commit to user
74
Alasan penahanan sebagaimana tersebut dalam pasal 21 ayat 1 KUHAP di atas sering disebut sebagai syarat subyektif penahanan.
Alasan ini hanya ada dalam pikiran penyidik namun sangat menentukan nasib seseorang. Berdasarkan KUHAP alasan ini sah-sah
saja dan hanya dipunyai oleh aparat penegak hukum dalam hal ini penyidik tanpa bisa diganggu gugat.
Alasan penahanan sebagaimana tersebut dalam tersebut dalam pasal 21 ayat 4 KUHAP diatas sering disebut sebagai syarat obyektif
penahanan. Disebut obyekti karena telah secara limitatif memberikan batasan yang jelas terhadap tindak pidana apa saja yang dapat
dilakukan penahanan. Karena Tindak Pidana Korupsi diancam dengan pidana penjara lima tahun, maka ia telah memenuhi syarat subyektif.
f. Pemberkasan
Berdasarkan pasal 50 ayat 1 Undang-undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Korupsi, pada awal penyidikan
sebelum dilakukannya pemberkasan penyidik Kejaksaan harus memberitahukan kepada Komisi Pemberantasan Korupsi paling lambat
14 hari kerja terhitung sejak tanggal dimulainya penyidikan. Pasal 50 ayat 1 Undang-undang Nomor 30 Tahun 2002
” dalam hal suatu Tindak Pidana Korupsi terjadi dan Komisi Pemberantasan Korupsi belum melakukan penyidikan, sedangkan
perkara tersebut telah dilakukan penyidikan oleh Kepolisian atau kejaksaan, instansi wajib memberitahukan kepada Komisi
Pemberantasan Korupsi paling lambat 14 empat belas hari kerja terhitung sejak tanggal dimulainya penyidikan”.
Setelah semua tahap yang diuraikan diatas dilalui, maka penyidik dengan kekuatan sumpah jabatan segera melakukan
pemberkasan terhadap hasil penyidikan. Sesuai dengan pasal 121 KUHAP Berita Acara yang terangkum dalam Berkas Perkara memuat
persyaratan sebagai berikut :
commit to user
75
• Memberi tanggal pada berita acara. • Memuat tindak pidana yang disangkakan dengan menyebut
waktu, tempat, dan keadaan sewaktu tindak pidana dilakukan, nama dan tempat tinggal tersangka dan saksi-saksi,
keterangan mengenai tersangka dan saksi umur, kebangsaan, agama, dan lain-lain .
• Catatan mengenai akta dan atau benda. • Serta segala sesuatu yang dianggap perlu untuk kepentingan
penyelesaian perkara. Tahap selanjutnya semua berkas tersebut dijilid dengan rapi
oleh peyidik Kejaksaan Negeri. Berkas tersebut memuat antara lain ; 1. Sampul berkas perkara
2. Daftar isi berkas perkara 3. Resume
4. Laporan polisi 5. Surat perintah penyidikan
6. Surat pemberitahuan dimulainya penyidikan SPDP 7. Berita acara pemeriksaan saksi
8. Berita acara pemeriksaan tersangka 9. Surat kuasa khusus didampingi penasehat hukum
10. Surat perintah penangkapan 11. Berita acara penangkapan
12. Surat perintah penyitaan 13. Surat tanda penerimaan
14. Berita acara penahanan 15. Permintaan persetujuan ijin penyitaan
16. Surat ketetapan persetujuan ijin penyitaan 17. Surat perintah penahanan
commit to user
76
18. Berita acara penahanan 19. Permintaan perpanjangan penahanan
20. Surat perpanjangan penahanan 21. Surat perintah perpanjangan penahanan
22. Berita acara perpanjangan penahanan 23. Daftar saksi
24. Daftar tersangka 25. Daftar barang bukti.
Setelah semua berkas perkara dijilid dengan rapi, maka tahap selanjutnya semua berkas tersebut diserahkan kepada Penuntut
Umum untuk dilakukan penuntutan.
B. HASIL WAWANCARA