Komisi Pemberantasan Korupsi KPK

commit to user 32 dalam ketentuan pasal 30 UU Nomor 31 tahun 1999 yang disebutkan antara lain “ “ Penyidik berhak membuka, memeriksa, dan menyita surat dan kiriman melalui pos, telekomunikasi, atau alat lainnya yang dicurigai mempunyai hubungan dengan perkara tindak pidana yang sedang diperiksa”.

3. Komisi Pemberantasan Korupsi KPK

KPK ini terbentuk berdasarkan amanat Undang-undang No.30 tahun 2002 , KPK dalam melaksanakan tugas dan wewenang bersifat independent dan bebas dari pengaruh kekuasaan manapun. Berdasarkan undang-undang tersebur, KPK memiliki kewenangan atribusi karena telah ditentukan dalam perundang-undangan, yang mempunyai tugas sangat luas, bukan hanya tugas penyelidikan dan penyidikan, tetapi juga tugas lain yang strategis dan sama pentingnya dalam upaya pemberantasan korupsi. Tugas KPK yang pertama adalah Koordinasi dengan berbagai instansi yang berwenang melakukan pemberantasan tindak pidana korupsi, seperti Kejaksaan dan Kepolisian serta badan-badan lain yang berkaitan seperti BPK, BPKP, Inspektorat Jendral dan Badan Pengawasan Daerah. Pelaksanaan koordinasi KPK, adalah menjaga agar pelaksanaan undang- undang tidak saling tumpang tindih. Bersama instansi yang telah ada dapat disusun suatu jaringan kerja networking dan menempatkan instansi yang telah ada sebagai Counterpartner yang kondusif sehingga sehingga pemberantasan korupsi dapat dilaksanakan secara efisien dan efektif. 29 Tugas Koordinasi, meliputi : a. Mengkoordinasikan penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan korupsi; b. Menetapkan sistem pelaporan dalam kegiatan pemberantasan korupsi; c. Meminta informasi tentang kegiatan tentang kegiatan pemberantasan korupsi kepada instansi yang terkait; d. Melaksanakan dengar pendapat atau pertemuan dengan instansi yang terkait; 29 Ruslan, Fungsi Koordinasi Komisi Pemberantasan Korupsi KPK, available at Bening Kliping Edisi 320 Minggu II Agustus 2004, dikutip dari pikiran Rakyat, 31 Juli 2004, hal. 20. commit to user 33 e. Meminta laporan instansi terkait mengenai pencegahan korupsi. Tugas koordinasi ini, dalam keadaan tertentu dapat berkembang ke tugas supervisi seperti melakukan pengawasan, penelitian atau penelaahan terhadap instansi, yang menjalankan tugas dan wewenang di bidang pemberantasan tindak pidana korupsi dan selanjutnya dengan alasan tertentu dapat mengambil alih tugas dan wewenang institusi tersebut. Terkait dengan hal ini kewengan KPK adalah terkait dan bebas, artinya disatu sisi KPK adalah pelaksana dari pada Undang-undang, tetapi disatu sisi sesuai dengan tugas lapangan, KPK berhak membuat langkah-langkah lebih konkrit sesuai dengan tugasnya yang telah diamanatkan Undang-undang. Selain itu KPK bertugas juga untuk memantau instansi yang melaksanakan pelayanan publik. Pengambilalihan tugas penyidikan dan penuntutan oleh KPK tersebut, dengan pertimbangan : • Laporan masyarakat mengenai tindak pidana Korupsi yang tidak ditindak lanjuti. • Proses penanganan tindak pidana korupsi secara berlarut-larut atau tertunda-tunda tanpa alasan yang dapat dipertanggungjawabkan. • Penanganan tindak pidana korupsi ditujukan untuk melindungi pelaku tindak pidana korupsi yang sesungguhnya. • Penanganan tindak pidana korupsi mengandung unsur korupsi. • Hambatan penanganan tindak pidana korupsi karena campur tangan dari eksekutif, yudikatif atau legislatif, atau • Keadaan lain yang menurut pertimbangan kepolisian atau kejaksaan, penanganan tindak pidana korupsi sulit dilaksanakan secara baik dan dapat dipertanggungjawabkan. commit to user 34

3. Teori Penegakan Hukum