Kurang Profesionalnya Jaksa Terbatasnya jumlah personil penyidik dari kejaksaan. Manajemen sumber daya manusia

commit to user 91 Penghentian penyidikan atas dasar alasan demi hukum pada pokoknya sesuai dengan alasan-alasan hapusnya hak menuntut dan hilangnya hak menjalankan pidana yang diatur dalam Bab VIII Kitab Undang- undang Hukum Pidana sebagaimana yang dirumuskan dalam ketentuan pasal 76, 77, 78, antara lain : 1 Nebis in idem, seseorang tidak dapat lagi dituntut untuk yang kedua kalinya atas dasar perbuatan yang sama, terhadap mana atas perbuatan itu orang yang bersangkutan telah pernah diadili dan telah diputus perkaranya oleh Hakim atau pengadilan yang berwenang untuk itu di indonesia, serta putusan itu telah memperoleh kekuatan hukum tetap. 2 Tersangka meninggal dunia pasal 77 Kitab Undang-undang Hukum Pidana. Dengan meninggalnya tersangka, dengan sendirinya penyidikan harus dihentikan. Hal ini sesuai dengan prinsip hukum yang berlaku universal pada abad modern, yakni kesalahn tindak pidana yang dilakukan oleh seseorang adalahh menjadi tanggung jawab sepenuhnya dari pelaku yang bersangkutan. 3 Karena kadaluwarsa, seperti yang dijelaskan dalam pasal 78 KUHP, apabila telah dipenuhi tenggang waktu penutupan seperti yang diatur dalam pasal 78 KUHP dengan sendirinya menurut hukum penuntutan terhadap pelaku tindak pidana tidak boleh lagi dilakukan.

2. Kurang Profesionalnya Jaksa

Kejaksaan Negeri karanganyar dinilai kurang profesional dalam menjalankan tugasanya dalam menangani kasus korupsi. Hal ini dapat dilihat dalam kasus dugaan korupsi dana peningkatan kerja DPRD kabupaten Karanganyar senilai 450 juta. Berkas perkara dari Polres karanganyar sempat dikembalikan sampai lima kali. Padahal menurut commit to user 92 Purwanto selaku kepala Pengadilan Negeri Karangnyar mengemukakan bahwa pihaknya sebagai aparat penegak hukum menilai Kejaksaan Negeri karangnyar tidak profesional dalam menangani kasus dugaan korupsi tersebut. Menurut dia semua kasus harua ada akhirnya, dan tidak bisa dikatung-katungkan begitu saja 55 . Selain itu masih adanya yang masih bisa disuap.

3. Terbatasnya jumlah personil penyidik dari kejaksaan.

Adanya keterbatasan jumlah personil penyidik Kejaksaan menjadikan suatu problematika dari penyidikan, karena proses penyidikan yang diharapkan bisa segera selesai dilaksanakan tetapi karena kurangnya jumlah personil penyidik maka proses penyidikan tidak bisa selesai dengan cepat. Sebagaimana diketahui bahwa jumlah anggota penyidik kejaksaan karanganyar sendiri hanya 11 orang, padahal di setiap tahun kasus korupsi yang terjadi di Kabupaten karanganyar lebih dari 10 kasus. Hal ini menyebabkan terjadinya beban berat dalam proses penyidikan sehingga penyidikan berjalan dengan lambat atau bahkan penyidikan kasus korupsi teresbut berhenti ditempat.

4. Manajemen sumber daya manusia

Sebagai penyidik, kurang profesionalitas dan terspesialisasi, kecermatan dan kecepatan suatu tim dalam menyelesaikan penyidikan suatu kasus yang dikualifikasikan sebagai suatu tindak pidana korupsi didukung dengan kemampuan masing-masing individu penegak hukum atau petugas. Jadi diharapkan agar penyidik tindak pidana korupsi tersebut benar-benar merupakan seseorang yang profesional, tepat dan cermat dalam menangani penyidikan kasus korupsi. 55 Purwanto, Kompas, 24 Oktober 2003 commit to user 93

3. Faktor Sarana atau Fasilitas.