisa dikondisikan sampai guru kelas tersebut menyamakan anak yang berbuat kegaduhan tersebut dengan setan maksudnya setan disini adalah sifat buruk karena gaduh saat pelajaran berlangsung adalah seperti sifatnya setan namun yang diterima oleh anak tersebut hingga menyampaikan kepada orang tuanya adalah kata-kata setan. Guru juga spontanitas mengucapkan seperti itu namun tidak bisa pula disalahkan karena maksud guru tersebut bukan berkata kasar tetapi ingin mengingatkan namun caranya saja yang salah. Hal ini menyebabkan kesalahpahaman komunikasi yang akhirnya orang tua murid yang tidak terima anaknya dibilang seperti itu datang ke sekolah dan menegur guru yang bersangkutan, karena guru tersebut melakukan kesalahan pada proses komunikasi akhirnya guru tersebut minta maaf 6 Hasil wawancara dengan Atik wina, wali murid kelas 6, Senin 7 Februari 2011, 20.00 WIB. 48 dan ternyata anak yang bersangkutan telah berbicara kasar juga saat minggu lalu dipelajaran yang sama. Dengan 2 kejadian itu orang tua murid pun agak sedikit terpukul ternyata bukan gurunya yang salah tetapi anaknya memang terlalu berlebihan dan suka mendramatisir bahkan bisa dibilang tidak sopan karena sudah menghina guru dengan nama binatang. Kejadian seperti ini bisa menimbulkan penilaian subyektifitas dan merusak komunikasi antara guru dan orang tua murid. 7

d. Kata yang berarti lain bagi orang yang berbeda.

Faktor ini bisa kita hubungkan dengan faktor sebelumnya yaitu kita sering mendengar kata yang artinya tidak sesuai dengan pemahaman kita. Seseorang menyebut akan datang sebentar lagi, mempunyai arti yang berbeda bagi orang yang menanggapinya. Sebentar lagi bisa berarti satu menit, lima menit, setengah jam atau satu jam kemudian. “Ada 3 orang setan di kelas ini” padahal artinya anak yang malas menulis sifatnya seperti setan. Kata yang seperti ini juga menjadi salah paham antara anak murid dan guru sehingga menyebabkan orang tua murid tidak bisa menerima jika anaknya dibilang seperti setan yang akhirnya setelah dijelaskan barulah orang tua murid ini mengerti. 8 7 Hasil wawancara dengan Atik wina, wali murid kelas 6, Senin 7 Februari 2011, 20.00 WIB. 8 Hasil wawancara dengan Alifah, guru bhs. Inggris kelas 6, Senin 7 Februari 2011, 18.30 WIB. 49

e. Sinyal nonverbal yang tidak konsisten.

Gerak-gerik kita ketika berkomunikasi tidak melihat kepada lawan bicara, tetap dengan aktivitas kita pada saat ada yang berkomunikasi dengan kita, mempengaruhi proses komunikasi yang berlangsung. Faktor seperti ini juga ada di SDS Fajar Islami karena sebagai guru jika ada muridnya yang salah pasti akan dinasehati namun ada saja murid yang selalu menjawab jika sedang dinasehati seolah- olah murid tersebut tidak menghargai apa yang dikatakan oleh ibu atau bapak guru. Pada situasi tersebut sebagai guru kita juga harus mengetahui karakter anak seperti apa mungkin saja cara kita menegurnya salah atau karena anak itu takut bukannya menjawab malah menangis. Tingkat kesabaran guru juga di uji saat menangani faktor hambatan yang satu ini. 9

f. Pengaruh emosi.

Pada keadaan marah, seseorang akan kesulitan untuk menerima informasi. apapun berita atau informasi yang diberikan, tidak akan diterima dan ditanggapinya. Faktor yang satu ini salah satu wali murid SD Fajar Islami merasa dirugikan oleh keegoisan semata karena orang tua murid tersebut terlalu overprotektif dengan anaknya sehingga apapun yang terjadi di kelas langsung ditanyakan saat itu juga dan menegur teman anaknya langsung tidak melalui perantara guru. Sikap seperti itu juga merugikan pihak guru karena teman yang ditegur 9 Hasil wawancara dengan Alifah, wali kelas 4, Senin 7 Februari 2011, 18.30 WIB. 50 biasanya membicarakan apa yang terjadi dengan orang tuanya dan saat itu pula menegur pihak sekolah karena pengaruh emosi orang tua murid yang sudah menegur langsung tanpa memberi tahu kepada wali kelas yang ada namun tidak bisa pula disalahkan orang tua murid yang langsung menegur anak yang sudah buat sedikit ulah karena mungkin saat itu kurangnya perhatian dari guru kelasnya dan orang yang sudah terpengaruh emosi biasanya sudah tidak bisa menahan amarahnya sehingga anak yang berbuat ulah seketika itu pula dimarahinya.

g. Pemanfaatan Teknologi Media Yang Belum Maksimal

Media yang sudah ada salah satunya adalah telepon seluler yang bisa di manfaatkan guru dan orang tua murid dalam menjalin komunikasi selama ini. Buku penghubung yang tersedia belum bisa menjadi media yang efektif dalam menjalin komunikasi antara guru dengan orang tua murid karena belum semua orang tua murid menyadari betapa pentingnya komunikasi antara guru dengan orang tua murid. Alasan yang paling banyak diucapkan oleh orang tua murid yaitu mereka sibuk bekerja dan tidak memiliki waktu luang untuk sekedar memeriksa buku anak-anak mereka sendiri. 10 Berbeda denga para ibu rumah tangga mereka lebih banyak waktu di rumah sehingga bisa memanfaatkan buku penghubung dengan sebaik-baiknya. Telepon seluler juga bisa menjadi penghambat dalam proses komunikasi, ini banyak terjadi salah informasi atau mist communication antara guru 10 Hasil wawancara dengan Atik wina, wali murid kelas 6, Senin 7 Februari 2011, 20.00 WIB. 51 dengan orang tua murid. orang tua murid biasanya lebih percaya dengan kata orang tua murid yang lain daripada mulut guru-guru di sekolah dalam beberapa hal. Maka kesalahpahaman dalam berkomunikasi sering terjadi dalam telepon selular ataupun media lainnya. Media lain yang belum bisa di operasikan dengan baik yaitu media internet. Media ini belum bisa dgunakan dengan baik di SD ini karena belum ada guru khusus untuk melayani proses komunikasi dalam media internet ini. Situs sekolah sudah kita miliki, namun untuk fasilitas internet memang belum tersedia. Selama ini guru-guru masih memakai alat penyambung ke internet atau yang disebut dengan modem.

h. Keterbatasan sarana

Keterbatasan sarana juga menjadi faktor penghambat jalannya komunikasi. Sarana yang mendukung membuat komunikasi lebih baik dan antara komunikar juga komunikator pun bisa menyampaikan pesannya dengan baik. Mulai tahun ajaran 2011 sarana untuk berkomunikasi di renovasi karena ada beberapa alasan yang akhirnya menyebabkan orang tua murid tidak suka berlama-lama di sekolah. Wali kelas dan guru pun rela berpanas-panasan jika ada orang tua murid yang menanyakan kondisi anaknya di kelas. Tamu dari instansi- instansi dan sekolah-sekolah yang ingin ke sekolah pun masih harus menunggu di bawah pohon jika ada tamu di dalam ruang kepala sekolah. Kelas yang panas juga bisa menghambat terjadinya 52 komunikasi, dikarenakan kurang perhatiannya pihak yayasan terhadap sekolah padahal sudah ada perencanaan awal jika fasilitas yang ada di dalam kelas dalam waktu 3 bulan sekali harus dbersihkan atau di service namun semua itu hanya dilaksanakan jika fasilitasnya sudah rusak atau jika ada salah seorang orang tua murid yang komplain masalah fasilitas kelas.

i. Tim pengajar yang kurang perhatian

Guru adalah orang tua saat di sekolah namun masih banyak anak yang merasa kurang diperhatikan oleh wali kelas dan gurunya akibatnya anak menjadi berontak di kelas atau sering terjadi pertengkaran kecil yang menyebabkan kesalahpahaman dalam komunikasi antara guru dengan orang tua murid. Saat pulang sekolah juga guru seharusnya menunggu anak-anak yang pulang di depan pintu agar bisa terkontrol siapa yang sudah pulang atau belum. Tetapi masih saja ada beberapa guru yang belum melakukannya, Sehingga inilah faktor utama penghambat komunikasi guru dan orang tua murid. 11 Penanggulangan terhadap guru yang kurang perhatian juga sudah di lakukan antara lain guru piket wajib menegur para guru khususnya wali kelas yang masih duduk di ruang guru saat anak-anak pulang. Dan dengan teguran seperti itu bisa mempengaruhi nilai akhlak guru di depan kepala yayasan juga kepala sekolah. Karena jika anak tidak 11 Hasil wawancara dengan Devi Meilawati, wali murid kelas 1, Sabtu 12 Februari 2011, 10.00 WIB. 53 terkontrol saat pulang dan ada kejadian dengan anak tersebut maka pihak sekolahlah yang akan bertanggung jawab. Guru merupakan salah satu faktor keberhasilan pendidikan dimana tugasnya adalah sebagai pelaksana kegiatan di sekolah yang amat dibutuhkan bagi keberhasilan tujuan pendidikan. 12 Kurangnya perhatian guru terhadap orang tua muridnya menjadi bahasan orang tua murid saat melihat anaknya mendapat nilai yang rendah dibandingkan anak yang mendapat pelajaran tambahan atau les dengan wali kelas atau guru bidang studi di sekolah ini. Hal ini terjadi karena rasa kasihan terhadap salah satu atau beberapa muridnya yang masih kurang dalam prestasinya tetapi dampak buruknya mengenai guru juga anak murid yang bersangkutan. Menurut beberapa orang tua murid yang di wawancarai anaknya tidak mengikuti les dengan guru-guru di sekolah itu dan suatu ketika ada ulangan harian yang tidak diinfokan sebelumnya. Anak tersebut merasa kecewa karena apa yang telah dipelajarinya tidak ada yang keluar materinya dan ternyata 50 dari soal-soal ulangan tersebut soalnya sudah diberikan kepada anak yang mengikuti les tambahan sedangkan yang belajar dengan sungguh-sungguh akhirnya kecewa, ini sebuah contoh kasus yang terjadi beberapa bulan yang lalu. 12 Rahasia Menjadi Guru, artikel ini di ambil dari www.gurukreatif.com 54 Namun ada pula yang mengatakan perhatian wali kelas adalah wujud sogokan belaka bukan tugas dari seorang guru. 13 Hal ini bisa terjadi ketika orang tua murid tidak bisa berpikir secara logika karena hanya mengira atau menebak saja. Kurangnya komunikasi antara wali kelas dan orang tua murid pun bisa menjadi salah satu faktor yang menghambat dan menjadi salah arti. Padahal pada awal rapat tahun ajaran baru diberi tahukan kepada seluruh orang tua murid bahwa selama kegiatan belajar mengajar segala apapun yang terjadi adalah kewajiban seorang guru atau wali kelas untuk melakukan tugasnya. Jam pulang sekolah masih dalam tanggug jawab guru apalagi saat anak murid belum ada yang menjemput, bukan hanya OB yang bertanggung jawab untuk menjaga keamanan sekolah namun sungguh amat disayangkan saat para guru masuk ke dalam kelas untuk melihat anak muridnya sudah pulang atau belum ada saja obrolan di luar sana bahwa guru yang seperti itu hanya mencari perhatian orang tua saja. Orang tua seperti ini selalu bersikap manis di depan wali kelasnya ternyata di luar jam sekolah dia menceritakan apapun tentang wali kelasnya. 14 13 Hasil wawancara dengan Devi Meilawati, wali murid kelas 6, Sabtu 12 Februari 2011, 10.00 WIB. 14 Hasil wawancara dengan Devi Meilawati, wali murid kelas 6, Sabtu 12 Februari 2011, 10.00 WIB. 55 BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan