commit to user
88
Tindak Pidana Korupsi dapat ditafsirkan di dalam Pasal 39 ayat 1, pasal 44 ayat 3,4, dan pasal 50.
b. Penegak Hukum Birokrat
Sebagai fenomena sosial, hukum tidak berdiri sendiri, tetapi bertautan dengan subsistem lainnya. Tidak berlebihan apabila dikatakan bahwa tatanan
hukum dibangun diantara dua rentang tatanan lainnya, yaitu tatanan kesusilaan dan tatanan kebiasaan. Meskipun tatanan hukum tidak
sepenuhnya cerminan dari tatanan kebiasaan atau realitas sosial law as mirro of sociey, namun hukum belum sepenuhnya dapat melepaskan diri
dari tatanan kebiasaan. Dengan ungkapan lain, proses penjauhan dan pelepasan diri dari tatanan kebiasaan belum berjalan secara seksama
53
. Di sisi lain, penerapan suatu sistem hukum yang tidak berasal atau
ditumbuhkan dari kandungan masyarakat merupakan masalah, khususnya dinegara-negara yang sedang berubah karena terjadi ketidaksesuaian antara
nilai-nilai yang menjadi pendukung sistem hukum dari negara lain dengan nilai-nilai yang dihayati oleh anggota masyarakat itu sendiri.
Robert Seidman menyatakan hukum menyatakan para pemegang peran mampu memberikan motifasi, baik yang berkehendak untuk
meyesuaikan diri dengan norma conform maupun yang berkehendak untuk menyesuaikan diri dengan keharusan norma nonconform
54
. Seorang penegak hukum, sebagaimana halnya dengan warga
masyarakat lainnya, lazimnya mempunyai beberapa kedudukan dan peranan sekaligus. Dengan demikian tidaklah mustahil, bahwa antara pelbagai
kedudukan dan peranan timbul konflik status conflik dan conflik of roles. Kalau didalam kenyataannya terjadi suatu kesengajaan antara peranan yang
53
Satjipto Rahardjo, 2006. Loc,cit. hlm.17.
54
Ibid, hlm. 42
commit to user
89
seharusnya dan peranan yang sebenarnya dilakukan atau peranan aktual, maka terjadi suatu kesengajaan peranan role-distance.
Penegak hukum merupakan golongan panutan dalam masyarakat, yang hendaknya mempunyai kemampuan-kemampuan tertentu, sesuai dengan
aspirasi masyarakat. Mereka harus dapat berkomunikasi dan mendapatkan pengertian dari golongan sasaran, disamping mampu membawakan atau
menjalankan peran yang dapat diterima oleh mereka. Kecuali dari itu, maka golongan panutan harus dapat memanfaatkan unsur-unsur pola tradisional
tertentu, sehingga menggairahkan partisipasi dari golongan sasaran atau masyarakat luas.
Halangan-halangan yang mungkin dijumpai pada penerapan peranan yang seharusnya dari golongan panutan atau penegak hukum, mungkin
berasal dari dirinya sendiri atau dari lingkungan. Halangan-halangan yang memerlukan penanggulangan tersebut, adalah :
1. Keterbatasan kemampuan untuk menempatkan diri dalam peranan pihak lain dengan siapa dia berinteraksi.
2. Tingkat aspirasi yang relatif belum tinggi. 3. Kegairahan yang sangat terbatas untuk memikirkan masa depan, sehingga
sulit sekali untuk membuat suatu proyeksi. 4. Belum adanya kemampuan untuk menunda pemuasan suatu kebutuhan
tertentu, terutama kebutuhan material. 5. Kurangnya daya inovatif yang sebenarnya merupakan pasangan
konservatisme. Dari uaraian tersebut dapat di temukan adanya problematika dalam
proses penyidikan tindak pidana korupsi yang berasal dari penegak hukum yaitu :
commit to user
90
1. Terdapatnya penghentian Penyidikan